TAUHID RUBUBIYAH
Disusun oleh:
JURNALISTIK 1-B
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Subhana hu wata’ala , Tuhan yang
memberi kesabaran dan kekuatan melalui rahmat dan karunia-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasullulah
Shallallahu ‘alaihi wassallam , keluarga, sahabatnya dan seluruh umat yang mengikuti
tuntunan-Nya.
Walaupun jauh dari sempurna, namun mudah-mudahan makalah ini bisa
menambah wawasan pengetahuan keagamaan kita, tak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah bisa dibuat.
Bandung, 15 September 2017
Penyusun
Kelompok 9
I. PENDAHULUAN
Manusia berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengakui bahwa allah itu esa,
tidak bersekutu istilah ini yang disebut tauhid. Tauhid adalah kunci dari makna hidup,
bahkan manausia dan jin diciptakan hanya untuk bertahuid kepada Allah semesta.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling penting bagi tiap-tiap muslim karena bahsan
ilum tauhid ini menyangkut akidah islam. Sedangkan akidah islam merupakan pondasi
bagi keberagaman seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara akidah muslim
dari setiap ancaman keraguan dan kesesatan. Tanpa mengetahui ilmu tauhid kita akan
mengetahui tujuan hidup yang sebenarnya.
A. Pengertian Tauhid
Asal makna Tauhid aialah karena bagiannya yang terpenting menetapkan sifat
“wahadah”(satu) bagi Allah dalam zat-nya dan dalam perbuatannya dan bahwa ia sendiri
pula tempat kembali segala alam ini dan penghabisan sebagai tujuan.
Pengertian ini mencakup perkara berikut:
1. Iman tentang adanya Allah subhanahu wa ta'ala .
2. Menetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala sang pencipta segala sesuatu,
pemiliknya, pemberi rezkinya. Dan bahwa Dia yang menghidupkan, mematikan, pemberi
manfaat, mahdhorot, satu-satunya pengabul do'a. bagi-Nya segala urusan, ditangan-Nya
segala kebaikan, Yang maha mampu atas kehendaknya, pembuat takdir dan perubah serta
pengurus bagi segala urusan, tidak sekutu bagi-Nya dalam semua hal ini.
Dalil-dalil Al-Qur'an dan Sunnah banyak menetapkan Rububiyah Allah subhanahu
wa ta'ala, setiap nash yang ada kata "Ar-Robb" ( ُ )الرَّبatau menyebutkan kekhususan-
khususan Allah subhanahu wa ta'ala, seperti penciptaan, rezeki, pemilikan, taqdir, dan
lainnya itu merupakan dalil-dalil rububiyah.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Robb
semesta alam".(QS. Al-A'roof[7]: 54)
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.
Dan (juga) pada diri kalian sendiri. Maka Apakah kalian tidak memperhatikan?".
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 20-21)
a) Rela atas pemberian Allah atas dirinya mengenai rizki, kedudukan, dan lain-
lain. Dengan demikian maka hidupnya menjadi tertib sebab dia yakin atas
pengawasan Allah terhadap segala perilakunya. Firman Allah SWT :
ق لِ َم ْن يَ َشا ُء َويَ ْق ِد ُر َوفَ ِرحُوا بِ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ْ
َ الرِّز ُهَّللا ُ يَ ْب ُسط
ٌ فِي اآْل َ ِخ َر ِة إِاَّل َمتَا
ع
Artinya: ”Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia
kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan
dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang
sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26)
َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا… َوقَبَائِ َل لِتَ َع
ارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن
هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر
Artinya: ”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dengan dimikian maka orang yang bertauhid itu merasa bahwa dirinya sama
dengan orang atau bangsa lain, dia tidak berhak mempertuhankan diri atau orang
lain. Tinggi rendahnya derajat manusia hanya diukur dari kebajikan yang telah
dibuat.
Jadi jelas, kalau kita mempelajari secara mendalam arti dari Tauhid
Rububiyah dan kemudian tumbuh dalam jiwa kita, maka akan keluarlah dari
benih-benih tauhid itu pohon yang rindang yang dapat digunakan untuk berlindung
diwaktu panas dan hujan, serta buahnya juga sedap dimakan (Risalah
Tauhid, 1963). Diantara buah yang lezat itu adalah:
Semua orang, bahkan orang yang non muslim jika ditanya mengenai siapa
Tuhannya tentu akan menjawab, “Allah.” Tetapi pengimanan bahwasanya yang
menciptakan sesuatu, mengatur dan Maha Kuasa Atas segala sesuatu mempunyai
konsekwensi atau mengharuskan adanya pembuktian dengan pemurnian peribadatan atau
segala bentuk penyembahan hanya kepada Allah Ta’ala saja.
Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan
mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia
harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya
kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala
III. KESIMPULAN
Tauhid Al-Rububiyah adalah diambil dari salah satu nama Allah al- Rabb, yang
memiliki beberapa makna yaitu : pemeliharaan, pengasuh, pendamai, pelindung,
penolong dan penguasa. Tauhid rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang
dikerjakan Allah swt baik mencipta, memberi rizki menghidupkan dan mematikan
serta bahwasanya dia adalah raja, penguasa dan yang mengatur segala sesuatu.
IV. PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca
dan pemakalah sendiri. Dan semoga apa yang kita diskusikan dapat menambah rasa
syukur kita kepada Allah dan menambah pengetahuan kita. Kami menyadari masih
banyak salah satu dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Terimakasih .
V. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid_Rububiyah
http://nurulilmi.com/maudhui/iman/13-iman/593-tauhid-rububiyah.html
http://majalahtauhid.wordpress.com/2009/08/26/tauhid-rububiyah-dan-tuntutannya/
http://mimbar-tajdid.blogspot.com/2010/07/menggugat-definisi-tauhid-rububiyah.html