Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOMEKANIKA OLAHRAGA

“ Titik Berat dan Keseimbangan “

Disusun Oleh :

Kelompok 7

M. Kevin Nur Syamsu (22087245)

Ronal Aditya Putra (22087279)

Dimas Saputra (22087217)

Hafizh Ar Rafi (22087232)

Dosen Pengampu :

Dr. Umar, MS., AIFO

Jeki Haryanto, S.Si, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas “Biomekanika Olahraga” yang diberikan
oleh Bapak Dr. Umar, MS., AIFO dan bapak Jeki Haryanto, S.Si, M.Pd Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 7 Februari 2024

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

A. Pengertian Titik Berat ........................................................................................................ 5

B. Letak Titik Berat ................................................................................................................ 5

C. Pengertian Keseimbangan ................................................................................................. 6

D. Macam-macam Keseimbangan ......................................................................................... 7

E. Faktor-faktor Keseimbangan ............................................................................................. 7

F. Hukum Keseimbangan ....................................................................................................... 7

G. Prinsip Keseimbangan ....................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Titik berat, dalam konteks fisika, merujuk pada titik di mana seluruh massa suatu objek
dianggap terpusat. Keseimbangan, di sisi lain, terjadi ketika gaya-gaya yang bekerja pada suatu
objek saling meniadakan sehingga objek tetap dalam posisi yang stabil atau tidak bergerak.
Dalam sistem keseimbangan, titik berat dan pusat massa berperan penting, mempengaruhi
stabilitas dan kondisi kesetimbangan suatu benda. Keseimbangan statis terjadi ketika objek
dalam keadaan diam, sedangkan keseimbangan dinamis terkait dengan gerakan yang konstan
tanpa perubahan kecepatan atau arah. Pemahaman ini penting dalam menganalisis struktur,
sistem mekanik, dan fenomena fisika lainnya.

Pada pembelajaran fisika, kesetimbangan benda tegar merupakan salah satu materi
yang akan dipelajari. Kesetimangan benda tegar juga kerap kita aplikasikan di kehidupan
sehari-hari. Selain itu, materi kesetimbangan benda tegar juga ada hubungannya dengan gaya
resultan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu titik berat?
2. Dimana letak titik berat?
3. Apa itu keseimbangan?
4. Apa saja macam-macam keseimbangan?
5. Apa saja factor keseimbangan?
6. Apa saja hukum keseimbangan?
7. Apa saja prinsip keseimbangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian titik berat
2. Untuk mengetahui letak titik berat
3. Untuk mengetahui pengertian keseimbangan
4. Untuk mengetahui macam-macam keseimbangan
5. Untuk mengetahui factor keseimbangan
6. Untuk mengetahui hukum keseimbangan
7. Untuk mengetahui prinsip keseimbangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Titik Berat


Titik Berat adalah titik dimana gaya berat benda atau anggota tubuh itu bekerja atau
sering juga disebut sebagai titik keseimbangannya. Dapat juga dikatakan bahwa titik berat
adalah titik yang mewakili berat dari benda atau tubuh.

Setiap anggota tubuh kita seperti halnya benda-benda lain mempunyai massa. Setiap
anggota tubuh kita mempunyai titik tangkap dari massa yang bekerja. Massa anggota tubuh
kita yang bekerja sebagai gaya-berat atau gaya tahanan mempunyai titik pusat massa. Titik
pusat massa itulah yang disebut dengan titik berat. Oleh karena anggota tubuh kita letaknya
dapat berubah-ubah satu terhadap yang lain, maka titik berat badan kita letaknya tidak selalu
tetap.

B. Letak Titik Berat


Letak titik berat suatu objek akan tetap selama tidak berubah bentuknya. Benda yang
keras dari massa yang homogen titik beratnya terletak pada pusat geometriknya. Bila kepadatan
benda keras itu tidak sama, titik berat tidak terletak pada pusat geometriknya, tetapi bergeser
ke arah bagian yang lebih berat.

Jika bentuk atau posisi sebuah objek berubah, letaknya titik berat juga akan berubah.
Hal ini terjadi dalam badan manusia. Badan manusia yang merupakan susunan segmen-
segmen, mampu membuat banyak posisi, sehingga letak titik berat badannya bisa berubah-
ubah. Ini merupakan pertimbangan yang penting didalam pelaksanaan keterampilan-
keterampilan olahraga. Letak titik berat badan kita pada sikap anatomis adalah :

1. Pada sikap berdiri tegak/sikap sempurna, tinggi dari titik berat badan lebih kurang 57%
dari tinggi badannya.

Beberapa ahli terdapat sedikit perbedaan, yaitu :

• Croskey : Laki-laki = 56,16% x tinggi badan (rata-rata 55-58%) Perempuan =


55,44% x tinggi badan (rata- rata 54-58%
• Hellebrandt, dkk: Perempuan = 55,17% x tinggi badan (rata-rata 53-59%)
• Palmer : Laki-laki dan perempuan = 55,7% x tinggi + 1,4 cm
2. Letak titik berat badan, kurang lebih 2,5 cm dibawah promontorium (antara ruas
pinggang dan tulang kemudi)
3. Titik berat badan berada dipanggul, didepan tulang kemudi yang kedua
4. Titik berat adalah maya, oleh karena itu ada kemungkinan titik berat tersebut berada
diluar benda/badan.

Letak titik berat badan pada beberapa posisi yang berbeda dipengaruhi oleh sikap
badan. Letak titik berat badan berubah sesuai dengan perubahan sikap, dan sangat menentukan
terhadap titik gerak. Trainingstip atau coaching- point yang menjadi esensi dari metode
mengajar yang baik, ditentukan oleh peranan titik berat badan.

Bila seseorang melompat ke atas dan bebas dari tumpuan di darat, tingginya titik berat
badan tidak dapat dipengaruhi (diperbesar) dengan gerakan badan apapun juga. Tetapi posisi
dari bagian-bagian badan bisa diubah letaknya terhadap titik berat badan. Sebagai contoh
bayangkan pelaksanaan lompat pertikal dengan sikap tangan yang berbeda.

Pada saat mencapai titik tertinggi, prestasi lompatan akan berbeda antara sikap dua
tangan di atas dan sikap satu tangan diatas. Ternyata lompatan dengan satu lengan diatas, dapat
menjangkau lebih tinggi daripada dengan dua lengan diatas

Sebagai gambaran, pelompat tinggi melompat dengan gaya tolakan yang sama besar
sehingga pada saat melompat, titik berat badannya terangkat sama tingginya. Akan tetapi
kelima atlet melompat dengan gaya yang berbeda sehingga posisi titik tertinggi juga berbeda-
beda. si-A melompat dengan gaya jongkok, si-B dengan gaya gunting, si-C dengan gaya
western, si-D dengan gaya Estern dan si-E dengan gaya Fosbury Flop. Jadi posisi si-E yang
paling menguntungkan, sebab titik beratnya merupakan titik maya yang berada dibawah badan
dan mistar berada diatas titik berat.

C. Pengertian Keseimbangan
Kesetimbangan merupakan hal yang paling penting dari semua asas jasmani, dalam
mekanika yang berhubungan dengan teknik- teknik olahraga. Berbagai macam aspek
kesetimbangan dipertahankan bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Bila diinginkan
tingkat stabilitas yang tinggi maka dibuatkanlah suatu sikap yang dapat memberikan
kesetimbangan yang mantap.

Hal ini dibuktikan oleh seorang pegulat. Sebaliknya apabila dibutuhkan tingkat stabilitas yang
rendah, maka dibuatlah suatu sikap yang mudah membatalkan kesetimbangan, misalnya start
seorang perenang atau pelari. Sikap badan, apakah seseorang itu berdiri, berjongkok, bertumpu
atau mengambil sikap tertentu, semua ini adalah persoalan kesetimbangan atau balance.
Orang yang sedang meniti pematang sawah, berusaha agar tidak jatuh saat berjalan. Ia
ada dalam keadaan antara jatuh dan tidak jatuh. Sebaliknya orang yang merangkak posisinya
tidak tergoyahkan. Posisi dimana kita mudah jatuh disebut labil, sedangkan posisi yang tidak
tergoyahkan, disebut dengan stabil.

D. Macam-macam Keseimbangan
1. Stabil
Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan stabil, kalau benda atau orang
tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relative kecil) kesetimbangannya
tidak berubah atau kembali dalam kesetimbangan yang semula.
2. Labil
Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan labil, kalau benda atau orang
tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relatif kecil) kesetimbangannya
akan hilang/jatuh.
3. Indifferent/neutral
Suatu benda atau seseorang itu dalam kesetimbangan indifferent/netral, kalau benda
atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar (pengaruh yang relative kecil)
kesetimbangannya berubah (tidak hilang) atau dalam kesetimbangan baru.

E. Faktor-faktor Keseimbangan
1. letak titik berat benda terhadap porosnya.
Bila titik berat badan berada pada garis gaya berat/garis vertikal, dan berada di bawah
poros geraknya, maka benda dalam keadaan stabil; sebaliknya bila titik berat badan
berada diatas poros geraknya, benda dalam keadaan labil.
2. Luas bidang tumpuannya / alasnya.
Bila bidang tumpuannya cukup luas, benda ada dalam keadaan stabil, sebaliknya bila
tumpuannya relatif kecil benda ada dalam keadaan labil.
3. Letak titik berat benda terhadap bidang tumpuannya.
Bila bidang tumpuannya cekung/concav (sehingga bila benda itu bergeser/bergerak,
titik berat badan nya naik), benda ada dalam keadaan stabil. Sebaliknya bila
tumpuannya cembung/convex benda ada dalam keadaan labil.

F. Hukum Keseimbangan
1. Hukum Kesetimbangan I

"Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi titik berat badan tersebut jatuh
dalam bidang tumpuannya"
Cobalah berdiri rapat pada dinding tembok. Saat berdiri, proyeksi titik berat badan jatuh
pada tumpuan kaki. Sekarang lanjutkan dengan membungkukkan badan ke depan. Titik berat
badan akan bergeser ke depan (sebab bagian badan pindah ke depan) dan sedikit turun ke
bawah (sebab tubuh bagian atas turun). Proyeksi titik berat badan akan jatuh diluar tumpuan
kaki. Pada posisi ini kita akan terjatuh

Kalau kita membungkuk di tempat yang bebas (tidak rapat ke dinding), tidak akan
terjatuh sebab saat titik berat badan bergeser ke depan, pantat kita bergeser ke belakang.
Pergeseran pantat ini, menyebabkan proyeksi titik berat badan tetap berada dalam bidang
tumpuan kaki.

2. Hukum Kesetimbangan II

"Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. Artinya makin luas
bidang tumpuan, makin besar stabilitasnya; sebaliknya makin kecil bidang tumpuannya makin
kecil pula stabilitasnya"

Cobalah berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar 30cm. Kemudian buka kaki lebih
lebar lagi menjadi 60cm. Ternyata, makin lebar atau luas tumpuan kaki kita, makin stabil posisi
kita.

3. Hukum Kesetimbangan III

"Stabilitas berbanding lurus dengan berat benda/badan. Artinya semakin berat badan
seseorang, semakin besar stabilitasnya; sebaliknya semakin ringan badan seseorang, semakin
kecil stabilitasnya"

Pada pertandingan tinju, ada kelas-kelas berdasarkan katagori berat badannya. Berat
badannya yang sesuai akan sesuai pula stabilitasnya sehingga tidak akan terjadi kecelakaan
yang fatal, bila salah seorang kalah dalam pertandingan.

4. Hukum Kesetimbangan IV

"Stabilitas berbanding lurus dengan jarak horizontal dari titik berat badan terhadap sisi
bidang tumpuan ke arah benda/badan bergerak. Artinya makin besar jarak horizontal kearah
tertentu, makin besar stabilitasnya kearah tersebut. Sebaliknya makin kecil jarak horizontal,
makin kecil pula stabilitasnya"

Perhatikan orang-orang yang sedang melakukan tarik tambang. Mereka membuat posisi
sehingga bagian badan dan kepala condong ke belakang, sedangkan kaki yang satu dijulurkan
jauh ke depan. Posisi yang demikan menyebabkan titik berat badannya jauh dari kaki tumpuan
yang didepan. Sebaliknya perhatikan orang yang saling mendorong. Badannya dicondongkan
ke depan, sedangkan sebelah kakinya jauh berada di belakang. Posisi ini juga menyebabkan
titik berat badannya jauh dari kaki tumpuan yang dibelakang.

Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa agar stabilitas menjadi besar, seseorang
berusaha agar jarak datar (horizontalnya) menjadi sebesar-besarnya. Orang yang saling tarik-
menarik tidak akan mungkin jatuh ke depan, jadi jarak horizontal kearah depan harus besar,
sedangkan orang yang saling dorong-mendorong tidak mungkin jatuh ke belakang, jadi jarak
horizontal kearah belakang harus lebih besar.

Sebaliknya orang yang akan lari harus dalam keadaan labil. Contohnya pada permainan
soft ball, pelari yang akan lari ke base berikutnya, sebelum lari memindahkan berat badannya
ke tumpuan kaki yang didepan. Ini berarti titik berat badannya didekatkan ke sisi tumpuan, jadi
jarak horizontalnya diperkecil.

5. Hukum Kesetimbangan V

"Stabilitas berbanding terbalik dengan jarak vertikal dari titik berat badan terhadap
bidang alasnya. Artinya makin besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya; sebaliknya
makin kecil jarak vertikalnya makin besar stabilitasnya"

Contoh pada disain bentuk mobil balap dan bandingkan dengan mobil untuk
kepentingan angkutan biasa. Mobil balap selalu dibuat serendah-rendahnya. Dengan kecepatan
yang tinggi jika akan melakukan tikungan yang tajam mobil akan tetap stabil dan tidak kuatir
akan terbalik (dengan asumsi tetap berkendara secara benar). Perhatikan pula pertandingan
gulat. Lawan yang akan dibalik selalu berusaha agar badannya rapat ke matras, sehingga jarak
vertikalnya menjadi sekecil-kecilnya. Jarak vertikal yang kecil, berarti stabilitasnya besar.

G. Prinsip Keseimbangan
1. Prinsip Kesetimbangan Tumpuan Kaki

Setiap sikap atau gerakan kerja kaki (foot work) yang dilakukan oleh seorang atlet
bergantung dari tumpuan kakinya. Tumpuan kaki ini akan menentukan luasnya bidang
tumpuan dan luas bidang tumpuan ini akan menentukan kesetimbangan seseorang.

Yang dimaksud dengan luas bidang tumpuan pada kaki adalah besarnya permukaan yang paling
luas dari setiap titik tumpunya.
2. Prinsip Kesetimbangan Sikap Siap, Waspada atau Kuda-kuda

Agar dapat mengantisipasi gerakan lawan atau peralatan yang dimanipulasi lawan, atlet
harus selalu waspada, siap menghadapi segala kemungkinan. Berdiri pada situasi demikian
disebut "sikap siap atau sikap sedia". Sikap sedia dalam keadaan berdiri, haruslah berdiri dalam
keadaan seimbang (balance) pada kedua kaki. Jadi tumpuan pada kedua kaki haruslah cukup
lebar. Dilihat dari esensinya, kesetimbangan tersebut ada dua jenis, yaitu:

Kesetimbangan yang memerlukan waktu agak lama dalam keadaan stabil (enduring
stability), misalnya pada cabang olahraga Panahan, Menembak.

Kesetimbangan yang dilakukan dalam waktu cepat dan segera harus berubah sikap
(momentary stability), misalnya pada cabang olehraga Basket, Badminton.

Kesiap-siagaan pada olahraga beladiri, harus stabil bila hendak dijatuhkan dan harus
labil bila hendak bergerak (menghindar dan menyerang). Usahakan jarak kedua kaki cukup
lebar tetapi tidak mengganggu untuk bergerak cepat. Badan agak condong, lutut ditekuk
sehingga otot disekitar persendian akan berkontraksi. Tegangan otot ini akan membuat
reaksinya cepat.

3. Prinsip Kesetimbangan dari Sikap Diam ke Gerak

Kalau hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi
labil. Jadi titik berat badan harus dipertinggi (jarak vertikal diperbesar) dan titik berat badan
didekatkan ke sisi tumpuan (jarak horizontal diperkecil).

Perhatikan seorang atlet yang melakukan start jongkok. Saat aba-aba "awas" pantat di
angkat, berarti titik berat badan dinaikkan (jarak vertikal diperbesar); badan dicondongkan ke
depan (Jarak horizontal diperkecil).

Menurut penelitian Slater-Hammil, sikap atau posisi untuk dapat bergerak dengan cepat ke
suatu arah adalah dengan cara:

• Kedua kaki jaraknya selebar bahu Tidak goyah (stagger)


• Berat badan terbagi rata pada kedua tumpuan kaki
• Berat pada masing-masing tumpuan kaki tersebar rata antara bola kaki sampai tumit
• Lutut ditekuk antara 90-120; besar sudut ini tergantung pada unsur kekuatan otot
quadriceps, makin kuat otot ini, makin dalam tekukan lutut/makin mendekati 90.
4. Prinsip Kesetimbangan dari Bergerak ke Diam
Kalau kita dalam keadaan bergerak (lari) dan tiba-tiba hendak berhenti (dengan
seketika), maka badan kita dari keadaan labil harus menjadi stabil. Pada base/soft ball
misalnya, bila hendak mendekati base kita sliding. Badan dicondongkan ke belakang, berarti
jarak horizontal diperbesar. Badan direndahkan berarti jarak vertikal diperkecil. Pada saat
bergeser ditanah, paha dan seluruh badan dikenakan ke permukaan tanah, berarti bidang
tumpuan diperbesar dan gesekan diperbesar juga. Kadang-kadang langsung merebahkan badan
telungkup kedepan.

Pada dribble basketball, kalau hendak berhenti dengan seketika, kaki jaraknya
diperbesar, berarti bidang tumpuan diperbesar, badan direndahkan dan kaki depan dijulurkan.
Artinya jarak vertikal diperkecil dan jarak horizontal diperbesar. Semua manuver ini untuk
membuat badan menjadi stabil.

5. Prinsip Kesetimbangan Mempertahankan Kesetimbangan Dalam Keadaan Bergerak

Kerja kaki (foot work) pada permainan bulutangkis, tennis atau beladiri selalu harus
memperhatikan prinsip-prinsip kesetimbangan.

Contoh yang lebih jelas misalnya pada gerakan dasar kaki saat melakukan tinju
bayangan (shadow boxing) yang menitik beratkan bergesernya kaki secara tepat menurut
prinsip kesetimbangan diatas. Kalau akan bergerak kekiri, kaki kiri bergeser kekiri lebih
dahulu. Pergerakan kaki ini akan memperluas bidang tumpuan. Kalau sebaliknya yang
dilakukan (kalau kaki kanan yang bergeser kekiri lebih dahulu), maka bidang tumpuannya
menjadi lebih kecil, stabilitasnya kecil dan akibatnya fatal kalau kena pukul.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Titik Berat adalah titik dimana gaya berat benda atau anggota tubuh itu bekerja atau
sering juga disebut sebagai titik keseimbangannya. Dapat juga dikatakan bahwa titik berat
adalah titik yang mewakili berat dari benda atau tubuh.

Kesetimbangan merupakan hal yang paling penting dari semua asas jasmani, dalam
mekanika yang berhubungan dengan teknik- teknik olahraga. Berbagai macam aspek
kesetimbangan dipertahankan bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Bila diinginkan
tingkat stabilitas yang tinggi maka dibuatkanlah suatu sikap yang dapat memberikan
kesetimbangan yang mantap.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri,”FISIKA 2”,Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,2009.

Widodo, Tri,”Fisika 2” Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta,2009.


http://yokijayabustami.blogspot.com

https://kumparan.com/berita-hari-ini/kesetimbangan-benda-tegar-pengertian-jenis-dan-
syaratnya-1x1XtUmcyXW

https://mejakelas.com/kesetimbangan-benda-tegar/

Anda mungkin juga menyukai