Anda di halaman 1dari 22

STEM : KEBERMANFAATAN UNTUK IDENTITAS

MATEMATIKA DAN BUDAYA SISWA

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Tren Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu : Mohammad Mukhlis, S,Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Riza Arifah Sofiah (212101070035)
Mohammad Syari Fudin (212101070037)
Salsabila Fitria Al Zahro (214101070014)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
JEMBER
Jl. Mataram No.1, Karang Mluwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kab.
Jember, Jawa Timur 68136
2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 12

A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN 13

A. Definisi Identitas Matematika 3


B. Manfaat Stem untuk Identitas Matematika 5
C. Definisi Budaya Siswa 9
D. Manfaat Stem untuk Budaya Siswa 9
E. Definisi Sosiomatematik 9
F. Manfaat Stem untuk Sosiomatematik 9

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN 12

D. Kesimpulan 3
E. Saran 3

RANGKUMAN 13
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era industri 4.0 ini; aktivitas kehidupan kita tidak lagi dapat
dipisahkan dari produk sains dan teknologi. Kita siap atau tidak siap, mau
atau tidak mau, sains dan teknologi telah menjadi bagian kehidupan
sehari-hari (Zubaidah 2019). Setiap siswa termasuk individu yang unik.
Tidak peduli, mereka merasa mampu atau tidak, rajin atau malas, kaya
atau miskin, religius atau tidak, dari desa atau kota; mereka datang ke
sekolah berharap belajar menjadi pribadi yang sukses dalam hidup dan
berkarir di masa depan. STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) adalah pendekatan pendidikan yang memperhatikan tujuan,
kemampuan, dan kompetensi siswa dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Katherine 2021). Pendekatan STEM memiliki
manfaat untuk identitas matematika dalam berbagai aspek, seperti
meningkatkan keterampilan berpikir kritis, membantu siswa menjadi
penemu, innovator, dan mandiri, meningkatkan kemampuan komunikasi,
meningkatkan kemampuan pengembangan, dan meningkatkan
kemampuan pengolahan data (Nurhikmayati 2019). Budaya siswa adalah
nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan yang
dipraktikkan dalam sekolah yang berpihak pada siswa. Budaya positif
siswa akan membentuk karakter peserta didik yang positif dalam
kehidupan bermasyarakat. Tujuan membangun budaya positif di sekolah
adalah untuk menumbuhkan karakter anak dan mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendekatan STEM memiliki manfaat untuk budaya
siswa dalam berbagai aspek, seperti meningkatkan membantu memupuk
rasa kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan pemecahan masalah dan
memperkuat keterampilan sosial. Pembelajaran STEM terbaik adalah
pembelajaran yang membuat siswa senang belajar dan menguasai
kompetensi STEM yang diajarkan (Learning 2021). Pendidik dapat
mempertimbangkan tingkatan otonomi siswa dalam memilih
strategi/model pembelajaran STEM yang terbaik. STEM Learning menjadi
faktor kunci membangun perekonomian dan peradapan bangsa (Calis
2020). STEM Learning mampu menumbuhkan keterampilan (berpikir
kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif) di samping disiplin ilmu dasarnya;
sehingga memotivasi dan menginspirasi siswa untuk mencipta teknologi
dan ide baru. Oleh karena itu, STEM Learning diyakini mampu
menyiapkan siswa untuk sukses di masa depannya.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian identitas matematika?
2. Bagaimana manfaat STEM untuk identitas matematika?
3. Bagaimana pengertian budaya siswa?
4. Bagaimana manfaat STEM untuk budaya siswa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian identitas matematika.
2. Untuk mengetahui manfaat stem untuk identitas matematika.

3. Untuk mengetahui pengertian budaya siswa.


4. Untuk mengetahui manfaat stem untuk budaya siswa.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Identitas Matematika
Identitas matematika merupakan bagian dari identitas seseorang dalam
konteks matematika. Dengan demikian, identitas matematika merupakan
hasil deskripsi dari bagaimana seorang peserta didik dipandang sebagai
seseorang yang 'memiliki keahlian matematika' oleh orang lain atau diri
individu itu sendiri (Astuti, Rahardi, and Malang 2022). Dalam
pembelajaran matematika, identitas matematika merupakan salah satu
komponen penting dalam mendeskripsikan dan mengeksplor kegigihan
peserta didik dalam memahami suatu materi (Ridho and Dasari 2023).
Dalam pembelajaran matematika, identitas matematika dapat digunakan
untuk mengembangkan konsep-konsep matematika dan
mengaplikasikannya dalam berbagai situasi. Hal ini memungkinkan
peserta didik untuk memahami konsep-konsep matematika lebih baik dan
membantu mereka dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari (Ridho and Dasari 2023). Identitas matematika adalah bagaimana
seseorang mengidentifikasi dirinya dalam konteks matematika. Ini
mencakup keyakinan, sikap, motivasi, dan persepsi individu terhadap
kemampuan dan hubungannya dengan matematika. Semua persepsi
matematika dibentuk oleh berbagai macam pengaruh baik dari eksternal
dan internal (Darmawan et al., 2020; Molokhina et al., 2021). Pengaruh
internal berasal dari diri sendiri seperti identitas matematis. Martin (2022)
berpendapat bahwa identitas matematis merupakan konsep seseorang
tentang kemampuan matematika mereka, tingkat kenyamanan mereka
dengan matematika, apa yang mereka pahami tentang matematika, atau
konsep mereka tentang nilai matematika itu sendiri. Hal-hal yang
memengaruhi identitas matematis tersebut merupakan faktor yang sangat
penting dalam proses pembelajaran matematika (Gweshe & Brodie, 2019;
Iskak et al., 2020). Faktor tersebut bisa berpengaruh secara positif dan
negatif. Identitas matematis dimata seseorang bisa bernilai negatif ataupun

5
positif sehingga dampaknya juga akan berbeda-beda. Radovic et al.,
(2017) mengatakan bahwa identitas matematis dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu aktivitas, emosi, motivasi, keterlibatan dan karakter
matematika yang ada didalam pikirannya (Gweshe & Brodie, 2019;
Luczak, 2021; Syyeda, 2021).
Identitas matematika dapat dikategorikan positif ketika siswa
menganggap diri mereka memiliki karakteristik untuk sukses dalam
matematika dan pengalaman positif berupa keberhasilan dalam belajar
matematika, siswa dengan identitas matematika negatif menganggap
sebaliknya. Terdapat tiga kategori identitas matematis positif yaitu
identitas berdasarkan kemampuan bawaan, identitas berdasarkan usaha
yang gigih dan identitas berdasarkan pemeliharaan kesan. Sedangkan
hanya ada satu kategori identitas matematis negatif ialah identitas oposisi.
Adapun kategori identitas matematis tersebut memiliki komponen seperti
persepsi diri tentang kompetensi matematis, persepsi diri tentang
partisipasi matematis dan persepsi diri tentang komitmen dan ambisi untuk
berhasil dalam matematika.
Menurut (Astuti, Rahardi, and Malang 2022) ada beberapa aspek dari
identitas matematika meliputi:
1. Persepsi Kemampuan: Ini adalah pandangan seseorang tentang
kemampuan mereka dalam matematika. Orang dengan identitas
matematika yang kuat mungkin memiliki keyakinan tinggi dalam
kemampuan mereka untuk memahami dan menggunakan matematika.
2. Sikap Terhadap Matematika: Ini mencakup perasaan positif atau negatif
terhadap matematika. Seseorang dengan identitas matematika yang
positif mungkin merasa tertarik, antusias, dan percaya bahwa
matematika penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
3. Motivasi: Identitas matematika juga mencakup motivasi seseorang
untuk belajar dan terlibat dalam matematika. Seseorang dengan
identitas matematika yang kuat mungkin memiliki motivasi intrinsik

6
yang tinggi, merasa terdorong untuk mempelajari lebih lanjut tentang
matematika karena keinginan mereka sendiri.
4. Pengalaman dan Persepsi: Identitas matematika juga dipengaruhi oleh
pengalaman individu dengan matematika. Pengalaman positif, seperti
memecahkan masalah yang menantang atau meraih kesuksesan dalam
matematika, dapat memperkuat identitas matematika yang positif.
5. Konteks Sosial: Identitas matematika juga dapat dipengaruhi oleh faktor
sosial seperti interaksi dengan teman sebaya, dukungan dari orang tua
atau guru, dan stereotip sosial tentang kemampuan matematika
berdasarkan jenis kelamin, ras, atau latar belakang budaya.
Memperkuat identitas matematika yang positif penting karena hal itu
dapat meningkatkan motivasi dan kinerja dalam matematika, serta
membantu seseorang merasa lebih percaya diri dan nyaman dalam
menghadapi tantangan matematika (Mardhayanti and Suratman 2020).

B. Manfaat Stem Untuk Identitas Matematika


Manfaat pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering,
and Mathematics) untuk identitas matematika ialah :
1. Membantu dalam mengintegrasikan konsep-konsep: Pendekatan
STEM membantu siswa dalam mengintegrasikan konsep-konsep dari
sains, teknologi, teknik, dan matematika, yang dapat membantu
mereka dalam memahami konsep matematika lebih baik (Syam et al.
2023).
2. Membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis:
Pendekatan STEM membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, yang penting dalam memahami konsep
matematika (Handayani 2020).
3. Membantu dalam mengembangkan kemampuan untuk membuat
koneksi: Pendekatan STEM membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan untuk membuat koneksi antara konsep-konsep

7
matematika dengan konsep-konsep lainnya (Kartika, Dendi, Farihen
2021).
4. Penguatan Keterampilan Matematika: Melalui pendekatan STEM,
siswa memiliki kesempatan untuk menerapkan konsep-konsep
matematika dalam konteks nyata, seperti dalam eksperimen ilmiah,
desain teknik, atau pemrograman komputer. Ini membantu
memperdalam pemahaman mereka tentang matematika dan
meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam kemampuan matematika
(Annawati, n.d.).
5. Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan menerapkan matematika
dalam konteks sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, siswa dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep matematika
dan dapat menggunakan matematika untuk memecahkan masalah
dunia nyata (Annawati, n.d.).
6. Pengembangan Keterampilan Pemecahan Masalah: pendekatan STEM
membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
Mereka belajar untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan strategi
untuk menyelesaikannya, dan menerapkan konsep-konsep matematika
untuk menemukan solusi (Sami 2011).
7. Membangun Identitas Positif: Melalui kesuksesan dalam menerapkan
matematika dalam proyek-proyek STEM, siswa dapat membangun
identitas positif terhadap matematika. Mereka merasa bangga dengan
kemampuan mereka dalam menggunakan matematika untuk
menyelesaikan masalah dunia nyata dan mungkin merasa lebih percaya
diri dalam belajar dan menggunakan matematika di masa depan (Putri
et al. 2023).
8. Pengalaman Praktis: STEM menyediakan pengalaman praktis dengan
matematika melalui proyek-proyek berbasis proyek yang memerlukan
penerapan konsep matematika dalam konteks yang nyata. Melalui

8
pengalaman ini, siswa dapat membangun identitas matematika yang
kuat dengan merasakan keberhasilan dalam mengatasi tantangan dan
memecahkan masalah matematika yang konkret (Lestari, H., &
Rahmawati 2020).
9. Peningkatan Minat Karier dalam Bidang Matematika: Melalui
eksplorasi berbagai aplikasi matematika dalam konteks STEM, siswa
dapat merasa terinspirasi untuk mengejar karier dalam bidang
matematika atau disiplin STEM lainnya. Ini membantu memperkuat
identitas mereka sebagai individu yang tertarik dan berbakat dalam
matematika, serta memotivasi mereka untuk mengejar peluang
pendidikan dan karier di bidang tersebut (Lestari, H., & Rahmawati
2020).

Dalam penerapan pendekatan STEM, siswa dapat menemukan


konsep-konsep matematika yang lebih berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari, yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan identitas
matematika yang lebih baik(Matics, n.d.). Pendekatan STEM juga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yang
penting dalam memahami konsep matematika.

C. Definisi Budaya Siswa


Budaya siswa adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang dipraktikkan dalam sekolah yang berpihak pada
siswa. Budaya positif di sekolah akan membentuk karakter peserta didik
yang positif dalam kehidupan bermasyarakat (Erna Labudasari
2021). Tujuan membangun budaya positif di sekolah adalah untuk
menumbuhkan karakter anak dan mencapai tujuan pendidikan nasional,
yaitu menjadi manusia dan anggota masyarakat yang kritis, penuh hormat,
dan bertanggung jawab (Erna Labudasari 2021).Budaya siswa adalah
sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian,
dan symbol-symbol yang dipraktekkan oleh siswa di sekolah (Maryamah
2016). Nilai-nilai dalam budaya siswa mencakup kebiasaan hidup, etika,

9
kejujuran, kasih sayang, mencintai belajar, bertanggung jawab,
menghormati hukum dan peraturan, menghormati orang lain, mencintai
pekerjaan, suka menabung, suka bekerja keras, tepat waktu (Maryamah
2016). Untuk membangun budaya positif siswa di sekolah, perlu adanya
kerja sama atau kolaborasi serta komunikasi yang baik dari semua pihak,
mulai dari pendidik dan peserta didik itu sendiri.
Budaya siswa di sekolah adalah dasar untuk siswa agar bisa meraih
prestasi, karena bisa menciptakan suasana yang tenang dan bisa
memberikan peluang kompetitif dari siswa.
Budaya siswa merujuk pada sekelompok norma, nilai, keyakinan,
praktik, dan tradisi yang berlaku di antara siswa dalam suatu lingkungan
pendidikan tertentu. Beberapa elemen budaya siswa yang dapat ditemui di
berbagai sekolah atau institusi pendidikan meliputi:
1. Keragaman Budaya: Siswa dapat berasal dari beragam latar belakang
budaya, etnis, agama, dan bahasa. Ini menciptakan lingkungan yang
kaya secara budaya dan memungkinkan pertukaran pengetahuan dan
pengalaman antar siswa (Kim 2016).
2. Trend Mode dan Media Sosial: Budaya siswa sering dipengaruhi oleh
tren mode, musik, film, dan media sosial. Siswa mungkin terlibat
dalam aktivitas atau mengikuti tren yang populer di antara sesama
mereka .
3. Norma dan Etika Sosial: Siswa membentuk norma dan aturan tidak
tertulis tentang perilaku dan interaksi sosial di dalam dan di luar
lingkungan pendidikan. Ini mencakup hal-hal seperti cara berbicara,
berpakaian, dan bergaul dengan sesama siswa dan staf sekolah.
4. Aktivitas Luar Sekolah: Aktivitas ekstrakurikuler, klub, organisasi
siswa, dan acara sosial juga merupakan bagian dari budaya siswa. Ini
dapat mencakup olahraga, kesenian, kegiatan sukarela, dan acara sosial
lainnya yang memperkuat ikatan antar siswa.
5. Tantangan dan Tekanan Akademik: Budaya siswa juga mencakup
sikap dan perilaku terkait dengan tekanan akademik, persaingan, dan

10
harapan yang dihadapi oleh siswa dalam mencapai kesuksesan
akademik. Ini bisa mencakup kebiasaan belajar, persiapan ujian, dan
ekspektasi terhadap prestasi akademik.
Memahami budaya siswa penting dalam merancang pendekatan
pendidikan yang efektif dan inklusif, serta membangun hubungan yang
baik antara siswa dan staf pendidikan.
D. Manfaat Stem Untuk Budaya Siswa
Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) dapat membantu dalam mengembangkan budaya siswa
dalam pembelajaran matematika. Berikut ini beberapa manfaat dari
pendekatan STEM untuk budaya siswa (Silkyanti 2019) :
1. Pendidikan Inklusif: STEM mendorong pembelajaran berbasis proyek
yang melibatkan kolaborasi dan kreativitas, memungkinkan siswa
dengan berbagai minat, latar belakang, dan kemampuan untuk
berpartisipasi dan merasa dihargai dalam lingkungan belajar.
2. Peningkatan Keterampilan Multidisipliner: Melalui pendekatan STEM,
siswa belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
dari berbagai disiplin ilmu, seperti matematika, sains, teknologi, dan
teknik, yang membantu mereka memahami hubungan antara konsep-
konsep yang berbeda dan menerapkannya dalam konteks nyata.
3. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: STEM menekankan pada
pemecahan masalah, penalaran logis, dan analisis data, membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang esensial
untuk mengeksplorasi, memahami, dan menyelesaikan tantangan yang
kompleks.
4. Pemupukan Minat dalam Karier Sains dan Teknologi: Dengan
mengeksplorasi topik-topik yang relevan dan menarik dalam STEM,
seperti robotika, program komputer, atau eksperimen ilmiah, siswa
diilhami untuk mengejar karier di bidang sains, teknologi, teknik, dan
matematika.

11
5. Pengalaman Praktis: Melalui proyek-proyek STEM, siswa memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dengan konsep-
konsep yang mereka pelajari di kelas, memperkuat pemahaman mereka
dan meningkatkan motivasi mereka dalam belajar.
6. Pengembangan Keterampilan Berbasis Proyek: STEM mendorong
siswa untuk belajar melalui proyek-proyek praktis, yang
memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi
nyata. Ini membantu memupuk rasa kreativitas, rasa ingin tahu, dan
kemampuan pemecahan masalah.
7. Keterlibatan dan Kolaborasi: Pendekatan STEM sering melibatkan
kerja tim dan kolaborasi antara siswa. Ini memperkuat keterampilan
sosial, komunikasi, dan kepemimpinan mereka, sambil menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung.
8. Pengembangan Literasi Teknologi: Dalam dunia yang semakin
didorong oleh teknologi, pemahaman tentang konsep dan aplikasi
teknologi menjadi semakin penting. STEM membantu siswa
membangun literasi teknologi yang kuat, mempersiapkan mereka
untuk tantangan masa depan (Pribady 2013).
9. Pemecahan Masalah Multidisipliner: STEM mengajarkan siswa untuk
melihat masalah dari berbagai perspektif dan menerapkan pendekatan
yang holistik dalam menemukan solusinya. Hal ini membantu mereka
menjadi pemecah masalah yang lebih efektif dalam kehidupan sehari-
hari dan dalam karier di masa depan.
Dalam penerapan pendekatan STEM, siswa dapat menemukan konsep-
konsep matematika yang lebih berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan budaya siswa yang
lebih baik1. Pendekatan STEM juga dapat membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yang penting dalam
memahami konsep matematika.

12
E. Definisi Sosiomatematik
Sosiomatematik adalah pendekatan dalam pendidikan matematika
yang mempertimbangkan hubungan antara matematika, budaya, dan
konteks sosial siswa dalam proses pembelajaran matematika (Anisa,
Supriadi, and Pratiwi 2019). Ini melibatkan pemahaman tentang
bagaimana faktor-faktor seperti budaya, latar belakang sosial, dan
pengalaman siswa dapat mempengaruhi cara mereka memahami dan
belajar matematika. Jadi, sosiomatematik mencakup identitas matematika
dan budaya siswa dalam konteks pembelajaran matematika (Aslamiah
2018).
Sosiomatematik adalah konsep yang menggabungkan identitas
matematika dan budaya siswa (Rizkianto 2013). Etnomatematika, sebagai
contoh, adalah studi yang mengaitkan antara matematika dan budaya yang
terkait satu sama lain pada kelompok budaya masyarakat tertentu
(Fitriatien, n.d.).
1. Norma sosiomatematik, yang berkaitan dengan bagaimana siswa
meyakini dan memahami pengetahuan matematika, menempatkan diri
dalam situasi sosial dalam membangun pengetahuan matematika, juga
merupakan bagian dari sosiomatematik.
2. Sosiomatematik juga tergolong dalam konteks pembelajaran
matematika, dimana interaksi sosial antar siswa dan siswa dengan guru,
pembelajaran matematika yang melibatkan norma-norma sosial, dan
kurangnya interaksi sosial dapat mempengaruhi partisipasi siswa dalam
aktivitas matematika.
3. Pengembangan sosiomatematik dalam pembelajaran matematika adalah
penting untuk mengorganisasikan keberagaman dan kebiasaan siswa
agar proses pencapaian tujuan pembelajaran tidak terganggu.
4. Interaksi sosial selama pembelajaran akan memunculkan suatu aturan
yang dapat mengorganisasikan keberagaman dan kebiasaan siswa.
5. Sosiomatematik juga dapat mengintegrasikan dengan topik
pembelajaran lainnya, seperti pendekatan holistik yang menunjukkan

13
bahwa unit-unit belajar tidak akan dapat dicapai secara terpisah tetapi
keterkaitan dan keterintegrasian harus di eksploitasi dalam pemecahan
masalah.
6. Sebagian besar dari sisi-sisi yang disebutkan di atas adalah berkaitan
dengan konteks pembelajaran matematika, tetapi konsep
sosiomatematik juga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
dimana matematika dan budaya merupakan dua hal yang berkaitan erat
satu sama lain
Sosiomatematik adalah norma sosial yang bernuansa matematika,
yang dapat membantu dalam menciptakan relasi yang baik antara siswa
dan guru dalam pembelajaran matematika. Berikut adalah manfaat
sosiomatematik :
1. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis: Sosiomatematik
dapat membantu siswa dalam mencetuskan gagasan atau pandangan
matematis secara lisan, yang dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir kreatif matematis.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis: Sosiomatematik
dapat membantu siswa dalam mengkomunikasikan ide dan solusi
matematis secara efektif, yang dapat mempengaruhi kemampuan
mereka dalam mengkomunikasikan matematika.
3. Meningkatkan kemampuan pengembangan matematika:
Sosiomatematik dapat membantu siswa dalam pengembangan
kemampuan mereka dalam mengembangkan ilmu matematika, yang
dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam pembelajaran matematika.
4. Meningkatkan kemampuan kedisiplinan belajar: Sosiomatematik dapat
membantu siswa dalam mengatur partisipasi mereka dalam
pembelajaran matematika, yang dapat mempengaruhi kedisiplinan
belajar mereka.
5. Meningkatkan kemampuan negosiasi dan interaksi: Sosiomatematik
dapat membantu siswa dalam negosiasi dan interaksi antar siswa dan

14
interaksi siswa dengan guru, yang dapat mempengaruhi kemampuan
mereka dalam mengembangkan kemampuan negosiasi dan interaksi.
Sosiomatematik dapat dikembangkan melalui berbagai metode,
seperti pembelajaran berbasis lingkungan hidup, pembelajaran project-
based learning, dan pembelajaran berbasis konsep kesadaran lingkungan
hidup.
F. Manfaat STEM untuk Identitas Matematika dan Budaya Siswa
(Sosiomatematik)
Manfaat STEM untuk sosiomatematik meliputi:
1. Pengembangan Pemahaman Keterkaitan Antara Matematika dan
Konteks Sosial: Pendekatan STEM membawa matematika ke dalam
konteks yang lebih luas, termasuk sains, teknologi, dan rekayasa. Ini
membantu siswa memahami bagaimana matematika digunakan dalam
berbagai situasi nyata, seperti dalam pemecahan masalah ilmiah atau
desain teknologi. Hal ini dapat memperdalam pemahaman mereka
tentang keterkaitan antara matematika dan faktor-faktor sosial, seperti
budaya, politik, dan sejarah.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek yang Kontekstual: Pendekatan STEM
sering menggunakan pembelajaran berbasis proyek yang menantang
siswa untuk memecahkan masalah nyata. Dalam konteks ini, siswa
harus mempertimbangkan faktor-faktor sosial dalam merancang solusi
matematika mereka, sehingga memperkuat pemahaman mereka
tentang sosiomatematik.
3. Kolaborasi Antar-disiplin: STEM mendorong kerja sama antara
berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika dan sains sosial. Ini
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang
sosiomatematik melalui kolaborasi dengan teman sejawat dan guru
dari latar belakang yang berbeda.
4. Pengakuan terhadap Keragaman Budaya dalam Penggunaan
Matematika: STEM mengakui keberagaman budaya dalam
pemahaman dan penggunaan matematika. Melalui pendekatan STEM,

15
siswa dapat belajar tentang berbagai tradisi matematika dari budaya
yang berbeda, memperluas pemahaman mereka tentang
sosiomatematik.
5. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Komunikasi: Dalam proyek
STEM, siswa sering bekerja dalam tim dan harus berkomunikasi
dengan jelas dan efektif. Ini membantu memperkuat keterampilan
sosial dan komunikasi mereka, yang merupakan aspek penting dari
penerapan konsep sosiomatematik dalam konteks nyata.
Keterkaitan antara STEM dan sosiomatematik menawarkan
sejumlah manfaat, termasuk:
1. Pengenalan Matematika dalam Konteks Sosial: Pendekatan STEM
memungkinkan integrasi matematika dalam situasi nyata, termasuk
masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ini membantu
siswa memahami bagaimana matematika digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan di berbagai konteks sosial.
2. Pengembangan Keterampilan Analitis: STEM menekankan pada
pemecahan masalah dan analisis data, keterampilan yang penting
dalam sosiomatematik. Melalui pembelajaran STEM, siswa belajar
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data untuk
memahami fenomena sosial dan membuat keputusan yang berbasis
bukti.
3. Kerja Tim Antar-Disiplin: Pendekatan STEM sering melibatkan
kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu, termasuk matematika dan
ilmu sosial. Ini menciptakan kesempatan bagi siswa untuk belajar
bagaimana menerapkan konsep matematika dalam konteks sosial
melalui kolaborasi dan diskusi dengan rekan-rekan dari latar belakang
yang berbeda.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek yang Kontekstual: Proyek-proyek
STEM sering dirancang untuk menyelesaikan masalah dunia nyata,
termasuk masalah sosial. Ini memungkinkan siswa untuk merancang

16
dan menerapkan solusi matematika dalam konteks sosial, sehingga
memperdalam pemahaman mereka tentang sosiomatematik.
5. Peningkatan Kesadaran Sosial: Melalui pembelajaran STEM yang
menekankan aplikasi matematika dalam konteks sosial, siswa dapat
mengembangkan kesadaran sosial tentang bagaimana matematika
digunakan untuk memahami dan mengatasi tantangan sosial. Hal ini
dapat membantu memotivasi siswa untuk menggunakan keterampilan
matematika mereka untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah
sosial di masyarakat.
Kebermanfaatan STEM untuk identitas matematika dan budaya
siswa meliputi :
1. Pengalaman belajar yang kontekstual yang memungkinkan siswa
untuk mempelajari matematika dalam konteks nyata, seperti melalui
proyek-proyek teknologi atau sains. Hal ini membantu siswa
merasakan relevansi dan kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari mereka, memperkuat identitas matematika mereka dan
memotivasi mereka untuk belajar lebih lanjut.
2. Pemberdayaan Budaya Siswa: STEM memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menggabungkan kekayaan budaya mereka dalam
pembelajaran matematika. Misalnya, siswa dapat menggunakan
pengetahuan tradisional atau praktik budaya mereka dalam
memecahkan masalah matematika, memperkuat identitas budaya
mereka dalam konteks pendidikan.
3. Kolaborasi Antar-Budaya: Dalam proyek STEM, siswa sering bekerja
dalam tim yang terdiri dari individu dari berbagai latar belakang
budaya. Ini menciptakan lingkungan kolaboratif yang menghargai
keragaman dan memperkaya pengalaman belajar siswa, sambil
memperkuat identitas matematika dan budaya mereka. Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menggabungkan kekayaan budaya
mereka dalam pembelajaran matematika.

17
4. Mengatasi Stereotip dan Hambatan Sosial: Melalui pendekatan STEM
yang inklusif, siswa dari berbagai latar belakang budaya merasa
dihargai dan didorong untuk mengeksplorasi potensi mereka dalam
matematika. Hal ini dapat membantu mengatasi stereotip dan
hambatan sosial yang mungkin memengaruhi identitas matematika
dan budaya siswa.
5. Persiapan untuk Masa Depan yang Beragam: Dalam dunia yang
semakin terhubung dan multikultural, keterampilan STEM dan
pemahaman tentang identitas matematika dan budaya dapat
membantu siswa merasa siap menghadapi tantangan global dan
berkontribusi secara positif dalam masyarakat yang beragam.

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)


adalah pendekatan pendidikan yang memperhatikan tujuan, kemampuan,
dan kompetensi siswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pendekatan STEM memiliki manfaat untuk identitas
matematika dalam berbagai aspek, seperti meningkatkan keterampilan
berpikir kritis, membantu siswa menjadi penemu, innovator, dan mandiri,
meningkatkan kemampuan komunikasi, meningkatkan kemampuan
pengembangan, dan meningkatkan kemampuan pengolahan data.
Pendekatan STEM memiliki manfaat untuk budaya siswa dalam berbagai
aspek, seperti meningkatkan membantu memupuk rasa kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan pemecahan masalah dan memperkuat
keterampilan sosial.

B. Saran

1. Saran untuk peneliti selanjutnya :

1) Melakukan penelitian serupa dengan lebih baik lagi.

2) Lebih meningkatkan penelitian yang lebih mendalam lagi.

2. Saran penulis untuk pembaca : Lebih meningkatkan pemahaman


tentang kebermanfaatan STEM untuk identitas matematika dan budaya
siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Adjapong, Penulis Edmund S, Universitas Seton Hall, Konsultasi Ivy Rose, Judul
Sesi, Suara Guru, Deskriptor Sekolah, Responsif Budaya, Pendidikan Sains,
Satuan Sig-pembelajaran, and Perkotaan Doi. 2019. “Presentasi Toronto
Kanada Metodologi Kualitatif.”
Anisa, Silvi, Nanang Supriadi, and Dona Dinda Pratiwi. 2019. “Norma
Sosiomatematik Ditinjau Dari Minat Belajar Matematika Siswa Peran
Penting Dalam Berbagai Disiplin Dan Rasa Ketertarikan Pada Suatu Hal ,
Tendency to Pay Attention to and Enjoy Kecenderungan Yang Tetap Untuk
Pokok Bagi Siswa Untuk Berusaha Dalam” 3 (2): 153–64.
Annawati, Bergitta Dwi. n.d. Penerapan STEM Di Taman Kanak-Kanak.
Aslamiah, Hadiati. 2018. “Studi Norma Sosiomatematik Dalam Pembelajaran
Matematika.”
Astuti, Ririn Novia, Rustanto Rahardi, and Universitas Negeri Malang. 2022.
“Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika” 6 (1): 11–21.
Calis, S. 2020. “Physics-Chemistry Preservice Teachers’ Opinions about
Preparing and Implementation of STEM Lesson Plan.” Journal of
Technology and Science Education, 296–305.
Dasna, I Wayan. 2019. “Universitas Negeri Malang KAJIAN PUSTAKA :
INTEGRASI STEM UNTUK KETERAMPILAN ARGUMENTASI
DALAM PEMBELAJARAN SAINS” 4 (2): 92–99.
Di, Pietro, Martino Francesca, and Paola Iannone. 2023. “Education Research :
New Trends and Ideas from a Systematic Literature Review.” Educational
Studies in Mathematics, 7–34. https://doi.org/10.1007/s10649-022-10194-w.
Erna Labudasari, Eliya Rochmah. 2021. “Seminar Nasional Prodi PGSD-FKIP
Universitas Muhammadiyah Purw Okert o ‘ Implement Asi Penguat an
Pendidikan Karakter Guna Mempersiapkan Daya Saing Kompetensi Abad
21.’” Universitas Muhammadiyah Cirebon, 299–310.
Fernandez, Felix, Merle Froschl, Lara Lorenzetti, Maryann Stimmer, Felix
Fernandez, Merle Froschl, Lara Lorenzetti, et al. 2024. “International Journal
of Mathematical Education in Investigating the Importance of Girls ’
Mathematical Identity within United States STEM Programmes : A
Systematic Review within United States STEM Programmes : A Systematic
Review.” https://doi.org/10.1080/0020739X.2021.2022229.
Fitriatien, Sri Rahmawati. n.d. “Pembelajaran Berbasis Etnomatematika.”
Handayani, Fitri. 2020. “Building Students ’ Critical Thinking Skills through
STEM-Based Digital Literacy during the Pandemic Period Covid 19” 2 (2):

20
69–74.
Kartika, Dendi, Farihen, Widya. 2021. STEAM (Sains, Teknologi, Engineering,
Art and Mathematics). Tangerang: UM JAKARTA PRESS.
Katherine, Boice L. 2021. “Supporting Teachers on Their STEAM Journey: A
Collaborative STEAM Teacher Training Program.” Journal of Education
Sciences, 4.
Kim, Hyoungbum. 2016. “The Development and Application of a STEAM
ProgramBased on Traditional Korean Culture” 12 (7): 1925–36.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2016.1539a.
Learning, Stem. 2021. AUTONOMY BASED.
Lestari, H., & Rahmawati, I. 2020. “Integrated STEM through Project Based
Learning and Guided Inquiry on Scientific Literacy Abilities in Terms of
Self- Efficacy Levels.” Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI.
Mardhayanti, Annisa Sabillah, and Dede Suratman. 2020. “Identitas Matematika
Dan Penalaran Matematis Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan” 6 (2):
132–42.
Maryamah, Eva. 2016. “PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLAH” 2 (02): 86–
96.
Matics, Mathe. n.d. “EDUCATION.”
Nurhikmayati, Iik. 2019. “IMPLEMENTASI STEAM DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA.” Jurnal Didactical Mathematics, 45–
46.
Pribady, Inggy Yuliani. 2013. “Integrasi Pendidikan Stem Melalui Metode
Pembelajaran Berbasis Text Di Dalam Pengajaran Prosedur Percobaan
Sains.”
Putri, Ananda, Gading Cempaka, Mira Gusniwati, Eva Yuni Rahmawati, and
Universitas Indraprasta Pgri. 2023. “Memperkuat Identitas Pemuda
Indonesia Dalam Pendidikan Matematika Di Era Society 5 . 0” 3 (2022):
133–38.
Ridho, Muhamat Hidayatul, and Dadan Dasari. 2023. “Systematic Literature
Review : Identitas Matematika Dalam Pembelajaran Matematika” 07 (1):
631–44.
Rizkianto, Ilham, and A Pendahuluan. 2013. “P – 42 Norma Sosiomatematik
Dalam Kelas Matematika,” no. November: 978–79.
Rose, Courtney, and Ivy Rose Consulting. 2019. “AERA Online Paper
Repository.”

21
Sami, Zubaida. 2011. Beyond Islam: A New Understanding of the Middle East.
London.
Saville, Elizabeth, Sabre Cherkowski, and Jennifer Jakobi. 2023. “Connection ,
Engagement , and Belonging : Exploring Young Women ’ s Positive
Experiences for Building Inclusive STEM Classrooms” 69: 103–17.
Silkyanti, Fella. 2019. “Analisis Peran Budaya Sekolah Yang Religius Dalam
Pembentukan Karakter Siswa” 2 (1): 36–42.
Sulistiawati, Anjar, Nur Aini, and Hanif Azizah. 2019. “Pemanfaatan Web-
Educative Sebagai Sumber Belajar Berbasis STEM” 3 (November): 1–8.
Syam, Haerul, Sri Rahayuningsih, Muhammad Muzaini, Prodi Pendidikan
Matematika, Universitasmuhammadiyah Makassar, Program Doktor,
Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Malang, Program Doktor Pendidikan,
and Universitas Muhammadiyah Makassar. 2023. “IMPLEMENTASI STEM
PROJECT BASED LEARNING : MENGEKSPLORASI DOMAIN
KOGNITIF DAN AFEKTIF” 3 (3): 274–88.
Xenofontos, Constantinos, Stella Mouroutsou, and Stella Mouroutsou. 2023.
“Ketangguhandalam Penelitian Pendidikan Matematika : Tinjauan Sistematis
Studi Empiris.” https://doi.org/10.1080/00313831.2022.2115132.
Yuniar, Devi. 2020. “Digital Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember Jember Digital Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember Jember.”
Zubaidah, Siti. 2019. “STEAM ( Science , Technology , Engineering , Arts , and
Mathematics ):,” no. September: 1–18.

22

Anda mungkin juga menyukai