PROPOSAL
HALAMAN JUDUL
Oleh:
AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2024
i
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Metode Penelitian..............................................................................................5
1.3.1 Pendekatan penelitian.....................................................................................6
1.3.2 Jenis Penelitian...............................................................................................6
1.3.3 Fokus Penelitian.............................................................................................7
1.3.4 Lokasi Penelitian............................................................................................7
1.3.5 Sumber Data...................................................................................................7
1.3.5.1 Data Primer..................................................................................................8
1.3.5.2 Data Sekunder..............................................................................................8
1.3.6 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................9
1.3.6.1 Wawancara...................................................................................................9
1.3.6.2 Observasi......................................................................................................9
1.3.6.3 Studi Pustaka..............................................................................................10
1.3.7 Validitas Data................................................................................................11
1.3.8 Teknik Analisis Data.....................................................................................12
1.3.8.1 Pengumpulan Data.....................................................................................13
1.3.8.2 Reduksi Data..............................................................................................14
1.3.8.3 Penyajian Data...........................................................................................14
1.3.8.4 Penarikan Kesimpulan...............................................................................15
1.4 Teori dan Konsep............................................................................................15
1.4.1 Teori.............................................................................................................15
1.4.1.1 Teori Manajemen......................................................................................16
1.4.1.2 Teori Kompetensi......................................................................................19
1.4.2.2 Konsep Satreskrim.....................................................................................21
1.4.4.3 Konsep Tindak Pidana Curanmor..............................................................22
BAB II: PEMBAHASAN......................................................................................24
2.1.1 Perencanaan (Planning)................................................................................24
2.1.2 Pengorganisasian (Organizing).....................................................................27
2.1.3 Pelaksanaan (Actuating)................................................................................29
2.1.4 Pengendalian (Controlling)...........................................................................32
2.2 Kompetensi Personel Satreskrim Pada Jajaran Polres Jawa Timur.................34
2.2.1 Knowledge (Pengetahuan).............................................................................34
2.2.2 Skill (Keterampilan)......................................................................................36
2.2.3 Attitude (Sikap).............................................................................................38
BAB III: PENUTUP..............................................................................................40
3.1 Kesimpulan......................................................................................................40
3.2 Saran................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
norma hukum. Pelanggaran itu terkait dengan pengambilan hak milik orang lain
dalam bermasyarakat (Soekanto, 1999). Salah satu tindakan kriminal yang sering
terjadi di masyarakat ialah pencurian. Kasus pencurian ini dapat terjadi di mana saja
dan kapan saja (Sugiarto, 2022). Modus operandi juga berkembang seiring dengan
kemajuan ilmu dan teknologi. Pencurian diatur dalam Pasal 362 Kitab Undang-
pelaku, diantaranya yaitu Pencurian Biasa (Pasal 362 KUHP), Pencurian dengan
Pemberatan atau Curat (Pasal 363 KUHP), Pencurian dengan Kekerasan atau Curas
(Pasal 365 KUHP). Pada penulisan ini, penulis berfokus kepada pencurian
2017). Sasaran dari tindakan kriminal ini adalah kendaraan motor itu sendiri. Pelaku
Curanmor dapat diancam pidana sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 362,
1
363, dan 365 KUHP. Ancaman itu tergantung dari motif dan tindakan yang
dilakukan pelaku.
Timur memiliki populasi penduduk miskin tertinggi di pulau Jawa, yaitu setinggi
283.960 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2023). Menurut Hardianto (2009) kejahatan
masing wilayah hukum dalam rangka menggambarkan kondisi Polda Jawa Timur
secara umum. Penelitian mengambil data berdasarkan tipe pada setiap jajaran
Polres di Jawa Timur. Berikut adalah tabel jumlah kasus Curanmor yang terjadi di
Tabel 1.1
Jumlah Kasus Curanmor di Polda Jawa Timur
Tahun
No TIPE POLRES
2022 2023
1 TIPE A 484 544
2 TIPE C 301 341
3 TIPE D 78 141
Sumber: Olahan Penelitian, 2023
Dapat dilihat berdasarkan tabel 1.1 di atas bahwa dalam dua tahun terkahir,
jumlah kasus Curanmor pada setiap tipe polres di wilayah Polda Jawa Timur selalu
2
upaya pencegahan dan penanggulangan kejahatan. Optimalisasi penyelesaian kasus
memiliki tanggung jawab langsung dalam menjaga dan memelihara keamanan dan
Indonesia yang berbunyi, “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan
fungsi Reserse Kriminal Tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres. Satreskrim
pada Polda Jawa Timur masih belum dapat dikatakan maksimal melaksanakan
tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya kasus Curanmor yang belum
terselesaikan:
3
Tabel 1.2
Penyelesaian Kasus Curanmor Pada Tahun 2023
TIPE POLRES DILAPORKAN BELUM SELESAI SELESAI
TIPE D 141 93 48
dilaporkan pada tahun 2023 hanya terselasaikan 511 kasus. Masih terdapat 515 kasus
Curanmor yang belum dapat diselesaikan oleh jajaran Polres di Jawa Timur. Data ini
menunjukan jumlah kasus yang belum terselesaikan masih lebih tinggi dibanding
secara maksimal dalam melaksanakan tugasnya (Kartono, 1999). Oleh karena itu,
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas, maka
4
1. Bagaimana pelaksanaan penyelidikan yang dilakukan oleh Satreskrim dalam
Secara harafiah, methodos artinya meta atau menuju serta hodos artinya berarah
(Bogdan & Biklen, 1992). Secara definitif, metode penelitian menjadi kiat untuk
yang sedang diteliti (Spradley, 1997). Penelitian dari Akpol ini mengutamakan
implikasi Sosiologis, oleh sebab itu metode yang digunakan untuk mendalami
kenyataan di lapangan basis Curanmor ini ialah metode kualitatif. Ilmu sosial
permasalahan dapat terjadi. Statistik yang muncul dijadikan sebagai pedoman untuk
kualitatif ini tidak memiliki hipotesis serta fokus pada bagaimana para peneliti di
pertanyaan tersebut demi mengetahui apa akar permasalahan dari optimalisasi atau
prosesi kinerja Satreskrim Polres Jawa Timur. Pertanyaan yang demikian tidak
5
1.3.1 Pendekatan Penelitian
formulasi statistikal serta pendekatan kualitatif yang memutuskan state of the art,
kualitatatif, yaitu dengan direkam secara naratif dan atau dalam bentuk pernyataan-
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan Field Research atau
kebudayaan yang artinya menjawab pemikiran, hati nurani, hingga perasaan subjek
yang terlibat di dalamnya demi menjawab “fenomena gunung es” (Thornberg &
Charmaz, 2012). Data, fakta, serta informasi yang akan didapatkan dari beberapa
sumber yang terkait melalui hasil wawancara, tanya jawab narasumber, dan hasil
6
bedasarkan fakta.
Terdapat 20 Polres yang dijadikan lokasi penelitian dari keseluruhan 39 Polres yang
ada di Polda Jawa Timur dalam penelitian yang dilakukan taruna Tingkat IV.
Penelitian mengambil sampel 3 Polres dari perwakilan jenis Polres tipe A (Polres
Kota Besar), Polres tipe C (Polres Kota), dan Polres tipe D (Polres) dalam
Sumber data merupakan asal informasi yang diperoleh oleh Peneliti untuk
menjawab permasalahan dalam penelitiannya. Sumber data primer atau utama yang
ada dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan (Moelong, 2014).
Selain itu, sumber data yang lain dapat merujuk kepada data tambahan atau
sekunder.
7
1.3.5.1 Data Primer
Sumber data utama atau primer merupakan kata-kata dan tindakan orang
atau subjek yang diamati atau diwawancarai (Moelong, 2014). Pencatatan sumber
data primer dengan wawancara maupun pengamatan berperan serta adalah hasil
upaya gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya. Pada penelitian
ini, sumber data primer didapatkan melalui wawancara dan observasi terhadap:
melalui literatur penelitian dan hukum, KUHP dan KUHAP, tulisan ilmiah,
peraturan perundang – undangan, serta dokumen (surat- surat atau berkas perkara)
yang bersumber dari instansi terkait disertai relevansi pada objek penelitian dan
permasalahan yang akan diangkat (Lindlof, 1995). Data sekunder disadur demi
metode kualitatif, studi untuk data sekunder dapat dilakukan kapan pun sesuai
dengan kebutuhan dari penelitiannya itu sendiri (Bungin, 2007). Jika para peneliti
8
kekosongan atas upayanya menjawab permasalahan penelitian, maka itu dilakukan
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penelitian ini lakukan
adalah:
1.3.6.1 Wawancara
mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang dapat
1.3.6.2 Observasi
untuk mengukur perilaku individua tau tahapan dalam suatu aktivitas yang dapat
diamati, baik dalam situasi nyata maupun situasi yang dibuat (Sudjana, 2011).
Secara lebih rinci, observasi dapat digunakan untuk menilai hasil dari proses
sikap dan perilaku siswa, aktivitas yang mereka lakukan, tingkat keterlibatan dalam
9
berbagai aktivitas, proses yang terjadi selama aktivitas tersebut, kemampuan siswa,
penyelidikan terhadap tindak pidana Curanmor. Selain itu, peneliti juga mengamati
kinerja anggota Satreskrim pada jajaran Polda Jawa Timur. Keterlibatan para
peneliti di dalam aktivitas ini akan menghimpun real time context yang membangun
teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian kualitatif akan semakin baik dan
benar apabila studi pustaka memenuhi prinsip kemutakhiran dan juga berhubungan
Indonesia.
10
4. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 2 Tahun 2021 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor.
6. Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. 14 Tahun 2011 Kode Etik
Profesi Polri.
7. Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal No. 1 Tahun 2022 Tentang SOP
ketidaksesuaian antara dokumen dengan data dari hasil wawancara maupun hasil
keabsahan dari data. Ada 3 macam teknik analisis triangulasi, yaitu triangulasi
11
yang diperoleh. Kesamaan dalam hasil wawancara menunjukkan tingkat
penelitian.
demi menggali data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2013). Triangulasi
yang diperoleh dari satu waktu pasti dapat dipertanyakan akurasinya, maka
penelitian wajib mengumpulkan data tidak hanyapada satu titik waktu. Itu
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
diaplikasikan sesuai kebutuhan. Proses analisis data memiliki empat tahap utama,
12
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
lokasi penelitian dengan merancang strategi yang sesuai dan terfokus serta
tiga alasan mengapa pengumpulan data harus dilakukan dalam rangka metdoe
(Berger & Luckmann, 1973). Artinya, penelitian ini dilakukan dalam waktu yang
singkat serta padat aktivitasnya agar tidak membiarkan masalah yang diajukan
bermuara begitu saja. Kedua, instrumen penelitian yang bermetode ini sudah pasti
berpusat pada para penelitinya (Bailey, 1987). Oleh karena itu, manusia sebagai alat
holistik himpunan demikian akan mampu untuk saling mengoreksi satu sama lain
hingga saling melengkapi kekosongan juga satu sama lainnya. Ketiga, peristiwa
kebudayaan merupakan hal yang fleksibel (Barker, 2004). Oleh karena itu, para
peneliti di dalam penelitian ini wajib menuntut dirinya untuk memahami tidak
hanya akar permasalahannya, tetapi juga konteks yang membangun seperti status
dan peranan Satreskrim Polda Jatim, infrastruktur yang tersedia, kondisi lapangan
ketika penyelidikan dan penyidikan berlangsung dengan ketat, hingga situasi yang
dialami oleh baik korban maupun pelaku itu sendiri guna memberikan
13
kontekstualisasi langsung bersama kinerja optimimalisasi anggota.
dilakukan untuk meringkas temuan yang dicatat pada catatan lapangan. Sebab, tidak
semua hal yang dituliskan pada catatan lapangan dapat dimasukkan langsung ke
tubuh teks akibat alasan personal para peneliti. Memilih hal yang pokok dapat
terhimpun dari catatan lapangan untuk disesuaikan pada ragangan. Ragangan ini
atas temuan sesuai dengan paradigma yang dicanangkan. Coding yang dilakukan
oleh penelitian ini dilakukan berdasarkan bidang Ilmu Kepolisian guna berimplikasi
dan lain-lain. Penyajian data dalam penelitian kualitatif mampu berupa cerita atau
narasi dengan tujuan untuk mencapai pemahaman terhadap kejadian yang terjadi,
tersebut. Rankaian instrumen tambahan itu mampu mengoreksi para peneliti dari
2013).
14
1.3.8.4 Penarikan Kesimpulan
dimulai seja tahap pengumpulan data, sehingga bersifat kurang jelas dan diragukan.
temuan ini dapat berlangsung singkat dan biasanya dilakukan oleh peneliti sendiri,
1.4.1 Teori
Landasan teori adalah dasar yang digunakan untuk berpikir dan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan suatu penelitian. Landasan teori juga dapat dilakukan
sebuah perspektif, hingga rangkaian konsep yang relevan untuk menelaah atau
menganalisis subjek (Kincheloe & McLaren, 2009). Subjek menjadi unsur utama
yang menentukan terjadinya teori yang digunakan. Sifat landasan teoretis pada
metode kualitatif yang demikian dapat disebut sebagai grounded research model
(Lincoln & Guba, 1985). Terdapat 5 unsur yang diperlukan untuk menelaah teori
dan konsep untuk urusan studi pustaka ini, yaitu: (1) Judul teori seperti Teori
Manajemen 6M, (2) Ilmuannya seperti John Terry, (3) Konsep-konsep atau kata
kuncinya seperti man dan machine, (4) Sejarah perkembangannya secara singkat
15
antara teori klasik tersebut terhadap penelitian Akpol sebelum ini, hingga (5)
mendeskripsikan real time context serta digali apa saja kekurangannya dan
kelebihannya (Strauss & Corbin, 1994). Penelitian ini menggunakan beberapa teori
sebagai landasan berpikir. Tujuannya ialah agar penelitian dalam makalah ini
mencapai sebuah tujuan dengan cara melibatkan pengunaan sumber daya menusia
dan sumber daya lainnya (Terry, 1994). Manajemen juga terkait atas proses bekerja
(Hasibuan, 2001) (Handoko, 1999). Berikut di bawah ini penjelasan kredo atas sisi
teoretis tersebut:
1. Perencanaan
Itu artinya menggunakan dan membuat sebuah asumsi mengenai masa depan untuk
dalam sebuah kelompok yang bertujuan untuk mengetahui apa saja yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh kelompok tersebut, baik dalam
16
memberikan pilihan alternatif maupun memberikan pemenuhan kebutuhan. Fakta
seseorang yang berkaitan dengan penelitian ini. Perencanaan dibagi menjadi dua
kerja yang ada agar mencapai kemajuan dari yang telah dicapai.
2. Pengorganisasian
hubungan kelakuan yang efektif antara beberapa orang. Tujuannya ialah agar setiap
anggota di dalamnya agar dapat bekerja secara efektif lagi efisien. Masing-masing
dalam keadaan lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (Terry, 1994)
(Hasibuan, 2001).
3. Pelaksanaan
apik bekerja sama dalam sebuah kegiatan untuk mencapai tujuan yang sesuai
17
yang telah direcanakan dan telah melewati proses ketertiban untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
4. Pengawasan
pelaksanaan agar praktik dapat berlangsung sesuai rencana dan standar yang telah
dalam sistem pengawasan, yaitu mengawasi setiap saat dengan benar, tepat waktu,
menggunakan biaya yang efektif, tepat akurat, hingga diterima oleh yang
(Handoko, 1999).
Teori manajemen ini kemudian digunakan oleh penelitian ini untuk menjawab
oleh Satreskrim jajaran Polda Jawa Timur. Oleh karena itu, terdapat rangkaian
(Gibson, Ivancevich, & Donnely, 2017). Kinerja turut menjadi suatu hasil
pencapaian dari pekerjaan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan
adanya target, sasaran, kriteria, dan standar yang telah ditetapkan dan disetujui
18
bersama (Moenir, 2016). Selain itu, kinerja adalah sebuah perilaku yang
suatu sumber daya yang akan berpengaruh dan meningkatkan kerja seorang
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Keterampilan (skill)
dan terstruktur.
c. Sikap (attitude)
aktivitas kerja serta memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam
menjalankan misi.
wilayah hukum Polda Jawa Timur. Teori ini digunakan secara partikulir untuk
1.4.2 Konsep
19
Pasal 1 poin 3 Perkabareskrim Nomor 1 tahun 2022 tentang standar
menemukan suatu peristiwa yang diiduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknyadilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-
jelas, efektif, dan efesien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis.
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia
mengatur tentang konsep Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) sebagai salah satu
satuan kerja di Polri yang bertanggung jawab dalam melakukan penyidikan tindak
20
pidana (Siregar, 2023). Konsep Satreskrim dalam Perpol No. 2 Tahun 2021
b. Kewenangan Satreskrim
barang bukti.
yaitu:
Menurut pasal 363 dan 365 KUHP, pencurian kendaraan bermotorbiasa pada
umumnya dilakukan dengan cara yang biasa. Cara yang biasa memberikan
21
duduk perkara atas niat jahat untuk mencuri dengan aksi yang merugikan
pemiliknya.
seperti ancaman atau paksaan, pelaku merebut artifak dari korban untuk
22
BAB II
PEMBAHASAN
penyelidikan adalah suatu kegiatan membuat tujuan penyelidikan dan diikuti dengan
membuat berbagai rencana kegiatan untuk mencari dan menemukan tindak pidana
atau untuk memastikan bahwa peristiwa yang terjadi adalah peristiwa pidana atau
perencanaan dalam penyelidikan tindak pidana curanmor telah ada, namun belum
Tindak Pidana, tahap perencaan ini meliputi: (1) Administrasi; (2) Petugas; serta
(3) Peralatan.
1. Administrasi
adalah suatu kegiatan membuat tujuan penyelidikan dan diikuti dengan membuat
berbagai rencana kegiatan untuk mencari dan menemukan tindak pidana atau untuk
23
memastikan bahwa peristiwa yang terjadi adalah peristiwa pidana atau bukan.
kelengkapan formil, yaitu Laporan Polisi, Surat Perintah Tugas, serta Surat Perintah
polisi yang masuk kepada pihak kepolisian baik itu dibuat oleh baik masyarakat
maupun oleh polisi itu sendiri. Kemudian, itu dilanjutkan dengan pembuatan Surat
Perintah Tugas dan Surat Perintah Penyelidikan oleh urmin reskrim yang nantinya
akan dijadikan pedoman pada saat pelaksanaan lidik oleh pihak kepolisian..
Setelah persyaratan formil itu dilengkapi, maka kelengkapan materil juga harus
formil yang dipenuhi oleh anggota Satreskrim. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel
berikut ini :
Tabel 2.1
Perencanaan Administrasi Penyelidikan
NO ASPEK YANG DIAMATI ADA TIDAK
A. Kelengkapan Formil
1. Laporan Informasi / Laporan Polisi Ö
2. Surat Perintah Tugas Ö
3. Surat Perintah Penyelidikan Ö
B. Kelengkapan Materil
1. Hasil Analisa Laporan Polisi Ö
2. Rencana Penyelidikan Ö
3. Laporan Hasil Gelar Perkara Ö
Sumber : Olahan Penulis, 2023
24
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat hanya kelengkapan formil yang
2. Petugas
Tahap persiapan petugas adalah penunjukan jumlah personil yang akan dibawa
personil yang akan dibawa untuk melaksanakan penyelidikan, tahapan ini juga
nantinya akan dikirimkan kepada urmin reskrim. Hal tersebut dituangkan dalam
Gambar 2.1
Surat Perintah Tugas Penyelidikan
25
3. Peralatan
Proses perencanaan turut menentukan sarana dan prasaran yang akan digunakan
pada penyelidikan tindak pidana. Peralatan ini dapat dibagi menjadi dua
kuantifikasi serta pendataan yang masif atau masal, seperti penamaan fail nama
Tabel 2.2
Data Sarana dan Prasarana Satreskrim pada Jajaran Polres Jawa Timur
NO JENIS JUMLAH
1. Helm Tactical 6
2. Rompi anti peluru 5
3. Mambis 1
4. IPS 1
5. Digitalisasi AK-23 1
6. Loop / Pembesar 2
7. Komputer 15
8. Printer 18
9. Senpi (Melekat Personel) 31
10. Senpi Laras Panjang 5
11. Mobil Olah TKP 1
12. HT 15
13. Borgol 25
14. Kamera 4
15. Sepeda motor Inafis 4
Sumber : Urmin jajaran Polda Jatim, 2024
26
Data tersebut menunjukkan peralatan yang digunakan satuan reskrim dalam
dilakukan penulis belum semua jajaran Polres memiliki peralatan tersebut. Selain
itu, ditemukan beberapa jenis alat yang sudah rusak. Hal tersebut juga disebutkan
2 Tahun 2021 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian
Resor dan Kepolisian Sektor (Chzawi, 2020). Pada Tingkat Resor terdapat
dan pengawasan penyidikan tindak pidana. Hal tersebut termasuk pada fungsi
Perpol Pasal 34 ayat (1) menyebutkan bahwa Satuan Reserse Kriminal dibagi
dan Unit. Polres dibagi menjadi 4 tipe sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah
tahun 2021 tentang SOTK Polres dan Polsek. Berdasarkan situasi dan kondisi
wilayah di jajaran Polda Jawa Timur, Polres dibagi menjadi 4 (empat) tipe.
Keempat tipe tersebut ialah Polres Tipe A yang merupakan Polres di Kota Besar,
27
Polres Tipe B merupakan Polres pada wilayah Metropolitan, Polres Tipe C
Tabel 2.3
Daftar Susunan Personel Satreskrim Polres
NO Jabatan JUMLAH ANGGOTA SATRESKRIM POLRES
2. PNS Polri 10 10 10 8
Tabel 2.4
Perbandingan Data DSPP dan Riil
POLRES/ JUMLAH JUMLAH
3. Tipe D 59 8 67 65 2 67
28
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa jumlah anggota Satreskrim
dari ketiga polres Sampel diatas belum sesuai dengan Daftar Susunan Personel
Polres di masing-masing tipe. Polres Tipe A yang berlokasi di Kota Besar rata-rata
perbandingan yang tidak terlalu banyak akan tetapi cukup mempengaruhi cepat dan
lambat tingkat penyelidikan kasus yang harus ditangani. Sama halnya dengan
kekurangan yang sangat jauh dari jumlah anggota dari yang seharusnya yakni
sebanyak 50% dari jumlah seharusnya yaitu 114 anggota. Pada polres tipe D terlihat
bahwa jumlah anggota pada DSPP dan riil di lapangan sama, akan tetapi komposisi
dari personel Polri dan PNS yang masih belum sesuai dengan standar yaitu pada
Penyidikan Tindak Pidana. Pasal 3 Ayat (1) Perkabareskrim Nomor 1 Tahun 2022
Pasal 3
(1) Pelaksanaan Penyelidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 huruf a, meliputi:
a. pengolahan TKP;
b. pengamatan (observation);
c. wawancara (interview);
d. pembuntutan (surveillance);
e. penyamaran (undercover);
f. pembelian terselubung (undercover buy);
g. penyerahan dibawah Pengawasan (control delivery);
29
h. pelacakan (tracking);
i. penelitian dan analisa dokumen;
j. penghentian penyelidikan; dan
k. gelar perkara.
30
segera datang ke TKP bersama unsur bantuan teknis (Kasie Identifikasi atau
Pengemban Fungsi Identifikasi, Fungsi Labfor, dan Fungsi Dokpol beserta unit
KBR) untuk melakukan pengolahan TKP. Namun, masih terdapat prosedur yang
belum dilaksanakan pada olah TKP di lapangan. Misalnya, TKP telah tidak
sempurna pada saat tim olah TKP tiba di lokasi. Hal ini disebabkan oleh jarak waktu
kejadian dan kedatangan petugas yang terlambat, sehingga kondisi TKP tercemar.
mengamankan dan menjaga status quo. Selain itu, unsur bantuan sering kali datang
terlambat dalam pelaksanaan olah TKP mengakibatkan keaslian TKP semakin tidak
bahwa:
"Kondisi TKP yang tidak sempurna saat tim olah TKP tiba di lokasi dapat
menyebabkan tercemarnya bukti-bukti kriminal, seperti sidik jari, jejak
darah, atau jejak lainnya. Hal ini dapat mengurangi keaslian TKP dan
mempersulit proses identifikasi pelaku serta dapat mempengaruhi
keabsahan bukti dalam proses hukum." (Amiruddin, Kendala Olah Tempat
Kejadian Perkara, 2023).
Secara triangulatif, hal yang sama turut disampaikan oleh Banit Jatanras Satreskrim
konstruktif bahwa:
31
2.1.4 Pengendalian (Controlling)
meliputi subjek dan objek pengawasan, metode pengawasan, dan tata cara
serta hubungan dengan instansi penegak hukum dan instansi terkait lainya. Secara
individu anggota harus bersikap sesuai dengan Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang
KEPP dan KKEP. Jika terjadi penyimpangan dalam penanganan suatu perkara,
baik. Pengawasan terhadap kegiatan penyelidikan terkait dengan teknis dan taktis
penyelidikan.
32
Untuk unit saya juga selalu rutin melaksanakan anev secara internal baik
mingguan maupun bulanan. Kita juga memberikan pemberitahuan
pengembangan perkara atau SP2HP kepada pelapor sebagai kontrol dari
masyarakat.”
dengan cara menanyakan langsung kepada anggota dan anev yang dilakukan secara
rutin. Pengawasan tidak hanya dilakukan oleh pihak internal, tetapi dapat dilakukan
Hasil Penyidikan (SP2HP). Selain itu, gelar perkara juga dilaksanakan sebagai
Gambar 2.2
Kegiatan Anev Anggota Satreskrim
supervisi dari pimpinan yang merujuk pada penanganan tindak pidana Curanmor.
Hal ini disebabkan oleh bagaimana kasus curanmor dianggap sebagai tindak pidana
biasa. Asistensi yang dilakukan hanya kepada kasus-kasus yang menjadi atensi dari
33
kinerja yang dilakukan para anggota. Hal ini sesuai dengan wawancara yang
“Untuk asistensi itu biasanya jarang dilakukan. Untuk kasus curanmor itu
biasanya langsung diserah kepada kami selaku penyidik pembantu. Untuk
asistensi biasanya dilaksanakan pada kasus-kasus yang menjadi atensi dari
pimpinan saja.”
skill (keterampilan), dan attitude (sikap) (Hartanto, 2017). Satuan Reskrim menjadi
individu anggotanya guna menganalisis setiap kejadian maupun kasus perkara yang
ditangani oleh satuan reskrim. Pengetahuan menjadi modal utama dari para
disebut dikbangspes.
34
Tahun 2015). Namun pada kenyataannya dikbangspes sulit untuk ditempuh oleh
anggota polri. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi, mulai dari
kuota yang terbatas, anggota yang belum memenuhi kualifikasi, dan anggota yang
pada hasil penelitian yang penelitian ini sajikan pada tabel di bawah:
Tabel 2.5
Data Anggota Satreskrim yang Sudah Melaksanakan Dikbangspes
POLRES JUMLAH SUDAH BELUM
PERSONEL DIKBANGSPES DIKBANGSPES
TIPE C 75 10 65
TIPE D 67 4 63
satreskrim yang ada di polres. Hal ini akan berpengaruh dengan kinerja anggota di
lebih baik dibandingkan dengan anggota yang belum melaksanakannya. Maka dari
itu, perlu dilakukan upaya-upaya oleh Pihak SDM polres untuk mengatasi hal ini
seperti melakukan pelatihan dalam lingkup internal polres atau dengan melakukan
tertentu termasuk di dalam berpikir secara analitis maupun konseptual (Spencer &
35
Spencer, 1993). Keterampilan mengambil peran penting dalam membentuk
lebih baik yang dalam hal ini dibutuhkan oleh seorang polisi untuk dapat
dilapangan :
Tabel 2.6
KETERAMPILAN PERSONIL
NO KEMAMPUAN PERSONIL SUDAH BELUM
1. Mentalitas yang baik Ö
2. Menguasai Teknik dan taktik penyelidikan Ö
3. Kemampuan komunikasi Ö
4. Keterampilan menggunakan computer Ö
5. Kesabaran, keuletan, ketekunan, dan kewaspadaan Ö
6. Kreatifitas dan inovasi Ö
Sumber: Olahan Penulis, 2023
terjadi yang berkaitan dengan sikap sebagai bagian dari teori kompetensi terhadap
personel Satuan Reskrim. Sikap merupakan suatu pola pikir seseorang yang
tingkat kinerja dan produktivitas yang dimiliki oleh orang tersebut. Sikap
36
individu dari anggota satreskrim yang melakukan pelanggaran hingga merusak
reputasi Satuan Reskrim. Sie Propam menyebut bahwa tindakan tersebut telah
Tabel 2.6
jawa timur yang masih melakukan pelanggaran disiplin maupun kode etik polri.
pelanggaran disiplin dan 3 personel melakukan pelanggaran kode etik polri dari 5
personel tersebut. Meskipun demikian, polres tipe A tidak memiliki personel yang
adanya pelanggar di polres tipe lain pada Wilayah Jajaran Polres Jawa Timur ini.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bahwa:
Wilayah Hukum Polda Jawa Timur sudah terlaksana dalam dua unsur, yaitu
pada tahapan pelaksanaan dan pengendalian. Namun, masih terdapat dua unsur
yang belum terpenuhi, dikarenakan masih ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki, seperti :
2) Kinerja Personel Satreskrim pada jajaran Polres di Polda Jawa Timur untuk
saat ini masih belum maksimal. Sebab, kompetensi tersebut hanya memenuhi
satu syarat dari tiga kompetensi. Masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki,
seperti :
curanmor.
38
2) Masih ditemukan anggota Satreskrim yang melakukan pelanggaran
Timur.
3.2 Saran
proses penyidikan.
curanmor.
39
Penelitian menemukan bahwa kendala yang dihadapi anggota adalah
40
DAFTAR PUSTAKA
41
Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (1999). Patologi Sosial. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kesowo, B. (2002, January 8). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2002. Kepolisian Negara Republik Indonesia. South Jakarta, Jakarta,
Indonesia: The Ministry of State Secretariat.
Kincheloe, J., & McLaren, P. (2009). Rethinking Critical Theory and Qualitative
Research. London: Semantic Scholar.
Koentjaraningrat. (1981). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Qualitative Research: Singapore. Singapore:
McGraw Hill Book, Co.
Lindlof, T. R. (1995). Qualitative Communication Research Methods. London:
Sage Publications.
Miles, M. B., Huberman, M. A., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis.
London: Sage Publications.
Moeljatno. (2021). KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Jakarta: Bumi
Aksara.
Moelong, J. L. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Moenir, A. S. (2016). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara Pusat.
Murdiyanto, E. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nafisah, L. F. (2022). Upaya Polri Dalam Pencegahan Tindak Pidana Pencurian
Kendaraan Bermotor Roda Dua Wilayah Polres Brebes. Seminar Nasional
Ke-Indonesiaan VII (pp. 1083-1088). Semarang: Universitas PGRI.
Polres, K. I. (2023, October 26). Pengawasan. (A. 2020, Interviewer)
Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ramadhan, K. F. (2017). Optimalisasi Patroli Sabhara Dalam Mencegah Curanmor
di Wilayah Hukum Polres Klaten. Advances in Police Science Research
Journal, 1(1), 47-102.
Ramadhan, K. F. (2017). Optimization of Sabhara Patrol in Prevention Motorized
Vehicle Theft in the Klaten District Police Department. Advances in Police
Science Research Journal, 1(1), 47-102.
Siregar, K. (2023). PENULISAN DAN PEMBIMBINGAN SERTA PENILAIAN
TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA TERAPAN KEPOLISIAN TARUNA
42
AKADEMI KEPOLISIAN. Semarang: Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Polri.
Soekanto, S. (1999). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Spencer, L., & Spencer, S. M. (1993). Competence at Work, Models For Superior
Performance. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Spradley, J. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Strauss, A., & Corbin, J. (1994). Grounded Theory Methodology: An Overview. In
N. Denzin, & Y. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (pp. 273-284).
New York: Paperback.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Observasi dan Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Rosda Karya.
Sugiarto, A. (2022). Faktor Penyebab dan Upaya Penanggulangan Tindak Pidana
Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) di Kota Denpasar. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6(2), 19-24.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sumarsono, D. (2008). Pelayanan Polri dalam pemeriksaan tersangka tindak
pidana pencurian tersangka tindak pidana pencurian kendaraan bermotor
oleh team khusus anti bandit Satreskrim Polres Kota Malang. Jakarta:
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Sunyoto, D. (2017). Penelitian Sumber Daya Manusia. Jakarta: Buku Seru.
Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Terry, G. R. (1994). Principles of Management. London: McGraw Hill.
Thornberg, R., & Charmaz, K. (2012). Grounded Theory. In M. Quartaroli, & F.
Reimer, Qualitative research: An introduction to methods and designs (pp.
41-67). San Fransisco, CA: John Wiley/Jossey-Bass.
Usman, M. Y. (2022). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Kinerja Petugas Avsec di Bandar Udara Sultan Babullah Ternate. Growth
Journal, 20(2), 301-309.
43