Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Alasan Memilih Kasus......................................................................................................................1
BAB 2.......................................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................................2
2.1 Tinjauan Umum Tentang Satgas Waspada Investasi...................................................................2
2.1.1 Pengaturan Satgas Waspada Investasi.................................................................................2
2.1.2 Tugas dan Wewenang Satgas Waspada Investasi................................................................2
2.1.3 Tugas dan Wewenang Satgas Waspada Investasi................................................................3
2.1.4 Tinjauan Umum Tentang Penghimpunan Dana...................................................................3
2.1.5 Tujuan dari Penghimpunan Dana Masyarakat.....................................................................4
2.1.6 Manfaat dari Penghimpunan Dana Mayarakat....................................................................4
2.2 Landasan Teori............................................................................................................................4
2.3 Batasan Konsep...........................................................................................................................4
BAB 3.......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan judul makalah di atas, alasan memilih kasus ini adalah untuk mengetahui
kronologi secara singkat tentang Pt Mahesa Strategis Indonesia, Hal yang menyimpang dalam
etika berbisnis terhadap nasabah.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tentang Satgas Waspada Investasi
2.1.1. Pengaturan Satgas Waspada Investasi
Menurut Pasal 1 Nomor 2 Nota Kesepakatan Satuan Tugas Waspada
Investasi,Satgas Waspada Investasi adalah:
“Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang
Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi yang selanjutnya disebut
Satgas Waspada Investasi adalah forum koordinasi antar kementerian dan lembaga dalam
rangka pencegahan dan penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang
penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi.”
Satgas Waspada Investasi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan No.
Kep208/BL/2007 penanggung jawab Bapepam dan LK yang disahkan pada tanggal 20
Juni 2007. Masa kerja diperbarui setiap tahun. Setelah pelimpahan tanggung jawab dan
fungsi Bapepam dan LK kepada Otoritas Jasa Keuangan, pada 26 Juni disahkan
Keputusan Komite Komisioner OJK No. 01/ KD.04/2013 untuk memutakhirkan
Keputusan Satgas Peringatan Dini Investasi, 2013 tahun.
Anggota Satgas Waspada Investasi juga sepakat untuk membentuk Satgas Waspada
Investasi di tingkat daerah, dengan perwakilan dari instansi yang sama dengan Satgas
Waspada Investasi Pusat. Tim peringatan dini penanaman modal daerah merupakan sarana
koordinasi antara dinas/dinas keuangan daerah dengan instansi/dinas terkait.
2.1.2. Tugas dan Wewenang Satgas Waspada Investasi
Pasal 2 Nomor 2 Nota Kesepakatan Satgas Waspada Investasi menyatkan “Untuk
meningkatkan komitmen dan koordinasi para pihak dalam rangka pencegahan dan
penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat
dan pengelolaan investasi.”
2.1.3. Tugas dan Wewenang Satgas Waspada Investasi
Tugas dari Satgas Waspada Investasi terhadap penghimpunan dana ilegal oleh PT.
Mahesa Strategis Indonesia berupa mengedukasi serta mengevaluasi agar kejadian seperti
penghimpunan dana illegal yang dilakukan oleh PT. Mahesa Strategis Indonesia tidak
terulang kembali dengan target masyarakat agar dapat lebih peka, serta menghimbau untuk
PT. Mahesa Strategis untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan
dengan kegiatan investasi ilegal yang menghimpun dana kliennya.
Kewenangan Satgas Waspada Investasi tertera dalam Pasal 5 ayat 3 Nota
Kesepahaman Satgas Waspada Investasi yaitu Kewenangan Satgas Waspada Investasi
dalam kasus penghimpunan dan ilegal yang dilakukan oleh PT. Mahesa Strategis
Indonesia berupa penghentian kegiatan ivestasi melalui penghimpunan dan ilegal oleh PT.
Mahesa Strategis Indonesia yang benyak merugikan kliennya serta menindaklanjuti serta
pemberian sanksi bagi PT. Mahesa Strategis Indonesia yang tidak memiliki izin untuk
melakukan penghimpunan dana, mengingat izin yang didapat adalah sebagai pemberi
literasi keuangan serta menghimpun dana secara ilegal dengan memutar uang kliennya.
2
2.2. Tinjauan Umum Tentang Penghimpunan Dana
Dana dapat berasal dari beberapa produk bank melalui simpanan tabungan dari para
nasabahnya. selanjutnya dana yang telah dihimpun oleh seorang marketing funding akan
kembali disalurkan keluar dari pihak bank melalui berbagai macam produk pinjaman yang
ditawarkan kepada nasabahnya baik pinjaman secara individu, lembaga maupun pihak
swasta. Seorang marketing funding dituntut untuk mempunyai kemampuan berkomunikasi
yang baik, memiliki kemampuan untuk menjaga hubungan yang baik dengan nasabah
ataupun calon nasabah, memiliki keahlian dalam menganalisa calon nasabah dari segi
kebutuhan nasabah, memiliki interpersonal skill yang baik, serta mampu untuk menjalin atau
memperluas jaringan atau networking, berorientasi pada target yang ditetapkan. Berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang ada, saat ini ada beberapa jenis izin usaha untuk
melakukan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi :
a) Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b) Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Undang-
undang Pasar Modal), izin usaha Manajer Investasi diberikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan dan diawasi oleh Satgas Waspada Investasi.
c) Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-
Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.2.1. Tujuan dari Penghimpunan Dana Masyarakat
a) Sebagai Dana Operasional Bank Dana dikelola oleh bank dari dana kecil hingga besar
yang dihimpun dari masyarakat, dan dibimbing kembali kepada mereka yang
membutuhkan dan berhak mendapatkan pinjaman dalam bentuk pembiayaan / kredit.
b) Sebagai alat / metode pemerintah untuk melaksanakan kebijakan moneter. Menarik
uang dari masyarakat berarti mengurangi peredaran, yang merupakan salah satu cara
pemerintah mengendalikan inflasi.
c) Produktivitas Dana.
2.2.2. Manfaat dari Penghimpunan Dana Mayarakat
a) Bagi bank
Bagi pemilik uang berarti menjadikan uangnya produktif, biasanya mata uang ini
disimpan di rumah, di celengan ayam, celengan bambu, atau di bawah bantal. Orang-
orang ini adalah orangorang yang mengumpulkan dana karena bekerja keras dan
menganggur (hoarding) dan penuh resiko, mata uang menjadi produktif dan
menguntungkan.
b) Bagi pemilik uang
3
Bagi pemilik uang berarti menjadikan uangnya produktif, biasanya mata uang ini
disimpan di rumah, di celengan ayam, celengan bambu, atau di bawah bantal. Orang-
orang ini adalah orangorang yang mengumpulkan dana karena bekerja keras dan
menganggur (hoarding) dan penuh resiko, mata uang menjadi produktif dan
menguntungkan.
c) Bagi pemerintah
Berhasil apa tidaknya penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan berarti
berkurangnya peredaran, ini sebagai upaya pengendalian inflasi.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Kasus Internal Pada Pt Mahesa Strategis Indonesia
PT. Mahesa Strategis Indonesia mendapatkan sejumlah laporan bahwa perusahaan ini
tersandung kasus pengalokasian dana yang merugikan para kliennya. Berdasarkan laporan
tanggal 21 Desember 2020, nilai kerugian investasi 41 nasabah Pt Mahesa tercatat mencapai
Rp16 miliar. PT. Mahesa Strategis Indonesia mengalokasikan dana pada instrumen saham
yang kemudian harga saham mengalami penurunan secara drastis. Tindakan tersebut menjadi
salah satu penyebab kerugian yang dialami oleh para klien.
• Pelanggaran Etika Bisnis pada Kasus Pt Mahesa
PT. Mahesa Strategis Indonesia melakukan beberapa tindakan yang melenceng dari
teori etika bisnis yang tidak sesuai dengan standar praktik perencanaan keuangan di
Indonesia. Bahwa tidak seharusnya ia mengelola uang klien dengan memperjualbelikan
portofolio klien walaupun kuasa sudah diberikan oleh klien.
PT Mahesa Strategis Indonesia juga melanggar prinsip-prinsip yang ada pada etika
bisnis yang pertama yaitu; prinsip kejujuran, dimana prinsip ini merupakan prinsip yang
sangat dibutuhkan dalam berdirinya sebuah perusahaan, tetapi PT Mahesa secara tidak
langsung membohongi 80 kliennya bahkan diduga lebih dari itu. Kedua, prinsip mutual
benefit principle yaitu saling menguntungkan antara kedua belah pihak yaitu PT Mahesa
dan kliennya, kemudian disini juga sudah jelas bahwa klien dari PT Mahesa merasa
dirugikan, yang berarti PT Mahesa melanggar prinsip etika bisnis yang ada, karena
seharusnya klien dan perusahaan sama-sama untung. Lalu individu yang ada didalam
perusahaan PT Mahesa ini juga melanggar prinsip integritas moral yaitu tuntutan
menjaga nama baik pimpinan maupun perusahaannya. PT Mahesa bahkan merupakan
perusahaan yang sudah diblokir oleh OJK.
• Korupsi pada Kasus Pt Mahesa
Berdasarkan kronologi kasus yang terjadi dalam perusahaan PT. Mahesa Strategi
Indonesia, polisi menetapkan Aakar Abyasa Fidzuno selaku direktur utama perusahaan
Mahesa dan Tias Nugraha Putra selaku direktur perusahaan PT. Amarta Investa yang
menjadi salah satu entitas perusahaan dari PT. Mahesa sebagai tersangka atas kasus
tindakan pencucian uang dan penggelapan. Tersangka berupaya untuk mengarahkan
kliennya agar kontrak terkait dengan pengelolaan Rekening Dana Investor dengan
perusahaan afiliasi bernama PT. Mahesa Strategis Indonesia dapat ditandatangani.
Tindakan tersebut merupakan salah satu permainan harga saham yang dilakukan oleh PT
Mahesa Strategis Indonesia dengan pemegang saham LUCK yang terdiri atas Caroline,
Christine dan Josephine. Kerjasama ini ditandai dengan adanya penandatanganan yang
melawan suatu hukum. Berdasarkan jenis-jenis tindakan korupsi, kronologi kasus PT.
Mahesa Strategis Indonesia terkait adanya kesepakatan permainan harga saham yang
memberikan dampak positif berupa peningkatan harga saham bagi pemegang saham
5
LUCK meskipun bukan berasal dari valuasi keadaan keuangan saham LUCK yang sudah
dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa tindakan ini dikategorikan ke dalam jenis korupsi yang berupa
korupsi investif.
• Teori Kontrak (Contract Theory) pada Kasus Mahesa
Perusahaan ini juga tidak terdaftar di dalam OJK sebagai sebuah perusahaan manajer
investasi sehingga dapat dikatakan sebagai perusahaan yang ilegal untuk dapat
mengelola dana para klien. Sebanyak 10 klien Mahesa melapor kepada kepolisian karena
mereka mendapatkan kerugian finansial yang besar akibat bekerja sama dengan
perusahaan tersebut. Tim Satgas Waspada Investasi (SWI) juga menerima aduan dari
beberapa klien Mahesa yang mengatakan bahwa perusahaan ini bukan hanya
memberikan nasihat terhadap keuangan, melainkan juga ikut mengeksekusi dan
mengelola dana nasabah sehingga banyak dari klien yang merasa dirugikan.
Klien juga diminta tanda tangan oleh Mahesa mengenai kontrak bersama PT Amarta
Investa dan PT Jouska Finansial Indonesia dimana kedua perusahaan tersebut dikenalkan
sebagai manajer investasi. Disini, jouska terlibat sebagai perantara antara klien dengan
manajer investasi tersebut. Namun, setelah diketahui lebih dalam, ternyata founder
Mahesa yakni Akar terlibat di dalam dua perusahaan tersebut sebagai komisaris serta
perusahaan manajer investasi ini juga tidak memiliki izin OJK.
Bahwa Mahesa memiliki kontrak dengan kliennya bernama kontrak nominaat
karena antara pihak perusahaan dengan klien melakukan perjanjian jual-beli. Namun,
dalam kejadian ini dapat dianalisis bahwa Jouska telah melanggar teori kontrak yang
mana klien selaku agen tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai mekanisme
penawaran yang didapatkan. Mahesa selaku penyedia jasa perencanaan keuangan
seharusnya hanya memberi nasihat kepada kliennya dan tidak mengelola atau
mengintervensi dana mereka. Selain itu, miskomunikasi yang terjadi cenderung
menguntungkan Mahesa setelah diindikasikan bahwa perusahaan ini memiliki
kesepakatan pula dengan PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK).
1) Kerahasiaan
Dimana prinsip ini merupakan prinsip yang sangat dibutuhkan dalam berdirinya
sebuah perusahaan, tetapi Pt Mahesa secara tidak langsung membohongi 80 kliennya
bahkan diduga lebih dari itu.
2) Kehati-hatian
Saling menuntungkan kedua belah pihak yaitu Pt Mahesa dan kliennya, kemudian
disini juga sudah jelas bahwa klien dari Pt Mahesa merasa dirugikan yang berarti Pt
Mahesa melangar kode etik bersifat kehati-hatian karena seharusnya klien dan
perusahaan sama-sama untung.
3) Integritas
6
Tuntutan menjaga nama baik pimpinan maupun perusahaan. Pt Mahesa merupakan
perusahaan yang diblokir oleh OJK.
7
3.2.3. Struktur Organisasi Pt Mahesa Strategis Indonesia
8
Maka saran kelompok kami mengenai kasus Pt Mahesa Strategis Indonesia yaitu:
1. Untuk melakukan collaborative action dengan berbagai pihak, mulai dari ahli
komunikasi, finansial konsultan, hingga regulator untuk membangun strategi
komunikasi dengan menentukan sebuah tujuan komunikasi.
2. Untuk mengoptimalkan media relations sangat penting.
3. Memperbaiki standar komunikasi yang transparan juga perlu dilakukan oleh mahesa,
Apabila terdapat kemungkinan untuk melakukan re-branding Dan mengembalikan
public trust di masa depan.
sumber :
DAFTAR PUSTAKA
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/download/72614/41505
http://e-journal.uajy.ac.id/26900/3/185202927_bab%202.pdf
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/73341/1/
MUHAMAD%20NABHAN%20RABBANI%20HADI%20-
%20FSH.pdfhttps://www.studocu.com/id/document/universitas-nusantara-pgri-
kediri/etika-bisnis/analisis-
kasus-pelanggaran-etika-bisnis-pada-pt-jouska/445795