Anda di halaman 1dari 31

Kajian Literatur Pada Studi Kasus PT Asuransi Jiwasraya Di

Era Digitalisasi Saat Ini

Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah E-Business

Dosen Pengampu : Angka Utama, SE., MM

DISUSUN OLEH :

Fauziah Andini (2021511329)

D1211

UNIVERSITAS IPWIJA
PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN
JAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan YME


Karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mengenai E-Business tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini memberikan
informasi tentang Kajian Literatur Studi Kasus pada PT Asuransi
Jiwasraya agar pembaca dapat mengetahui dan dapat menambah
wawasan. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen Pengajar mata kuliah e-Business.
Manajemen Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita.

Bogor, 14 November 2023

Fauziah Andini

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Visi dan Misi PT Asuransi Jiwasraya ...................................................... 2
1.2 Strategi Perusahaan ................................................................................. 6
1.3 Sejarah PT Asuransi Jiwasraya ............................................................... 7
1.4 Tujuan Jiwasraya ...................................................................................11
1.5 Struktur Organisasi PT Asuransi Jiwasraya ............................................12
BAB II .............................................................................................................13
LATAR BELAKANG .....................................................................................13
2.1 Pengaruh Budaya Organisasi, dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT Asuransi Jiwasraya ........................................................................14
2.2 Tujuan Studi Kasus/Penelitian ...............................................................21
BAB III ...........................................................................................................22
PEMBAHASAN ..............................................................................................22
3.1 e –Business, Apa Saja Perubahannya?....................................................22
3.2 e-Commerce, Bagaimana Perubahan dan Penerapannya? .......................24
3.3 e –Government, Seperti Apa Proses Perubahan dan Implementasinya? ..25
BAB IV ...........................................................................................................26
PENUTUP .......................................................................................................26
4.1 Kesimpulan............................................................................................26
4.2 Saran .....................................................................................................27
BAB V.............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan perusahaan


asuransi jiwa yang didirikan pada tahun 1965 melalui penggabungan
perusahaan asuransi nasional Djiwa Eka Sedjahtera dan PT.
Asuransi Nasional Djiwa Dharma selanjutnya dilebur menjadi
Perusahaan Asuransi Nasional Djiwasraja. Pada tahun 1973,
perusahaan ini berganti nama menjadi Perusahaan Asuransi
Jiwasraya (Persero) dan selanjutnya menjadi PT. Asuransi
Jiwasraya didirikan pada tahun 1984. Misi perusahaan adalah
memberikan rasa aman, kepastian dan kenyamanan kepada nasabah
melalui solusi inovatif dan kompetitif terhadap kebutuhan asuransi
dan perencanaan keuangan mereka. Selain itu, perusahaan
berkomitmen untuk mengelola operasional dan investasinya sesuai
dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, menciptakan nilai
yang menarik bagi pemegang saham, dan menjadi tempat pilihan
bagi karyawan untuk tumbuh dan berkembang sebagai profesional.

Perusahaan ini terus mengembangkan kepedulian kepada


lingkungan dengan menyalurkan dana Program Bina Lingkungan
BUMN Pembina dan Program Bina Lingkungan BUMN Peduli bagi
mitra binaan yang bergerak di bidang industri, perdagangan,

1
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan jasa di wilayah
Jakarta/Jabodetabek, wilayah Jawa Barat/Bandung Regional Office,
wilayah Jawa Timur/Malang Regional Office, dan wilayah
Kalimantan Barat/Pontianak Regional Office. Perusahaan ini
memiliki prospek bisnis yang besar dalam pertumbuhan pasar
Asuransi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang diprediksi akan menjadi salah satu yang terbaik di
Asia.

Pada tahun 2012, PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) telah


mencatat beberapa pencapaian penting perihal implementasi
Business Plan, termasuk pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Terpadu untuk menyempurnakan kelengkapan
informasi, keakuratan, dan ketepatan waktu dalam penyediaan dan
integrasi data untuk kebutuhan bisnis. Pada file PDF laporan
tahunan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) tahun 2012 memberikan
banyak informasi mengenai sejarah dan pencapaian perusahaan.

1.1 Visi dan Misi PT Asuransi Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya merupakan perusahaan milik negara,


Perusahaan ini bergerak di bidang perencanaan keuangan
masyarakat, diantaranya kegiatannya harus memberikan pelayanan
dan meningkatkan kepercayaan, khususnya pelanggan dan

2
masyarakat pada umumnya. Sebagai sarana untuk mencapai hal ini,
harus memerlukan visi, misi, dan nilai-nilai yang bisa dipercaya.
Visi dan misi harus menjelaskan keberadaan organisasi dan sebagai
penetapan tujuan yang ingin dicapai.

Visi Jiwasraya :

Menjadi perusahaan terpercaya dan terpilih untuk memberikan


solusi bagi kebutuhan asuransi dan perencanaan keuangan.

Misi Jiwasraya :

Untuk mewujudkan visi tersebut, Jiwasraya menetapkan misi yang


harus dilaksanakan :

1. Misi Pelanggan

Selalu memberikan rasa aman, kepastian dan kenyamanan melalui


solusi inovatif dan kompetitif bagi pelanggan atas kebutuhan
asuransi dan perencanaan keuangan.

2. Misi Pemegang Saham

Menciptakan nilai pemegang saham (shareholder value creation)


yang atraktif melalui pengelolaan operasional dan investasi

3
perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip good corporate
governance.

3. Misi Karyawan

Menjadi tempat pilihan untuk tumbuh dan berkembangnya


karyawan menjadi profesional yang memiliki integritas dan
kompetensi dibidang asuransi dan perencanaan keuangan.

4. Misi Agen

Berkomitmen mengembangkan agen yang memiliki dedikasi,


kemampuan dan integritas sehingga perusahaan menjadi tempat
pilihan bagi agen yang ingin berkarir serta memiliki penghasilan
tinggi.

5. Misi Masyarakat

Berpartisipasi mewujudkan peningkatan kesejahteraan melalui


kontribusi dalam proses pembangunan masyarakat.

6. Misi Aliansi

Membangun kemitraan yang saling menguntungkan serta


menciptakan sinergi bisnis untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan.

4
7. Misi Distribusi

Meningkatkan penetrasi pasar dan kualitas pelayanan kepada


pelanggan secara lebih efisien dan efektif melalui multiple
distribution channel seperti bancassurance, direct marketing dan
financial planning.

8. Misi Pemasok

Melakukan kerjasama dengan pemasok sesuai prinsip keterbukaan,


fairness, saling menguntungkan dan berkembang sebagai “partner
in progress”.

9. Misi Regulator

Mewujudkan praktek pengelolaan bisnis asuransi dan perencanaan


keuangan yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

10. Misi Penagih

Menjaga kemitraan dengan penagih yang memiliki integritas dan


kompetensi dalam penagihan premi

5
1.2 Strategi Perusahaan

Strategi dalam PT Asuransi Jiwasraya :

 Memperkuat pelaksanaan pengawasan yang baik oleh


pimpinan unit/atasan pada Pengawasan Melekat (Waskat).
 Pengawasan Langsung dan Fungsional (Wasnal) oleh
departemen Satuan Pengawasan Internal (SPI).
 Manajer didorong untuk disiplin dalam menerapkan sistem
dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

Target/Sasaran :

 Mencegah penyalahgunaan atau kebocoran dana perusahaan


untuk menetapkan target pendapatan perusahaan dapat
direalisasikan.
 Deteksi sedini mungkin untuk mencegah terjadinya
penyimpangan.

Untuk mencapai tujuan dan hasil yang optimal diperlukan


kinerja yang maksimal. Maka Asuransi Jiwasraya yang

6
menerapkannya manajemen kinerja, untuk memastikan operasional
perusahaan selaras dengan tujuannya sekaligus memastikan tujuan
setiap unit tercapai. Saat mengevaluasi kinerja karyawan, pastikan
hal itu diterapkan atas tanggung jawab mereka selaras dengan visi,
misi dan strategi perusahaan

1.3 Sejarah PT Asuransi Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya dimulai dari kesadaran pemimpin


orang Belanda yang tinggal di Batavia pada masa pemerintahan
kolonial Belanda, memastikan masa depan mereka di hari tua. Dan
kemudian setelah lewat beberapa pertemuan antara tokoh
masyarakat Belanda lalu menyetujui untuk membentuk badan usaha
yang dapat mengelola asuransi jaminan hidup dan hari tua bagi
masyarakat Belanda yang tinggal di Indonesia. Perusahaan
mempunyai peran sebagai perusahaan asuransi yang memberikan
perlindungan finansial kepada nasabah. Akhirnya sebuah badan
usaha didirikan pada tanggal 31 Desember 1859 dengan nama NV
Nederlandsche Indische Levenverzekering en Lijvrente
Maatschappij (NILLMIJ) van 1859 atau dapat diartikan
“Perusahaan Asuransi Jiwa dan Jaminan Hari Tua Hindia Belanda”
di Jakarta.

NILLMIJ van 1859 Badan usaha berdasarkan catatan sejarah


diberikan dengan Akta Notaris William Henry Herklots No. 185

7
Diakui sebagai perusahaan asuransi jiwa pertama yang didirikan di
Indonesia (Hindia Belanda saat itu). Tujuan utama didirikannya
perusahaan adalah untuk memberikan pemahaman dan mendidik
serta meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya masa depan
memerlukan perencanaan yang baik.

Manajemen NILLMIJ van 1859 mengetahui dana yang


terkumpul berdasarkan kepercayaan, semuanya milik pelanggan
perhitungan hak klien dilakukan secara hati-hati, transparan dan
diprioritaskan kepentingan pemegang polis. Pada tanggal 17
Desember, pemerintah Indonesia memulai proses nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda Pada tahun 1960, PT Djiwa
NILLMIJ van 1859 diambil alih oleh Pemerintah Republik
Indonesia dan dijadikan Perusahaan Negara (PN) dengan diberi
nama PN. Pertanggungan Djiwa Sejahtera. Belakangan istilah
“Perusahaan Negara” digunakan saat ini diubah menjadi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan berganti nama digabung menjadi
Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja yang merupakan peleburan
Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera, 1 Januari 1966
Berdasarkan PP Nomor 40 Tahun 1965. Setelah beberapa proses dan
ganti nama, lalu nomor sesuai ketentuan pemerintah Nomor 33
Tahun 1972 tanggal 23 Maret 1973 dengan Akta Notaris
Muhammad Ali Nomor 12 Tahun 1973, Perusahaan Negara
Asuransi Djiwasraja sesuai anggaran dasar diubah statusnya
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Jiwasraya,

8
Dokumen ini telah beberapa kali direvisi dan ditambah, terakhir
dengan akta notaris Netty Maria Machdar, SH. Nomor 155, 29
Agustus 2008.

Dalam menjalankan usahanya, Jiwasraya selalu berupaya


beradaptasi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Itu
sebabnya perusahaan terus diperbarui untuk memenuhi kebutuhan
zaman, antara lain : tahun 2003 mewujudkan semangat baru dari
motto 3-P, yaitu Product, Process dan People.

Sisi produk berarti perusahaan telah bekerja keras untuk


menunjukkannya produk inovatif seperti JS Link Fix 95 dan JS Link
Fix 93 produk unit link (menggabungkan unsur proteksi dan
investasi), dan JS Prestasi dan asuransi pendidikan dana
perlindungan ganda JS. Tentang elemen Proses artinya Jiwasraya
selalu berusaha menerapkan teknologi Komunikasi terkini untuk
melengkapi kecepatan dan keakuratan layanan mereka. Teknologi
tersebut dinamakan JL-iNdO dan V-SAT. Melalui proses JL-iNdO
Pencetakan polis dapat langsung dilakukan di cabang penerbit polis,
V-SAT merupakan teknologi komunikasi koneksi seluruh kantor
Jiwasraya termasuk Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor
Cabang, Kantor ini menjadi satu kesatuan (online). Perusahaan juga
rutin mengadakan berbagai pelatihan pendidikan Pegawai Dalam
dan Luar Negeri. Hingga saat ini, Jiwasraya memiliki 505 tenaga

9
ahli dan profesional di bidang asuransi yang tersebar di berbagai
wilayah geografis kantor dan kantor wilayah/kantor cabang.

Dukungan ketiga pilar di atas juga diperkuat dengan


landasan finansial yang kuat. Kekuatan yang kuat, saya yakin akan
menjadikan Jiwasraya sebagai perusahaan asuransi Layanan bisnis
terkemuka terpercaya dalam dan luar negeri.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan terus berlanjut.


Jiwasraya semakin mampu meningkatkan bisnis dengan tetap
memberikan pelayanan yang berkualitas. Bahkan dalam
menghadapi dalam konteks persaingan pasar yang ketat di industri
asuransi jiwa nasional, Jiwasraya masih mampu membuktikan
kinerja unggul dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas
produk dan layanannya. Sebagai perusahaan asuransi jiwa milik
negara tanpa hak apapun Monopoli Jiwasraya mengalami perubahan
mendasar pada tahun 2003 yakni dengan mengubah logo yang sudah
puluhan tahun serta memperkenalkan nilai-nilai utama perusahaan
(Corporate Values) yaitu integritas, kompeten, fokus pada
pelanggan dan berorientasi bisnis menjadi budaya kerja baru bagi
setiap insan Jiwasraya agar perusahaan bisa tumbuh di industri
asuransi jiwa yang sangat kompetitif di tengah persaingan industri.

10
1.4 Tujuan Jiwasraya

Memberikan pemahaman dan mendidik dan menyadarkan


masyarakat tentang arti penting masa depan yang perlu
direncanakan secara baik.

 Arti Logo PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

Filosofi pohon rindang yang digambarkan seperti pohon beringin


yang dapat diartikan :

1. Melindungi, memberikan perlindungan bagi nasabahnya.


2. Pertumbuhan, Jiwasraya bisa tumbuh di atas rata-rata
pertumbuhan industri asuransi.
3. Kesuburan, karyawan yang bekerja di Jiwasraya bisa hidup
sejahtera.
4. Warna merah dan biru memberikan kesan dinamis,
semangat, berani, penuh percaya diri dan inovatif.

11
1.5 Struktur Organisasi PT Asuransi Jiwasraya

12
BAB II
LATAR BELAKANG

Salah satu hal penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan


menjadi anggota organisasi setiap aktivitas bersifat budaya
mengatur. Budaya organisasi merupakan sebuah wadah bagi
anggota organisasi dengan latar belakang dan pola ide dan
keyakinan yang berbeda dengan tujuan organisasi agar dapat
tercipta performa terbaik. Dan individu dengan kepribadian dan
sikap yang berbeda, perilaku, latar belakang, keyakinan dan pola
pikir, organisasi juga mempunyai ciri-ciri tertentu menjadi ciri
khasnya. Organisasi mempunyai budaya yang mengatur perilaku
pegawai bertindak, bekerja, atau mengambil tindakan apa pun dalam
mengambil keputusan.
(Jatiningrum, Musadieq, and Prasetya 2016) mengatakan hal
yang menentukan kinerja ialah kemampuan (ability), usaha (effort),
dan dukungan (support). Kemampuan seperti ilmu pengetahuan,
kompetensi, sedangkan usaha dapat berupa motivasi dan etika kerja.
Berdasarkan teori ini, selain dukungan, usaha seseorang juga seperti
motivasi dan kemampuan kerja memegang peranan penting dalam
menghasilkan kinerja

13
2.1 Pengaruh Budaya Organisasi, dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT Asuransi Jiwasraya

A. Pengaruh Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah norma kerja yang dibuat oleh para


pendiri yang mendirikan organisasi dalam nilai, sikap, norma dan
perilaku anggota organisasi. Budaya organisasi mencerminkan
bagaimana kinerja karyawan melakukan tugasnya seperti
mengambil keputusan, melayani pelanggan dapat melihatnya
dengan kasat mata, dan orang-orang di luar organisasi juga dapat
merasakannya.

(Sumanto, 2014:138) dalam Purba, 2019) mengatakan


bahwa “Budaya organisasi didefenisikan sebagai nilai-nilai yang
menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan
kewajibannya dan juga perilakunya di dalam organisasi”.

“Budaya organisasi merupakan suatu keyakinan, sikap dan


nilai yang umumnya dimiliki, yang timbul dalam suatu organisasi,
yang lebih sederhana, budaya ialah cara kita melakukan sesuatu di
sini.” (Sedarmayanti, 2014:75) dalam Purba, 2019).

Menurut (Robbins dan Hakim, 2012: 271-272) dalam


(Jatiningrum et al., 2016) mengatakan bahwa cara karyawan
mempelajari budaya organisasi yaitu sebuah upaya dilakukan oleh
organisasi untuk membantu karyawan memahami budaya

14
organisasi. Proses sosialisasi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
Pra-kedatangan, pertemuan dan metamorfosis.

Budaya organisasi yang kuat adalah budaya organisasi


pegang lebih intensif (nilai yang tertanam semakin mendasar dan
kokoh) maka semakin diterima secara luas. Organisasi ini memiliki
lebih banyak anggota organisasi yang melakukannya dan menjadi
lebih jelas disosialisasikan dan diwariskan. Semakin kuat
budayanya, semakin kuat juga efek atau pengaruhnya terhadap
lingkungan dan perilaku manusia. (Ndraha 2005:108) dalam
(Jatiningrum et al., 2016).

Menurut (Robbins dan Judge, 2012:274) dalam (Jatiningrum


et al., 2016) Cara karyawan mempelajari Budaya Organisasi, yaitu
menjelaskan bahwa budaya organisasi dapat ditransmisikan kepada
karyawan melalui : Penceritaan Kisah, Ritual, Simbol-simbol
Material, dan Bahasa. Sementara menurut (Edison, 2016:233) dalam
(Purba, 2019) ) “Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang
telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam
kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk
meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer
perusahaan.

15
Menurut (Torang, 2014:106) dalam (Purba, 2019) “Budaya
organisasi dapat dikatakan sebagai kebiasaan yang terus berulang-
ulang dan menjadi nilai dan gaya hidup oleh sekelompok
seseorang dalam organisasi yang diikuti oleh seseorang lainnya.

B. Motivasi

(Sutrisno, 2009:115) dalam (Jatiningrum et al., 2016)


mengatakan bahwa motivasi yaitu cara untuk mendorong bawahan
agar memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Sehingga motivasi merupakan
sebuah dorongan baik itu dari dalam maupun dari luar yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk berbuat sesuatu.

(Wardan, 2020:109) dalam (Crystallography, 2016)


“Motivasi adalah usaha atau kegiatan manajer untuk dapat
menimbulkan atau meningkatkan semangat dan kegairahan kerja
dari para pekerja-pekerja atau karyawan-karyawannya”.

“Motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada diri


seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan”. (Mohtar, 2019:20) dalam (Crystallography, 2016)

“Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat


internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan

16
kegiatankegiatan tertentu”. (Winardi, 2016:02) Crystallography,
2016).

“Motivasi ialah sikap keadaan jiwa dan sikap mental


manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau
gerakan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai
kebutuhan yang memberi suatu kepuasan atau mengurangi ketidak
seimbangan” (Sinungan, 2016:134) Crystallography, 2016)

(Sofyandi, 2016:37) dalam (Crystallography, 2016) menyatakan


bahwa tujuan-tujuan dari motivasi yaitu :

1. Untuk meningkatkan nilai moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3. Mempertahankan kestabilan karyawan di suatu perusahaan

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam bekerja

5. Mengefektifkan dalam pengadaan karyawan

6. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

7. Mempertinggi rasa tanggung jawab pada tugasnya.

17
Menurut (Robbins dan Judge, 2012:223-253) dalam
(Jatiningrum et al., 2016) menjelaskan bahwa ada beberapa teori
mengenai motivasi. Teori-teori motivasi :

1. Hierarki Kebutuhan Maslow. Ialah teori yang diajukan Abraham


Maslow. Dia berasumsi ada hierarki dalam diri setiap orang
membutuhkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut ialah fisik,
keamanan, sosial, apresiasi dan aktualisasi diri.

2. Teori ERG. Teori ini didasarkan pada Clayton Alderfer. Menurut


Clayton Alderfer ada tiga persyaratan inti yaitu persyaratan
kehidupan, hubungan dan pertumbuhan.

3. Teori dua faktor. Teori dua faktor merupakan teori yang diajukan
arti hubungan oleh Frederick Herzberg seseorang dengan pekerjaan
atau sikap seseorang akan sangat berhati-hati dalam pekerjaannya
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan. Teori dua faktor
menghubungkan faktor intrinsik dengan kepuasan kerja dan faktor
intrinsik dengan ketidakpuasan kerja.

18
C. Kinerja

Kinerja adalah hasil dari menyelesaikan pekerjaan kuantitas,


kualitas dan karyawan ketepatan waktu dalam menyelesaikannya.
Kinerja adalah pencapaian batin seseorang dalam melakukan
pekerjaan yang ditugaskan padanya. Kinerja juga bisa disebut
membantu karyawan mencapai tujuan suatu perusahaan.

Pengertian Kinerja Menurut (Anwar Prabu Mangkunegara,


2000:164) dalam (Sandewa Fadli, 2018) diartikan sebagai ”Hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
masing-masing.” Sedangkan Menurut (Nawawi. H. Hadari (1997:
89) dalam (Sandewa Fadli, 2018) yang dimaksud dengan kinerja
yaitu hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, yang bersifat
fisik/mental maupun nonfisik/nonmental.

Kinerja yaitu hasil kinerja sesuai kualitas, kuantitas, efisiensi


dan efektif yang diraih seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mukhlis, 2005: 27) dalam Sandewa Fadli, 2018).

(Herzberg, Robbins, 1959) dalam (Sandewa Fadli, 2018) ada


dua faktor motivasi yang mempengaruhi kepuasandan
ketidakpuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja pegawai dapat

19
disebabkan oleh prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab, kemajuan dan pertumbuhan

Menurut (Anwar Prabu Mangkunegara, 2000: 2) dalam


Sandewa Fadli, 2018) Pengertian kinerja yaitu adalah hasil kerja
yang dapat diraih oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
masing– masing.

Sedangkan, Menurut (RobertL. Mathis dan John H.Jackson,


2001:82 dalam (Sandewa Fadli, 2018), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja,yaitu : kemampuan,
motivasi, support, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
hubungan mereka dengan organisasi.

(Mangkuprawira, 2007:155-156) dalam (Jatiningrum et al.,


2016) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
menurut menjelaskan ada lima faktor, yaitu :

1. Faktor pribadi/individu, termasuk unsurnya pengetahuan,


keterampilan, kemampuan, keyakinan, motivasi dan komitmen
milik semua orang.

2. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas disediakan oleh


manajer dan pemimpin tim mendorong, mendorong, membimbing
dan mendukung bekerja untuk karyawan.

20
3. Faktor tim, termasuk kualitas dukungan dan dorongan dari rekan-
rekan tim, percaya pada anggota tim, kekompakan dan keakraban
anggota tim.

4. Faktor sistem, yaitu sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur


yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan struktur
organisasi.

5. Faktor kontekstual, meliputi tekanan dan lingkungan organisasi.

2.2 Tujuan Studi Kasus/Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui informasi


lebih dalam tentang pengaruh budaya organisasi, dan motivasi
terhadap kinerja karyawan pada PT Asuranasi Jiwasraya. Tujuan
lainnya untuk mengetahui cara meningkatkan kinerja karyawan
pada PT Asuransi Jiwasraya melalui variabel/masalah, dengan
harapan kinerja karyawan menjadi lebih baik dalam menjalankan
tugasnya masing-masing, dan perusahaan dapat menentukan nilai
yang tepat dari suatu pekerjaan.

21
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 e –Business, Apa Saja Perubahannya?

PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) melakukan transformasi e-


Business dengan mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis
teknologi informasi untuk meningkatkan operasional bisnis dan
layanan pelanggan.

Menurut laporan tahunan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)


menerapkan beberapa inisiatif e-commerce pada tahun 2012 untuk
meningkatkan operasional bisnis dan layanan pelanggan. Inisiatif-
inisiatif ini meliputi :

1. Mengembangkan aplikasi e-Finance untuk transaksi


keuangan elektronik.
2. Mengembangkan layanan contact center untuk memberikan
layanan dan informasi terpusat kepada pelanggan atau calon
pelanggan.
3. Peluncuran produk baru seperti JS AEP dan JS Proteksi
Extra Income.
4. Bermitra dengan beberapa lembaga keuangan untuk
memperluas Point of Payment (PoPs) untuk memberikan
fleksibilitas dan kenyamanan bagi nasabah dalam membayar

22
premi, seperti host-to-host (menyediakan saluran
pembayaran elektronik melalui online banking, ATM dan
SMS banking) dan titik pembayaran lainnya.

Selain itu, PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) juga telah


menyusun beberapa rencana strategis untuk menjawab tantangan
industri asuransi jiwa, khususnya di sektor teknologi informasi.
Rencana ini meliputi :

1. Membangun pusat data dan memperbarui infrastruktur


database dan server aplikasi untuk meningkatkan
ketersediaan, kinerja, dan kelangsungan bisnis.
2. Jika data center Anda mengalami masalah, siapkan Disaster
Recovery Center (DRC) sebagai cadangan atau alternatif.
3. Bermitra dengan beberapa lembaga keuangan untuk
memperluas Point of Payment (PoPs) untuk memberikan
fleksibilitas dan kenyamanan bagi nasabah dalam membayar
premi, seperti host-to-host (menyediakan saluran
pembayaran elektronik melalui online banking, ATM dan
SMS banking) dan titik pembayaran lainnya.

23
3.2 e-Commerce, Bagaimana Perubahan dan Penerapannya?

PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) telah bertransformasi


secara e-commerce dengan mengembangkan layanan pembayaran
premi secara online dan memperluas PoP yang bekerjasama dengan
beberapa lembaga keuangan untuk memberikan kemudahan bagi
nasabah dalam melakukan pembayaran premi.

PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) tahun 2012, perusahaan telah


melakukan beberapa upaya dalam mengembangkan e-commerce,
yaitu :

1. Layanan pembayaran premi via virtual account, auto debet,


credit card, payment point dan PT Posindo bagi pemegang
polis.
2. Peluncuran product instant insurance hasil kerjsama dengan
telkomsel bagi customer T-Cash.
3. Memperluas Point of Payment (PoP) yang bekerjasama
dengan beberapa lembaga keuangan guna memberikan
keleluasaan, flexibilitas dan kemudahan bagi nasabahnya
dalam melakukan pembayaran premi, seperti host-to-host
(dengan e-payment channel melalui Internet Banking, ATM
dan SMS Banking) & payment point lainnya.

24
3.3 e –Government, Seperti Apa Proses Perubahan dan
Implementasinya?

PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) juga telah menyiapkan


beberapa rencana strategis untuk menjawab tantangan industri
asuransi jiwa, khususnya di bidang teknologi informasi, seperti
membangun pusat data dan memperbarui infrastruktur database dan
server aplikasi untuk meningkatkan ketersediaan, kinerja, dan
kelangsungan bisnis. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) membantu
dunia usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional serta
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah.

Implementasi penerapan e-Government dapat membantu


perusahaan asuransi menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan
nasabah, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengoptimalkan
manajemen risiko. Namun setiap penerapan e-Government juga
harus memperhatikan aspek keamanan dan privasi data agar tetap
memenuhi standar yang berlaku.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dari studi kasus PT Asuransi


Jiwasraya terdapat variabel pemahaman budaya organisasi, motivasi
kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Oleh karena
itu, perusahaan perlu mempertahankan dan meningkatkan
pemahaman agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang lebih
efektif dan efisien.

Dalam studi kasus itu, menunjukkan bahwa perusahaan


dapat menggunakan berbagai cara untuk mensosialisasikan budaya
organisasi, seperti penceritaan, ritual, simbol material, dan bahasa.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kinerja karyawan seperti faktor
individu/individu, kepemimpinan, tim, kelembagaan, dan
situasional. Dengan berfokus pada faktor-faktor tersebut,
perusahaan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai
tujuan perusahaan dengan lebih baik.

26
4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran


yang semoga bermanfaat bagi perusahaan atau pihak-pihak lain,
yaitu :

 Untuk menjaga budaya yang kuat dan memastikan


konsistensi budaya organisasi, maka seluruh karyawan harus
bisa mematuhinya semua aturan. Hal ini dapat dilakukan
dengan bagaimana mendisiplinkan karyawan dengan ketat
bagi siapa yang melanggar.
 Perusahaan harus terus melakukan sosialisasi kepada
seluruh karyawan untuk mencapai visi, misi dan tujuan
perusahaan. Sosialisasi dapat dilakukan pada saat rapat atau
kapan saja pada sesuatu yang dianggap penting oleh
perusahaan.

27
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Jatiningrum, Citra Dwi, Mochammad Al Musadieq, and Arik


Prasetya. 2016. “Influence Of Organizational Culture,
Motivation And Ability On Performance (Study On Employees
And Agents Of Pt Asuransi Jiwasraya Branch Office Malang).”
Jurnal Administrasi Bisnis 39(1): 117–24.

Purba, Melia Nesta Br. 2019. “Analisis Budaya Organisasi Pada


Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabanjahe.” Digital
Repository Universitas Quality: 6–22.
http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/171/.

Sandewa Fadli. 2018. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Pegawai DiKabupaten Banggai Kepulauan.” Jurnal Ilmiah
Clean Government Vol. 1, No(: E-2620-3014 : P-2614-7742):
90–110.

28

Anda mungkin juga menyukai