Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FIQIH AHLI SUNNAH WAL JAMA`AH


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keaswajaan

Dosen Pengampu :
Dr.Ghufron Hamzah,ST h.l.,M.SC.

DISUSUN OLEH:
FADLI BAGAS PRATASHA (23104011046)
DYAS IANNUR RIZKI (23104011048)
ALFIAN YUDHA (23104011049)
ANDRE SAPUTRA (23104011052)
NAWAITH MUH MURRIDHO (23104011070)

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam sebagai pedoman hidup
manusia.Islam sebagai agama yang sempurna tentu mengatur segala aspek kehidupan manusia,
termasuk dalam beribadah dan bermuamalah (berhubungan) dengan sesama. Untuk memahami
aturan tersebut, umat Islam membutuhkan ilmu fiqih.Materi yang akan kita bahas kali ini adalah
tentang Fiqih Ahlussunnah Waljamaah. Ahlussunnah Waljamaah merupakan paham mayoritas
umat Islam yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah SAW dan mengikuti sunnah para
sahabat.

Dalam fiqih, mereka mengikuti mazhab (aliran) para imam seperti Imam Malik, Imam
Syafi'i, Imam Hanafi, dan Imam Hanbali.Dengan mempelajari fiqih Ahlussunnah Waljamaah,
diharapkan kita dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara benar sesuai dengan
dalil (bukti) yang shahih. Pemahaman ini akan membawa kita kepada kehidupan yang berkah di
dunia dan akhirat.Namun perlu diingat, bahwa fiqih memiliki ruang lingkup yang luas dan
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Materi ini hanya pengantar untuk membuka
wawasan kita. Semoga dengan mempelajarinya, kita dapat semakin mencintai Islam dan
menjadi muslim yang kaffah.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3
BAB 1 ............................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 4
A.Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
A.Fiqih Ahlussunah wal jam`ah ................................................................................................ 5
B.Sejarah bermazhab ................................................................................................................. 5
C.Urgensintas mengikuti mazhab empat ................................................................................... 6
D.System pengambilan keputusan hukum di lingkungan Nahdlatul Ulama ............................. 7
BAB III ......................................................................................................................................... 9
PENUTUP .................................................................................................................................... 9
A.KESIMPULAN ...................................................................................................................... 9
B.SARAN .................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Fikih Ahlul Sunah Waljamaah merupakan salah satu cabang ilmu dalam Islam
yang membahas tentang perilaku yang benar, halal, dan haram berdasarkan
perkembangan dan penggunaan ilmu fikih dari Ahlul Sunah Waljamaah. Fikih Ahlul
Sunah Waljamaah merupakan salah satu cabang ilmu dalam Islam yang membahas
tentang perilaku yang benar, halal, dan haram berdasarkan perkembangan dan
penggunaan ilmu fikih dari Ahlul Sunah Waljamaah.
Ahlul Sunah Waljamaah merupakan salah satu pemakai ilmu fikih yang sangat
penting dalam Islam. Ahlul Sunah Waljamaah merujuk pada orang-orang yang mengikuti
sunnah Nabi Muhammad SAW, yaitu perilaku, kata, dan perkataan yang dibuat oleh Nabi
Muhammad SAW. Ahlul Sunah Waljamaah menilai perilaku dengan mengikuti sunnah
Nabi Muhammad SAW, dan menggunakan ilmu fikih untuk menganalisis perilaku yang
benar, halal, dan haram.
Pada makalah ini, kita akan membahas tentang Fikih Ahlul Sunah Waljamaah,
termasuk Sejarah bermazhab,Urgensitas mengikuti mazhab empat, danSystem
pengambilan Keputusan hukum dilingkungan Nahdlatul ulama.

B. Rumusan Masalah

1.Apa itu Fiqih Ahlussunah wal jama`ah


2.Apa itu Sejarah bermazab?
3.Apa itu Urgensitas mengikuti mazab empat?
4.apa itu System pengambilan Keputusan hukum dilingkungan Nahdlatul ulama?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Fiqih Ahlussunah wal jam`ah

Fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah merujuk pada pemahaman tentang hukum-hukum


Islam yang mengikuti ajaran berasal dari tradisi Islam. Ahlussunnah wal Jamaah
merupakan istilah dalam Islam yang lebih merujuk pada komunitas Muslim yang
menganut ajaran berasal dari tradisi Islam Pengertian ini merujuk pada golongan yang
mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sebagai dasar utama
dalam pemahaman akidah dan kehidupan Islam.
Dalam konteks fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama'ah disisbatkan pada paham
Sunni yaitu merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan
Hanbali)Hal ini menunjukkan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah mengikuti ajaran Sunni
dalam pemahaman hukum-hukum Islam.
-Pengertian dan penjelasan Fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah dapat dibagi menjadi
beberapa bagian:
-Pengertian: Fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah merujuk pada pemahaman tentang hukum-
hukum Islam yang mengikuti ajaran berasal dari tradisi Islam.
-Pemahaman: Ahlussunnah Wal Jama'ah merujuk pada golongan yang mengikuti sunnah
Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sebagai dasar utama dalam pemahaman
akidah dan kehidupan Islam.
Ahlussunnah Wal Jama'ah mengikuti ajaran Sunni dalam pemahaman hukum-
hukum Islam, yang merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan
Hanbali). Dalam konteks ini, Fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan sebuah
pemahaman yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sebagai
dasar utama dalam pemahaman hukum-hukum Islam.

B.Sejarah bermazhab

Sejarah bermashab dalam ilmu fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah dapat dibagi
menjadi beberapa bagian:
-Masalah Akidah: Pada masa sahabat, istilah Ahlussunnah Wal Jamaah telah banyak
dipakai dalam kajian ilmu kalam. Abu Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur al-Maturidi
merupakan dua ulama yang mendukung istilah ini. Abu Hasan al-Asy'ari menyebutkan
Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai istilah yang merujuk pada paham yang diusung oleh
para sahabat.
-Pengikatan Ulama: Ilmu kalam adalah salah satu alat yang digunakan oleh ulama untuk
menantang debat dengan memakai ilmu kalam, yang merupakan ciri mengutamakan akal.
Pada masa itu, ulama mengikuti ajaran Sunni dalam pemahaman hukum-hukum Islam,
yang merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan Hanbali).

5
-Perkembangan Generasi: Sejak masa sahabat, istilah Ahlussunnah Wal Jamaah telah
banyak dipakai sampai generasi-generasi berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa istilah
ini merupakan bagian dari sejarah ilmu fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah yang telah
berpengaruh hingga saat ini.
Dalam sejarah bermashab dalam ilmu fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah, istilah ini telah
banyak digunakan oleh ulama untuk menantang debat dan mengikuti ajaran Sunni dalam
pemahaman hukum-hukum Islam. Pada masa itu, ulama mengikuti ajaran Sunni dalam
pemahaman hukum-hukum Islam, yang merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi,
Maliki, Shafi'i, dan Hanbali). Sejarah ini menunjukkan bahwa istilah Ahlussunnah Wal
Jamaah merupakan bagian dari sejarah ilmu fiqih yang telah berpengaruh hingga saat ini.

C.Urgensintas mengikuti mazhab empat

Urgensitas mengikuti mazhab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali) adalah


salah satu aspek penting dalam Islam. Mazhab ini merupakan sistem pemikiran dan
praktik hukum yang diikuti oleh para ulama untuk mengaplikasikan syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari.Urgensitas mengikuti mazhab 4 dapat dianggap sebagai penting
dalam mengaplikasikan syariat Islam yang benar dan sebenarnya. Para ulama mengenal
mazhab-mazhab yang empat dan memaknai perbedaan pendapat yang ada di dalam
koridor mazhab tersebut.
Ahlussunnah wal Jama’ah berhaluan salah satu Madzhab yang empat. Seluruh ummat
Islam di dunia dan para ulamanya telah mengakui bahwa Imam yang empat ialah Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal telah memenuhi
persyaratan sebagai Mujtahid. Hal itu dikarenakan ilmu, amal dan akhlaq yang dimiliki
oleh mereka. Maka ahli fiqih memfatwakan bagi umat Islam wajib mengikuti salah satu
madzhab yang empat tersebut diataranya:
- Madzhab Hanafi
Dinamakan Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit.
Beliau lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H. Madzhab ini
dikenal madzhab Ahli Qiyas (akal) karena hadits yang sampai ke Irak sedikit,
sehingga beliau banyak mempergunakan Qiyas. Beliau termasuk ulama yang cerdas,
pengasih dan ahli tahajud dan fasih membaca Al-Qur’an. Beliau ditawari untuk
menjadi hakim pada zaman bani Umayyah yang terakhir, tetapi beliau menolak.
Madzhab ini berkembang karena menjadi madzhab pemerintah pada saat Khalifah
Harun Al-Rasyid. Kemudian pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Manshur beliau
diminta kembali untuk menjadi Hakim tetapi beliau menolak, dan memilih hidup
berdagang, madzhab ini lahir di Kufah.
- Madzhab Maliki
Pendirinya adalah Al-Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Ia dilahirkan di
Madinah pada tahun 93 H dan wafat pada tahun 179 H. Beliau sebagai ahli hadits di
Madinah dimana Rasulullah SAW hidup di kota tersebut. Madzhab ini dikenal
dengan madzhab Ahli Hadits, bahkan beliau mengutamakan perbuatan ahli Madinah
daripada Khabaril Wahid (Hadits yang diriwayatkan oleh perorangan). Karena bagi

6
beliau mustahil ahli Madinah akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan
perbuatan Rasul, beliau lebih banyak menitikberatkan kepada hadits, karena menurut
beliau perbuatan ahli Madinah termasuk hadits mutawatir. Madzhab ini lahir di
Madinah kemudian berkembang ke negara lain khususnya Maroko. Beliau sangat
hormat kepada Rasulullah dan cinta, sehingga beliau tidak pernah naik unta di kota
Madinah karena hormat kepada makam Rasul.
- Madzhab Syafi’i
Tokoh utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi.
Beliau dilahirkan di Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H.
Beliau belajar kepada Imam Malik yang dikenal dengan madzhabul hadits, kemudian
beliau pergi ke Irak dan belajar dari ulama Irak yang dikenal sebagai madzhabul
qiyas. Beliau berikhtiar menyatukan madzhab terpadu yaitu madzhab hadits dan
madzhab qiyas. Itulah keistimewaan madzhab Syafi’i. Di antara kelebihan asy-Syafi’i
adalah beliau hafal Al-Qur’an umur 7 tahun, pandai diskusi dan selalu menonjol.
Madzhab ini lahir di Mesir kemudian berkembang ke negeri-negeri lain.
- Madzhab Hanbali
Dinamakan Hanbali, karena pendirinya Al-Imam Ahmad bin Hanbal As-
Syaebani, lahir di Baghdad Th 164 H dan wafat Th 248 H. Beliau adalah murid Imam
Syafi’i yang paling istimewa dan tidak pernah pisah sampai Imam Syafi’i pergi ke
Mesir. Menurut beliau hadits dla’if dapat dipergunakan untuk perbuatan-perbuatan
yang afdal (fadlailul a'mal) bukan untuk menentukan hukum. Beliau tidak mengaku
adanya Ijma’ setelah sahabat karena ulama sangat banyak dan tersebar luas.

D.System pengambilan keputusan hukum di lingkungan Nahdlatul Ulama

Sistem pengambilan keputusan hukum dalam lingkungan Nahdlatul Ulama (NU)


terkait dengan Bahtsul Masail yang merupakan alat untuk mengambil keputusan
hukum dalam NU. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi sistem
pengambilan keputusan hukum dalam Bahtsul Masail di lingkungan NU:diantaranya
faktor faktor berikut:
- Faktor ekonomi dapat mempengaruhi sistem pengambilan keputusan hukum dalam
Bahtsul Masail di lingkungan NU. Misalnya, kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh
pemerintah dapat mempengaruhi keputusan hukum yang diambil dalam lingkungan
NU.
-Faktor Budaya: Faktor budaya dapat mempengaruhi sistem pengambilan keputusan
hukum dalam Bahtsul Masail di lingkungan NU. Misalnya, norma budaya yang ada
dalam masyarakat dapat mempengaruhi keputusan hukum yang diambil dalam
lingkungan NU.
- Faktor Politik: Faktor politik dapat mempengaruhi sistem pengambilan keputusan
hukum dalam Bahtsul Masail di lingkungan NU. Misalnya, kebijakan politik yang
diterapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi keputusan hukum yang diambil
dalam lingkungan NU.

7
Sistem pengambilan keputusan hukum dalam Bahtsul Masail di lingkungan NU
dapat diklasifikasikan menjadi berbagai metode, seperti metode pengambilan
keputusan yang menggunakan al-kutub al-mu'tamad (kitab-kitab yang dianjurka atau
metode pengambilan keputusan yang menggunakan al-kutub al-mushaf (kitab-kitab
yang dianjurkan).

8
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari kesimpulan diatas yaitu tentang Fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah merujuk
pada pemahaman tentang hukum-hukum Islam yang mengikuti ajaran berasal dari
tradisi Islam. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan istilah dalam Islam yang lebih
merujuk pada komunitas Muslim yang menganut ajaran berasal dari tradisi Islam.
Dalam sejarah bermashab dalam ilmu fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah, istilah ini telah
banyak digunakan oleh ulama untuk menantang debat dan mengikuti ajaran Sunni
dalam pemahaman hukum-hukum Islam.
Urgensitas mengikuti mazhab 4 dapat dianggap sebagai penting dalam
mengaplikasikan syariat Islam yang benar dan sebenarnya. Sistem pengambilan
keputusan hukum dalam lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) terkait dengan Bahtsul
Masail yang merupakan alat untuk mengambil keputusan hukum dalam NU.

B.SARAN

Penting untuk memahami tentang Fiqih Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWJ) perlu
dipahami dengan baik oleh umat Islam untuk memahami hukum-hukum Islam yang
sesuai dengan tradisi Islam. . Pentingnya mengikuti salah satu dari empat mazhab dalam
Islam (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali) dapat membantu umat Islam dalam
mengaplikasikan syariat Islam dengan benar Dalam konteks organisasi Islam seperti
Nahdlatul Ulama (NU), penting untuk memiliki sistem yang terstruktur dalam
pengambilan keputusan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/hot/read/5472810/pengertian-ahlussunnah-wal-jamaah-simak-pula-
perannya-dalam-islam
https://an-nur.ac.id/ahlussunnah-wal-jamaah-pengertian-sejarah-dan-doktrin/
https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-jamaah/
https://jombang.nu.or.id/opini/sejarah-ahlussunnah-wal-jamaah-wtiEY
https://www.liputan6.com/hot/read/5472810/pengertian-ahlussunnah-wal-jamaah-simak-pula-
perannya-dalam-islam
https://an-nur.ac.id/ahlussunnah-wal-jamaah-pengertian-sejarah-dan-doktrin/
https://www.nu.or.id/daerah/4-madzhab-dalam-ilmu-fiqih-htFO0
https://www.laduni.id/post/read/30492/sistem-pengambilan-keputusan-hukum-dalam-bahtsul-
masail-di-lingkungan-nahdlatul-ulama
http://digilib.uinsa.ac.id/11/9/Lampiran.pdf
https://gontornews.com/sistem-pengambilan-keputusan-hukum-nahdlatul-ulama/

10

Anda mungkin juga menyukai