Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL BERITA TERKINI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Mayroza Wiska, MM

DISUSUN OLEH :
ARYA VIKY ANDIKA
NIM : 2005011004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS HUKUM DAN EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
DHARMASRAYA
2023
Operasional Investree Syariah Ditutup Sejak Januari 2023, Ini Lho Alasannya

Bisnis.com, JAKARTA— PT Investree Radhika Jaya melaporkan bahwa kegiatan operasional


Investree Syariah telah dihentikan secara resmi sejak Januari 2023. Co-Founder & CEO Investree Adrian
Gunadi menjelaskan hal tersebut dikarenakan Investree Group tengah dalam proses membuat perusahaan
atau entitas lain (spin off) untuk layanan keuangan berbasis syariah untuk didaftarkan ke Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). “Investree telah bersurat dengan OJK terkait rencana pengalihan kegiatan usaha atau
spin-off operasional Investree Syariah untuk beroperasi di bawah badan hukum yang berbeda dengan PT
Investree Radhika Jaya,” kata Adrian dalam keterangannya, dikutip Rabu (22/2/2023). Hal tersebut tertuang
dalam Pemberitahuan Pengalihan Kegiatan Unit Syariah yang dikirimkan oleh Investree ke OJK pada 28
Maret 2022 dan ditanggapi oleh OJK dengan Tanggapan Rencana Spin-off Investree pada 20 April 2022.

Meskipun operasional berhenti, Adrian memastikan bahwa seluruh hak dan kewajiban terselesaikan
dengan baik. Selain itu, apabila ada perkembangan baru terkait operasional Investree Syariah pihaknya akan
memberikan informasi kembali. “Terlebih apabila proses spin-off telah selesai, informasi tersebut akan
kami sampaikan secara terbuka kepada masyarakat,” imbuh Adrian. Adapun pada Peraturan OJK (POJK)
Nomor 10 Tahun 2022, penyelenggara fintech lending konvensional hanya boleh menjalankan unit usaha
konvensional tidak termasuk/terpisah dari unit usaha syariah. Aturan tersebut mengakomodasi upaya
perusahaan pembiayaan konvensional yang berkeinginan untuk menjadi perusahaan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah. Penyelenggara konvensional yang melakukan konversi menjadi
penyelenggara berdasarkan prinsip syariah wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan konversi dari
OJK.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Operasional Investree Syariah Ditutup Sejak
Januari 2023, Ini Lho Alasannya", Klik selengkapnya di
sini: https://finansial.bisnis.com/read/20230222/231/1630826/operasional-investree-syariah-
ditutup-sejak-januari-2023-ini-lho-alasannya.
Author: Pernita Hestin Untari
Editor : Annisa Sulistyo Rini

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Asuransi Jasindo Bidik Premi Tumbuh 24 Persen pada 2023

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) memasang


target pertumbuhan premi sebesar 24 persen pada tahun ini, seiring dengan kinerja
perusahaan yang mengalami perbaikan pada periode 2022. Direktur Pengembangan
Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara menuturkan bahwa target pertumbuhan
sebesar 24 persen itu merupakan angka yang realistis bagi perusahaan. “Semua
perusahaan pasti akan menaruh target dan berusaha membuat pertumbuhan setinggi
mungkin, namun kita juga harus realistis. Jadi, tahun ini kami menargetkan
pertumbuhan sebesar 24 persen untuk premi,” kata Diwe kepada Bisnis, Rabu
(22/2/2023). Adapun untuk menjaga kinerja perusahaan, Diwe menuturkan Asuransi
Jasindo akan selektif dalam mengembangkan produk dan berfokus pada produk-
produk korporasi. Selain itu, pihaknya juga melakukan evaluasi dan riset secara
berkala. Berdasarkan laporan keuangan, Jasindo mampu membalikkan risk-based
capital (RBC) dari periode Desember 2021 yang tercatat berada di angka -84,85
persen menjadi 137,21 persen pada Desember 2022.
Menurut Diwe, keberhasilan perusahaan dalam membalikkan rasio RBC
karena Jasindo melakukan divestasi terhadap penyertaan saham dan revaluasi aset
yang juga turut dilakukan. Selain itu, Jasindo juga melakukan restrukturisasi
asuransi kredit yang masuk kedalam langkah penyehatan keuangan perusahaan. Di
samping itu, Diwe menambahkan bahwa IFG sebagai induk juga telah mendukung
rencana penyehatan keuangan (RPK) dengan memberikan pinjaman pemegang
saham sebesar Rp250 miliar. “Jasindo juga melakukan koordinasi yang intens
dengan Kementerian BUMN dan OJK terkait pemulihan RBC tersebut dan semua
membuahkan hasil,” ungkapnya. Sejalan dengan perbaikan RBC, Asuransi Jasindo
juga mengalami pertumbuhan laba setelah pajak lebih dari 27 kali lipat sepanjang
2022, atau naik dari Rp9,13 miliar menjadi Rp250,18 miliar. Diwe menyatakan
bahwa moncernya kinerja perusahaan pada periode 2022 merupakan upaya Jasindo
dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada nasabah, di samping perusahaan
juga fokus pada RPK. “Kepercayaan industri untuk terus menggunakan Jasindo
menjadi penyemangat kami bahwa perusahaan bisa tumbuh lebih baik lagi,”
tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Asuransi Jasindo Bidik Premi Tumbuh 24
Persen pada 2023", Klik selengkapnya di
sini: https://finansial.bisnis.com/read/20230222/215/1630756/asuransi-jasindo-bidik-premi-
tumbuh-24-persen-pada-2023.
Author: Rika Anggraeni
Editor : Muhammad Khadafi

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS

Anda mungkin juga menyukai