Anda di halaman 1dari 21

NILAI – NILAI KRISTIANI

(Nilai masa kini versus Nilai-nilai Kristiani)

I. Deskripsi Capaian

Memahami hakikat nilai-nilai masa kini Versus nilai-nilai Kristiani. Pada elemen ini,
peserta binaan memahami nilai-nilai masa kini yang mempengaruhi kehidupan orang
beriman, mencermati bentuk-bentuk gaya hidup masa kini dan dampaknya bagi
kehidupan serta membandingkannya dengan nilai-nilai kristiani yang menjadi penuntun
hidup orang beriman.
Pada elemen ini, peserta binaan memahami nilai-nilai masa kini yang
mempengaruhi kehidupan orang beriman, mencermati bentuk-bentuk gaya hidup masa
kini dan dampaknya bagi kehidupan serta membandingkannya dengan nilai-nilai kristiani
yang menjadi penuntun hidup orang beriman.
Alkitab sebagai filter atau penyaring bagi nilai-nilai modern. Mengacu pada nilai-
nilai iman, maka peserta binaan dapat menentukan pilihan, nilai manakah yang dapat
dijadikan pegangan hidup dan nilai apa saja yang harus dikritisi dan ditolak. Pada
pembelajaran materi, penting untuk memberikan penekanan terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan ajaran iman Kristen. Berbagai persoalan yang muncul sebagai akibat
negatif dari nilai-nilai modern juga perlu dipelajari. Misalnya pergaulan bebas beserta
dampak-dampaknya, HIV AIDS, Penggunaan obat- obat terlarang dan dampaknya bagi
kehidupan remaja dan orang dewasa.

II. Capaian Elemen

Capaian Elemen Materi Pokok Tujuan

Memahami hakikat nilai- Gaya Hidup Masa kini: Menjabarkan bentuk-


nilai masa kini dengan workaholic, berpikir bentuk gaya hidup masa
instan, pergaulan bebas,
nilai-nilai kristiani serta hedonis, anti sosial, kini dan dampaknya bagi
ciri khas masing-masing konsumtif, individualistis, kehidupan
materialistis

Pergaulan Bebas dan Menganalisis berbagai


dampaknya (aborsi, HIV bentuk pergaulan bebas
AIDS, PMS) dan dampaknya bagi
kehidupan

Makna dan Hakikat Nilai- Memahami makna nilai-


nilai Kristiani nilai kristiani dan
implementasi dalam
kehidupan sehari-hari

Nilai Kristiani Mengelaborasi nilai-nilai


berdasarkan Galatia kristiani sebagai
5:22-23, Mazmur dan penuntun dalam
Kitab Amsal kehidupan personal dan
komunal

III. Pengantar

Perkembangan teknologi dalam berbagai sektor kehidupan telah menjadikan


kehidupan kita modern seperti sekarang ini. Gaya hidup pada era modern saat ini telah
menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditolak lagi. Dampak global dari perkembangan pesat
ini mulai munculnya variasi gaya hidup (life style) yang negatif membuat gaya hidup orang
kristen tidak lagi menunjukan nilai-nilai kristiani
Kata Kunci: Gaya Hidup Masa kini; workaholic, berpikir instan, pergaulan bebas, hedonis,
anti sosial, konsumtif, individualistis, materialistis, Pergaulan bebas; Aborsi, HIV AIDS,
PMS, Nilai-nilai kristiani,

IV. Pembahasan
1. Gaya Hidup Masa Kini: Workaholic, Berpikir Instan, Pergaulan Bebas, Hedonis,
Anti Sosial, Konsumtif, Individualistis, Materialistis
a. Workaholic
Definisi workaholic menurut Killinger (1997), yaitu pola perilaku di tempat
kerja yang ditandai dengan jam kerja yang lebih panjang, tuntutan kerja yang
berlebihan, dan pengucilan dari sebagian besar aktivitas di bidang kehidupan
selain pekerjaan. Spence & Robbins (1992) menjelaskan bahwa karyawan yang
workaholic adalah Orang yang sangat terlibat di tempat kerja dan merasa
terpaksa bekerja karena tekanan internal, tuntutan pekerjaan, dan kurangnya
kesenangan di tempat kerja. Gaya Hidup yang Workaholik dengan membayar
semua konsekuensinya. 1Seorang Workaholic seringkali mengonsumsi obat-
obat sumplemen yang mempertinggi daya tahan tubuhnya. Atau menikmati
hiburan dan santai sepuasnya. Mereka bergerak bagaikan robot yang mengejar
setoran, baru berhenti bila tubuh mulai merasa mengeluh atau mendapatkan
serangan mendadak (Sudden death). Masih muda, tetapi sudah kena stroke
atau pikun.2
b. Berpikir Instan
Berpikir instan adalah berpikir yang serba cepat, mudah dan tidak mau
mengikuti proses demi proses. Budaya instan ini sebuah keinginan serba cepat
yang tidak bisa dipisahkan, dari semakin suntuknya orang dijebak oleh
kesibukan dan rutinitas yang melelahkan. Gaya hidup ini telah biasa dimiliki
oleh masyarakat pada umumnya terutama masyarakat urban yang
menginginkan sesuatu yang serba cepat, praktis dan efektif. Budaya instan
dapat menimbulkan sifat malas karena dilakukan dengan proses yang cepat
dan tidak perlu usaha yang banyak untuk memperoleh apa yang diinginkan
secara instan. Kehidupan yang serba cepat, instan dan bebas didasarkan nilai
materi menjadi awal bencana dalam kehidupan kemanusiaan masa kini. 3

1 Rhenald Kasali, Menyerang Pasar dan Mengambil Manfaat Krisis Ekonomi, (Jakarta: PT Gramedia
2009), h. 183
2 Alzheimer, Gaya Hidup Penghambat, (Jakarta, PT Gramedia, 2008), h.10
3 Misbah Fikrianto, Pemuda Maju Bangsa Sejahtera, (Jawa Tengah, 2023), h.15
c. Pergaulan Bebas
Pergaulan Bebas Merupakan salah satu gambaran yang menyimpang atau
bebas. Bebas disini yaitu melakukan atau melanggar norma yang ada. 4 menurut
Khodijah ada beberapa ciri-ciri pergaulan bebas, a). Kurang bertanggung jawab
terhadap tugas yang sudah diberikan. Karena orang yang cenderung pada
pergaulan bebas itu lebih suka terhadap hal-hal yang negative. b) melakukan
seks bebas, pada saat remaja seorang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi,
beberapa diantara mereka sering kali mengambil keputusan yang beresiko
hanya untuk memecahkan rasa penasaran mereka terhadap hubungan seksual.
c) Mengalamai tekanan emosi dan gagguan kesehatan mental, karena
pergaulan bebas sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. D) tidak
menghargai orangtua. karena mereka biasa sendiri jadi cenderung tidak
menghargai orangtua. 5
d. Hedonis
Secara bahasa, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hedone”
yang artinya kesenangan. Hedonisme adalah jenis ideologi atau pandangan
hidup yang menyatakan bahwa kebahagian hanya didapatkan dengan mencari
kesenangan pribadi sebanyak banyaknya dan menghindari perasaan-perasaan
yang menyakitkan. Hedonisme mengajarkan bahwa kenikmatan atau
kesenangan merupakan tujuan hidup dan acuan dalam berperilaku dalam
sebuah anggota masyarakat. Dalam paham hedonisme, kesenangan pribadi
atau kelompoknya merupakan yang utama, mereka tidak peduli dengan
perasaan atau kesenangan orang lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
hedonisme merupakan pandangan hidup yang berdasarkan atas hawa nafsu.
Penganut paham hedonisme disebut hedonis. Hedonisme sangat berhubungan
dengan kekayaan, kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kekuasaan dan
kebebasan. (Setianingsih, 2019)

4 Khodijah Fatin, Memahami Individu Melalui Psikologi Perkembangan, (Jawa Timur, Uwais Inspirasi
Indonesia, 2023), h. 225
5 Ibid, h. 226
Hedonisme mulai muncul pada masa awal sejarah ilmu filsafat pada tahun
433 SM (sebelum masehi). Tokoh utama yang menjadi pencetus hedonisme
adalah Aristippos dari Kyrene (433 – 355 SM) yang menjawab sebuah
pertanyaan filsafat terkenal. Pertanyaan itu ditanyakan oleh Sokrates, “Apa yang
menjadi tujuan hidup manusia?”. Aristippos menjawab bahwa yang terbaik
adalah “kesenangan”.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan
menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat
mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme
merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan
merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Sikap hedonis muncul karena
salah mengartikan makna kebahagiaan, dan terjebak pula pada kesalahan sikap
dalam memenuhinya.
Gaya hidup hedonisme adalah suatu pola yang mementingkan kesenangan,
pengakuan diri dalam kehidupan dan selalu berusaha tampil mewah untuk
menampilkan kesan modern dan prestisius. Pandangan hidup yang mendorong
untuk mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan menghindari
ketidaktenangan. Saat ini, paham hedonis telah terkontaminasi paham
kapitalisme. Hedonis masa kini adalah akibat dari salah mengartikan makna
kenikmatan sesungguhnya. Seorang hedonis cenderung memilih pergaulan
berdasarkan hasil seleksi secara materi. Teman bagi seorang hedonis adalah
mereka yang dianggap satu level dan mampu membelanjakan uang untuk
barang-barang popular.
e. Antisosial
Menurut Oxford psychology, antisosial adalah perilaku yang merugikan
orang lain dan merugikan masyarakat. Perilaku anti sosial terdiri dari banyak
bentuk. Salah satu contohnya bermusuhan (yang berarti emosional, impulsif dan
didorong oleh rasa sakit atau tertekan) dengan menanggapi situasi secara
langsung; atau dapat berperilaku anti sosial dengan perencanaan yang
disengaja dari waktu ke waktu. Dua jenis perilaku anti-sosial yang sangat
berbahaya bagi individu dan masyarakat yaitu agresi dan prasangka.
Pendapat senada dijelaskan Kathleen Stassen Berger (2003 hal 302),
perilaku anti sosial sering dipandang sebagai sikap dan perilaku yang tidak
mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat
secara umum di sekitarnya. Tindakan-tindakan antisosial ini sering kali
mendatangkan kerugian bagi masyarakat luas sebab pada dasarnya si pelaku
tidak menyukai keteraturan sosial (social order) yang diinginkan oleh sebagian
besar anggota masyarakat lain.
Antisosial lebih mengarahkan kepada arti manusia yang bersifat makro yaitu
animal kingdom.dalam hal ini, manusia diartikan sebagai binatang yang tidak
memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Adapun antara manusia dan mahkluk lainnya
(binatang) terdapat batas yang membedakan, yaitu melahirkan kebudayaan.
Dengan budayanya inilah, mahkluk manusia memisahkan diri dari kelompok
binatang yang tidak memiliki kemampuan akal untuk berfikir. Sikap antisosial
yang diamksud dalam sosiologi lebih mengarah pada kontradiktif atau
menentang kepada aturan-aturan atau norma-norma yang sedang berlaku di
masyrakat. Apabila aturan-aturan atau norma-norma tersebut telah
tersosialisasikan dalam diri manusia, ia tidak akan bersifat antisosial. Secara
sederha nantisosial sebagai bagian dari perilaku yang menyimpang. 6 Sikap anti
sosial merupakan cerminan dari ketidapuasan individu dan masyrakat terhadap
kondisi sosialnya. Kondisi sosial timbul ketika sebuah system yang ditentukan
tidak sesuai aspirasi dan representasi masyarakat. 7 Sikap anti sosial seperti
yang dilukiskan Thomas Hobbes adalah sikap manusia yang hanya memuaskan
kepentingannya sendiri atau sikap manusia yang memaksimalisasi pemenuhan
keinginan-kenginan untuk kesejahtraan individualnya. Manusia dalam
pandangan Hobbes adalah sebagai anti sosial. Tentu saja sikap anti sosial
seperti ini bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya. 8
f. Konsumtif

6 Bagja Waluya, Menyelami Fenomena sosial di masyrakat, (Bandung:Setia Puma Inves, 2007)h. 103
7Ibid,h. 104.
8 Abu Huraeah, Pengorganisasian dan pengembangan masyrakat; Model dan Strategi Pembangunan

Berbasis Kerakyatan, (Humaniora), h. 125


Perilaku Konsumatif adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh factor-
faktor sosiologis di dalam kehidupannya yang dituntut untuk mengkomsumsi
secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap barang dan
jasa yang kurang atau bahkan tidak perlu. Kemudian Sumarto menyatakan
bahwa perilaku konsumtif adalah suatu Tindakan memakai produk yang tidak
tuntas, membeli barang karena hadiah, membeli produk karena banyak orang
yang memakai produk tersebut.
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu factor eksternal dan
internal. Variable-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan
mempengaruhi perilaku konsumatif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok
referensi yang dalam hal ini adalah konformitas pada teman sebaya dan
keluarga sedangkan yang termasuk factor internal adalah motivasi, harga diri,
proses belajar, persepsi, kepribadian dan kosep diri. 9 Perilaku konsumtif adalah
perilaku mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang atau tidak
diperlukan (khususnya yang berkaitan dengan respon terhadap konsumsi
barang-barang sekunder, yaitu barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan).
Perilaku konsumtif terjadi karena masyarakat mempunyai kecenderungan
materialistik, hasrat yang besar untuk memiliki benda-benda tanpa
memperhatikan kebutuhannya dan sebagian besar pembelian yang dilakukan
didorong keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. Memang
belum ada definisi yang memuaskan tentang kata konsumtif ini. Namun
konsumtif biasanya digunakan untuk menunjuk pada perilaku konsumen yang
memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksi untuk barang dan jasa
yang bukan menjadi kebutuhan pokok (Tambunan, 2007; Anugrahati, 2014).
Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh banyak faktor, dua diantaranya adalah: gaya
hidup dan literasi keuangan.
g. Individualistis
Individualisme dan individualitas adalah dua doktrin menyangkut
pengorganisasian diri dan masyarakat dalam rangka memaksimalkan hak-hak
individual dan otonomi personal, maka individuasi adalah sederetan

9 Laila wardani, Kosep Diri dan Konformitas pada Perilaku konsumtif Remaja, h. 3
praktekpraktek yang dengannya individu-individu diidentifikasi dan dibedakan
satu sama lain oleh simbol, nomor, tanda, dan kode-kode. Lebih tepatnya,
individuasi merujuk pada proses pengindividuan pribadi-pribadi sebagai tubuh
yang berbeda-beda.10
Individualisme dianggap sebagai ideologi paling dominan dalam masyarakat
kapitalis dan system kepercayaan perusak yang sangat bertentangan dengan
model eksistensi yang kolektif dan tradisional.11
Individualisme, berasal dari bahasa Latin individuus yang dalam kata
sifatnya menjadi individualis. Kata individuus dan individualisme berarti
perorangan, pribadi dan bersifat perorangan. Individualisme sebagaimana
didefinisikan oleh Forsyth (2006), dalam bukunya Group Dynamics, adalah
tradisi, ideologi, atau pandangan pribadi yang menekankan keutamaan individu
dan haknya, kemandirian, dan hubungan dengan individu lain. Intinya dia
menyatakan bahwa individualisme menentukan individu adalah unit utama
secara realitas dan standar nilai tertinggi. Pandangan ini tidak menyangkal
bahwa masyarakat ada atau bahwa orang mendapat manfaat dari hidup di
dalamnya, tetapi ia melihat masyarakat sebagai kumpulan individu, bukan
sesuatu yang melebihi di atasnya.
Individualisme itu sendiri merupakan bentuk keegoisan, orang-orang itu
tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya untuk dapat hidup bersosialisasi
dengan dirinya. Sikap seperti inilah yang dapat memudarkan solidaritas dan
kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong, egoisme yang tak
terbatas, terasingkan dari kehidupan sosial, kesulitan dalam bersosialisasi.
h. Materialistis
Secara formal, materialism dapat diartikan sebagai individu yang memberi
perhatian pada masalah kepemilikan duniawi sebagai hal yang penting. Pada
tingkat yang tinggi, kepemilikan akan suatu hal atau benda dapat diasumsikan
sebagai tempat sentral dalam kehidupan orang tersebut, serta menjadi sumber

10 Muhamad Arif, Individualisme Global Di Indonesia; Studi Tentang Gaya Hidup Individualis Masyarakat
Indonesia di Era Global, (Yogyakarta: STAIN Kedri Press, 2015),h.3
11 Ibid, h. 5
kepuasan terbesar jika segalanya terpenuhi. Gaya Hidup ini mempengaruhi
berbagai lapisan masyrakat baik masyrakat kota maupun desa, masyrakat
terpelajar. Sifat matrerialistis adalah Stereotip yang selau ditunjukan kepada
mereka yang memiliki sifat yang menjadikan materi sebagai orientasi tujuan
hidup. Untuk mendaptkan materi seiring dengan menghalalkan segala cara,
termasuk mendaptkannya melalui cara pertukaran nilai jasa dan atau dirinya. 12

2. Pergaulan Bebas dan Dampaknya (Aborsi, HIV AIDS, PMS)


Pergaulan bebas merupakan perilaku menyimpang di mana seseorang melewati
batas-batas norma-norma yang berlaku. pergaulan bebas adalah perilaku manusia
yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan tidak memiliki batasan.
Pada Tahun 2011, Komnas Perlindungan Anak (PA) Pernah melakukan survei
terhadap 14.726 sampel remaja di 12 kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta,
Bandung, Makassar, Medan, lampung, Palembang, dan Kepulauan Riau. Hasilnya
mengerikan, hamper 83 persen mengaku pernah menonton video porno, sekitar 93,7
persen pernah melalukan aborsi. Survei KPAI juga menyebutkan, 97 persen perilaku
seks remaja diilhami pornografi di internet (Majalah Detik, Rubrik fokus edisi 25 juni-
1 Juli 2012).perilaku seks bebas dikalangan remaja menghadirkan risiko kehamilan
diluar nikah, gangguang Kesehatan reproduksi, hingga tertular HIV/Aids. Kehamilan
di Usia muda dapat menyebabkan risiko kematian maternal karena ketidaksiapan
organ reproduksi. 13 Data statistik kasus HIV dan AIDS di Indonesia menunjukan
bahwa nilai ter-tinggi dari jumlah komulatif kasus AIDS banyak terjadi di usia 20-29
tahun yaitu se banyak 15.305 orang. Sesuai dengan besarnya penduduk usia muda,
pemerintah Indonesia menghadapi beberapa masalah dalam menentukan berbagai
kebijakan dan program, khususnya masalah yang ber-hubungan dengan kesehatan
reproduksi remaja.
Terbukti jumlah penderita yang berhasil didata oleh Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta pada 2011 ditemukan sebanyak 485 orang yang terdiri dari penderita

12 Muhamad Kamal, Human Trafficking; Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia di


Indonesia, (Makasar: Anggota IKAPI, 2019), h. 58.
13 Ibid, h. 16
343 orang HIV sedangkan penderita AIDS se-banyak 142 orang. Angka tersebut
semakin bertambah pada 2012 menjadi 566 orang.
Seks bebas dengan pasangan yang selalu berganti-ganti diibaratkan kepada
sebuah flashdisk yang di gunakan ke sembarang tempat tanpa dilakukan scanning
terlebih dahulu. Yang menyebabkan file-file di flashdisk tersebut menjadi terganggu.
Begitupun hal nya dengan seks bebas ini, yang dilakukan secara sembarangan dan
dengan orang yang berbeda maka akan muncul akibat dari hal tersebut seperti
permasalahan pada kesehatan reproduksi, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual
lainnya. Sama hal nya dengan HIV, Penyakit Menular Seksual (PMS) juga dapat
ditularkan melalui hubungan seksual. 14

Secara Umum, pemeriksaan laboratorium


Pada kasus HIV virus ini menurunkan dan merusak sistem kekebalan tubuh
manusia hingga dalam jangka waktu beberapa tahun sistem kekebalan tubuh tak lagi
mampu untuk melawan segala macam bentuk penyakit yang masuk. Hingga saat ini,
belum ada obat yang pasti dapat menghentikan atau mematikan virus ini. Namun,
para peneliti baru hanya menemukan obat pereda dan obat untuk memperlambat
sistem kerja virus ini. Virus ini tidak menular melalui makanan, kontak sosial antara
penderita dengan orang lain. Untuk itu perlu adanya informasi yang jelas mengenai
hal ini terutama untuk anak remaja agar bisa untuk lebih waspada dan mawas diri 15
Penelitian tentang pergaulan bebas telah banyak diteliti baik ditingkat nasional
maupun internasional. Pergaulan bebas identik dengan pergaulan remaja yang
menyimpangdan yang biasanya mengarah terhadap perbuatan seks. Zaman
berkembang semakin beragampula tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di
masyarakat terutama masalah remaja.16
Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang berisiko untuk mengancam
kematian pasien. Jumlah kasus pasien yang mengalami positif HIV/AIDS dari waktu

14 Eby Restudila, Henny Riris Pakpahan, Yiyin Preitmy Ningky, TingkatPemahaman Siswa KelasXIISMA
terhadap Kesehatan Reproduksi, Prosiding SEMNAS BIO 2021Universitas Negeri PadangISBN :2809-
8447
15 Ibid.h
16
ke waktu semakin meningkat. Kondisi ini tentunya ditunjang oleh perilaku masyarakat
yang belum sepenuhnya menyadari risiko penularan dan dampaknya terhadap
penyebaran virus HIV. Penularan dari virus HIV dapat terjadi dengan beberapa cara
atau kondisi. Penularannya dapat dikelompokan menjadi 2 hal yaitu cara penularan
HIV yang umum dan cara penularan yang tidak umum. Penularan HIV yang umum
meliputi hubungan seks tanpa kondom, terkena atau tertukarnya cairan vagina atau
sperma, penggunaan jarum suntik, lewat kehamilan, persalinan atau menyusui dan
bekerja di rumah sakit. Adapun cara penularan HIV yang tidak umum dapat terjadi
melalui antara lain yaitu seks oral, transfuse darah, penggunaan seks toys, melalui
sulam alis, tato alis, dan sulam bibir dan donor cangkok organ.17
Salah satu sifat menyimpang yang sering ditemukan yaitu perilaku seks bebas,
dimana perilaku ini timbul akibat lingkungan pertemanan, keluarga, dan tempat
tinggal yang secara terang-terangan kurang kondusif.18lingkungan keluarga
berperan besar karena merekalah yang langsung berhubungan terus menerus
dengan anak memberikan perangsangan (stimulasi) melalui bebrbagai corak
komunikasi.19 Akan tetapi keterlibatan anak pada pergaulan bebas juga karna
dampak negative dari kelurga , misalnya kelurga yang broken home, Beberapa
prilaku sosial anak remaja yang hidup dalam keluarga broken home cenderung
berprilaku menyimpang, tidak baik. Seperti sering keluar sampai larut malam, minum-
minuman keras, berkelahi, berjudi, dan lain sebagainya.20

Dampak Negatif Budaya Seks Bebas

17 Siti Na’imah, Analisis Penyakit Menular Sesksual-HIV/AIDS, (PT Global Eksekutif Teknologi Anggota
IKAPI, 2022), h. 160
18 chmad Farid Dedyansyah, Konseling Remaja Mengenai Bahaya dan Dampak Penyakit dari Perilaku

Seks B, JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia), Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023, e-ISSN 2548-
346
19 Singgih Gunarsa, Psikologi praktis: anak,remaja, dan keluarga, (Jakrta:BPK Gunung Mulia, 2011),

h.163
20 Yulia Yulia. Perilaku Sosial Anak Remaja Yang Menyimpang Akibat Broken Home.Jurnal Edukasi

Nonformal. Volume 1, Nomor 1. (2 Maret 2022). https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/395.


diakses pada 9 April 2023. h.49
Tidak bisa dipungkiri bahwa budaya seks bebas akan banyak menimbulkan
dampak negative bagi kehidupan para pelakunya, diantara dampak tersebut adalah:
a. Hilangnya harga diri
Kehormatan dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhanmaupun sesama
manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan memori buruk yang
berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh
keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada
wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat
perbedaannya dengan wanita yang masih menjaganya.
b. Prestasi menurun
Apabila seorang remaja sudah melakukan seks bebas, maka pikirannya
akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu
ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar akan
menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat
menurunkan prestasi remaja tersebut.
c. Hamil di Luar Nikah
Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi pelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan
pelaku jika ketahuan siswanya kedepatan ada yang hamil. Sedangkan bagi
pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar
biasa terutama orang tua.
d. Tercorengnya Nama Baik Keluarga
Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga
banggakan jugaiidam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan
tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang
mendalamdihati keluarga.
e. Tekanan Batin
Tekanan batin yang mendala dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan
tersebut pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak rasional.
f. Terjangkit Penyakit
Mudah terjangkit penyakit HIV/AID sertapenyakit-penyakit kelamin yang
mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hal tersebut
terus dilakukan, penyakit tersebut dapat menularkannya pada orang lain
disekitarnya dan cukup membahayakan.21

3. Makna Dan Hakikat Nilai-Nilai Kristiani


Nilai-nilai kristiani merupakan karakter Kristus yang tergambar pada sikap
Kristus pada ajaran Pendidikan agama Kristen berlandaskan pada Alkitab sebagai
firman Allah. Nilai-nilai kristiani perlu terimpelentasi melalui sikap manusia di tengah-
tengah kehidupan.
Karakter kristiani merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang menyerupai
Kristus, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam sikap, perasaan, pikiran, perkataan, dan perbuatan. Begitu juga kita sebagai
orang Kristen harus memiliki karakter yang iman didalam Kristus, Karakter Kristen
sekarang ini mengalami penurunan sikap atau perilaku antara setiap manusia yang
tidak beretika. Manusia cenderung hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. Oleh
karena itu karakter anak harus dibentuk oleh orang-orang yang menjadi teladan yakni
orang tua, guru, pembina, pelatih.22 Berbicara tentang karakter seharusnya dimulai
dari Allah, karena hanya Allah saja yang memiliki karakter yang sempurna, Allah itu
adalah Kudus, layak mendapatkan hormat, memiliki kuasa, dan Allah adalah awal
dan segala pengetahuan.23
Yesus Kristus merupakan satu-satunya tokoh ideal yang dapat dijadikan contoh
sebagai tokoh yang sempurna dalam pembentukan karakter. Bukan hanya karena
Dia adalah Anak Allah, melainkan Yesus benar-benar pribadi yang matang dan
paham akan misi-Nya di dunia.24

21 Balitbang Hukum dan Ham, https://www.balitbangham.go.id/detailpost/maraknya-budaya-seks-bebas-


di-era-globalisasi-suatu-refleksi-moral, kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia,

22Doni Koesoema A. PendidikanKarakter, (Jakarta: Grasindo,2007) hh.35-38


23Yupriel Hulu, Jaense Beladin, Buku 10 SMA, Sulu Siswa 1. Bertumbuh Dalam Kristus, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia 2012)h.14
24 Marjore Stewart, Pelayanan Mengajar, (Malang: Gandum Mas, 1979), h. 51.
J. Simanjuntak dan R. Ndraha, sambil mengutip dalam Roma 8:28-29,
mengemukakan bahwa dalam hal moral dan karakter, orang-orang pilihan Allah
(orang Kristen) terus dibentuk Tuhan untuk menjadi semakin menyerupai Kristus.
Itulah karakter Kristiani, yaitu karakter yang menunjukkan seseorang menjadi serupa
dengan Kristus. Allah bekerja melalui kita, yang dapat memberi keberanian kepada
kita saat memilih karakter Kristus sebagai gaya hidup kita dan untuk merencanakan
sikap moral yang jujur.25
Seperti yang kita ketahui, bahwa karakter kristiani adalah menunjuk pada
karakter Kristus karena meneladani apa yang dilakukan oleh-Nya. Steven Tong
dalam buku “Seni Membentuk Karakter Kristen” mengutip pertanyaan pertama yang
terdapat pada katekismus Westminster yaitu: Apa yang menjadi tujuan hidup
manusia? Jawabannya adalah: Untuk memuliakan Allah dan menikmati-Nya
selamanya. Untuk itu, ia mengatakan apabila mendidik anak (khususnya orang tua),
maka anak tersebut harus dididik terutama agar anak mengetahui bahwa karakter
terpenting yang harus diperjuangkan adalah bagaimana anak tersebut
mempermuliakan Allah dan menjadi berkat bagi orang lain.26 Karakter kristus menjadi
dasar nilai-nilai kristiani yang membentuk sikap moralitas ditengah tantangan zaman
dalam dalam mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia.

4. Nilai Kristiani berdasarkan Galatia 5:22-23, Mazmur dan Kitab Amsal


Pendidikan Agama Kristen adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang
berdasar pada Alkitab, berpusat pada Kristus dan mengandalkan Roh Kudus, untuk
membimbing pertumbuhan setiap orang disemua tingkat, melalui pengajaran masa
kini menuju ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah
melalui Yesus Kristus dalam setiap aspek kehidupan dan memperlengkapi mereka
bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus Sang Guru Agung dan
perintah yang mendewasakan murid.27

25 J. Simanjuntak dan R. Ndraha, Mendidik Anak Utuh, Menuai Keturunan Tangguh, (Jakarta: Pelikan
Indonesia, 2010).
26 Steven Tong, Merry Setiawani, Seni Membentuk Karakter Kristen, (Surabaya: Momentum, 2013), h.

89.
27 Hardi Budiyana, Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen, (Karanganyar: Berita Hidup Seminary, 2013),

h. 7
Kata Kunci: Nilai-nilai Kristiani; buah-buah Roh (Galatia 5:22-23).

Karakter Kristiani seperti yang tertulis dalam (Galatia 5:22-23) yaitu kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan kebaikan, kesetiaan, kelemah-
lembutan dan penguasaan diri, karakter ini adalah buah-buah Roh. Hasil karya Roh
dalam hidup orang Kristen adalah suatu tuaian rohani yang layak terhadap hudup
Ilahi yang baru di dalam diri orang kristen. Buah adalah kata benda majemuk yang
menunjukkan hasil tuaian dan menyarankan sifat jamak dari hidup
kebijakkan.Tidaklah jelas apakah sifat-sifat ini digolongkan oleh Paulus, tetapi ini
meliputi sifat-sifat batiniah secara pribadi, sifat-sifat yang membimbing hubungan-
hubungan sosial dan prinsip-prinsip kelakuan. Pola dari pada kasih adalah kasih
Allah dinyatakan dalam Kristus, kasih membuat manusia sanggup mengasihi Allah
dan orang lain. Sukacita adalah kegembiraan yang mendalam yang timbul dari
hubungan pribadi dengan Allah.28
Nilai kristiani adalah nilai yang mengajarkan tentang apa yang tertulis di dalam
Alkitab terdapat dalam Galatia 5:22-23, 5 yang diuraikan sebagai berikut:
a. Kasih
Istilah "Kasih" dalam bahasa aslinya dipakai kata "agape" yang berarti kasih
tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan, balasan. Kasih Allah kepada
manusia. Allah mengasihi, menyelamatkan manusia tanpa mengharapkan
balasan sedikitpun. Kasih seperti inilah yang diberikan Allah kepada manusia.
(Contoh: ketika Anda memberikan pertolongan atau apapun namanya maka
Anda sebagai manusia yang telah menerima kasih Allah secara Cuma-cuma,
maka Anda pun wajib mengasihi dengan Cuma- Cuma) Oleh sebab itu, manusia
menerima kasih Allah itu mestinya mewujudkan yang telah kasih itu kepada
sesama manusia dan dunia ini. Nilai kasih yang diberikan oleh Allah kepada
manusia bukanlah sebuah opsi, artinya boleh dilakukan atau boleh tidak
dilakukan. Nilai kasih merupakan suatu keharusan yang perlu diwujudnyatakan
dalam kehidupan yang nyata, oleh siapa dan dimanapun, tua muda, anak-anak,
pekerja, maupun pelajar.

28Tafsiran Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Bina Kasih OMF)hh.592-593


Inti dari seluruh iman Kristen adalah kasih. Kasih kepada Tuhan maupun
kasih kepada sesama (Matius 22:37-40). Dengan mewujudkan kasih, itu berarti
kita juga peduli dengan sesama manusia bahkan dengan seluruh isi dunia. Itu
sebabnya rasul Paulus menegaskan bahwa inti dari segala sesuatu adalah
kasih. tanpa kasih sia-sialah segala sesuatu yang kita lakukan, tanpa kasih sia-
sialah apapun yang kita miliki (1 Korintus 13:1-13).
Dalam lingkungan sekolah, nilai kasih dapat kita wujudkan dalam bentuk
kepedulian terhadap sesama, teman sekelas, guru, ataupun orang-orang yang
kita temui di sekolah. Misalnya seorang guru menegur murid yang melakukan
kesalahan dengan kasih, bukan dengan amarah apalagi sampai melakukan
kekerasan. Demikian pula murid, menunjukkan kepedulian pada gurunya
dengan memperhatikan pelajaran dengan baik dan menuruti perintah yang
diberikan gurunya. Terhadap sesama teman sekolah juga, umat kristen wajib
membantuk satu sama lain tanpa pandang bulu. Membantu disini misalnya
saling mengajari jika ada penjelasan guru yang kurang dimengerti, bekerja sama
dalam mengerjakan tugas kelompok, dan sebagainya
b. Kesabaran.
Kesabaran mengacu pada sikap tenang, tidak terburu- buru, tahan terhadap
godaan dan tidak mudah putus asa. Dalam bahasa Yunani, kata sabar
mengandung 2 pengertian, pertama, semangat tak kenal menyerah sampai akhir
(dalam penderitaan). Kedua, masalah hubungan dengan sesama; seperti
menahan diri untuk tidak memanfaatkan hasrat ingin membalas dendam karena
perbuatan orang lain yang menyakitkan, nilai kesabaran ini dapat ditemukan
dalam Roma 2:40 dimana dituliskan kesabaran Allah agar kita bertobat, lalu
pada 1 Petrus 3:20 dimana Allah sabar menanti Nuh mempersiapkan bahtera.
Misalnya dalam lingkungan sekolah, nilai kesabaran dapat dilakukan dengan
tetap sabar ketika ada teman yang mengejek atau menielek-jelekkan kita atau
Tidak mudah bagi orang untuk bersabar, akan tetapi bagi anak- anak Tuhan kita
dituntut untuk sabar. Orang yang tidak menyerah pada keadaan. Tetapi orang
yang mempunyai pengharapan menanti kehendak Tuhan digenapi. Itulah
kesabaran. Dalam Alkitab, kesabaran selalu dikaitkan dengan penderitaan, "Dan
pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Roma 5:5).
Dalam penderitaan pun Roh Kudus mencurahkan cinta kasih dari Tuhan Allah
ke dalam hati manusia. Kesabaran mendatangkan pengharapan yang
menghasilkan ketekunan sebab kesabaran mengaitkan diri dengan
pengharapan yang kekal.
Sabar adalah satu bukti yang menunjukkan bahwa seseorang benar-benar
pengikut Yesus. Orang yang sabar membuat ia tetap bersyukur walau hidup
serba sederhana. Sabar membuat ia tidak bersungut-sungut apalagi pesimis dan
putus asa. Karena ia percaya akan pengasihan dan pertolongan Tuhan Yesus
(mat 11:28).
c. Kebaikan
Kebaikan adalah suatu sikap hidup seseorang yang dengan rela hati
memberikan pertolongan kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan
apapun. Dalam Yohanes 3:16 dikatakan bahwa Allah telah terlebih dahulu
mengasihi manusia. Kemurahan dan kebaikan Allah tak hentinya diberikan-Nya
dalam hidup kita. Oleh sebab itu, kita sebagai umat Allah sudah sepatutnya
meneladani kemurahan dan kebaikan-Nya, dengan melakukan hal yang sama
pada sesama. Misalnya nilai kemurahan dan kebaikan dalam lingkungan
sekolah misalnya memberikan senyuman kepada teman baru, memberikan
perhatian pada teman yang sedang mengalami kesulitan dan sebisa mungkin
membantunya, menghormati dan mendengarkan kata guru, dan sebagainya.
d. Kesetiaan
Kesetiaan mengacu pada sikap dapat atau layak dipercaya, ketekunan
dalam melakukan sesuatu, terus berupaya hingga berhasil, dan dapat
diandalkan. Kesetiaan dalam bahasa aslinya diambil dari kata "pistis". Kata ini
sangat umum dalam bahasa Yunani sehari-hari yang berarti layak untuk
dipercaya. Istilah ini menunjuk pada ciri khas orang yang dapat diandalkan.
Istilah setia juga berarti melakukan segala sesuatu dengan tekun. Kesetiaan
seseorang akan terlihat di dalam proses menyelesaikan upayanya, dari awal
sampai akhir. Tuhan Yesus adalah tokoh yang ideal ketika kita ingin
mewujudnyatakan kesetiaan dalam hidup keseharian kita, karena la pun telah
menyelesaikan tugas-tugas-Nya bahkan sampai rela mati di kayu salib.
Oleh karena itu pula setiap umat-Nya dituntut supaya setia kepada Tuhan,
setiap apa yang dilakukan apa yang diperintahkan-Nya, setia terhadap iman
kepercayaannya walau menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Dalam
Matius 25:14-30 juga dikatakan mengenai kesetiaan , dimana orang yang setia
dalam perkara kecil maka kepadanya akan Tuhan percayakan perkara besar.
Kesetiaan dapat menjadi indikator ukuran pertumbuhan rohani umat kristen.
Misalnya nilai kesetiaan dalam lingkungan sekolah adalah setia untuk terus
bersekolah, mengikuti semua pelajaran dari awal sampai akhir, setia pada
sahabat di sekolah, dan sebagainya.
e. Kelemahlembutan
Kelemahlembutan adalah sebagai disposisi yang bertemperamen stabil,
tenang, seimbang dalam roh, tidak sombong, dan dapat menguasai emosi. Kata
kelemahlembutan bukan merupakan indikasi kelemahan, melainkan
kemampuan menguasai energi dan kekuatan. Orang yang mempunyai kualitas
ini mampu mengampuni kesalahan, memperbaiki kekeliruan, dan menguasai
jiwanya sendiri dengan baik. Jadi, kelemahlembutan adalah sifat yang harus
dimiliki orang kristen. Sifat ini lebih dari sekadar perilaku yang lembut melainkan
watak yang menyenangkan dan menyegarkan bagi orang lain.
Kelemahlembutan tidak membalas dendam baik dengan perkataan ataupun
dengan perbuatan. Pada dasarnya watak tiap-tiap individu berbeda. Meskipun
demikian, semua orang kristen perlu memupuk buah-buah Roh Allah, termasuk
kelemahlembutan. Dalam Matius 5:5 dikatakan bahwa orang yang lemah lembut
akan memiliki bumi. Ditengah-tengah kehidupan manusia yang penuh dengan
kekejaman, kesadisan, kekasaran, kekerasan, penyiksaan, ketersinggungan
dan penuh emosional, maka nilai kelemah lembutan pun sudah mulai pudar,
padahal nilai ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Itu sebabnya dalam
pelajaran ini Tuhan mengingatkan kepada kita akan prinsip hidup dari Kerajaan
Sorga tentang kelemahlembutan yang akan memiliki berkat-berkat bumi.
Kelemahlembutan menjadi sesuatu yang sulit dijumpai karena kerasnya
kehidupan dan banyaknya pergumulan yang menjadikan manusia kurang sabar,
kurang tenang dalam jiwanya.
Daftar Pustaka

Andreansyah, dkk, Sisi lain pelanggar Hukum, IDE Publishing, 2021


Alzheimer, Gaya Hidup Penghambat Jakarta, PT Gramedia, 2008
A Koesoema Doni. PendidikanKarakter, Jakarta: Grasindo,2007
Arif Muhamad, Individualisme Global Di Indonesia; Studi Tentang Gaya Hidup Individualis
Masyarakat Indonesia di Era Global, (Yogyakarta: STAIN Kedri Press, 2015
Budiyana, Hardi Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen, Karanganyar: Berita Hidup
Seminary, 2013
Balitbang Hukum dan Ham, https://www.balitbangham.go.id/detailpost/maraknya-
budaya-seks-bebas-di-era-globalisasi-suatu-refleksi-moral, kementrian Hukum dan
Hak Asasi Manusia
Chmad Farid Dedyansyah, Konseling Remaja Mengenai Bahaya dan Dampak Penyakit
dari Perilaku Seks B, JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia), Volume 8, Nomor
2, Agustus 2023, e-ISSN 2548-346
Eby Restudila, Henny Riris Pakpahan, Yiyin Preitmy Ningky, TingkatPemahaman Siswa
KelasXIISMA terhadap Kesehatan Reproduksi, Prosiding SEMNAS BIO
2021Universitas Negeri PadangISBN :2809-8447
Fatin Khodijah, Memahami Individu Melalui Psikologi Perkembangan, Jawa Timur, Uwais
Inspirasi Indonesia, 2023
Fikrianto, Misbah Pemuda Maju Bangsa Sejahtera, Jawa Tengah, 2023
Gunarsa, Singgih Psikologi praktis: anak, remaja, dan keluarga, Jakrta:BPK Gunung
Mulia, 2011
Huraeah Abu, Pengorganisasian dan pengembangan masyrakat; Model dan Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan, (Humaniora),
Hulu, Yupriel Jaense Beladin, Buku 10 SMA, Sulu Siswa 1. Bertumbuh Dalam Kristus,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia 2012
J. Simanjuntak dan R. Ndraha, Mendidik Anak Utuh, Menuai Keturunan Tangguh,
(Jakarta: Pelikan Indonesia, 2010.
Laila wardani, Kosep Diri dan Konformitas pada Perilaku konsumtif Remaja
Muhamad Kamal, Human Trafficking; Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan
Manusia di Indonesia, Makasar: Anggota IKAPI, 2019
Rhenald, Kasali Menyerang Pasar dan Mengambil Manfaat Krisis Ekonomi, Jakarta: PT
Gramedia 2009
Siti Na’imah, Analisis Penyakit Menular Sesksual-HIV/AIDS, (PT Global Eksekutif
Teknologi Anggota IKAPI, 2022
Stewart Marjore, Pelayanan Mengajar, Malang: Gandum Mas, 1979
Steven Tong, Merry Setiawani, Seni Membentuk Karakter Kristen, Surabaya: Momentum,
2013
Tafsiran Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Bina Kasih OMF
Yulia Yulia. Perilaku Sosial Anak Remaja Yang Menyimpang Akibat Broken Home.Jurnal
Edukasi Nonformal. Volume 1, Nomor 1. (2 Maret 2022). https://ummaspul.e-
journal.id/JENFOL/article/view/395. diakses pada 9 April 2023. h.49
Waluya Bagja, Menyelami Fenomena sosial di masyrakat, Bandung: Setia Puma Inves,
2007

Anda mungkin juga menyukai