Pengertian tarekat
Dalam istilah etimologis, tarekat berarti: 1). Jalan, cara (Al-Kaifiyyah), 2). Metode, sistem (Al-
Uslub), 3). Mazhab, aliran, haluan (Al-Madzhab), 4). Keadaan (Al-Halah), 5). Pohon kurma
yang tinggi (An-Nakhlah AtThawilah), 6). Tiang tempat berteduh, tongkat payung („Amud Al-
Mizallah), 7). Yang mulia, terkemuka dari kaum (Syarif al-Qaum), 8). Goresan / garis pada
sesuatu (Al-Khatt fis Sya‟i).
Sedangkan dalam istilah tasawuf, tarekat berarti perjalanan seorang salik (pengikut tarekat)
menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh
seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.
Dalam wacana tasawuf, istilah tarekat ini sampai abad ke-11 M./5 H. dipakai dengan
pengertian jalan yang lurus yang dipakai oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya,
yaitu berada sedekat mungkin dengan Allah atau dengan kata lain berada di hadirat-Nya
tanpa dibatasi oleh dinding atau hijab. Sementara dalam ikhtiar untuk menempuh jalan yang
lurus dinamakan suluk. Dan orang yang bersuluk di sebut salik. Dengan kata lain bahwa
tarekat itu berarti kebiasaan atau tradisi (sunnat), sejarah kehidupan sirat dan suatu
organisasi jemm‟at
Menurut M. Amin Syukur, tarekat adalah sebuah pengamalan keagamaan yang bersifat
esoterik (penghayatan), yang dilakukan oleh seorang salik dengan menggunakan amalan-
amalan berbentuk wirid dan zikir yang di yakini memiliki mata rantai secara sambung
menyambung dari guru (mursyid) ke guru lainnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW.,
dan sampai ke Jibril dan Allah SWT. Mata rantai (sanad) ini dikenal di kalangan tarekat
dengan istilah silsilah (transmisi). Dalam hal ini, tarekat disebut sebagai sebuah organisasi
ketasawufan
Sementara Abdul Halim Mahmud mengatakan, tarekat itu berasal dari kata al-thariqat
(jalan) yang mengutamakan perjuangan, menghapus sifat-sifat yang tercela, memutuskan
segala hubungan duniawi serta maju dengan kemauan yang besar pada Allah.
١٦٩ ِإاَّل َط ِر يَق َج َه َّن َم َٰخ ِلِديَن ِفيَه ٓا َأَب ٗد ۚا َو َك اَن َٰذ ِلَك َع َلى ٱِهَّلل َيِس يٗر ا
Artinya: “Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah” ( Q.S. An-Nisa 4: 169)
Kata “thariqo jahannam” dalam Surat An-Nisaa’ ayat 169 artinya ialah “jalan yang
menyampaikan orang menuju jahannam
١٠٤ َّنۡح ُن َأۡع َلُم ِبَم ا َي ُقوُلوَن ِإۡذ َي ُقوُل َأۡم َثُلُهۡم َط ِر يَقًة ِإن َّلِبۡث ُتۡم ِإاَّل َي ۡو ٗم ا
Artinya: “Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling
lurus jalannya di antara mereka: “Kamu tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari
saja” (Q.S Toha 20: 104)
Kata “thariqoh” dalam Surat Toha ayat 104 artinya ialah “jalan”. Ada pula ahli tafsir yang
mengatakan “jalan yang lurus” di sini ialah orang yang agak lurus pikirannya atau amalnya di
antara orang-orang yang berdosa itu.
Kata “tharaiq” dalam surat al-Mu’minun ayat 17 menurut Imam As-Suyuthi artinya“langit”,
tharaiq kata jama’ dari thariqah, “karena dia adalah jalan-jalan malaikat.”
٣٠ َق اُلوْا َٰي َق ۡو َم َن ٓا ِإَّن ا َس ِم ۡع َن ا ِك َٰت ًبا ُأنِز َل ِم ۢن َب ۡع ِد ُموَس ٰى ُم َص ِّد ٗق ا ِّلَم ا َب ۡي َن َي َد ۡي ِه َي ۡه ِدٓي ِإَلى ٱۡل َح ِّق َو ِإَلٰى َط ِر يٖق ُّم ۡس َت ِقيٖم
Artinya: “Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab
(Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus” ( Q.S Al-Ahqaaf
46: 30)
Kata “thariqin” dalam surat al-Ahqaf ayat 30 artinya ialah “Agama Islam”.
Thariqah atau tarekat menjadi kata yang jelas disebutkan didalam Al-Qur’an dan Hadits nabi
berarti jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah ini merupakan ajaran yang sesuai dengan
agama Islam.
1. Tarekat Qadiriyah
Tarekat qadariyah didirikan oleh” Abdul Alqodir Aljaelani lahir (1077-1166 M). dia
terkenal dengan kekuatan ma’rifatnya. Dasar-dasar pokoknya adalah tinggi cita-
citannya, menjaga kehormatan, baik pelayanan, kuat pendirian, dan membesarkan
nikmat Tuhan. Tarekat ini banyak tersebar di dunia Timur, tiongkok, sampai ke pulau
jawa. Pengaruh tarekat ini cukup banyak melekat di hati masyarakat yang dituturkan
lewat bacaan manaqib pada acara-acara tertentu. Naskah asli manaqib ditulis dalam
bahasa Arab, berisi riwayat hidup dan pengalaman sufi syekh Abdul Qodir Aljaelani
sebanyak empat puluh episode.
2. Tarekat Syatariyah
Tarekat ini didirkan oleh Syekh Abdullah al syatar di india. Ia wafat pada tahun 1429
M. Dari india tarekat ini menyebar ke mekah dan dibawa oleh syekh akhmad al-
Qusosi dan syekh ibrahim Al-khurani dari kedua syekh ini tarekat syatariyah
diajarkan kepada syekh abdul al ro’uf singkel dari indonesia syekh abdul rouf as-
singkel menyebarkan tarekat syatariyah pertama kali di aceh dan kemudian
menyebar ke selatan sumatra ( minangkabau ) ke jawa barat melalui banten, jawa
tengah dan jawa timur. Penyebaran ke mingkabau dibawa oleh muridnya syeh
burhanudin ulakan, dan kemudian melalui murid-muridnya tarekat ini menyebar ke
daerah daerah lain seperti sumatra, kalimantan, sulawesi dan sekitarnya.
3. Tarekat khalwatiyah
4. Tarekat Alawiyah
5. Tarekat sammaniyah
Tarekat sammaniyah di dirikan oleh syekh abdul al-karim as-saamman di madinah.
Tarekat ini di sebarkan di indonesia oleh syekh abdul as-samand Al-Palimbany. Ia
memperoleh pengajaran tarekaat ini langsung dari pendirinya di madinah. Syekh
abdul as-samand Al-Palimbany menyebarkan tarekat ini ke palembang sampai ke
aceh.
Para pengikut tarekat samaniyah biasa berdzikir dengan suara keras dan
melengking. Sewaktu melantunkan dzikir la illa ha illallah dalam intensitas yang
semakin cepat sehingga yang terdengar dari mulut hanya lafadz”hu” yang artinya”
Dia Allah”. Tarekat samaniyah mengajar para pengikutnya untuk memperbanyak
sholat dan dzikir, menolong orang miskin, tidak di perbudak oleh kesenangan
duniawi, menukar akal basyariyyah dengan rabbaniyah, dan beriman secara tulus
hanya kepada Allah.
6. Tarekat syadzilliyah
Pendiri tarekat syadziliyyah adalah abu al-hasan as-sydzili yang terkenal dengan
wirid dan kekuatan ilmunya. Menurut tarekat syadziliyah, takwa bisa di capai
dengan tindakan wara’ dan istiqomah. Seorang bisa berpaling dari dunia dengan
jalan i’tibar dan bertawakal. Seorang bisa mencapai sikap ridho kepaada Allah
qona’ah, pasrah pada waktu senang atau susah.
7. Tarekat Rifa’iyah
Tarekat rifa’iyah di dirikan di irak pada abad ke-6 H oleh Ahmad bin Ali Abdul Abbas
Ar-Rifa’i, seorang tokoh sufi besar yang saleh, ahli hukum islam (faqih), dan
penganut mahdzab syaifi’i. Ia hidup sezaman denagn Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,
Pendiri Tarekat Qadariyah. Ajaran dasar Tarekat Rifai’ah ada tiga, yaitu tidak
meminta sesuatu, tidak menolak, dan tidak menunggu.
Di Indonesia, Tarekat Rifa’ terkenal dengan permainan debus dan rebana yang
dikenal di Aceh dengan nama Rapa’i dan di Sumatra Barat dengan nama Bada Bu’ih.
8. Tarekat Tijaniyah
Tarekat tijaniyyah di dirikan oleh syekh abu al abbas ahmad ibn muhammad ibn
mukhtar at-Tijani dari al-jazair. Tarekat ini dibawa ke indonesia olehk. Anas buntet
cirebon pada tahun 1921. Ia mendapatkan tarekat ini dari syekh alfa hasyim dan
syekh ali ibn abd Allah Al-Tayyib di madinah.
Kehadiran tarekat tijaniyyah mendapatkan perlawanan yang cukup keras dari para
penganut tarekat lainnya. Pertentangan ini terutama menyangkut ajaran-ajaran dan
ucapan para guru tarekat ini dianggap menyimpang. Namun akhirnya pada
muktamar NU ke-6 dicerebon pada tahun 1931 tarekat tersebut dinyatakan
mu’tabar.
9. Tarekat Wahidiyyah
Tarekat ini di dirikan oleh K. Majid Ma’ruf di Kedunglo, Kediri pada tahun 1936.
Secara teoritis tarekat ini sifatnya terbuka. Untuk menjadi anggota tidak perlu
berbaiat, cukup dengan mengamalkan zikir” sholawat wahidiyyah”, maka ia sudah di
anggap sebagai anggota.