Anda di halaman 1dari 5

KAJIAN AHLAK

(AHLAK KEPADA SESAMA , HABLUM MINANNAS)

KD.1 literasi memahami dan mengamalkan berbagai kontek berprilaku mulia


terhadap sesama.

Tujuan :
1) Peserta Smart Tren terdiri (siswa/siswi) mampu menampilkan sikap atau
akhlak mulia dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2) Peserta Smart Tren terdiri (siswa/siswi) mampu menghindari sikap tercela,
baik Bullying, perbal non perbal, mencela ataupun memfitah serta Gibah.
3) Peserta Smart Tren terdiri (siswa/siswi) mampu untuk memanfaatkan
media sosial dengan adab-adab yang baik dan menghindari komen-komen
negatif serta menghindari berita-berita Hoak.

Kegiatan Inti :
a) Berd’oa sebelum belajar
b) Tadarus bersama . Qs. Al-Muthaffifiin
c) Siswa di arahkan untuk berdzkir dan bertaubat dan ditutup dengan
shalawat jibril . semuanya minimal masing-masing 11 x

Dibaca 11 X

Dibaca 11 X
Istighfar

d) Siswa diberikan pemahaman tentang akhlak mulia seperti larangan bicara


kasar ataupun nama binatang yang najis.
e) Siswa diberikan kesempatan untuk dibentuk kelompok diskusi terhadap
materi akhlak tercela seperti Bullying, Fitnah, Gibah, dan adab bermedia
sosial terhadap komen-komen negatif serta Hoak.
f) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas minimal 5 menit.
g) Evaluasi ( siswa diberikan pertanyaan yang sudah disedikan oleh
pemateri).
MATERI

LARANGAN BERKATA KOTOR (KASAR/BULLYING)

Ajaran Islam sudah banyak menjelaskan tentang larangan berkata


kasar. Rasulullah SAW menyebut orang yang berkata kotor dan buruk seperti
mengutuk, menghina, mengejek, atau perkataan kotor bukan seorang
mukmin yang sempurna.
Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud RA yang mengutip sabda Rasulullah
SAW,

ِ‫ِيء‬ ْ ‫اح ِش‬


ِ ‫ِالِبَد‬ ْ ‫ِو ََل‬
ِ َ‫ِالف‬ ٍ َّ‫ِو ََلِبِاللَّع‬
َ ‫ان‬ َ ‫ان‬
ٍ َّ‫الطع‬ ْ ‫ْس‬
َّ ِ‫ِال ُمؤْ ِم ُنِب‬ َ ‫لَي‬
Artinya: "Bukanlah seorang mukmin yang sempurna, yang suka
mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor." (HR Ahmad, Bukhari, dan
Tirmidzi)

Redaksi lainnya dalam hadits yang hasan menyebutkan, "Orang mukmin


bukanlah orang yang suka mencela, bukan pula orang yang suka melaknat,
bukan orang yang berkata keji, dan bukan pula orang yang suka berkata
kotor." (HR At Tirmidzi)

Menurut Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4 oleh Abu Usamah Salim


terjemahan M Abdul Ghoffar, hadits di atas menunjukkan, berkata-kata kotor
termasuk perbuatan tercela. Umat Islam diminta untuk meninggalkannya
sebab perbuatan tersebut dapat rentan menjerumuskan orang untuk
melakukan hal-hal negatif, tercela, dan menodai kehormatan.

Sebaliknya, Rasulullah SAW menekankan rasa malu bagi tiap muslim. Rasa
malu dapat meninggalkan semua perbuatan tercela dan menjauhkan dari hal-
hal negatif.
Riwayat lain bersanad shahih oleh Al Albani menyebutkan hal serupa.
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash yang mengutip sabda Rasulullah SAW,

ُ ‫سا ِن ِهِ َك َماِتَتَخَلَّلُِال َبقَ َرِة‬


َ ‫ِالر َجا ِلِالَّذِيِ َيتَخَلَّلُِ ِب ِل‬
ِ َ‫َِمن‬ ُ ‫ِإ َّنِهللاِِيُ ْب ِغ‬
ِ ‫ضِال َب ِليغ‬
Artinya: "Sungguh, Allah membenci orang yang sok fasih dalam berbicara,
yaitu orang yang memainkan lidahnya seperti seekor sapi sedang memainkan
lidahnya." (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Selain itu, disebutkan Allah SWT tidak menyukai orang bersuara keras
dan kasar karena merupakan wujud keangkuhan dan kesombongan. Hal ini
termaktub dalam surah Luqman ayat 18-19,

(18) ‫َِلِي ُِحبُّ ِ ُك َّلِ ُم ْخت َا ٍلِفَ ُخ ْو ٍِر‬ َ ‫ضِ َم َر ًح ۗاِا َِّن ه‬
َ ‫ِّٰللا‬ ْ ِ‫ِشِف‬
ِ ‫ىِاَلَ ْر‬ ِ ‫ِو ََلِت َْم‬
َ ‫اس‬ َ ُ ‫َو ََلِت‬
ِ َّ‫ص ِع ْرِ َخ َّدكَ ِ ِللن‬
(19) ‫ْر‬ ْ ُ‫ص ْوت‬
ِِ ‫ِال َح ِمي‬ َ َ‫ص َواتِِل‬ ْ َ‫ِاَل‬ْ ‫ص ْوت ِۗكَ ِا َِّنِا َ ْن َك َر‬
َ ِ‫ِم ْن‬ِ ‫ض‬ ُ ‫ِوا ْغ‬
ْ ‫ض‬ َ َ‫صدِْفِ ْيِ َم ْشيِك‬ ِ ‫ِࣖوا ْق‬
َ
Artinya: Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai."

Berbicara Sesuai Prinsip Komunikasi Islami

Sebaliknya, Islam mengajarkan prinsip qaulan layyina. Qaulan layyina


adalah merupakan satu jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang
dikategorikan sebagai kaidah, etika, dan prinsip-prinsip komunikasi Islami.

Berkenaan dengan prinsip ini, Allah SWT berfirman dalam surah Taha ayat
44,

‫فَقُ ْو ََلِلَهٗ ِقَ ْو ًَلِلَّيِنًاِلَّعَلَّهٗ ِ َيتَ َذ َّك ُرِاَ ْوِ َي ْخ ٰشى‬


Artinya: Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan perkataan
yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.

Dikutip dari buku Komunikasi Terapeutik Bernuansa Islami oleh Nina


Siti Salmaniah Siregar, qaulan layyina adalah prinsip berbicara yang lemah
lembut dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan hingga
dapat menyentuh hati pendengarnya. Disebutkan komunikasi Islam berupaya
agar penerima pesan menerima informasi dari pembicara dengan baik.

Qaulan layyina juga merujuk pada berbicara dengan nada sederhana,


suara jelas, mata berbinar, dan wajah yang simpatik.Sebaliknya ada larangan
dalam melakukan komunikasi berprinsip qaulan layyina yakni, larangan
berkata keras dengan nada tinggi yang mendatangkan emosi berlebihan dan
larangan berkata dengan kontotasi yang kotor hingga menimbulkan rasa sakit
pada orang lain

Larangan tentang ghibah ini juga tertuang jelas dalam Al Qur'an surat Al
Hujurat ayat 12 yang berbunyi sebagai berikut:

ِ‫ض ِۗا ِاَي ُِحبُّ ِا َ َح ُد ُك ْم‬


ً ‫ض ُك ْم ِ َب ْع‬
ُ ‫اِو ََلِِ َي ْغتَبْ ِ َّب ْع‬
َ ‫س ْو‬ ُ ‫س‬ َّ ‫ِو ََل ِتَ َج‬ َّ ‫ظ ِن ِاِثْ ٌم‬َّ ‫ض ِال‬
َ ‫ظ ِّۖ ِن ِا َِّن ِ َب ْع‬ ِ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َهاِالَّ ِذيْنَ ِٰا َمنُواِاجْ تَنِب ُْواِ َكثِي ًْر‬
َّ ‫اِمنَ ِال‬
‫ِر ِح ْي ٌِم‬ َ ‫واِّٰللاِۗا َِّن ه‬
َّ ٌ‫ِّٰللاِت ََّواب‬ َ ‫ِواتق ه‬ ُ َّ ۗ ُ ً َ ُ ْ
َ ُ‫ا َ ْنِيَّأكلَِلحْ َمِا َ ِخ ْي ِهِ َم ْيتاِفَك َِر ْهت ُم ْوه‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah prasangka, sesungguhnya


sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."

Sebagaimana yang tertulis pada ayat tersebut, larangan ghibah terlihat jelas
pada kalimat "Janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang
lain". Lebih lanjut dijelaskan, ghibah ibarat memakan daging saudara sendiri
yang telah mati.
LARANGAN GIBAH
Pengertian ghibah juga dijelaskan oleh Rasulullah SAW pada salah
satu hadits yang diriwayatkan Abu Daud:

Dari abu Hurairah berkata. "Rasulullah pernah mendapat pertanyaan,


"Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah?" Rasulullah
menjawab: "Engkau menyebut tentang saudaramu yang tidak ia sukai."
Rasulullah ditanya lagi, "Bagaimana pendapatmu jika apa yang ada pada
saudaraku sesuai dengan yang aku katakan?" Rasulullah menjawab: "Jika
apa yang engkau katakan itu memang benar benar ada maka engkau telah
berbuat ghibah, namun jika tidak maka engkau telah berbuat fitnah." (HR. Abu
Daud 4231) Ghibah dan fitnah, keduanya merupakan perilaku tercela. Hanya
saja yang membedakan adalah benar atau tidaknya apa yang dibicarakan.
Larangan ghibah disebut pada hadits lainnya, Nabi Muhammad SAW
bersabda: "Barang siapa menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah
akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat." (HR.
Tirmidzi 1854)
Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka yang menjauhi
perbuatan ghibah akan dijanjikan Allah keselamatan dari api neraka saat hari
kiamat kelak. Sebegitu tercelanya perbuatan ghibah.
LARANGAN BULLYING
Dalam perspektif Islam, tindakan perundungan (bullying) dianggap
sebagai perbuatan yang sangat tercela. Islam adalah agama yang
menghormati nilai-nilai kemanusiaan, termasuk prinsip untuk menghormati
dan peduli terhadap sesama manusia. Oleh karena itu, Islam melarang
segala bentuk perilaku yang dapat menyakiti atau merendahkan orang lain,
termasuk perundungan. Hal itu sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa
Ta'ala dalam Surah Al-Hujurat ayat 11:

ِ‫ِو ََل‬ ِ ‫عسٰ ٰٓ ى ِا َ ْن ِيَّ ُك ْونُ ْوا ِ َخي ًْرا‬


َ ‫ِم ْن ُه ْم‬ َ ِ ‫ِم ْن ِقَ ْو ٍم‬ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها ِالَّ ِذيْنَ ِٰا َمنُ ْوا‬
ِ ‫َِل ِيَ ْسخ َْر ِقَ ْو ٌم‬
ِ‫ِو ََل‬َ ‫س ۤ ُك ْم‬ َ ُ‫ِو ََل ِت َ ْل ِم ُز ْٰٓوا ِا َ ْنف‬
َ ‫ِم ْن ُه َّن‬ ِ ‫س ۤاءٍ ِ َعسٰ ٰٓى ِا َ ْن ِيَّ ُك َّن ِ َخي ًْرا‬َ ِ‫ِن ِن‬ ِ ‫س ۤا ٌء‬
ْ ‫ِم‬ َ ِ‫ن‬
ِ‫ول ِٕى َك ِ ُه ُم‬ٰ ُ ‫ِو َم ْن ِلَّ ْم ِيَتُبْ ِفَا‬ َ ‫ان‬ ِ ْ ‫س ْو ُق ِبَ ْع َد‬
ِ ‫ِاَل ْي َم‬ ْ ‫ِاَل ْس ُم‬
ُ ُ‫ِالف‬ ِ ‫س‬ ِ ۗ ‫تَنَابَ ُز ْوا ِبِ ْاَلَ ْلقَا‬
َ ْ‫ب ِبِئ‬
‫ه‬
َِ‫الظ ِل ُم ْون‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok
mengolok-olok kelompok lain, karena mungkin kelompok yang diejek itu lebih
baik dari yang mengolok-olok. Dan jangan pula perempuan-perempuan
mengolok-olok perempuan-perempuan lain, karena mungkin perempuan-
perempuan yang diejek itu lebih baik dari perempuan-perempuan yang
mengolok-olok. Dan janganlah kamu saling mencaci diri sendiri."orang yang
menjadi sasaran ejekan atau cemoohan justru memiliki martabat yang lebih
tinggi daripada yang mengejek.
Dalam segala konteks, penghinaan adalah perbuatan yang sangat
tercela karena dapat menyakiti perasaan orang lain. Terutama jika perbuatan
tersebut terjadi di depan publik.Demikian juga perundungan, baik dalam dunia
nyata maupun dalam lingkungan maya yang mencakup penghinaan, ujaran
kebencian, celaan, sumpah serapah, atau tindakan fisik terhadap pihak lain,
adalah tindakan yang keji (fahsya').
EVALUASI

Petunjuk pengerjaan : sediakan kertas dua lembar dan alat tulis lalu
kerjakan evaluasi !

1. Bagaimana pendapat anda jika orang berpuasa membullying temannya! apakah


batal puasanya atau tidak berikan alasan?
2. Bagaimana reaksi atau tindakan kalian jika ada teman sekelas terjadi bullying
perbal seperti menyentuh area terlarang?
3. Buatkan tabel sebagai berikut lalu isi dengan tanda (√ ) sesuai kejujuran kalian
dan beri alasan ? petunjuk pengerjaaan kalian hanya membuat tabel sajah dan
tidak menulis ulang pertanyaaan. Hanya menuliskan suka, tidak pernah, kadang-
kadang dan alasannya.

Pertanyaan Suka Tidak pernah Kadang- Alasan


kadang
Apakah kalian suka
bermain Game online
atau Slot
Apakah kalian suka
memberikan komentar
kasar di media sosial
Apakah kalian pernah
menghina orang dimedia
sosial
Apakah kalian
membicarakan kejelekan
orang lain di media
sosial ketika bulan suci
ramadhan
Apakah kalian suka
membicarakan orang
lain ketika puasa
Apakah kalian pernah
memfitnah orang
melalui media sosial
jawab jujur kalo tidak
batal puasa!
Apakah kalian gampang
yakin terhadap isu-isu
ato berita yang belum
tentu kebenarannya

Anda mungkin juga menyukai