Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Sdr.

F
DENGAN CLOSED FRACTURE HUMERUS (D) 1/3 TENGAH DENGAN
TINDAKAN MEDIS OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSO PROF. DR. R. SOEHARSO
SURAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas Stase Peminatan Instalasi Bedah Sentral


Pembimbing Klinik : Nurhayati, S.Kep.,Ns

DISUSUN OLEH:
1. Ns. BINTANG VIGA HANDIKA, S.Kep.
2. Ns. LOVINDA PRISTALIA, S.Kep.
3. TRI WIJAYANTI, A.Md.Kep.
4. WAHYU TRI WULANDARI, A.Md.Kep.
PELATIHAN BEDAH DASAR ORTOPEDI
RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
2024
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Sdr. F
DENGAN CLOSED FRACTURE HUMERUS (D) 1/3 TENGAH DENGAN
TINDAKAN MEDIS OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSO PROF. DR. R. SOEHARSO
SURAKARTA

I. ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF


(Timbang terima dengan petugas pengantar pasien)
A. Identitas Pasien
Nama : Sdr. F
Umur : 25 th
No. Registrasi : 00.38.XX.XX
Ruang :-
Diagnosa Medis : Closed Frakture Humerus (D) 1/3 Tengah
Tindakan Operasi : Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
Jenis Anastesi : General Anastesi
Kamar Operasi : OK 6
DPJP : dr. Iwan Budiwan Anwar Sp.OT (K)., MM
Dokter Anestesi : Dr.Andi Hermawan Sp.An
Waktu (Tgl & Jam) : 3 Maret 2024 J 22.00 Wib
Checklist persiapan operatif tentang :
(Beri tanda V bila ada, dan tidak tanda X)

Kelengkapan Persiapan
V Gelang identitas pasien V Inform consent ( lengkap, tidak lengkap)

Persiapan transfusi (jenis : ......................., jumlah : ..........., gol :........)


V V
Lavement Puasa Premedikasi
V
V Mandi Keramas Oral hygiene
V
Kebersihan kuku Persiapan kulit

Aksesoris :
Gelang Kalung Cincin Kutek kuku
Gigi palsu Kontak mata Kontak lens

Penyakit kronis :
DM Hipertensi Penyakit jantung TB Paru Asma CKD

Lain- lain :
Makeup Lipstick Cat kuku Eye shadow

Catatan alergi terhadap : tidak ada

B. Resume Penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang : 2 jam sebelum masuk IGD RS orthopedi prof.
Dr.R.Soeharso Surakarta, pasien mengendarai sepeda motor , pasien menabarak mobil
di depannya dan terjatuh ke sisi kanan. Pasien mengalami pingsan, muntah / kejang.
Setelah kejadian pasien mengeluh nyeri pada lengan kanan yang memperberat saat
digerakan. Pasien tidak mengeluh nyeri dibagian lain. Oleh penolong, pasien dibawa
ke RS orthopedi prof. Dr.R.Soeharso Surakarta. Kemudian dilakukan pemeriksaan
darah dan rontgen.
2. Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menular
maupun menurun.
Jenis Operasi : Mayor, Urgent

C. Pengkajian
1. Status Fisiologis
a. Tingkat kesadaran :
Kesimpulan GCS : E4V5M4
V Composmentis Apatis Somnolen

Delirium Sopor Koma


b. Tanda- tanda vital :
0
HR : 105 Suhu : 36,5 C
RR : 20 TD : 130/80 mmHg
SPO2 : 98%
c. Keadaan lain :
-
2. Status Psikososial
(Ansietas,masalah komunikasi verbal, mekanisme koping,dll)
a. Subyektif

v Klien/keluarga banyak bertanya tentang operasi

Klien/keluarga banyak bertanya tentang keberhasilan operasi


v
Klien mengatakan takut menghadapi operasi

Klien takut menghadapi kematian

v Klien sulit untuk diajak komunikasi

v Klien tidak konsentrasi

Data Lainnya :
-
b. Obyektif
v Klien tampak tegang v Kulit teraba dingin

Pandangan kosong Klien menangis dan tampak asing

Peningkatan HR Tremor dan gelisah


v v

Data lainnya :
Pada saat dipeganga perawat pasien teraba dingin diseluruh ekstremitas dan
tampak tegang.

c. Skala ansietas (APAIS):


Penilaian skor ansietas menggunakan skala APAIS (Amsterdam Pre Operative
Anxiety and Information Scale). Prosedur pembedahan menimbulkan rasa cemas
terhadap keselamatan jiwa, untuk itu setiap pasien yang akan menjalani
pembedahan baiknya dalam keadaan stabil (Berth et al., 2007). Berikut formulir
APAIS:
No Pertanyaan Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
Tidak Setuju ragu Setuju
Setuju
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Saya takut dibius 
2 Saya terus-menerus 
memikirkan pembiusan
3 Saya ingin tau sebanyak 
mungkin tentang pembiusan
4 Saya takut dioperasi 
5 Saya terus-menerus 
memikirkan operasi
6 Saya ingin tau sebanyak 
mungkin tentang operasi

Keterangan:
Skor 6: tidak cemas/normal
Skor 7-12: cemas ringan
Skor 13-18: cemas sedang
Skor 19-24: cemas berat
Skor 25-30: panik

Hasil penilaian:
Skor APAIS: 24 (cemas berat)

D. Pemeriksaan Fisik
a. Antropometri
BB : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 23,9

b. Kepala
Inspeksi Oval
Palpasi Tidak ada benjolan atau lesi

c. Mata
Inspeksi Simetris kanan dan kiri
Palpasi Normal

d. Hidung
Inspeksi Normal
Palpasi Normal
e. Telinga
Inspeksi Normal
Palpasi Normal

f. Mulut dan gigi


Inspeksi Normal
Palpasi Normal

g. Leher
Inspeksi Normal
Palpasi Normal

h. Dada dan Paru


Inspeksi Simetris tidak ada jejas
Palpasi Vokal premitus teraba
Perkusi Sonor
Auskultasi Vesikuler

i. Payudara
Inspeksi Dalam batas normal
Palpasi Payudara Kiri Dalam batas normal
Palpasi Payudara Kanan Dalam batas normal

j. Jantung

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak, tidak ada jejas


Palpasi Ictus cordis di ics 5
Perkusi Pekak
Auskultasi Tidak terdapat suara tambahan

k. Abdomen

Inspeksi Tidak ada jejas


Auskultasi Bising usus 18x/menit
Palpasi Thympani
Perkusi Tidak ada nyeri tekan

l. Ekstremitas

Atas Tampak ada deformitas pada 1/3 bagian lengan atas


sebelah kanan
Bawah Tidak ada kelainan/normal

E. Kebutuhan Dasar Manusia


1. Kebutuhan hygine dan integritas kulit

Kegiatan Saat di RS
Mandi -
Oral hygine -
Keramas -
Mengganti pakaian 2x sehari

2. Kebutuhan istirahat dan tidur

Isrirahat tidur Saat di RS


Kualitas Buruk
Kuantitas :
- Tidur siang Lama :-
- Tidur malam
Lama :-
Keluhan Tangan kanan terasa nyeri.
3. Kebutuhan nutrisi
Selama Sakit

Makan Frekuensi :-

Porsi :-

Jenis :-

Pantangan : tidak ada

Keluhan : tidak ada


Minum Frekuensi :-

Porsi :-

Jenis : -

Pantangan : tidak ada

Keluhan : tidak ada


Pengkajian status nutrisi
BB : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 23,9

4. Kebutuhan oksigenasi
1) Airway : Pada jalan nafas klien tidak terdapat pembengkakan darah (-),
dan muntah, suara nafas vasikuler
2) Breathing : Bernapas dengan spontan dan teratur, tidak terdapat sesak napas
RR 20x/menit
3) Circulation : ada edema pada tangan kanan, akral hangat, kulit tidak tampak
pucat, nadi teraba kuat

5. Kebutuhan eliminasi
Selama sakit
BAB Frekuensi : 1x/hari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning feses
Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
BAK Frekuensi : 4-6x/hari
Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada

6. Aman dan Nyaman : Terdapat rasa nyeri pada lengan kanan.


F. Pemeriksaan Penunjang
03 Maret 2024, 11.45

1. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
MCH 29.5 26.0 – 34.0 Pg
Golongan Darah A -
Hemoglobin 14.8 13.0 – 17.0 gr/dL
Hematokrit 42 40.0 – 54.0 %
Eritrosit 5.02 4.0 – 6.2 Juta/ul
Trombosit 326 150 – 500 10^3/ul
Leukosit 13340 4000 – 10000 /uL
MCHC 35.6 32.0 – 36.0 g/dL
MCV 82.9 80.0 – 100.0 fL
FAAL HEMOSTATIS
APTT 23.4 24.5 – 32.8 Detik
PTT 10.9 9.3 – 11.4 Detik
KIMIA
GDS 105 <120 Mg/dL
IMONOLOGI
HbsAg Kualitatif Non Reaktive Non Reaktive -
UNGROUP
INR 1.02 - -

2. Hasil Pemeriksaan Radiologi


G. Terapi

Jenis Terapi Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Efek Samping


Injeksi 30mg/ml IV Indikasi utama penggunaan Kontraindikasi pemakaian Efek samping tersering dari penggunaan
ketorolac ketorolac adalah untuk ketorolac, antara lain pada pasien ketorolac via oral dan injeksi dapat berupa
mengatasi nyeri akut dan dengan hipersensitivitas terdapat iritasi lambung, mual, nyeri kepala, rasa
digunakan dalam jangka ketorolac, riwayat perdarahan mengantuk/somnolen, pusing, diare, dan
pendek (<5 hari) gastrointestinal, dan perdarahan dispepsia
serebrovaskular aktif
H. Analisa Data

Hari/Tanggal/
No Data Problem Etiologi
Jam
1. Minggu, 3 Ds : Pasien mengatakan nyeri pada tangan kanan Nyeri akut Agen pencedera
Maret 2024 /  Pengkajian Nyeri fisik
22.00 WIB  P: Pasien mengatakan nyeri pada tangan kanan karena terjatuh di
jalan menabrak mobil didepannya saat hujan.
 Q:pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
 R:Pasien mengatakan nyeri di tangan kanan
 S : Skala nyeri di lengan kanan 7
 T: Pasien mengatakan nyeri terus menerus
Do :
 Pasien tampak tenang
 Tanda — Tanda Vital
 TD: 130/80 mmHg
 HR: 110 x / menit
 RR: 17 x / menit
 S: 37,4oC
 SPO2: 97%
2 Minggu, 3 Ds : Ansietas Kekhawatiran
Maret 2024 / - Pasien dan keluarga menanyakan tentang operasi mengalami
22.00 Do: kegagalan
- Pasien tampak bingung, ekstremitas dingin
- Pasien tampak tegang, sulit diajak komuikasi
- Pasien tampak sulit untuk berkonsentrasi
- Pasien menunjukan skor APAIS 24 (Sangat Tegang)

I. Prioritas Diagnosa

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik d.d Pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan (D.0077).

2. Ansietas b.d kekawatiran mengalami kegagalan d.d skor APAIS 24 (D.0080).

3. Rencana Keperawatan

TT &
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi Keperawatan (SIKI) Nama
(SDKI) (SLKI)
Perawat
01 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238) Bintang,
dengan Agen pencedera keperawatan selam 1x1,5 jam Observasi Lovinda,
fisik (D.0077) masalah Nyeri akut teratasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Tri,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Wulandari
Tingkat nyeri (L.08066) 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
(1) Terapeutik
2. Meringis menurun (1) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
02 Ansietas b.d Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314) Bintang,
kekawatiran mengalami Definisi Definisi Lovinda,
kegagalan d.d skor Kondisi emosi dan pengalaman Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman Tri,
APAIS 24 (D.0080). subyek terhadap objek yang subyektif terhadap obyek yang tidak jelas dari Wulandari
tidak jelas dan spesifik akibat spesifik akibat antisipasi bahaya yang
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan Tindakan
memungkinkan individu untuk mencapai ancaman.
melakukan Tindakan untuk Observasi
menghadapi ancaman. - Identifikasi saat Tingkat ansietas berubah
Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi saat mengambil Keputusan
keperawatan selama 1x1,5 jam - Memotinor tanda-tanda ansietas
masalah ansietas menurun
dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Verbalisasi kebingungan - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menurun menumbuhkan kepercayaan
- Verbalisasi khawatir - Temani pasien untuk menurunkan
akibat kondisi yang kecemasan
dihadapi menurun - Pahami situasi yang membuat
- Perilaku tegang, gelisah ansietas
menurun - Dengarkan dengan penuh perhatian
- Pucat menurun - Gunakan pendekatan yang tenang
- Kontak mata membaik dan menyakinkan
- Diskusikan perencanaan realistis
tenang peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat ansietas
4. Implementasi
Hari/ Tgl/ Jam No Implementasi Respon TTD
Dx
Minggu, 3 Maret 2024 1 1. Mengidentifikasi lokasi, S : Pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan Bintang,
/22.00 WIB karakteristik, durasi, P: Pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan karna Lovinda, Tri,
frekuensi, kualitas, terjatuh menabrak mobil di depannya karna hujan Wulandari
intensitas nyeri Q: Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
2. Mengidentifikasi skala R: Pasien mengatakan nyeri di lengan kanan
nyeri S : Skala nyeri di lengan kanan 7
3. Mengidentifikasi T: Pasien mengatakan nyeri terus menerus
respons nyeri non verbal O :
4. Menjelaskan penyebab,  Pasien tampak tegang
periode, dan pemicu  Tanda — Tanda Vital
nyeri  TD: 130/80 mmHg
5. Menjelaskan strategi  HR: 105 x / menit
meredakan nyeri  RR: 17 x / menit
 S: 36,5oC
 SPO2: 98%
22.10 WIB 1. Mengkolaborasi S : Pasien mengatakan diberikan injeksi Bintang,
pemberian analgetik, O:pasien tampak kooperatif Lovinda, Tri,
jika perlu Wulandari
22.15 2 - Mengidentifikasi saat Ds : Bintang,
Tingkat ansietas - Pasien mengatakan takut jika lengannya Lovinda, Tri,
berubah tidak bisa digerakan lagi Wulandari
- Mengidentifikasi saat - Pasien menceritakan kondisi sebelum
mengambil Keputusan patah
- Memotinor tanda-tanda Do:
ansietas - Tampak skor APAIS klien 24
- Menciptakan suasana - Pasien tampak tegang, gelisah
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- Menemani pasien untuk
menurunkan kecemasan
- Memahami situasi yang
membuat ansietas
- Mendengarkan dengan
penuh perhatian
- Menggunakan
pendekatan yang tenang
dan menyakinkan
- Mendiskusikan
perencanaan realistis
tenang peristiwa yang
akan datang
- Menjelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
- Menganjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Melatih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan(music
relaksasi).

5. Evaluasi
No. TT & Nama
Hari / Tanggal / Jam Catatan Perkembangan
DX Perawat
01 Minggu, 3 Maret S : Pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan Bintang,
2024 / 22.00 WIB Pengkajian Nyeri Lovinda, Tri,
P: Pasien mengatakan nyeri pada lengan kanan karna terjatuh menabrak mobil Wulandari
didepannya saat hujan.
Q: Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Pasien mengatakan nyeri di lengan kanan
S : Skala nyeri di lengan kanan 7
T: Pasien mengatakan nyeri terus menerus
O:
 Pasien tampak tenang
 Odema pada lengan kanan
 Tanda — Tanda Vital :
 TD: 130/80 mmHg
 HR: 110 x / menit
 RR: 27 x / menit
 S: 36,9oC
 SPO2: 97%
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
2. Minggu, 3 Maret S: Bintang,
2024 / 22.20 WIB - Pasien mengatakan perasaanya masih tegang dan sudah mending Lovinda, Tri,
daripada tadi sebelum mengobrol Wulandari
O:
- Pasien tampak tenang dengan mendengarkan music relaksasi
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
II. ASKEP INTRAOPERATIF
A. Pengkajian
1. Subyektif : -
2. Obyektif:
 Pasien tampak tenang
 Odema pada lengan kanan
Tanda — Tanda Vital
 TD: 119/89 mmHg
 HR: 105 x / menit
 RR: 20 x / menit
 S: 36,5oC
 SPO2: 98%

1. Jenis Anastesi
Anastesi Umum IV V Anastesi Umum inhalasi/GA

Anestesi spinal Anestesi Lokal

V Tidak ada reflek batuk Respon :


........................................ ............
Sianosis ........................................ ............
.
Suara napas mengorok Kesadaran : terpasang ETT
Kesimpulan GCS : Sopor
Sekresi sekret saluran
pernapasan meningkat Posisi :
Pronasi V Supinasi

Dorsal recumbent

Litotomi Lainnya :
.......................
.

2. Tanda- tanda vital


Heart rate : 105 x / menit Suhu : 36,5 0C
Respiratory rate : 20 x / menit Tekanan darah : 119/89 mmHg
SpO2: 98%
Daftar Keselamatan Pasien
Sign In Sebelum Induksi Anesthesi
Apakah pasien telah dikonfirmasi identitasnya, lokasi, prosedur dan
persrtujuan tindakan operasi?
√ Ya
Tidak
D
ata
lain : Apakah pasien sedang dalam masa pengobatan atau mengidap
- penyakit infeksi menular?
Ya
√ Tidak
Bila ya, pengobatan atau sakit apa?
Ya
√ Tidak ada
Apakah lokasi operasi sudah diberi tanda?
√ Ya
Tidak
Apakah mesin dan obat-obatan anesthesia sudah lengkap?
√ Ya
Tidak dapat ditandai
Apakah oksimeter dipasang pada pasien dan berfungsi dengan baik?
√ Ya
Tidak
Apakah pasien mempunyai alergi yang diketahui?
Ya
√ Tidak
Kesulitan jalan nafas atau resiko aspirasi?
Ya, dan peralatan atau bantuan tersedia
√ Tidak
Risiko kehilangan darah > 500 ml (7 ml/kg pada anak-anak)?
Ya, dan dua jalur IV / akses pusat dan cairan yang
direncanakan
√ Tidak
Dokter Anestesi : Dr.Andi Hermawan Sp.An
Waktu : 03-03-2024, 22.00

Time Out Sebelum Insisi Kulit


√ konfirmasi bahwa semua anggota tim telah mengenalkan diri
sesuai nama dan perannya
√ Konfirmasi nama pasien, prosedur dan di
mana insisi/sayatan akan dibuat
Apakah antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60 menit
terakhir?
√ Ya
Tidak dapat diterapkan
Bila ya, obat yang diberikan adalah? Cefazolin, dosisi 2gr, jam
22.00
3. Prosedur pembedahan
1. Pasien masuk ruang operasi pukul 22.00 WIB
2. Kemudian dilakukan pembiusan oleh dokter anestesi dan
penata dengan pembiusan total
3. Menyiapkan set instrument yang terdiri dari set dasar, bone
forceps, set screw 4,5, jas dan linen steril, Narrow Plate,
cortex screw 4,5, cancelous screw 4.0, dan Power Tool
4. Menyiapkan BHP
5. Menyiapkan mesin suction, electric cauter
6. Mengatur posisi pasien dengan supinasi
7. Membersihkan area operasi dengan sabun spons klorheksidin
lalu dibersihkan dengan kain
8. Dokter, asisten operator, perawtan instrumen dan asisten
instrumen mencuci tangan bedah, serta memakai jas steril
9. Memberikan antiseptik kemudian drapping steril untuk
membatasi area steril dan non steril
10. Menyiapkan cauter dan selang suction diikat kassa lalu
fiksasi dengan duk klem
11. Menyambungkan cauter dan selang suction ke mesin dan
memastikan berfungsi dengan baik
12. Menyiapkan instrumen bedah di meja mayo, yang terdiri
dari:
a. Pinset Chirrugie
b. Gunting Jaringan
c. Arteri Klem Bengkok
d. Banet/ Restraktor Hohmann
e. Scalpel No. 4
f. Scalpel No. 3
g. Gunting Benang
h. Nalpuder
i. Rake Restractor/ Hak Cakar
j. Langenbeck
k. Raspatorium
l. Elevator
m. Currete
n. Bengkok
o. Kom
p. Duk Klem
q. Selang suction
r. Canul suction
s. Bone forceps
t. Verbrugge
u. Screw Driver
v. Deph Gauge
w. Drill Bit 3,2
x. Power tool

13. Mendekatkan alat instrumen dan memposisikan petugas

14. Time out pukul 22.21 WIB


- Tanggal operasi : 03 Maret 2024
- Identitas pasien : Tn. F
- No. RM : 00.38.xx.xx
- Diagnosa Medis : Closed Fracture Humerus 1/3 Tengah
(D)
- Jenis tindakan : ORIF
15. Konfirmasi tim operasi
- Dokter operator : dr. Iwan Budiwan Anwar Sp.OT
(K)., MM
- Asisten Bedah : dr.Ita
- Asisten Instrumen : Cahyadi
- Perawat Sirkuler : Lasidi
- Dokter Anestesi : Dr.Andi Hermawan Sp.An
- Perawat Anestesi :
16. Antisipasi kejadian kritis
- Operator : Resiko pendarahan diatasi dengan bledding
control dengan cauterisasi
- Anestesi : Resiko pendarahan diatasi dengan terapi iv dan
monitoring hemodinamik
- Perawat : Instrumen lengkap berfungsi dengan baik
beserta implant
17. Konfirmasi antibiotik profilaksis cefazolin 2000mg dengan
NaCl 100ml telah masuk pukul 22.00 WIB
18. Foto rongent telah terpasang
19. Berdo’a dipimpin operator
20. Insisi pukul 22.30 WIB
21. Uraian pembedahan
- Pasien dalam posisi supin, desinfeksi, draping
- Insisi dimulai jam 22.30 WIB dari kutis, subkutis,
menggunakan mes 20 insisi diperdalam fasia, otot hingga
tulang
- Perdarahan diatasi menggunakan cauter
- Expos tulang menggunakan Raspatorium
- Memposisikan tulang dengan menggunakan bone tang
kecil
- Menempatkan Narrow Plate 9 Hole pada fracture site
- Memasang 8 screw dengan rincian: Cortex screw 4,5
dengan ukuran 26(6) dan 24(2).
- Jahit luka dari facia, subkutis dan kutis menggunakan
benang Polyglycolide no 2.0
22. Alat-alat yang digunakan
1) Bahan habis pakai (jenis dan jumlah)

 Set Dasar (1)


 Set Bone forceps (1)
 Set Screw 3,5 (1)
 Set Powertool (1)
 Set Cuci Kulit (1)
Penghitungan Penggunaan Kasa atau Alat Tambahan Lainnya
Jenis Yang Dihitung Penghitungan Penambahan Total Penghitungan Penambahan Total Penghitungan Ket.
Awal Selama Operasi Pertama Kedua Terakhir
Kassa 40 10 10 50 50 Lengkap
Set Dasar 1 1 1 Lengkap
Set Bone Forceps 1 1 1 Lengkap
Set Screw 4,5 1 1 1 Lengkap
Set Powertool 1 1 1 Lengkap
Set Cuci Kulit 1 1 1 Lengkap
Mes No. 20 1 1 1 Lengkap
Mes No. 15 1 1 1 Lengkap
Cauter 1 1 1 Lengkap
K-Wire Dia 1,5, Panjang
300 mm 0 1 1 1 1 Lengkap
Jenis Yang Dihitung Penghitungan Penambahan Total Penghitungan Penambahan Total Penghitungan Ket.
Awal Selama Operasi Pertama Kedua Terakhir
Screw Cortex 4,5 Ukuran 26
mm 08 0 0 08 08 08 Lengkap
Narrow Plate 9 hole 1 0 1 1 1 Lengkap
Drain, dengan ukuran No.14 1 1 1 1 Lengkap
Benang Polyglycolide 0 0 1 1 1 1 Lengkap
Benang Polyglycolide 2.0 0 1 1 1 1 Lengkap
Spuit 10cc 1 1 1 1 Lengkap
Paraffin gauze dressing 0 1 1 1 1 Lengkap
Dressing Tape 0 1 1 1 1 Lengkap
Soft Padding Bandage 0 1 1 1 1 Lengkap
Elastic 0 1 1 1 1 Lengkap
Bandage
Handscoon Steril ukuran 7,5 5 5 Lengkap
Handscoon Steril ukuran 8.0 2 2 Lengkap
2) Anestesi

No. Nama Barang Jumlah

1. Propofol 1% 1

2. Fentanil inj 0,1 % 1

3. Isoflurance 1

4. norcuron 1

5. Oxygen 10 liter/menit 1

6. Ondansetron 4 mg 1

7 Tramus 1

8 Sevorane 1

9 Dexamethason 2

10 Aminophylin 1

9. Ringer Lactat 500 cc 5

10. Suction Catheter 1

11. Guedel Airway 1

12. Midazolam 1

3) Instrumen (jenis dan jumlah)


Jenis Set Bedah: Set Dasar
No. Nama Alat Jumlah
1 Pinset Chirrugie 2
2 Scalpel No. 4 1
3 Scalpel No. 3 1
4 Gunting Jaringan (Metzenbaum) 1
5 Gunting Benang 1
6 Arteri Klem Bengkok 4
7 Nalpuder 2
8 Banet/ Restraktor Hohmann 3
9 Rake Restractor/ Hak Cakar 2
10 Langenbeck 2
11 Muller 1
12 Raspatorium 2
13 Elevator 1
14 Curette 1
15 Knabel Tang 1
16 Bengkok 2
17 Kom 1
18 Duk Klem 2
19 Selang Suction 1
20 Canul Suction 1

Jenis Set Bedah: Set Bone forceps


No. Nama Alat Jumlah
1 Bone Forceps 2
2 Verbrugge 1

Jenis Set Bedah: Set Screw 4,5


No. Nama Alat Jumlah
1 Screw Driver 1
2 Depth Gauge 1
3 Drill Sleeve 1
4 Bone Tap 1
5 Dril Bit ukuran 3,2 1
6 Bander 1
Jenis Set Bedah: Set Powertool
No. Nama Alat Jumlah
1 Bor 1
2 Pengunci Mata Bor 1
3 Handle Bor 1

Jenis Set Bedah: Set Culit


No. Nama Alat Jumlah
1 Bak Instrumen 1
2 Kom 2
3 Sponge Holder 1

23. Pemerikaaan Penunjang


X-Ray
24. Terapi

Waktu dan Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Efek Samping


Jenis Terapi
22.20 WIB 2500 ml IV Indikasi pemberian Kontraindikasi Efek samping ringer laktat atau RL cukup jarang
Cairan Infus ringer laktat atau RL penggunaan ringer laktat terjadi. RL adalah cairan kristaloid dengan osmolaritas
Ringer Lactat adalah untuk resusitasi atau RL yang absolut 273 mOsm/L dan pH sekitar 6,5, sehingga risiko efek
cairan, misalnya pada adalah riwayat alergi atau samping di antaranya asidosis laktat dan hiperkalemia.
pasien syok, luka bakar, hipersensitivitas terhadap Interaksi obat dapat terjadi karena RL bersifat
demam berdarah dengue, semua kandungan RL, alkali/basa dan mengandung kalium dan kalsium,
dan dehidrasi yaitu natrium, klorida, sehingga akan mempengaruhi eliminasi obat-obatan di
kalium, kalsium, dan organ ginjal
laktat
22.25 WIB 1 mg/ml IV Diberikan sebelum Glaukoma sudut sempit Syok anafilaktik dan reaksi hipersensitivitas (reaksi
(midazolam) operasi, untuk mengatasi akut dan kehamilan kulit, bronkospasme) Gangguan psikiatri, seperti
rasa cemas, membuat confusional state, euforia, halusinasi, disforia, agitasi,
pikiran dan tubuh ansietas, dan perubahan mood.
menjadi rileks, serta
menimbulkan rasa kantuk
dan tidak sadarkan diri
22.25 WIB 20 mg IV untuk menginduksi Hipersensitivitas terhadap Kelemahan otot rangka hingga kelumpuhan otot yang
(norcuron) relaksasi otot saat obat ini. Meskipun berkepanjangan yang menyebabkan insufisiensi
dilakukan intubasi vecuronium berhubungan pernapasan atau apnea
endotrakeal dan ventilasi dengan rendahnya
mekanik pelepasan histamin, tetapi
masih ada laporan
terjadinya reaksi
anafilaksis yang
mengancam jiwa.
22.25 WIB 4 mg IV Indikasi ondansetron Kontraindikasi Ondansetron dapat menimbulkan efek samping yang
(ondansetro) adalah sebagai antiemesis ondansetron mutlak berbeda-beda pada tiap orang. Efek samping yang
profilaksis pada prosedur adalah riwayat mungkin terjadi antara lain:
kemoterapi, tindakan hipersensitivitas terhadap
operasi, ataupun obat dan penggunaannya Sakit kepala atau pusing
radioterap bersama obat apomorphin Rasa seperti melayang
dan dronedarone. Pada Konstipasi
beberapa kelompok, Kelelahan dan tubuh terasa lemah
penggunaan ondansetron
Rasa menggigil
perlu diawasi dan
diperhatikan, namun tetap Kantuk
dapat diberikan
22.25 WIB 10 mg IV Indikasi dexamethasone Kontraindikasi Efek samping yang harus Anda laporkan ke dokter atau
dexamethason adalah sebagai dexamethasone adalah ahli kesehatan Anda sesegera mungkin:
antiinflamasi dan pada kasus - Reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal atau gatal-
imunosupresan, misalnya hipersensitivitas, infeksi gatal, pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah,
pada penyakit sendi akut yang tidak diobati, tinja berdarah atau hitam dan lengket, perubahan
inflamatori, meningitis dan adanya infeksi jamur. emosi atau suasana hati, perubahan penglihatan,
bakterial, ataupun kegelisahan, kegembiraan, kegelisahan, suasana
eksaserbasi akut multiple hati tertekan, sakit mata, halusinasi, kelemahan
sklerosis. otot, sakit perut atau perut yang parah atau tiba-
tiba
- Tanda dan gejala gula darah tinggi seperti lebih
haus atau lapar atau harus buang air kecil lebih
dari biasanya. Anda mungkin juga merasa sangat
lelah atau penglihatan kabur, tanda dan gejala
infeksi seperti demam; panas dingin; batuk; sakit
tenggorokan; rasa sakit atau kesulitan buang air
kecil, perluasan pergelangan tangan kaki, kaki,
memar atau pendarahan yang tidak biasa, luka
yang tidak kunjung sembuh

Efek samping yang biasanya tidak memerlukan


perhatian medis (laporkan ke dokter atau ahli kesehatan
jika terus berlanjut atau mengganggu):
Peningkatan nafsu makan, peningkatan pertumbuhan
rambut wajah atau tubuh, sakit kepala, mual, muntah,
nyeri, kemerahan, atau iritasi di tempat injeksi,
masalah kulit, jerawat, kulit tipis dan berkilau,
kesulitan tidur, penambahan berat badan
22.25 WIB 24 mg IV Obstruksi saluran nafas Hati-hati penggunaan Denyut jantung meningkat, berdebar-debar, mual-
aminophylin yang reversibel, serangan pada pasien dengan muntah, gangguan saluran cerna lainnya, sakit kepala,
asma berat penyakti jantung, gangguan tidur, gangguan irama jantung, kejang.
hipertensi, hipertiroid, Mungkin muncul reaksi alergi terhadap etildiamin
ulkus lambung, epilepsi, seperti kemerahan, gatal, dan dermatitis.
lanjut usia, gangguan hati,
kehamilan dan menyusui.

B. Analisa Data

No Tanggal/Jam Data Masalah Etiologi


1. 22.30 WIB Data Subyektif: - Resiko perdarahan (D.0149) tindakan pembedahan
Data Obyektif:
- Pasien dilakukan tindakan ORIF humerus (D) 1/3
tengah dengan narrow plate 9 hole
- TD 121/80 mmHg
- Nadi 112x/ menit
- Jumlah perdarahan 200 cc
- Hb awal:14,8 gr/dl
- Membran mukosa kering

C. Prioritas Diagnosa
1. Resiko perdarahan d.d tindakan pembedahan (D.0149).

D. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD


Keperawatan
1. Resiko perdarahan d.d Setelah dilakukan perawatan Pencegahan perdarahan (I.02067) Bintang,
tindakan pembedahan selama 3 tingkat perdarahan Observasi: Lovinda,
(D.0149) d.d tindakan (L.02017) menurun, dengan  Monitor tanda dan gejala perdarahan Tri,
pembedahan kriteria hasil: Wulandari
 Monitor nilai Hb dan Ht sebelum dan setelah kehilangan
 Membran mukosa darah
meningkat
 Monitor tanda-tanda vital ortostatik
 Perdarahan menurun
 Monitor koagulasi (APTT/PTT) Terapeutik:
 Tekanan darah
 Pertahankan bedrest selama perdarahan
membaik
Edukasi:
 Frekuensi nadi
dalam batas normal 80  Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
— 100x/ menit  Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin
K
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
 Kolaborasi pemberian produk
 Darah

E. Implementasi dan Evaluasi


Waktu No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
22.35 1 - Memonitor tanda dan gejala perdarahan S: - Bintang,
WIB - Memonitor nilai Hb dan Ht sebelum kehilangan darah O: Lovinda,
- Memonitor tanda-tanda vital ortostatik - Membran mukosa kering Tri,
Wulandari
- Memonitor koagulasi (APTT/PTT) - Jumlah perdarahan tertampung di
- Memasang torniquet pada humerus proximal dextra tabung suction 200 cc
- Melakukan coagulating dengan cauter pada jaringan - TD 121/80 mmHg
yang mengalami perdarahan - Nadi 112x/ menit
- Memberikan asupan cairan yang adekuat A: Masalah belum teratasi
melaui parenteral: Ringer laktat 30 tpm P: Intervensi dilanjutkan
- Melakuakan kolaborasi dengan dokter dalam - Monitor tanda dan gejala perdarahan
pemberian obat pengontrol perdarahan - Monitor nilai Hb dan Ht setelah
kehilangan darah
- Berikan asupan cairan yang adekuat
III. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERATIF
A. Pengkajian
 Subyektif: -
Kesadaran : Composmetis
� Pasien di pindahkan ke ruang RR.
� Di ruang RR pasien di lakukan:
� Pemasangan manset spigmomnometer pukul 00.45 WIB
� Mengobservasi tanda-tanda vital.Memonitor kesadaran pasien.
� Memasang saturasi.
� Pasien di pindahkan ke ruang RR pukul 00.45 WIB
� Menilai tingkat kesadaran pasien. Jika kesadaran baik pasien di
jemput ke ruangan.

Kesimpulan GCS : E4V5M3


v Gelisah Konjungtiva anemis Sianosis

Suara napas ngorok Bibir kering Akral dingin

Tanda- tanda vital :


Heart rate : 90x/ menit
Respiratory Rate : 22x/menit
Suhu : 36,50C
Tekanan darah : 121/78 mmHg
CRT : : < 3 detik
SpO2 : : 98 %
Bising usus : : 20 X/menit

a. Pemeriksaan Fisik
Paru-Paru
Inspeksi Simetris tidak ada jejas
Palpasi Vokal premitus teraba
Perkusi Sonor
Auskultasi Vesikuler

Payudara
Inspeksi Dalam batas normal
Palpasi Dalam batas normal
Payudara Kiri Dalam batas normal
Payudara Kanan Dalam batas normal

Abdomen
Inspeksi Tidak ada jejas
Auskultasi Bising usus 20x/menit
Palpasi Thympani
Perkusi Tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
Atas Tidak ada benjolan pada bagian lengan kanan 1/3
proximal
Bawah Tidak ada kelainan/normal

Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia


a. Termoregulasi : dalam batas normal
b. Aman dan Nyaman: pasien tampak tenang
c. Oksigenasi
1) Airway : Terdengar bunyi sonor dan muntah, suara nafas
vasikuler
2) Breathing : Bernapas dengan spontan dan teratur, tidak
terdapat sesak napas RR 20x/menit
3) Circulation : ada odema pada tangan kanan , akral hangat, kulit
tidak tampak pucat, nadi teraba kuat

b. Skor Pemeriksaan Anestesi


Hasil Penilaian Skor pemeriksaan Anestesi: 9

c. Pemeriksaan Penunjang : 04 Maret 2024


Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Trombosit 241 150 – 450 10^3/uL
Lekosit 9930 4,5- 11 Ribu/ul
MCHC 35.8 32.0 – 36.0 g/dL
Hemoglobin 11.5 L:13-18,W:11,5-16,5 Gr/dL
MCV 84.7 80.0 – 100.0 fL
Eritrosit 3.79 L:4,5-6,5,W:3,8 Juta/ul
Hematokrit 32 33-43 %
MCH 30.3 26.0 – 34.0 Pg
Catatan Anemia
B. Analisa Data
No Jam Data Masalah Etiologi
1 00.45 WIB DS: - Risiko infeksi Tindakan invasi
DO: - Pasien post tindakan ORIF humerus 1/3 proxsimal (dextra) plate (D.0142)
- Luka operasi dibalut dengan elastis bandage
- Terpasang drain dengan produksi darah ±10 cc
- TD 121/82 mmHg
- Nadi 84 x/mnt

- Suhu 36,90C
- RR 22x/ menit
- Saturasi O2 98 %

C. Prioritas Diagnosa
1. Risiko infeksi d.d. tindakan invasi (D.0142)
2. Resiko perdarahan d.d tindakan pembedahan d.d tindakan pembedahan (D.0149)

D. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
Keperawatan
1 Risiko infeksi Setelah dilakukan perawatan selama 30 Edukasi Pencegahan Infeksi (1.12406) Bintang,
(D.0142) menit tingkat infeksi (L.14137) O : Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik Lovinda,
menurun, dengan kriteria hasil: T : Berikan kesempatan untuk bertanya Tri,
- Tidak ada tanda- tanda infeksi: Wulandari
E: - Jelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
demam, kemerahan, nyeri, bengkak) - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Pasien mengerti cara mencegah infeksi - Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan, dan istirahat
post operasi K : Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
2. Resiko Setelah dilakukan perawatan selama 3 Pencegahan perdarahan (I.02067) Bintang,
perdarahan tingkat perdarahan (L.02017) menurun, Observasi: Lovinda,
d.d tindakan dengan kriteria hasil:  Monitor tanda dan gejala perdarahan Tri,
pembedahan  Membran mukosa meningkat  Monitor nilai Hb dan Ht sebelum dan setelah kehilangan
Wulandari
d.d tindakan  Perdarahan menurun darah
pembedahan  Tekanan darah membaik  Monitor tanda-tanda vital ortostatik
(D.0149)
Frekuensi nadi dalam batas normal  Monitor koagulasi (APTT/PTT) Terapeutik:
80 — 100x/ menit  Pertahankan bedrest selama perdarahan
Edukasi:
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
 Kolaborasi pemberian produk darah

E. Implementasi dan Evaluasi


Waktu No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
01.00 1 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik S: Pasien mengatakan mengerti cara Bintang,
WIB - Memberikan kesempatan untuk bertanya mencegah infeksi setelah operasi Lovinda, Tri,
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik O: Tidak ada tanda-tanda infeksi Wulandari
- Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka A: Masalah teratasi
operasi P : Intervensi dihentikan
- Menganjurkan kecukupan nutrisi, cairan, dan istirahat
01.00 2 - Memonitor tanda dan gejala perdarahan S: - Bintang,
- Memonitor nilai Hb dan Ht sebelum kehilangan darah O: Lovinda, Tri,
- Memonitor tanda-tanda vital ortostatik - Membran mukosa kering Wulandari
- Memonitor koagulasi (APTT/PTT) - Jumlah perdarahan tertampung di
- Memasang torniquet pada humerus proximal dextra tabung suction 200 cc
- Melakukan coagulating dengan cauter pada jaringan - TD 121/80 mmHg
yang mengalami perdarahan - Nadi 112x/ menit
- Memberikan asupan cairan yang adekuat A: Masalah belum teratasi
melaui parenteral: Ringer laktat 30 tpm P: Intervensi dilanjutkan
- Melakuakan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian - Monitor tanda dan gejala perdarahan
obat pengontrol perdarahan - Monitor nilai Hb dan Ht setelah
kehilangan darah
Berikan asupan cairan yang adekuat
DAFTAR PUSTAKA

Berth, H., Petrowski, K., & Balck, F. (2007). The Amsterdam Preoperative Anxiety and
Information Scale (APAIS)-the first trial of a German version Die Amsterdam
Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS)-erste Erprobung einer
deutschsprachigen Version. GMS Psycho-Social-Medicine, 4.
Ganiswara, Silstia G. (2016). Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology),
Alih Bahasa: Bagian Farmakologi FKUI. Jakarta
Latief, S, (2019). Anastesiologi. Edisi kedua. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia
PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan indicator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI
Rasjad C Pengantar ilmu bedah orthopedi jakarta PT yasrif Watampone 2018

Anda mungkin juga menyukai