Makalah MPI UBER Insyaallah Fixx BGT
Makalah MPI UBER Insyaallah Fixx BGT
UBER DI CHINA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Internasional
Dosen Pengampu: Adhitya Rahmat Taufiq., S.E., M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Ismi Nur Widya 213402008
2. Neng Asri Anggaetri 213402156
3. Aura Dinda Anisa 213402159
4. Yunia Maharani 213402176
5. Faisal Ali Zulfikar 213402548
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
2024
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Uber di China?
2. Bagaimana analisis lingkungan eksternal makro Uber di China?
3. Bagaimana analisis lingkungan eksternal mikro Uber di China?
4. Bagaimana analisis lingkungan internal Uber di China?
5. Apa faktor utama penyebab kegagalan Uber di China?
6. Bagaimana analisis SWOT dari Uber di China?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini bertujuan untuk mencari tujuan dari
dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah. Adapun tujuannya, sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan Uber di China.
2. Mengetahui analisis lingkungan eksternal makro Uber di China.
3. Mengetahui analisis lingkungan eksternal mikro Uber di China.
4. Mengetahui analisis lingkungan internal Uber di China.
5. Mengetahui faktor utama kegagalan Uber di China.
6. Mengetahui analisis SWOT dari Uber di China.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Uber memiliki kekayaan sebesar $60 juta setelah hanya enam bulan
beroperasi, Uber mendapat dukungan tidak hanya dari investor tapi juga dari
selebriti ternama seperti Ashton Kutcher (pendiri PT A-Grade Investments), Jay Z
(salah satu pendiri Roc-A-FellaRecords), dan Jeff Bezos (pendiri Amazon).
Beberapa dekade terakhir ini negara Cina merupakan negara yang sering
menjadi tujuan investasi karena tingkat ekonominya yang terus meningkat. Cina
3
adalah salah satu pasar potensial dunia bagi bisnis transportasi dan sekitar 150 ribu
penduduk menggunakan aplikasi layanan transportasi berbasis mobile. Hal tersebut
menjadi salah satu pertimbangan Uber memasuki pasar Cina tahun 2014. Ditambah
pertumbuhan pengguna smartphone di negara ini juga naik setiap tahunnya.
4
Hal lain yang dilakukan Uber untuk menyesuaikan dengan budaya China
yaitu dengan memberikan 8,88 renminbi dari perjalanan pertama mereka di
Chongqing. Inspirasi pemberian diskon tersebut berasal dari angka delapan yang
dianggap sebagai angka keberuntungan di Tiongkok. Bertepatan dengan Hari Raya
Imlek, Uber memberikan tiga promo yakni yang pertama, #UberHUAT Ang Bao
dalam setiap perjalanan pengguna yang beruntung akan menemukan makanan
gratis di dalam armada, dan pemenang yang beruntung akan mendapatkan 575,76
renminbi dalam kredit UberHUAT!. Kedua, satu porsi Hot Pot (selama persediaan
masih ada) untuk keluarga. Ketiga, sweet surprise dari Uber. Dalam rangka
memecahkan pasar Tiongkok, Uber juga sedikit melakukan re-branding, dengan
meluncurkan layanan nirlaba di Beijing yang diberi nama “People's Uber”.
Aplikasi tersebut bekerja seperti biasa dengan penumpang yang memesan sesuai
lokasi penjemputan dan pengemudi diberi daftar tarif prospektif. Namun,
penumpang hanya membayar tarif dasar yang dikeluarkan oleh pengemudi seperti
bensin dan tarif jalan tol. Namun, perusahaan belum mengungkapkan secara detail
bagaimana program nirlaba tersebut disesuaikan dengan strategi bisnisnya secara
keseluruhan. Salah satu keuntungan yang bisa didapat Uber adalah mendapatkan
lebih banyak konsumen Tiongkok yang menggunakan aplikasi Uber, dengan
harapan akhirnya, Uber akan mulai menggunakan opsi berbayarnya. Di China,
mianzi berarti menghindari diri dari kesalahan yang bisa membawa perhatian yang
tidak disengaja pada diri sendiri, memberikan pujian kepada orang lain, dan
mempertahankan pandangan positif publik terhadap diri sendiri. Oleh karena itu,
Uber merekrut pegawai yang berasal dari masyarakat lokal agar dapat membaur
dengan budaya Tiongkok untuk menghindari kesalahan pada saat berbisnis.
Meskipun demikian, Uber memiliki kurangnya pemahaman mendalam
tentang pasar lokal dan kebiasaan pengguna. Contohnya ketika Uber mengadopsi
strategi promosi yang tidak sesuai dengan preferensi pengguna China. Misalnya,
Uber awalnya menggunakan promosi yang lebih umum seperti diskon dan kode
promo untuk menarik pengguna, tetapi kemudian menyadari bahwa pengguna
China lebih responsif terhadap promosi yang berfokus pada hadiah atau insentif
langsung. Selain itu, Uber tidak sepenuhnya memahami preferensi pengguna terkait
pembayaran. Pengguna China cenderung lebih memilih metode pembayaran seperti
Alipay atau WeChat Pay dibandingkan dengan kartu kredit, tetapi Uber mungkin
membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan preferensi tersebut dan
menawarkan opsi pembayaran yang lebih sesuai.
5
melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1979 yang dikenal dengan istilah “The
Open Door Policy”, Tiongkok mulai membuka diri terhadap perdagangan
internasional dan Foreign Direct Investment (FDI). Pada tahun 2006, Chinese
National Development and Reform Commision (NDRC) telah membentuk sebuah
rencana untuk lebih mengelola investasi dalam bentuk FDI dalam
perekonomiannya. Rencananya membahas hubungan antara keamanan investasi
nasional dan investasi asing. Rencana tersebut menginstruksikan Tiongkok untuk
secara bertahap merenggangkan pembatasan kepemilikan asing perusahaan
domestik. Modal asing harus diarahkan menuju industri berteknologi tinggi,
industri jasa modern, manufaktur high-end, pengembangan infrastruktur, dan
perlindungan lingkungan/ekologis.
NDRC meminta MNCs untuk meningkatkan investasi dan produksi set up,
perakitan, dan lembaga pelatihan Tiongkok. Hal tersebut akan meningkatkan
independensi inovasi bagi perusahaan Tiongkok. Dengan adanya reformasi
ekonomi tersebut, aset Tiongkok terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Menurut data dari World Bank Gross Domestic Products (GDP) Tiongkok pada
tahun 2014 telah meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yakni 10,48 triliun
US$,38 Tiongkok berhasil menduduki posisi kedua GDP terbesar di dunia setelah
Amerika Serikat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar Tiongkok masih
merupakan pasar yang menjanjikan bagi para investor. Dengan adanya peningkatan
GDP tersebut, besaran pendapatan per kapita pun ikut meningkat dan menyebabkan
adanya peningkatan daya beli mobil di Tiongkok. Pada tahun 2000 di Tiongkok
sudah terdapat 4 miliar mobil untuk populasi 1,3 miliar dan para ahli
memperkirakan bahwa jumlahnya akan enam kali lebih tinggi pada akhir dekade
ini. Sebagai gantinya, jumlah tersebut melonjak hingga 20 kali lipat. Peningkatan
daya beli masyarakat terhadap suatu produk, terutama barang tersier merupakan
lambang dari peningkatan pendapatan suatu masyarakat. Peningkatan tersebut
diimbangi dengan peningkatan pengguna internet menggunakan telepon genggam.
Dengan tingginya pertumbuhan internet dan penggunaan internet maka produk
berupa jasa akan mengalami kenaikan permintaan. Bisnis ride hailing bertambah
seiring dengan peningkatan daya beli mobil di Tiongkok dan kenaikan akan
permintaan layanan jasa yang ada di Tiongkok.
6
Gambar 1 Grafik Pengguna Internet di China
7
beberapa regulasi yang dikontrol oleh pemerintah daerah, namun dalam
implementasinya, regulasi di Amerika Serikat lebih jelas dan tidak membuat pelaku
usaha merasa bingung seperti di Tiongkok.
Pada tanggal 28 Juli 2016, pemerintah Tiongkok akhirnya melegalkan
layanan ride hailing di negaranya melalui pembentukan mekanisme regulasi khusus
untuk Uber dan mengeluarkan “Interim Measure Regulations” (Zhang, 2019).
Selain itu, pemerintah pusat Tiongkok juga telah memberi wewenang kepada
pemerintah daerah untuk ikut serta dalam menegakkan peraturan yang mengatur
operasional perusahaan ride-hailing. Pemberlakuan serangkaian peraturan oleh
pemerintah daerah di Tiongkok diikuti dengan persyaratan yang berat dan mahal
bagi perusahaan sharing economy seperti Uber (Zhang, 2019). Alhasil pada tahun
2016, Uber akhirnya melakukan merger dengan pesaing terbesarnya yaitu Didi
Chuxing setelah beroperasi di pasar Tiongkok selama 30 bulan dengan kesepakatan
untuk memegang 20 persen saham perusahaan tersebut (Golliher, 2016). Namun
sangat disayangkan kondisi Uber di Tiongkok justru sebaliknya, karena hanya
mampu bertahan kurang dari 2 tahun di pasar Tiongkok (2014-2016).
Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa Uber kurang memahami pentingnya
hubungan dengan pemerintah dan regulasi yang ketat di China. Mungkin terjadi
situasi di mana Uber tidak mengantisipasi perubahan aturan atau kebijakan
pemerintah yang dapat memengaruhi operasi mereka di China.
8
lainnya. DiDi memberikan opsi carpooling dengan layanan seperti "DiDi Hitch"
yang memungkinkan pengguna untuk berbagi perjalanan dengan orang lain dengan
rute serupa. DiDi mendukung pembayaran tunai dan digital untuk memberikan
fleksibilitas kepada pengguna dengan preferensi pembayaran yang berbeda. DiDi
memiliki fitur keamanan tambahan, termasuk verifikasi pengemudi dan opsi
panggilan darurat, untuk meningkatkan rasa aman penumpang.
Uber menyediakan aplikasi pemesanan yang memungkinkan pengguna
memesan perjalanan dengan memasukkan lokasi awal dan tujuan. Pengguna dapat
memilih jenis layanan, seperti UberX, UberBlack, atau UberPool, tergantung pada
tingkat kenyamanan dan kebutuhan mereka. Uber menggunakan harga dinamis
yang dapat berubah berdasarkan permintaan dan penawaran untuk memberikan
insentif kepada pengemudi di area dengan permintaan tinggi. Transaksi
pembayaran sepenuhnya digital melalui aplikasi, dengan opsi menggunakan kartu
kredit atau layanan dompet digital.
DiDi sepenuhnya memanfaatkan posisi perusahaan lokal dan melampaui
semua indikator ini. Sebagai contoh, DiDi dapat dengan cepat menetapkan posisi
kompetitif dengan memaksimalkan kepadatan populasi tinggi, karakteristik lokal,
dan hubungan tradisional dengan mitra domestik. Di sisi lain, Uber
mempertahankan pangsa pasar yang stabil di beberapa segmen dengan
teknologinya sendiri, terutama dalam layanan premium (misalnya, UberBlack) dan
layanan carpooling. Namun, DiDi berhasil mencapai penetrasi pasar yang lebih
tinggi dalam lebih banyak kategori layanan, bahkan di segmen premium yang
dikuasai oleh Uber.
Pada tahun 2015, Pemerintah Tiongkok mengeluarkan draft peraturan yang
akan memberlakukan pembatasan layanan ride hailing yang dapat meningkatkan
biaya Uber dan Didi Chuxing. Selain itu pada bulan Oktober 2015, saat Didi
menjadi aplikasi mobil pertama yang mendapat lisensi resmi di Shanghai. Otorisasi
memungkinkan Didi untuk mengoperasikan bisnis yang mengendarai mobil di kota
tanpa ada rasa takut akan pelanggaran hukum. Pemerintah bekerja sama dengan
Didi menawarkan dua jenis layanan yakni memungkinkan pengguna
memanggil/memesan taksi tradisional, sementara yang lainnya menghubungkan
mereka dengan yang mengoperasikan mobilnya sendiri. Aturan tersebut juga
meminta pengemudi yang mengendarai tidak hanya memiliki plat nomor lokal, tapi
juga hukou lokal. Walaupun peraturan semacam itu dapat dianggap diskriminatif di
AS, peraturan tersebut sebagian besar sesuai dengan peraturan Tiongkok lainnya
yang berkaitan dengan masuknya pekerja migran ke kota-kota besar.
Pada tahun 2016, Didi Chuxing berhasil menutup tahun dengan status
sebagai layanan ride-hailing terbesar di Tiongkok, menanggung tekanan finansial
dan regulasi dengan lebih baik daripada Uber. Pada akhirnya, kesepakatan merger
antara Uber dan Didi Chuxing menandai penyelesaian dari persaingan sengit,
9
dengan Didi keluar sebagai pemenang dominan di pangsa pasar Tiongkok,
sementara Uber menarik diri dan mengalihkan fokusnya ke pasar global.
10
dan mempertahankan pengemudi mungkin tidak optimal. Masalah seperti perilaku
pengemudi yang tidak sesuai dengan harapan pengguna dan manajemen yang buruk
terhadap pengemudi selama periode sibuk dapat menyebabkan penurunan tajam
dalam penggunaan. Sedangkan DiDi memiliki fitur keamanan tambahan dan opsi
pelatihan yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Uber China menunjukkan upaya untuk membangun tim yang lokal dan
berpengalaman dengan mendirikan perusahaan independen di Tiongkok dan telah
menunjukkan keberhasilan dalam menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan
lokal seperti Baidu untuk mengamankan teknologi dan akses pasar. Namun, Uber
tampaknya kurang memperhatikan kebutuhan pengemudi dan sisi penyedia dalam
proses layanannya, berbeda dengan DiDi yang memperhitungkan kebutuhan dari
kedua sisi pasar.
11
menyulitkan bagi Uber. Pemerintah juga cenderung lebih membuka kesempatan
bagi Didi dibandingkan Uber. Hal tersebut mempersulit ekspansi dan operasional
Uber. Dalam beberapa kasus, Uber dihadapkan pada larangan atau penindakan
hukum yang menghambat pertumbuhannya.
Uber tidak mampu memenangkan persaingan dengan Didi. Didi Chuxing
memiliki keunggulan dalam memahami pasar lokal dan mampu menyesuaikan
layanan mereka dengan preferensi konsumen China. Didi juga memiliki dukungan
kuat dari investor lokal dan kemitraan strategis yang membantu mereka
memperluas jangkauan dan mengatasi tantangan regulasi. Selain itu, Didi
menerapkan strategi harga agresif dan memberikan subsidi besar-besaran untuk
menarik pengemudi dan penumpang. Subsidi ini memungkinkan Didi menawarkan
harga yang lebih rendah daripada Uber, menjadikannya pilihan yang lebih menarik
bagi konsumen.
12
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
1. Teknologi Canggih : 1. Uber hanya memiliki
Uber menggunakan satu local
platform digital yang government yaitu
canggih untuk Baidu
menghubungkan 2. Kurangnya
pengemudi dan pemahaman
penumpang, mendalam tentang
IFAS memudahkan pasar lokal dan
pengguna untuk kebiasaan pengguna
memesan layanan 3. Uber kurang
transportasi. Dalam memahami
hal ini, Uber pentingnya hubungan
menggunakan bahasa dengan pemerintah
mandarin di dan regulasi yang
aplikasinya. ketat di China
EFAS 2. Brand Internasional : 4. Banyak
Uber dikenal secara ketidaksesuaian
global, memberikan dalam internal akibat
kepercayaan dan manajemen yang
keunggulan buruk
dibandingkan dengan
pesaing lokal.
3. Re-branding
“People’s Uber”
dimana penumpang
hanya membayar
tarif dasar sehingga
Uber lebih banyak
mendapat konsumen.
13
yang lebih besar. pengguna dan pertumbuhan layanan
2. Terbukanya membangun transportasi online
perdagangan kemitraan strategis
internasional dan 2. Inovasi Teknologi :
Foreign Direct Mengembangkan dan
Investment (FDI) di mengimplementasika
China. n teknologi baru
3. Memodifikasi lebih seperti pembayaran
banyak layanan yang digital yang sesuai
ada sesuai dengan dengan preferensi
preferensi konsumen. konsumen untuk
4. Memperluas kerja meningkatkan
sama dengan mitra efisiensi dan daya
lokal atau integrasi tarik
dengan layanan lain
untuk membantu
Uber memperluas
pangsa pasarnya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uber merupakan brand internasional yang memiliki citra baik di dunia.
Uber berhasil menjadi perintis dalam konsep sharing economy dan membawa
dampak pada industri yang bergerak mengusung konsep ride hailing, yang
selanjutnya disebut "Uberisasi" yang menjadi tonggak awal kemunculan beberapa
perusahaan ride hailing yang ada sekarang. Namun, kesuksesan Uber di pasar
global tidak menjamin hal yang sama pada saat memasuki pasar China. Dalam
menjalani perjalanan di pasar China, Uber menghadapi sejumlah tantangan yang
kompleks dan dinamis. Meskipun berhasil menjadi pelopor di industri ride hailing
dan sharing economy, kesuksesan perusahaan ini terbentur oleh realitas pasar yang
beragam di China. Uber menghadapi tantangan yang berat di China, termasuk
regulasi yang sulit, persaingan dengan kompetitor lokal yang kuat, dan kebutuhan
untuk menyesuaikan strategi bisnis mereka dengan pasar China yang unik.
Ketidakmampuan Uber bersaing di pasar China akhirnya menyebabkan
penjualan operasi China mereka kepada Didi, kompetitornya. Hal ini menunjukkan
betapa sulitnya untuk mengalahkan kompetitor lokal yang memiliki pemahaman
mendalam tentang pasar dan dukungan yang kuat dalam kompetisi di China. Oleh
karena itu, pentingnya memahami budaya lokal dan berkolaborasi dengan pihak-
pihak lokal yang memegang peranan penting sangat dibutuhkan untuk mampu
bersaing di pasar China yang kompleks.
3.2 Saran
Perusahaan sebaiknya mengidentifikasi dengan cermat karakteristik
sebelum melakukan ekspansi, beradaptasi terhadap budaya lokal, membangun
kemitraan dan kolaborasi dengan perusahaan lokal, dan mempertimbangkan aspek
keberlanjutan dalam menghadapi perubahan yang ada dalam berbagai aspek baik
internal maupun eksternal.
15
DAFTAR PUSTAKA
16