Anda di halaman 1dari 21

OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

KECELAKAAN LALU – LINTAS PADA MASA


PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH HUKUM
POLRESTABES BANDUNG

NASKAH KARYA PERORANGAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu bagian dari test SIP POLRI 2021.

oleh

Anom Purwoko
ABSTRAK

Karya tulis yang berjudul OPTIMALISASI PENCEGAHAN DAN


PENANGANAN KECELAKAAN LALU – LINTAS PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH HUKUM POLRESTABES
BANDUNG ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan terciptanya situasi
KAMSELTIBCAR ( Keamanan , Keselamatan , Ketertiban dan Kelancaran ) lalu
lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung dalam pencegahan dan penanganan
kecelakaan lalu lintas di daerah tersebut , hal ini dilakukan untuk menjamin
terjaganya situasi keamanan , keselamatan , ketertiban dan kelancaran lalu lintas
agar dapat menekan jumlah angka kecelakaan di wilayah hukum Polrestabes
Bandung. Karya tulis ini bertujuan untuk menentukan apa saja faktor yang
melatarbelakangi pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah
hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemic covid-19 , dan mengetahui
kendala apa saja yang menghambat pada proses pencegahan dan penanganan
kecelakaan lalu lintas di wilayah tersebut. Masalah utama dalam karya tulis ini
adalah apa saja yang melatarbelakangi pencegahan dan penanganan kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung selama masa pandemic covid-
19 , dan bagaimana kendala dari proses pencegahan dan penanganan kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum polrestabes bandung pada masa pandemic covid-19.
Data diperoleh dari buku referensi dan data real angka kecelakaan di wilayah
hukum polrestabes bandung beserta uraian atau penjelasan yang berkenaan
dengan kecelakaan tersebut selama masa pandemic covid-19 sebagai data acuan
lapangan yang dapat menguatkan argumen sebagai bukti nyata dari teori dasar
tersebut. Kemudian dianalisis , dibandingkan , dan diklasifikasikan. Dari hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pencegahan dan penanganan
kecelakaan lalu – lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung sangatlah penting.

Kata kunci : Penangan , Pencegahan , Kecelakaan


DAFTAR ISI

ABSTRAK i
PRAKATA ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah.................................................1
1.1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.2 Ruang Lingkup Kajian..........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................4
1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data................................................4
1.4.1 Metode................................................................................................4
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data..................................................................5
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................5

BAB II TEORI DASAR METROLOGI.............................................................7


2.1 Definisi Metrologi.............................................................................................7
2.2 Kategori Metrologi...........................................................................................7
2.3 Konsep Pengukurann....................................................................................10
2.3.1 Definisi Pengukuran...................................................................................10
2.3.2 Definisi Alat Ukur.......................................................................................11
2.4 Karakteristik Alat Ukur dan Akurasi..........................................................11
2.5 Definisi Tera...................................................................................................13

BAB III PERANAN PENGAWASAN AKURASI ALAT UKUR PADA


PELATIHAN TERA DI LABORATORIUM PENGUJIAN PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEMETROLOGIAN............15
3.1 Gambaran Umum Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
(PPSDK)..............................................................................................15
3.2 Letak Geografi PPSDK........................................................................17
3.3 Tugas, fungsi, dasar hukum Pusat Pengembangan Sumber Daya
Kemetrologian.....................................................................................18
3.3.1 Tugas Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian..............18
3.3.2 Fungsi Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian.............18
3.3.3 Dasar Hukum ....................................................................................18
3.4 Visi dan Misi PPSDK .........................................................................19
3.4.1 Visi ..................................................................................................19
3.4.1 Misi ..................................................................................................19
3.5 Organogram PPSDK...........................................................................19
3.6 Sarana Prasarana di PPSDK ...............................................................20
3.7 Pelatihan tera yang diadakan oleh PPSDK ........................................21
3.8 Proses Pelatihan Tera di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Kemetrologian.....................................................................................22
3.9 Proses Pengawasan Akurasi Alat Ukur yang Digunakan pada
Pelatihan Teradi Laboratorium Pengujian PPSDK ............................29
3.10 Kendala dan Solusi pada pengawasan akurasi alat dan juga pelatihan
tera di Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian................30

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................35


4.1 Simpulan...............................................................................................35
4.2 Saran.....................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
INDEKS 39
LAMPIRAN 41
RIWAYAT HIDUP................................................................................................42
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A DATA LAPANGAN ASLI ANGKA KECELAKAAN LALU


LINTAS DI WILAYAH HUKUM POLRESTABES BANDUNG SELAMA
MASA PANDEMI COVID-19

LAMPIRAN B DATA URAIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI


WILAYAH HUKUM POLRESTABES BANDUNG SELAMA MASA
PANDEMI COVID - 19

LAMPIRAN C INSTRUKSI KERJA PENANGANAN KECELAKAAN LALU


LINTAS DI WILAYAH HUKUM POLRESTABES BANDUNG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan keamanan dalam negeri pada konteks pelaksanaan tugas kepolisian

sangat berkaitan erat dengan masalah-masalah keamanan dan ketertiban

masyarakat, terciptanya situasi tertib dan tegaknya hukum pada masyarakat ,

terselenggaranya 3 fungsi utama polri yakni perlindungan, pengayoman dan

pelayanan kepada masyarakat serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia. Apabila kita hubungkan dengan situasi saat

ini , institusi Polri harus selalu siap siaga dan harus selalu mengikuti

perkembangan situasi yang ada di masyarakat termasuk situasi dimana negara

sedang dilanda krisis pandemi seperti saat ini.

Dapat kita ketahui , tahun 2020 adalah tahun pembuka bagi Corona Virus

Desease ( COVID-19 ) memasuki wilayah Negara Kesatuan Rebublik Indonesia.

Penyebarannya yang begitu cepat , sangat mempengaruhi sendimental kehidupan

masyarakat. Dimulai dari ditetapkannya status darurat pandemi nasional ,

diterapkannya system pembatasan social skala besar di berbagai daerah wilayah

Indonesia , hingga ditetapkannya protocol kesehatan dan juga bentuk system

adaptasi kebiasaan baru seperti mengenakan masker saat berpergian keluar

rumah , mencuci tangan dengan menggunakan sabun pada air mengalir dan

membawa hand sanitizer saat berada diluaran rumah. selain berdampak kepada

1
2

tata pola kehidupan masyarakat secara umum , hal ini pun berimbas kepada sector

pelayanan unit di pemerintahan , contohnya pada salah satu unit fungsional di

Institusi Kepolisian Republik Indonesia ( POLRI ) yakni unit kecelakaan lalu

lintas atau dapat kita ketahui Unit LAKA-LANTAS. Dengan ditetapkannya

Corona Virus Desease ( Covid-19) sebagai pandemi oleh pemerintah , aturan pada

pelayanan atau syarat teknis penanganan kecelakaan lalu lintas pun ikut berubah

menyesuaikan dengan protocol kesehatan dan sikap adaptasi kebiasaan baru.

Aturan – aturan baru tersebut dibuat agar pelayanan tetap terus berjalan tanpa

membahayakan kesehatan personel yang bertugas , karena sejatinya Covid-19

tidak memandang situasi dan kondisi seseorang untuk dapat terjangkit olehnya.

Penggunaan alat pelindung diri ( APD ) dan juga masker adalah salah satu dari

bagian perubahan aturan teknis dan menjadi pakaian wajib yang digunakan saat

bertugas dalam menangani olah TKP saat kecelakaan berlangsung.

Pada kondisi lapangan , walau pemerintah telah menetapkan Covid – 19 sebagai

pandemic dan meminta masyarakat untuk mengurangi kegiatan atau aktifitas

diluar rumah , sejatinya kegiatan serba di dalam rumah sedikit mustahil untuk

dilakukan mengingat tidak semua hal dapat kita lakukan di dalam rumah. Contoh

dari itu semua adalah kegiatan distribusi barang. Kegiatan ini tentunya tidak dapat

kita lakukan di dalam rumah. Perlu ada orang yang keluar untuk mengantarkan

barang tersebut dari suatu daerah ke daerah lain. Dan dalam kenyataanya jumlah

kendaraan pengantar barang tergolong masih banyak walau jumlahnya pun telah

diatur dalam aturan keluar masuk daerah pada saat masa pandemi , dan masih
3

banyak juga ditemukan berbagai pelanggaran – pelanggaran yang nantinya

mengarah kepada kecelakaan lalu lintas baik tunggal maupun beruntun. Contoh

pelanggaran yang umumnya dilakukan oleh supir kendaraan pengiriman barang

adalah kecepatan kendaraan melampaui batas yang ditetapkan. Apabila kita kaji ,

dalam hal ini banyak factor yang menyebabkan mengapa supir tersebut

melakukan hal sedemikian rupa , salah satunya adalah ketentuan perusahaan yang

menetapkan pelayanan cepat kilat yang mana hal ini justru menjadi prosentasi

penyebab kecelakaan di jalan yang paling besar. Selain itu bentuk kelalaian

lainnya adalah ketidakpahaman supir akan aturan berkendara dan memahami

berbagai rambu – rambu lalu lintas yang ada pada saat berkendara baik di dalam

maupun diluar kota. Dari berbagai kecelakaan tersebut tentunya banyak yang

harus ditangani dengan menurunkan personel ke lapangan secara langsung untuk

mempelajari dan mengolah tempat kejadian perkara yang mana tetap mengikuti

aturan protocol kesehatan yang ada .

Pada kondisi lain , banyak dari masyarakat kurang memperhatikan anjuran

pemerintah untuk tetap berdiam diri dirumah dengan berliburan baik di dalam

maupun diluar kota. Hal ini justru banyak menimbulkan kemacetan dikarenakan

jumlah kendaraan yang membeludak dimana – mana. Tak ayak pun banyak terjadi

kecelakaan oleh karenanya. Sama seperti penjelasan mengenai supir kendaraan

pengantar barang diatas , pengendara kendaraan roda dua dan roda empat yang

dikendarai oleh masyarakat umum rentan akan terjadinya kecelakaan. Factor yang

menyebabkan kecelakaan tersebut bervariasi , mulai dari kecepatan kendaraan


4

yang dikendarai melebihi batas kecepatan yang ditetapkan , partitur kendaraan

yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kecelakaan ,

ketidakpahaman aturan berkendara dan ketidakpahaman akan rambu – rambu lalu

lintas yang ada.

Adapun jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi di wilayah hukum

Polrestabes Bandung adalah kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua dan

roda empat. Biasanya kendaraan jenis ini banyak dikendarai oleh masyarakat

umum. Contoh umum yang dapat ditemukan dilapangan adalah kecelakaan

tunggal kendaraan roda dua. Kecelakaan ini biasanya terjadi dikarenakan

kelalaian pengendara yang kurang memahami aturan berkendara sehingga

terjadinya kecelakaan. contoh kecilnya adalah pengendara dengan kondisi mabuk

dikarenakan alcohol mengendari kendaraannya dengan kecepatan penuh dan

tergelincir sehingga kendaraan tersebut menabrak bantaran jalan. Hal ini adalah

hal umum yang biasa ditemukan oleh personel Laka-Lantas Polrestabes Bandung

saat olah TKP dan penyidikan. Ada juga dikarenakan ketidakpatuhan akan rambu

lalu lintas , hal ini berkaitan dengan lampu merah dipersimpangan jalan. Banyak

dari pengendara tersebut menerobos lampu merah dengan kecepatan penuh disaat

bersamaan kendaraan dari arah yang lain pun mengendarai dengan arah yang

bersilangan sehingga terjadi kecelakaan. dengan jumlah kecelakaan yang terus

meningkat perlu adanya pengoptimalan pencegahan dan penanganan kecelakaan

lalu lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung apalagi di saat pandemic

seperti ini dimana perhatian dari penanganan yang harus lebih ekstra dari biasanya
5

karena pada nyatanya sosialisasi sebagi bentuk pencegahan dianggap kurang

efektif untuk menekankan angka kecelakaan yang terjadi. terbukti dengan jumlah

angka kecelakaan yang terus meningkat sesaat setelah diadakannya sosialisasi

yang dilakukan personel di setiap persimpangan jalan di wilayah hukum

Polrestabes Bandung. Dan permasalahan lain dilapangan adalah jumlah alat

perlindungan diri yang terbatas mengingat pemakaiannya yang hanya bisa dipakai

satu kali dengan jumlah kecelakaan yang meningkat dari waktu kewaktu ,

membuat keefesienan dalam penggunannya akan terasa kurang. Karena sesaat

setelah digunakan pertama kali , APD akan langsung dibuang. Dengan melihat

pemasalahan yang ada , maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam

dalam Naskah Karya Perorangan yang berjudul “OPTIMALISASI

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI

WILAYAH HUKUM POLRESTABES BANDUNG PADA MASA

PANDEMI COVID-19”.

1.2 Permasalahan

Mengingat pentingnya peran unit LAKA-LANTAS Polrestabes Bandung dalam

melakukan pelayanan di bidang pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu -

lintas yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemic

Covid-19 maka permasalahan dalam karya tulis ini dirumuskan menjadi upaya

optimalisasi pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum

Polrestabes Bandung guna mewujudkan KAMSELTIBCAR.


6

Berdasarkan permasalahan di atas , penulis merumuskan persoalan-persoalan yang

akan dibahas dalam karya tulis ini adalah diantaranya permasalahan terkait

kesiapan kekuatan sumber daya manusia untuk optimalisasi pencegahan dan

penanganan kecelakaan di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa

pandemic Covid-19, Jumlah besaran dukungan alat pelindungan diri atau APD

bagi personel yang turun langsung ke tempat olah TKP ataupun saat kegiatan

penyidikan dalam rangka penerapan protocol kesehatan dan sikap adaptasi

kebiasaan baru yang ditetapkan pemerintah , melakukan tindakan persuasive

dalam mengedukasi masyarakat agar lebih memahami akan aturan berkendara dan

memahami rambu – rambu lalu lintas yang ada sebagai tindakan pencegahan

kecelakaan yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Bandung , dan

pengoptimalisasian syarat teknis dan aturan wajib saat melakukan penanganan

kecelakaan di wilayah hukum Polrestabes Bandung yang menyesuaikan dengan

situasi saat ini yakni pada masa pandemic Covid-19.

1.3 Persoalan

Berdasarkan latar belakang di atas, persoalan yang penulis kemukakan adalah

sebagai berikut.

1. Apa saja faktor yang melatarbelakangi pengoptimalisasian pencegahan dan


penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung
pada masa pandemi Covid-19 ?
2. Bagaimana proses pengoptimalisasian pencegahan kecelakaan lalu lintas di
wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemi Covid-19 ?
3. Bagaimana proses pengoptimalisasian penanganan kecelakaan lalu lintas di
wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemi Covid-19 ?
7

4. Bagaimana kendala pengoptimalisasian pencegahan dan penanganan


kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa
pandemi Covid-19
?

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ini dibatasi pada upaya untuk meng-

optimalisasikan pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu – lintas di wilayah

hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemic Covid-19.

1.5 Maksud dan Tujuan

1.5.1 Maksud Penulisan

Naskah Karya Perorangan ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui upaya dan
faktor apa saja yang mempengaruhi pengoptimalisasian pencegahan dan penangan
kecelakaan di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemi Covid-19.
Selain itu penulisan karya ini dibuat dengan tujuan untuk memenhi salah satu
bagian tes SIP Polri TA. 2021.

1.5.2 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah

1. Untuk menentukan faktor yang melatarbelakangi pengoptimalisasian


pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum
Polrestabes Bandung pada masa pandemi Covid-19
8

2. Untuk mengetahui proses pengoptimalisasian pencegahan kecelakaan lalu


lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemi Covid-19.
3. Untuk mengetahui proses pengoptimalisasian penanganan kecelakaan lalu
lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemi Covid-19
4. Untuk mengetahui kendala pengoptimalisasian pencegahan dan penanganan
kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa
pandemi Covid-19

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendesktipsikan data baik dari literatur

maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan metode yang

digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan

pendekatan empiris dan rasional.

1.6.2 Pendekatan

Penulisan ini menggunakan pendekatan Manajemen Strategi yakni manajemen

yang memperhatikan faktor lingkungan strategi , baik yang bersifat internal

maupun eksternal. Selain itu guna memperkuat dalam pemberian kesimpulan

maka penulis akan menggunakan analisis SWOT guna untuk melihat dampak dari

diputuskannya hal yang berkenaan dengan upaya optimalisasi pencegahan dan

penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada

masa pandemi Covid-19

1.7 Sistematika Penulisan


9

Untuk memudahkan dalam memahami tulisan ini, maka penulis membuat

sistematika yang tersusun menjadi beberapa bab yang saling berhubungan satu

sama lain, sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan
Terdapat beberapa sub-bab yang menjelaskan
gambaran umum tentang karya tulis seperti latar
belakang , permasalahan dan persoalan , ruang
lingkup , maksud dan tujuan , sistematika , metode
dan pendekatan.
BAB II : Pembahasan
Terdapat sub-bab yang menjelaskan tentang
pendalaman dalam upaya pengoptimalisasian yang
terdiri dari kondisi awal , factor yang
mempengaruhi , kondisi yang diharapkan , dan yang
terakhir upaya pemecahan masalah.
BAB III : Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dari penulisan dan saran yang
diberikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Awal


Pada sub-bab ini penulis akan menjabarkan mengenai kondisi awal dimana upaya
pengoptimalisasian pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah
hukum Polrestabes Bandung pada era masa pandemi Covid-19 mulai di terapkan
dan bagaimana efek atau akibat setelah pengoptimalisasian ini berjalan di unit
LAKA-LANTAS Polrestabes Bandung.

2.1.1 Situasi Umum Wilayah Hukum Polrestabes Bandung

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Provinsi
Jawa Barat.Kota Bandung secara geografis terletak di antara 107o 36’ Bujur
Timur dan 6o 55’ Lintang Selatan. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat
dari segi komunikasi, dan perekonomian. Hal tersebut dikarenakan Kota Bandung
terletak pada pertemuan poros jalan yaitu barat – timur yang memudahkan
hubungan dengan Ibukota Negara sedangkan utara – selatan yang memudahkan
lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan). Batas- batas wilayah
dari Kota Bandung yaitu:

Sebelah Utara : Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.


Sebelah Barat : Jalan Terusan Pasteur, Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi
Selatan, dan Kota Cimahi.
Sebelah Timur : Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Sebelah Selatan : Kecamatan Dayeuh Kolot, Bojongsoang, Kabupaten
Bandung.
2.1.2 Kondisi Faktual dan Solusi Awal Optimalisasi pencegahan dan
Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Hukum Polrestabes
Bandung Pada Masa Pandemi Covid-19

Dapat diketahui bahwa saat ini optimalisasi pencegahan dan penanganan


kecelakaan lalu – lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada era masa
pandemic Covid-19 ini kurang optimal , mengapa demikian ? dapat kita ketahui
bahwasanya masih adanya kerancuan dalam penggunaan syarat teknis atau aturan
baru yang berkaitan dengan penanganan dan juga pencegahan kecelakaan di
wilayah hukum Polrestabes Bandung khsususnya pada era pandemic Covid-19 ini.
Syarat teknis ini masih dapat dikatakan belum matang , sehingga penggunaanya
akan mengalami ambiguitas. Selain itu , jumlah Alat pelindung diri yang kurang
mengakibatkan syarat dan aturan wajib tadi terasa kurang efektif. Hal ini
dikarenakan pada syarat teknis , personel diminta untuk menggunakan alat
pelindung diri atau APD setiap kali melakukan pengolahan TKP dan juga
penyidikan dengan pihak – pihak yang terlibat. Dengan sediktinya jumlah APD
ini , bahaya kesehatan mungkin akan mengancam para personel karena sejatinya
kita tidak mengetahu apakah korban kecelakaan memiliki riwayat kontak
langsung dengan pasien covid-19 ataupun dirinya sendiri adalah pasien reaktif
covid-19. Sehingga dalam berbagai kemungkinan besar prosentasi terjangkitnya
anggota dengan penyebaran covid-19 yang ditularkan oleh korban ataupun
tersangka pada saat dan setelah kecelakaan berlangsung semakin besar. Selain itu
bentuk ketidakpatuhan masyarakat akan aturan berkendara yang kurang dan juga
rasa ketidakpuliannya yang memperburuk keadaan membuat jumlah kecelakaan
terutama kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua dan empat yang
dikendarai oleh masyarakat umum semakin melonjak. Hal ini harus menjadi
perhatian khusus oleh unit LAKA-LANTAS Polrestabes Bandung sebagai salah
satu unit fungsional yang memiliki tugas pencegahan dan penanganan kecelakaan
di wilayah hukum Polrestabes Bandung pada masa pendemi Covid-19 .
Adapun solusi yang dapat diberikan berkenaan dengan hal itu adalah ;
1. Berkenaan dengan syarat teknis hal ini harus dibicarakan lebih lanjut
dengan pimpinan selaku pemegang keputusan dalam unit untuk
membentuk suatu atauran baku atau aturan baku atau syarat teknis dalam
upaya untuk pengoptimalisasian pencegahan dan penanganan kecelakaan
lalu – lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung. Hal ini perlu
disesuaikan dengan keadaan yang nyata terjadi pada saat ini. Sehingga
dalam penerapannya tidak akan ada bentuk kesalahan dan juga ambiguitas.
2. Berkenaan dengan APD , hal ini Polrestabes Bandung sebagai induk dari
unit LAKA-LANTAS Polrestabes Bandung perlu memperhatikan lebih
mendalam mengenai hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja
personel. dalam hal ini berbentuk sebagai alat perlindungan diri ( APD )
yang dibekalkan kepada setiap personel dan managementnya berupa
pemantauan secara langsung sehingga hal ini memungkinkan pimpinan
mengetahui jumlah APD yang dibutuhkan unit setiap kecelakaan terjadi.
Dengan begitu , unit tidak akan kekurangan APD. Mengingat penggunaan
APD hanya diperbolehkan digunakan satu kali dalam penggunaanya.
3. Berkenaan dengan kepatuhan masyarakat akan aturan berkendara , hal ini
seluruh fungsi kepolisian unit LAKA – LANTAS dan Lantas wajib untuk
melakukan tindakan persuasive kepada pengendara berupa edukasi
mendalam mengenai pentingnya menaati aturan berkendara di wilayah
hukum Polrestabes Bandung dan juga tindakan preventif berupa
penilangan atau pemberian sanksi social sehingga setidaknya dapat
menekan jumlah angka kecelakaan yang tejadi. Selain itu hal yang lain
yang sekiranya diperlukan ialah membuat video interaktif dengan
masyarakat berkenaan dengan penting aturan berkendara dan juga
mematuhi rambu – rambu lalu – lintas yang ada,

2.1.3 Kondisi Kesiapan Anggota Dalam Optimalisasi Pencegahan dan


Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Hukum Polrestabes
Bandung

a. Bidang Sumber Daya Manusia


b. Jumlah Sapras Yang Mendukung
c. Jumlah APD yang tersedia

2.1.4 Bidang Sistem dan Metoda

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Optimalisasi pencegahan dan


Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Hukum Polrestabes
Bandung Pada Masa Pandemi Covid-19

Dalam hal ini ada berbagai factor yang mempengaruhi dari Optimalisasi
pencegahan dan Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Hukum
Polrestabes Bandung Pada Masa Pandemi Covid-19. Hal ini bisa berasal dari
Internal Unit dan Eksternal Unit. Sesuai dengan pendapat Freddy Rangkuty
(2006) yang menyatakan suatu organisasi selalu dihadapkan pada lingkungannya,
apakah lingkungan internal ataupun lingkungan eksternalnya, sehingga analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities Threats) sangat tepat diterapkan di
Polrestabes Bandung untuk menghadapi lingkungan strategik saat ini dan masa
mendatang guna menginventarisir dan mengidentifikasi faktor internal yang
meliputi kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yaitu peluang dan
hambatan.

Adapun faktor yang mempengaruhi optimalisasi pencegahan dan penganagan


kecelakaan lalu-lintas di wilayah Polrestabes Bandung pada masa pandemic
Covid-19 adalah sebagai berikut:

2.2.1 Faktor Internal

a. Kekuatan

1) Komitmen pimpinan Polri maupun Polda Jabar untuk


meningkatkan kualitas kemampuan Polrestabes Bandung dengan
ciri dan karakteristik yang dimiliki;
2) Adanya komitmen internal Polrestabes Bandung untuk
melaksanakan tugas sebaik mungkin;
3) Adanya kebanggaan terhadap organisasi yang kuat dan hubungan
sosial antar personel Polrestabes Bandung yang erat dan harmonis;
4) Tersediannya pedoman kerja dan juklak / juknis mengenai
pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu-lintas di wilayah
hukum Polrestabes Bandung yang saat ini bersamaan dengan
pandemic Covid-19
5) Tugas Pokok unit LAKA – LANTAS Polrestabes Bandung dalam
menyelenggarakan fungsi kamseltibcar sehingga dapat menekan
angka kecelakaan di wilayah Hukum Polrestabes Bandung
b. Kelemahan

1) Jumlah personel yang kurang sepadan dengan jumlah peningkatan


kecelakaan di wilayah hukum Polrestabes Bandung. Membuat kadang
beberapa kecelakaan kecil yang tidak diketahui dan tidak dapat
ditangani.
2) Kurangnya persediaan APD sehingga memungkinkan personel keluar
tanpa menggunakan APD dan hanya bermodalkan masker saja.
3) Tingkat Kepatuhan Masyarakat yang kurang dan kadang tidak
mengindahkan perturan yang butuh untuk dipersuasif atau preventif.
4) Syarat Teknis yang rancu.

2.2.2 Faktor External

a. Peluang

1) Adanya dukungan dari pemerintah Kota Bandung terhadap unit


Laka-Lantas Polrestabes Bandung dalam melaksanakan tugas di
wilayah Kota Bandung terkait persediaan APD dan lainnya;
2) Meningkatnya partisipasi dari berbagai macam lapisan masyarakat,
LSM dan media dalam mengawasi pelaksanaan tugas kepolisian
agar Polri semakin profesional;
3) Dukungan pimpinan Polri / Polda terhadap upaya pengoptimalan
pencegahan dan penanganan kecelakaan lalu lintas di wilayah
hukum Polrestabes Bandung pada masa pandemic Covid-19;
4) Adanya kerjasama dengan pihak media massa / pers guna
membangun pemberitaan yang mendidik terhadap masyarakat
dalam menunjang tugas-tugas Kepolisian.

b. Kendala
1) Tingkat Kepatuhan Masyarakat yang kurang dan kadang tidak
mengindahkan perturan yang butuh untuk dipersuasif atau preventif.
2) Syarat Teknis yang rancu.
2.3 Kondisi Yang Diharapkan

2.4 Upaya Pemecahan Masalah

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

1. Berkenaan dengan syarat teknis hal ini harus dibicarakan lebih lanjut
dengan pimpinan selaku pemegang keputusan dalam unit untuk
membentuk suatu atauran baku atau aturan baku atau syarat teknis dalam
upaya untuk pengoptimalisasian pencegahan dan penanganan kecelakaan
lalu – lintas di wilayah hukum Polrestabes Bandung. Hal ini perlu
disesuaikan dengan keadaan yang nyata terjadi pada saat ini. Sehingga
dalam penerapannya tidak akan ada bentuk kesalahan dan juga ambiguitas.
2. Berkenaan dengan APD , hal ini Polrestabes Bandung sebagai induk dari
unit LAKA-LANTAS Polrestabes Bandung perlu memperhatikan lebih
mendalam mengenai hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja
personel. dalam hal ini berbentuk sebagai alat perlindungan diri ( APD )
yang dibekalkan kepada setiap personel dan managementnya berupa
pemantauan secara langsung sehingga hal ini memungkinkan pimpinan
mengetahui jumlah APD yang dibutuhkan unit setiap kecelakaan terjadi.
Dengan begitu , unit tidak akan kekurangan APD. Mengingat penggunaan
APD hanya diperbolehkan digunakan satu kali dalam penggunaanya.
3. Berkenaan dengan kepatuhan masyarakat akan aturan berkendara , hal ini
seluruh fungsi kepolisian unit LAKA – LANTAS dan Lantas wajib untuk
melakukan tindakan persuasive kepada pengendara berupa edukasi
mendalam mengenai pentingnya menaati aturan berkendara di wilayah
hukum Polrestabes Bandung dan juga tindakan preventif berupa
penilangan atau pemberian sanksi social sehingga setidaknya dapat
menekan jumlah angka kecelakaan yang tejadi. Selain itu hal yang lain
yang sekiranya diperlukan ialah membuat video interaktif dengan
masyarakat berkenaan dengan penting aturan berkendara dan juga
mematuhi rambu – rambu lalu – lintas yang ada,

Anda mungkin juga menyukai