Kegiatan K3 Di
Kegiatan K3 Di
Kerjasama dengan instansi yang terkait dengan K3 sangat penting,yang dimana instansi yang
dimaksud adalah : Depnaker, polisi dan Rumahsakit,. Hubungan awal yang dimulai degan
mendaftarkan proyek ke depnaker dan pemberitahuan ke instansi pemerintah/ muspida setempat
perlu dipertahankan dengan cara hubungan informal yang lain,agr apabila ada masalah K3
dalam proyek konstruksi yang sedang dikerjakan, masalahnya bisa cepat ditangani dengan baik.
Pengawasan Pelaksanaan K3
Pengawasan pelaksanaan K3 Meliputi kegiatan:
Safety Patrol
Suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan petroli selama kira-kira 1 atau
2 jam (tergantung lingkup proyek ) masing msing safty patrol mencatat hal-hal yang memiliki
resiko kecelakaan di lapangan,ketentuan patrol bsa 1 kali dalam 1 minggu
Safety supervisor
Petugas yang ditunuk oleh manager peroyek yang secara terus menerus mengadakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pekeraan di lihat dari segi K3. Safety supervisor berwenang
menegur dan memberikan instruksi langsung kepada kepala pelaksana yang mengandung bahaya
terhadap keselamatan kerja.
Safety Meting
Rapat dalam peroyek yang membahas tentang hasillaporan dari Safety Patrol maupun laporan
dari Safety supervisor .
p. Dll
b. Pemasangan sign Board K3 yang berisikan selogan-selogan yang mengingatkan akan perlunya
bekera dengan selamat, selogan dapat di pasang di kantor peryek atau loasi pekerjaan di
lapangan.
Sarana Pelatihan Untuk K3
• Topi helm.
• Sepatu lapangan
pada ruang-ruang yang terdapat pada okasi pekerjaan dan diap lantai bangunan peroyek (bila
dianggap perlu)
• Pagar Pengaman
Terdiri dari pagar /riling yang kuat dan tali warna kuning sebagai tanda batas peringatan, pagar
ini di perlukan ntuk lokasi lokasi yang dianggap membahayakan antara lain:
Lubang di lantai
Fondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut
kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang
pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang pancang composite (kayu –
beton dan baja)
Persyaratan dari cerucuk bambu yang di pancang adalah : bahan Bambu yang dipergunakan
harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat. Dan sebelum bambu di gunakan harus di
awetkan terlebih dahulu adapun cara pengawetan Bambu adalah sbb:
TAHAP ANALISA:
Pengawetan Bambu Sebagai tulangan
Pengawetan bambu bertujuan untuk menaikkan umur pakai dan nilai ekonomis bambu. Apapun
spesies bambunya. Suatu metode pengawetan dikatakan ekonomis apabila umur pakai bambu
dapat mencapai waktu 10 – 15 tahun; untuk bambu dalam keadaan terbuka, dan 15 – 25 tahun
untuk bamboo yang diberi perlindungan tertentu. Beberapa metode pengawetan bambu yang
dapat diterapkan adalah:
Persiapan Pengukuran
Persiapan pengukuran sangat perlu untuk dilakukan karena dibutuhkan untuk mengetahui posisi
titik dari pemancangan. Alat yang digunakan yaitu :
1. Theodolit : 1 buah
2. Kayu / tongkat tanda
3. Meteran
Persiapan Tenaga
Adapun tenaga yang diperlukan meliputi : ( Note: di hitung berdasarkan Mean Power dari
analisa SNI )
o Pelaksana : 1 orang
o Pelaksana Pengukuran : 1 orang
o Asisten Pengukuran : 2 orang
o Pekerja Kasar : 5 orang
Persiapan Peralatan
Persiapan peralatan meliputi :
o Cek kesiapan alat-alat yang digunakan
o Cek kualitas bahan cerucuk bambu
o Diadakan kontrol sebelum pelaksanaan di mulai.
1. Sebelum di gunakan bambu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa bambu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang
diijinkan.
2. Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada cerucuk bambu harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan memasang cincin baja atau besi yang
kuat.
3. kepala tiang dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang keras
dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
4. kepala tiang (serucuk bamboo) harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup
sehingga dapat memindahkan gaya.