Embun merupakan fenomena cuaca dimana udara mengandung banyak uap
air yang terkondensasi menjadi tetesan air kecil disekitar lingkungannya. Kondensasi sendiri merupakan suatu proses perubahan dari wujud padat ke wujud cair. Pada mulanya air berada dalam bentuk cairan di permukaan bumi. Ketika terkena sinar matahari, air akan menguap (evaporasi) dan berubah menjadi uap air. Saat malam tiba, suhu udara mulai turun yang mengakibatkan udara kurang mampu memegang uap air dalam bentuk gas. Ketika suhu semakin menurun, udara akan mencapai titik embun, dimana kondisi ini merupakan kondisi udara jenuh dengan uap air yang akhirnya uap air ini akan jatuh menjadi yang namanya embun. Embun tidak hanya terjadi di pagi hari, namun bisa juga terjadi di sore hari. Terdapat beberapa 3 faktor yang mempengaruhi kondisi embun di suatu lingkungan yaitu suhu, kelembaban, dan kondisi cuaca. Embun yang terbentuk di sore hari cenderung bertahan lebih lama daripada di pagi hari. Ketika matahari mulai terbenam, suhu udara cenderung turun. Ketika ini terjadi, udara tidak mampu memegang uap air sebanyak ketika suhu lebih tinggi. Saat sore hari, kelembaban udara dapat meningkat, terutama jika ada banyak vegetasi ataupun sumber air yang menguapkan uap air ke udara. Hal ini akan membuat embun semakin banyak terbentuk ketika sore hari. Terakhir yang paling penting adalah kondisi cuaca dimana saat sore hari, kondisi cuaca relative stabil (angin stabil, tidak ada hujan). Hal ini akan menyebabkan embun bertahan lebih lama dipermukaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa embun sore hari mampu bertahan lebih lama karena kondisi cuaca dan lingkungan yang mendukung pembentukan dan mempertahankannya di permukaan.