Anda di halaman 1dari 25

HIV AIDS

A. Mut’mainnah - 105501103122
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 Tahun 3 Bulan
Alamat : Jeneponto
Tanggal MRS : 16/11/2023
No. RM : 426111
Ruangan : Baji Areng, Kamar Mawar 317
Anamnesis

Keluhan Utama : Perdarahan Gusi

RPS : Pasien masuk dengan keluhan perdarahan gusi sejak 3 hari, disertai yang demam dialami sejak 3 minggu sebelum
masuk rumah sakit, demam 2 hari saat di RS Kolaka, 4 hari selanjutnya ke Jeneponto dan demam selama 1 minggu dan
masuk RS Lanto Jeneponto dengan diagnosis DBD dan dirujuk ke RS Labung Baji. Demam dirasakan meningkat terutama
sore hari disertai menggigil dan keringat dingin. Terdapat mual (+), muntah (+), nyeri dada disertai sesak, nyeri perut (+)
terasa penuh, nyeri tekan abdomen (+), BAB encer sejak 2 minggu lalu, BAK warna teh, nyeri tekan pada daerah betis, nafsu
makan menurun, penurunan pendengaran, ada penurunan BB dari 49 ke 45 kg
Riw Penyakit Dahulu : Riwayat tifoid waktu SD
Riw Kebiasaaan : Merokok (-), alkohol (-), penggunaan jarum (-), narkoba (-)
Riw Sosial : Hub sexual heterogen (+)
Riw Pekerjaan : Mahasiswa
Riw Bepergian : Tidak pernah ke daerah endemis
Riw Keluarga : Tidak ada yang mengeluhkan hal yang sama
Riw Pengobatan : mendapat transfusi darah sebanyak 5 bag di RS Lanto
Status Generalisata
Keadaan Lemah
Umum
Kesadaran GCS 15

TB = 164 cm
BB = 45 kg
Status Gizi LP = 72 cm
IMT = 16,79 kg/m2
Status Gizi = Gizi kurang

TD : 134/79
RR : 24
TTV HR: 102
SPO2 : 99
SUHU : 37,4
Pemeriksaan Fisik
Normocephal
Edema palpebra +/+
Kepala, Mata, Perdarahan subkonjungtiva +/+
Hidung, Mulut Congjungtiva anemis +/+
Perdarahan gusi +/+

Leher Pembesaran KGB : post auricula dextra sebesar kelereng

Inspeksi : simetris kiri kanan


Palpasi : sela iga kiri kanan
Thorax Perkusi : sonor kiri kanan
Auskultasi : BP : Vesikuler, redup di basal paru, BT : Rh -/-, Wh-/-

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


Palpasi : thrill (-)
Jantung Perkusi : batas atas ICS III, batas kiri linea mid clavicularis siniistra, batas kanan
linea parasternalis dextra
Auskultasi : irama jantung I/II murni reguler
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : cembung
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Abdomen Palpasi : hepar teraba 3 jari dibawah arcus costa, lien teraba S4
Perkusi : shifthing dullness (+)

Ekstremitas Nyeri tekan gastrocnemius +/+

Kulit Macula hiperpigmentasi pada regio antebrahium


FU
S/
demam tidak ada hari ini, saat ini perawatan hari ke 2, nyeri kepala (+), perdarahan gusi
(+), muntah (+), nyeri perut (+) terasa perut penuh, nyeri tekan abdomen (+), BAB encer,
BAK warna kuning pekat, penurunan pendengaran, nafsu makan menurun

O/
tD ; 117/73 N ; 103 P ; 20 S ; 36 SPO2 ; 98%
perdarahan subkonjungtiva : +/+
edema palpebra : +/+
pembesaran KGB : di post auricula sebesar kelereng
redup di basal paru
17/11/23 Shifting dullness +

A/
Dengue shock syndrome

P/
IVFD RL
Ceftriaxone 1 gr inj. 2 gr/24 jam/iv dalam 100 cc
Omeprazole inj
Ondansetron 4 mg inj, 2 x 1
Methyl prednisolon 125 mg inj, 1 amp/12 jam/iv
Rencana transfusi TC 6 unit dengan premed diphenhidramin 1 amp/IM
FU S/
demam tidak ada hari ini, saat ini perawatan hari ke 3, batuk kering, nyeri kepala (+),
perdarahan gusi (+), muntah (+), nyeri perut (+) terasa perut penuh, nyeri tekan abdomen (+),
BAB encer, BAK warna kuning pekat, penurunan pendengaran, nafsu makan menurun

O/
Td : 114/74mmhg N ; 77 x/i P : 20 x/i S : 36 c SPO2 : 100 %
perdarahan subkonjungtiva : +/+
edema palpebra : +/+
pembesaran KGB : di post auricula sebesar kelereng
redup di basal paru
Shifting dullness +

18/11/23 A/
Dengue shock syndrome

P/
IVFD RL
Ceftriaxone 1 gr inj. 2 gr/24 jam/iv dalam 100 cc
Omeprazole inj
Ondansetron 4 mg inj, 2 x 1
Methyl prednisolon 125 mg inj, 1 amp/12 jam/iv

Hb : 8,4
Leuko : 32810 ul
PLT : 26400 ul
FU S/
demam tidak ada hari ini, saat ini perawatan hari ke 5, batuk kering sejak 3 hari, nyeri kepala (+), perdarahan gusi (+), muntah (+),
nyeri perut (+) terasa perut penuh, nyeri tekan abdomen (+), BAB encer, BAK warna kuning pekat, penurunan pendengaran, nafsu
makan menurun
O/
tD ; 117/73
N ; 99
P ; 20
S ; 36
SPO2 ; 98%
perdarahan subkonjungtiva : +/+
edema palpebra : +/+
pembesaran KGB : di post auricula sebesar kelereng
redup di basal paru
Shifting dullness +
20/11/23 A/
Dengue shock syndrome

P/
IVFD RL
Ceftriaxone 1 gr inj. 2 gr/24 jam/iv dalam 100 cc
Omeprazole inj 2 x 1
Ondansetron 8 mg inj, 1 x 2
Methyl prednisolon 125 mg inj, 62,5 amp/12 jam/iv

WBC =. 42,42 10^3/uL


PLT = 20,20 10^3/uL
Hb = 8,3 g/dL
INR = 1,23
APTT = 20,9 detik
SGPT = 55 U/L
FU S/
demam tidak ada hari ini, saat ini perawatan hari ke 6, batuk kering sejak 4 hari, nyeri kepala (+), perdarahan gusi (+), nyeri perut (+) terasa perut penuh,
nyeri tekan abdomen (+), BAB sulit, BAK warna kuning pekat, penurunan pendengaran, nafsu makan menurun
O/
T :110/70 mmhg
N ;92
P : 20
S ;36,2
Saturasi :98
LP : 72 cm
perdarahan subkonjungtiva : +/+
edema palpebra : +/+
pembesaran KGB : di post auricula sebesar kelereng
redup di basal paru
Shifting dullness +
21/11/23 A/
HIV AIDS

P/
IVFD RL
Ceftriaxone 1 gr inj. 2 gr/24 jam/iv dalam 100 cc
Omeprazole inj/12 jam
Ondansetron 4 mg inj, 1 x 2
Methyl prednisolon 125 mg inj, 1 amp/12 jam/iv
Balans cairan
furosemid40mg/12j/iv

Rapid HIV : Reaktif

hasil thorax foto ; EFUSI PLEURA BASAL BILATERAL TERUTAMA KANAN


Hasil USG : HEPATOSPLENOMEGALI dan ASCITES
FU S/
demam tidak ada hari ini, saat ini perawatan hari ke 7, batuk kering sejak 5 hari, nyeri kepala (+), perdarahan gusi (-),
nyeri perut (+) terasa perut penuh, nyeri tekan abdomen (+), BAB sulit sejak 2 hari, BAK warna kuning pekat,
penurunan pendengaran, nafsu makan menurun
O/
T :110/70 mmhg
N ;92
P : 20
S ;36,2
Saturasi :98
LP : 72 cm
perdarahan subkonjungtiva : +/+
edema palpebra : +/+
pembesaran KGB : di post auricula sinistra sebesar kelereng
22/11/23 redup di basal paru
Shifting dullness +

A/
HIV AIDS + Subkonjungtiva bleeding

P/
IVFD RL
Ceftriaxone 1 gr inj. 2 gr/24 jam/iv dalam 100 cc
Omeprazole inj/12 jam
Ondansetron 8 mg inj, 1 x 2
Methyl prednisolon 125 mg inj, 1 amp/12 jam/iv
balans cairan
Furosemid inj 1-0-1
Cendo Protagenta
Definisi

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) →


kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
Epidemiologi
Secara global di tahun 2020 sebanyak 1,5
juta, yaitu 150.000 anak <15 tahun dan 1,3
juta berusia >15 tahun termasuk dewasa
(660.000 perempuan dan 640.000 laki-
laki).

Angka kematian akibat infeksi HIV/AIDS


secara global di tahun 2020 sebesar
680.000.

Infeksi HIV dominan ditemukan pada


populasi kunci, yaitu 23 % pada kelompok
laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), 20%
pada klien pekerja seks atau partner seks,
11% pada pekerja seksual, 9% pada
pengguna narkoba suntik, dan 2% pada
kelompok waria.
Etiologi
Envelop
gp 120
gp41

Enzym
Reverse transcriptase
Integrase
Protease

Nucleus
P17 (matrix)
P24 (capsid)
P7/P9 (nucleocapsid)
Transmisi HIV

Vertikal Horizontal Transeksual


Ibu ke anak (Intrauterin,
Transfusi darah, jarum Homoseksual ataupun
intrapartum, postpartum
suntik heteroseksual
(menyusui))
Patofisiologi

1. Pengikatan gp120 ke CD4 dan coreseptor pada


permukaan sel
2. Dengan bantuan Enzim reverse transkriptase
menerjemahkan RNA untai tunggal HIV menjadi DNA
untai ganda
3. DNA virus berpindah ke inti sel
4. DNA virus diintegrasikan oleh enzim Integrase ke
dalam DNA host
5. DNA HIV ditranskripsi kembali menjadi RNA
mRNA virus, yang terakhir diterjemahkan menjadi
poliprotein HIV.
6. RNA virus dan poliprotein berkumpul di bawah
membran sel
7. Virus menjadi matur dengan bantuan enzim
protease
Tahap perjalanan HIV
Transmisi HIV

Sindrome akut retroviral

Perbaikan+serokonversi

Infeksi HIV kronis asimptomatis

Infeksi HIV simptomatis (AIDS)


Patofisiologi
Fase akut Asimptomatik
• 70-80% bergejala, 3-12 minggu setelah terpapar • Pasien kemudian masuk ke dalam tahap asimptomatik yang
• Demam, ruam, limfadenopati serviks, aseptik meningitis, dpt berlangsung dalam beberapa bulan – tahun, kecuali
ensefalitis, mielitis, polineuritis limfadenopati generalisata
• Lonjakan salinan RNA virus hingga >1 juta • Penurunan jumlah CD4 sekitar 50-150 sel per tahun
• Penurunan jumlah CD4 menjadi 300-400
• Pemulihan dalam 7-14 hari

Serokonversi
• 3-12 minggu, median 8 minggu
• Tingkat viral load pasca serokonversi berkorelasi dengan risiko
perkembangan penyakit
• Gejala mirip :
Manifestasi seperti flu-like syndrome (demam, mialgia)
Gejala neurologi (HIV pada CSF, aseptik meningoenchepalitis)
Gejala GI tract (ulkus mukokutan, edema farings)
Gejala Dermatologi (kemerahan, urtikaria)
Manifestasi Klinis
Asimptomatis
STADIUM 1 Limfadenopati persistent generalisata

• Penurunan berat badan, tetapi <10% dari berat badan sebelumnya.


• Manifestasi mukokutaneus minor (dermatis Seborhhoic, prurigo, infeksi jamur pada kuku, ulserasi
STADIUM 2 mukosa oral berulang, cheilitis angularis).
• Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir.
• Infeksi berulang pada saluran pernapasan atas.(misal : sinusitis bakterial)

• Penurunan berat badan, > 10%


• Diare kronis dengan penyebab tidak jelas, > 1 bulan.
• demam dengan sebab yang tidak jelas (intermittent atau tetap), > 1 bulan.
STADIUM 3 •

Kandidiosis oral.
Oral hairy leukoplakia
• TB Pulmoner, dalam satu tahun terakhir.
• Infeksi bacterial berat.

• HIV wasting syndrome


• PCP
• Ensefalitis Toksoplasmosis
• Diare karena cryptosporidiosis, > 1 bulan.
• Infeksi sitomegalovirus.
STADIUM 4 • Berbagai infeksi jamur berat.
• Kandidiasis esofagus, trachea atau bronkus
• TB, ekstrapulmoner.
• Sarkoma Kaposi
• Ensefalopati HIV
Penunjang
Pemeriksaa laboratorium :
Cara langsung : Antigen virus :
1. Polymerase Chain Reaction (PCR) & b-DNA viral load
tes diulangi setiap 3 bulan, lama tes ± 4-7 hari
Hasil negatif bila :
- PCR viral load test : <50 kopi HIV
- b-DNA viral load test : < 400 kopi HI

Indikasi PCR :
Tes HIV pada bayi
Individu dengan hasil tes seronegatif
Kelompok risiko tinggi
Konfirmasi HIV-2 à sensitivitas ELISA ↓

Cara tidak langsung(respon zat anti spesifik) :


1. ELISA
2. Western Blot
3. Immunofluorescent assay (IFA)
4. Radioimmunopraecipitation assay (RIPA)
5. CD4 Count
Terapi

Memperbaiki Kualitas Hidup Mencegah infeksi oportunistik

Mencegah progresi Mengurangi transmisi


penyakit kepada yg lain
Terapi
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV. Obat yang sekarang ada yaitu ARV (Anti
Retroviral ) yang digunakan sebagai terapi untuk menghambat berkembangbiaknya virus dalam tubuh

KLASIFIKASI ANTIRETROVIRALS
• Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI)
• Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI)
• Protease inhibitors (PI)
• Fusion inhibitors
• Integrase Inhibitors
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai