Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASMAUL HUSNA AL-BASITH DAN AL-ADL

Guru Mata Pelajaran:

Hj. Wafa Wafiyah Syahid, M.Pd.I

Disusun oleh:

RIENDA SYIFA AMELIA

XI IIK 2

MADRASAH ALIYAH (MA) AL FALAH

NAGREG - BANDUNG

TAHUN AJARAN 2022-2023


Kata Pengantar

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini
masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Asmaul Husna Al-Basith
dan Al-Adl”. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu
hingga dapat disusunnya makalah ini.

Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini membahas tentang Penjelasan
mengenasi Asmaul Husna tentang Al-Basith dan Al-Adl, dan penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri, khususnya dan untuk
pembaca pada umumnya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-
makalah lainnya pada waktu mendatang.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................i

Daftar isi........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1

1.3 Tujuan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2

2.1 Al-Basith..................................................................................................2

2.2 Al-Adl.......................................................................................................3

BAB III PENUTUP......................................................................................6

3.1 Kesimpulan...............................................................................................6

3.2 Saran.........................................................................................................6

Daftar Pusataka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesempurnaan Allah adalah bukti bahwa Allah yang patut kita


sembah. Bumi dan segala isinya merupakan sesuatu yang diciptakan oleh
Allah SWT. Setiap makhluk yamg diciptakan-Nya mempunyai masing-
masing nama begitu pun dengan Allah yang mempunyai nama, bahkan
jumlahnya mencapai 99 yang disebut dengan Asmaul Husna.
Al-Basith adalah salah satu dari Asmaul Husna yang berarti Allah
Yang Maha Melapangkan. Maksud dari melapangkan ialah selain
melapangkan rezeki Allah juga melapangkan dada atau perasaan hamba-Nya,
sehingga mereka akan senantiasa hidup dalam optimisme.
Banyak manusia yang berlaku adil, namun keadilan manusia sangat
terbatas karena dipengaruhi oleh perasaan dan hawa nafsunya. Besarnya
dorongan nafsu serakah manusia sering mengalahkan pertimbangan akal
sehatnya sehingga terkadang berbuat curang, walaupun hal itu disadari juga.
Allah SWT adalah Zat Yang Maha Adil sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Keadilan Allah SWT tidak dipengaruhi oleh hawa nafsu seperti manusia.

Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat makalah yang berjudul :


“Asmaul Husna Al-Basith dan Al-Adl”.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan Al-Basith ?
2) Apa arti dari Al-Adl ?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan Al-Basith.
2) Mengetahui arti dari Al-Adl.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Al-Basith

Lafal Al-Basith yang berarti membentangkan, melapangkan, dan


membuka lebar. Allah SWT senantiasa membentangkan rahmat-Nya (kasih
sayang-Nya) untuk menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia
juga membentangkan rezeki (memperbanyak rezeki) yang dibutuhkan hamba-
Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang dikehendaki.
Firman Allah SWT QS. Ar-Ra’d ayat 26 :

‫الَّلُه َيْبُس ُط الِّرْز َق ِلَمْن َيَش اُء َو َيْق ِد ُر َو َفِر ُح وا ِباْلَحَياِة الُّد ْنَيا َو َم ا اْلَحَياُة الُّد ْنَيا ِفي‬

‫اآْل ِخ َر ِة ِإاَّل َم َتاٌع‬

Artinya : “ Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan
membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki).....(QS. A Ra’d : 26).

Dalam mengungkap sejarah Qarun dan orang-orang yang mengangan-


angankan kedudukannya, Allah SWT berfirman sebagai berikut (QS. Al-
Qasas : 82)

‫ِم‬ ‫ِل‬ ‫ِذ‬


‫َو أْص َبَح اَّل يَن َتَم َّنْو ا َمَك اَنُه ِباَأْلْم ِس َيُقوُلوَن َو ْيَك َأَّن الَّلَه َيْبُس ُط الِّرْز َق َمْن َيَش اُء ْن‬

‫ِع َباِدِه َو َيْق ِد ُر َلْو اَل َأْن مَّن الَّلُه َعَلْيَنا َلَخ َس َف ِبَنا َو ْيَك َأَّنُه اَل ُيْف ِلُح اْلَك اِفُر وَن‬

Artinya : “ Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan


kedudukan Qarun itu, berkata : “ Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki
bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunianya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak

2
beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. Al-Qasas :
82)

3
Ayat diatas menjelaskan dua macam bukti bahwa Allah telah
membentangkan rahmat dan menyempitkan atau membatasi rahmat kepada
hamba yang dikehendaki.

Pertama : Alllah membentangkan rezeki kepada Qarun sehingga menjadi


orang yang kaya raya di lingkungannya. Karena Qarun kufur nikmat dan
bersikap congkak, Allah memberi siksaan kepadanya dengan membalikkan
tanah dan seluruh kekayaannya.

Kedua : Allah membentangkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang semula


mengagumi kekayaan Qarun. Rahmat yang Allah bentangkan kepada mereka
berupa keselamatan (tidak ikut terbenam seperti Qarun).

Seseorang yang meneladani sifat Al-Basith hendaknya rela untuk


melapangkan hati orang lain yang sedang mengalami kesempitan atau
kesulitan. Ia juga suka membantu orang yang sdang kesusahan, membantu
fakir miskin dan menolong orang yang lemah.

2.2 Al-Adl

Al-Adl artinya Yang Maha Adil. Dialah Zat Yang Maha Adil dalam
hukum dan ketentuan-Nya. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang
menyatakan tentang keadilan Allah. Antara lain disebutkan dalam QS. Al-
Maidah ayat 8 sebagai berikut :

‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك وُنوا َقَّو اِم يَن ِلَّلِه ُش َه َد اَء ِباْلِق ْس ِط َو اَل َيْج ِر َمَّنُك ْم َش َنآُن َقْو ٍم َعَلى‬

‫َأاَّل َتْع ِد ُلوا اْع ِد ُلوا ُه َو َأْقَر ُب ِللَّتْق َو ى َو اَّتُقوا الَّلَه ِإَّن الَّلَه َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak


keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi degan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adilah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan

4
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang
kamu kerjakan ”. (QS. Al-Maidah : 8)

Arti kata adil menurut bahasa adalah tidak berat sebelah atau tidak
memihak atau menempatkan sesuatu kepada tempatnya. Menurut Imam Al-
Ghazali bahwa seandainya seorang penguasa membuka dan membagi-
bagikan isi gudang yang penuh dengan senjata, buku, dan harta benda
kemudian ia membagikan senjata kepada ulama, harta benda kepada
hartawan, dan buku-buku kepada tentara yang siap berperang, maka
walaupun sang penguasa memberi manfaat kepada mereka, tetapi tidak
berlaku adil karena dia menempatkan bukan pada tempatnya.

Banyak manusia yang berlaku adil, namun keadilan manusia sangat


terbatas karena dipengaruhi oleh perasaan dan hawa nafsunya. Besarnya
dorongan nafsu serakah manusia sering mengalahkan pertimbangan akal
sehatnya sehinnga terkadang berbuat curang, walaupun hal itu disadari juga.
Allah SWT adalah Zat Yang Maha Adil sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Keadilan Allah SWT tidak dipengaruhi oleh hawa nafsu seperti manusia.
Dalam hidup di dunia ini, Allah memberlakukan hamba-Nya secara adil. Ia
memberi rezeki terhadap semua manusia, baik yang taat maupun yang
durhaka kepada-Nya. Di akhirat kelak, Allah juga berlaku adil. Hamba yang
durhaka diberi balasan siksa neraka. Allah SWT berfirman sebagai berikut
(QS. Al-Anbiya’:47 )

‫ٍة ِم‬ ‫ِم‬ ‫ِق ِل ِم ِق ِة‬


‫َو َنَض ُع اْلَمَو اِز يَن اْل ْس َط َيْو اْل َياَم َفاَل ُتْظَلُم َنْف ٌس َش ْيًئا َو ِإْن َك اَن ْثَق اَل َح َّب ْن‬

‫ِب ِس ِب‬ ‫ِب‬ ‫ٍل‬


‫َخ ْر َد َأَتْيَنا َه ا َو َكَف ى َنا َح ا يَن‬

Artinya : “ Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari
kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Sekalipun hanya

5
seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami
yang membuat perhitungan”. (QS. Al-Anbiya’:47).

Keadilan Allah SWT sesuai dengan kebijaksanaan-Nya sehingga


terkadang manusia tak mampu memahaminya. Sebagai seorang muslim, kita
wajib meyakini bahwa Allah Maha Adil atas semua makhluk-Nya.

Pada ayat yang lain, Allah SWT menegaskan sebagai berikut (QS. Al-
An’am:115) :

‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِل ِل ِتِه‬ ‫ِص‬ ‫ِل‬


‫َو َتَّم ْت َك َم ُت َر ِّبَك ْد ًقا َو َعْد اًل اَل ُمَبِّد َل َك َم ا َو ُه َو الَّس يُع اْلَع يُم‬

Artinya : “ Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur’an) dengan benar


dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha
Mendengar, Maha Mengetahui ”. (QS. Al-An’am:115).

Orang yang meneladani sifat Allah Al-Adl dapat dilihat dari dari sifat
dan perilakunya antara lain sebagai berikut :

1. Berlaku jujur dan berkata benar. Apa yang dikatakan sesuai dengan
kenyataan.
2. Berlaku adil baik kepada diri sendiri, kepada keluarga, maupun kepada
orang lain.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Lafal Al-Basith yang berarti membentangkan, melapangkan, dan


membuka lebar. Allah SWT senantiasa membentangkan rahmat-Nya (kasih
sayang-Nya) untuk menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia
juga membentangkan rezeki (memperbanyak rezeki) yang dibutuhkan hamba-
Nya, dan Dia pula mempersempit rezeki kepada hamba yang dikehendaki.

Seseorang yang meneladani sifat Al-Basith hendaknya rela untuk


melapangkan hati orang lain yang sedang mengalami kesempitan atau
kesulitan. Ia juga suka membantu orang yang sedang kesusahan, membantu
fakir miskin dan menolong orang yang lemah.

Al-Adl artinya Yang Maha Adil. Dialah Zat Yang Maha Adil dalam
hukum dan ketentuan-Nya. Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang
menyatakan tentang keadilan Allah.

Orang yang meneladani sifat Allah Al-Adl dapat dilihat dari dari sifat
dan perilakunya antara lain yaitu berlaku juujur dan berkata benar serta
berlaku adil baik kepada diri sendiri, kepada keluarga, maupun kepada orang
lain.

3.2 Saran

Pada kesempatan yang baik ini penulis mengajukan beberapa saran


sebagai berikut :

a. Bagi pembaca, agar bisa lebih memahami sifat atau nama-nama baik
Allah yang disebut dengan Asma’ul Husna.
b. Bagi penulis, agar bisa lebih mengetahui sifat dari keseluruhan Asma’ul
Husna.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai