Anda di halaman 1dari 3

1.

Naqsabandiyah
Tarekat Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Baha’ al-Din al-Uwaisi al-
Bukhari al-Naqsabandi yang hidup di tahun 717-791 H. Dia dikenal dengan keahliannya
melukiskan kehidupan yang gaib dan menyelam dalam lautan kesatuan dan kefanaan.
Naqsabandi berarti "lukisan".
Tarekat Naqsabandiyah mempunyai kedudukan yang istimewa karena berasal dari
Abu Bakar. Tarekat ini mengajarkan tentang adab dan dzikir, tawasul dalam tarekat, adab
suluk, tentang salik dan maqam-nya, juga tentang ribath.
2. Qadiriyah
Tarekat Qadiriyah didirikan oleh Abd al-Qadir al-Jailani. Dia terkenal dengan
kekuatan ma'rifatnya. Dasar-dasar pokoknya ialah tinggi cita-citanya, menjaga
kehormatan, baik pelayanan, kuat pendirian, dan membesarkan nikmat Tuhan.
Menurut tarekat Qadiriyah siapa yang tinggi cita-citanya, naiklah martabatnya.
Siapa yang memelihara kehormatan, maka Allah memelihara kehormatannya. Siapa yang
baik khidmatnya, kekallah ia dalam petunjuk. Siapa yang membesarkan Allah (karena
ni'mat-Nya) dia akan mendapat tambahan nikmat dari-Nya. Di antara amalan-amalan
tarekat Qadiriyah, dzikir adalah yang paling penting. Antara satu aliran dengan aliran
yang lain, lafadz dzikimya tidak semua sama..
3. Bektasyi
Tarekat Bektasyi diperkirakan telah ada di Mesir sejak abad ke-17 dan ke-18 M.
Tarekat ini menghimpun para wali asal Turki Utsmani ke Mesir. Tarekat ini mengalami
perkembangan pesat pada masa Khedive Ismail.
Pada masa Sultan Mahmud II, tarekat Bektasyi dibubarkan, tetapi di Mesir justru
mendapatkan perlindungan dan mengalami perkembangan karena penguasa Mesir pada
waktu itu berasal dari kalangan tentara Turki pengikut tarekat Bektaswi.
4. Syadziliyah
Pendiri tarekat Sadziliyah adalah Abu al-Hasan al-Sadzili yang terkenal dengan
wirid dan kekuatan ilmunya. Menurut tarekat Sadziliyah, takwa bisa dicapai dengan
tindakan wara’ dan istiqomah. Seseorang bisa berpaling dari keduniaan dengan jalan
mengambil i’tibar dan bertawakal. Seseorang bisa mencapai sikap ridha kepada Allah
dengan qana'ah, pasrah pada waktu senang dan susah.
5. Rifa'iyah
Pendiri tarekat Rifa'iyah adalah Ahmad bin Ali bin Abbas al-Rifa'i. Dia
meninggal di Umm Abidah pada tanggal 22 Jumadil Awal tahun 578 H, bertepatan
dengan tanggal 23 September tahun 1106 M. Tetapi ada juga yang mengatakan ia
meninggal pada bulan November tahun 1118 M di Qaryah Hasan.
Para penganut tarekat ini terkenal dengan kekeramatan dan ketinggian fatwanya.
Di Aceh, tarekat Rifa'iyah terkenal dengan tradisi tabuhan Rafa', kemudian di Sumatera
ada permainan debus, yaitu menikam diri dengan senjata tajam yang diringi dengan
dzikir-dzikir tertentu. Tarekat ini mempunyai tiga prinsip yaitu, tidak meminta sesuatu,
tidak menolak sesuatu, dan tidak menunggu sesuatu.
6. Tsamaniyah
Tarekat Tsamaniyah didirikan oleh Muhammad Tsaman yang meninggal tahun
1720 M di Madinah. Para pengikut tarekat Tsamaniyah biasa berdzikir dengan suara
keras dan melengking. Sewaktu melantunkan dzikir la ilaha illallah dalam intensitas
yang semakin cepat maka yang terdengar dari mulut mereka hanya kata "hu" yang artinya
"Dia Allah". Tarekat Tsamaniyah mengajari para pengikutnya untuk memperbanyak
shalat dan dzikir, menolong orang miskin, tidak diperbudak kesenangan duniawi,
menukar akal basyariyah dengan akal rabbaniyah, dan beriman secara tulus hanya
kepada Allah.
7. Khalwatiyah
Tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Zhahiruddin dan Syaikh Qasim al-Khalwati
di Khurasan. Tarekat Khalwatiyah merupakan cabang dari tarekat Suhrawardi yang
didirikan oleh Abd Qadir Suhrawardi yang meninggal tahun 1167 M. Amalan tarekat
Khalwatiyah mampu mentransformasi jiwa dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih
sempurna melalui tujuh tingkatan nafsu, yaitu nafsu amarah, nafsu lawwamah, nafsu
muhlamah, nafsu muthmainnah, nafsu radhiyah, nafsu mardliyah, dan nafsu kamilah.
8. Al-Hadad
Tarekat al-Hadad didirikan oleh Sayyid ‘Abdullah bi Alwi bin Muhammad al-
Hadad. Dia lahir di Tarim, sebuah kota yang terletak di Hadramaut, tanggal 5 Shafar
tahun 1044 H. Dia adalah pencipta ratib Hadad dan dianggap sebagai salah seorang wali
kutub dan arifin dalam ilmu tasawuf. Dia banyak mengarang kitab dalam ilmu tasawuf di
antaranya, Nasaih al Diniyah (Nasihat-nasihat Agama), dan Al-Muawanah Fi Suluk
Thariq al-Akhirah (Pandangan Mencapai Hidup di Akhirat).
Selain delapan tarekat mu'tabarah yang disebutkan di atas, masih banyak lagi
tarekat mu'tabarah yang kurang lebih berjumlah 41, antara lain tarekat Akhbariyah,
Badawiyah, Syuhrawardiyah, Syattariyah, Maulawiyah, Idrisiyah, Qurabiyah, Jalutiyah,
Bakdasiyah, Ghazaliyah, Rumiyah, Jastiyah, Bakriyah, ‘Umariyah, 'Utsmaniyah, Aliyah,
Abasiyah, Haddadiyah, Maghribiyah, Ghaibiyah, Hadiriyah, Bayumiyah, Anfasiyah
Sanusiyah, dan masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai