Anda di halaman 1dari 4

KEJANG PADA NEONATUS

No. SOP :
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Yakobus M.Sae Bani, Amd.Ak
Halaman : 1 dari 3 NIP: 19831128 201001 1 025

PUSKESMAS
BIUDUKFOHO

1. Pengertian Kejang neonatus perubahan paroksismal dari fungsi neurologik (misalnya


perilaku, sensorik, motorik dan fungsi otonom sistem saraf) dengan atau
tanpa penurunan kesadaran. Kejang pada neonatus dibatasi waktu yaitu
kejang yang terjadi pada 28 hari pertama kehidupan (bayi cukup bulan) atau
44 minggu masa konsepsi (usia kronologis + usia gestasi pada saat lahir)
pada bayi prematur.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan tatalaksana kejang pada neonatus.

3. Kebijakan

4. Referensi 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Manajemen Terpadu Bayi


Muda. 2022.
2. Handryastuti, S. Kejang pada Neonatus, Permasalaan dalam Diagnosis
dan Tata Laksana. 2007. Sari pediatri
5. Prosedur I. Persiapan Alat
1. Stetoskop
2. Termometer
3. Pulse oxymetri
4. Tabung oksigen
5. Nasal kanul anak
6. Spuit
7. Abbocath nomor 24, 26
8. Cairan infus
9. Infuse set mikro
10. Fenobarbital injeksi
II. Pelaksanaan
1. Cek identitas pasien
2. Lakukan cuci tangan rutin dan gunakan APD
3. Apabila pasien ditemukan dalam kondisi kejang segera
lakukan henti kejang sebelum melakukan penilaian kemudian
rujuk segera.
4. Tata laksana henti kejang:
a. Pastikan jalan napas bersih dan terbuka, dan berikan
suplementasi oksigen
b. Pasang jalur infuse IV dan berikan cairan dosis rumatan
c. Segera berikan fenobarbital intravena dengan dosis 20
mg/kgBB dengan kecepatan 10-20 mg per menit.
Perhatikan frekuensi napas pasien saat melakukan
penyuntikan. Bila masih kejang dapat diulangi pemberian
fenobarbital intravena sekali lagi dengan dosis 10
mg/kgbb.
d. Jika jalur intravena tidak tersedia, berikan fenobarbital
intramuscular dengan dosis 30 mg (0.6 ml) secara
perlahan sambil memperhatikan frekuensi napas.
e. Segera stabilkan pasien dan lakukan rujukan jika kejang
tidak berhenti.
f. Jika kejang berhenti lakukan penilaian dan manajemen
lanjutan sebelum dirujuk.
5. Lakukan anamnesis kepada keluarga (orang tua) pasien.
a. Tanyakan sejak kapan muncul gerakan abnormal (kejang),
durasi, frekuensi dan kesadaran pasien saat kejang
berlangsung.
b. Tanyakan keluhan lain selain kejang
c. Tanyakan riwayat persalinan: umur kehamilan, jenis
persalinan, penolong persalinan, berat lahir, riwayat
asfiksia dan trauma lahir
d. Tanyakan metode perawatan tali pusat.
6. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien meliputi pemeriksaan
antopometri, tanda vital, dan status generalis
7. Lakukan pemeriksaan laboratorium sederahana: GDS, darah
lengkap.
8. Catat semua tindakan yang telah dilakukan dalam rekam
medis pasien.
9. Petugas memastikan pasien stabil lalu melakukan rujukan.
6. Diagram Alur
Neonatus dengan
klinis kejang

Bebaskan jalan
napas dan
suplementasi O2

 Pasang jalur IV dan berikan cairan


rumatan.
Apakah dapat
 Berikan fenobarbital intravena dengan
terpasang jalur dosis 20 mg/kgbb dengan kecepatan
intravena 10-20 menit
 Pemberian fenobarbital diencerkan
dengan NaCl 0.9% 1:1. Perhatikan
frekuensi napas saat pemberian.
 Setelah pasien stabil RUJUK

 Fenobarbital intramuskular dengan


dosis 30 mg/kgbb secara perlahan
Apakah terdapat sambil memperhatikan frekuensi
fenobarbital ampul pernapasan.
 Setelah pasien stabil RUJUK SEGERA

Stabilkan pasien
dan SEGERA
RUJUK

7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

8. Unit Terkait Laboratorium

9. Dokumen Rekam medis


terkait

10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


histori diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai