Anda di halaman 1dari 1

ARGUMENTASI KRITIS TRANSFORMASI KI HAJAR DEWANTARA PADA

SEBELUM KEMERDEKAAN DAN SESUDAH KEMERDEKAAN

Pendidikan sudah ada sejak zaman sebelum Indonesia merdeka atau ada pada masa
Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Sistem pendidikan sebelum kemerdekaan sangat berbeda
dengan pendidikan sesudah merdeka. Pendidikan sebelum kemerdekaan dibatasi dan yang
berhak sekolah hanya kalangan tertentu dan calon pegawai di masa kolonial dengan melakukan
pembelajaran hanya kepada pembelajaran membaca, menulis dan menghitung saja, sekolah
tersebut adalah Bumi Putera. Sejalan dalam pernyataan yang dikemukakan Sultani & Kristanti
(2020,104) pendidikan pada zaman kolonialisme sangat dipengaruhi oleh kolonialisme sehingga
bangsa Indonesia dididik untuk mengabdi kepada penjajah demi kepentingan penguasa, karena
saat penjajahan semua bentuk pendidikan dipusatkan hanya untuk membantu dan mendukung
kepentingan penjajah. Hal tersebut juga diperkuat oleh Zuriati, et al. (2021) bahwa pendidikan
yang ada pada masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan mendidik manusia untuk
tergantung pada nasib dan bersikap pasif. Pendidikan kolonial itu tidak dapat menjadikan kita
manusia merdeka. Hal tersebut tentunya sangat merugikan masyarakat Indonesia karena dengan
adanya kebijakan tersebut tidak adil bagi bangsa Indonesia dan dengan kebijakan tersebut
malah menjadi budak bagi penjajah. Tanggal 3 Juli 1992 babak baru perjuangan Ki Hajar
Dewantara dalam pendidikan di mulai yaitu dengan mendirikan Taman Siswa yang mula-mula
Bernama “National Ondewijs Institut Taman Siswa” yang pertama di Jogjakarta, sekolah ini
kelak di ubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa yang mana sekolah ini awalnya
diperuntukan hanya untuk taman anak dan kursus guru.
Taman siswa ini merupakan merupakan salah satu gerakan transformasi pendidikan untuk
masyarakat Indonesia dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Proses pembelajaran
yang dilakukan taman siswa dengan guru membelajarkan materi pelajaran ditambah pendidikan
kebangsaan dan budi pekerti. Adapun semboyan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
adalah Ing Ngarso Sung Tulodo ( di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso
(Ditengah membangun cita-cita), Tut Wuri Handayani (dibelakang mengikuti dan
mendukungnya). Dalam Hal ini menurut Setiono, Taufiq Hari (2019) didirikannya perguruan
Taman siswa disebabkan karena keadaan pendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat kurang
pengajaran yang diberikan oleh Belanda kepada bangsa Indonesia, pendidikannya sangat tidak
sesuai dengan kepentingan hidup bangsa Indonesia sendiri dan bahkan meracuni jiawa anak,
menanamkan jiwa budak pengabdi kepentingan colonial. Setelah Indonesia merdeka Taman
siswa berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalimse bangsa Indonesia dan tujuan
didirikannya taman siswa tidak lain untuk mendidik dan menggembleng golongan muda serta
menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat anti penjajahan.

DAFTAR PUSTAKA
Setiono, Taufiq Hari. 2019. Ki Hajar Dewantara Perananya dalam Memperjuangakan
Pendidikan Nasional Tahun 1922-1959. STKIP PGRI Sidoarjo.
Sultani, Zofrano.I.M. 2020. Perkembangan dan Pelaksanaan Pendidikan Kolonial Belanda di
Indonesia Abad 19-20. Jurnal Artefak.7(2): 91-106
Zuriatin., Nurhasanah., Nurlaila. 2021. Pandangan dan Perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam
Memajukan Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan IPS. 11 (1): 47-55

Anda mungkin juga menyukai