Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH USHUL FIQH

ALIRAN-ALIRAN DALAM USHUL FIQH


Dosen Pengampu : Mustofa Kamal, M.Ag.

Disusun oleh: Kelompok 3

1. Muhammad Harits Al-Afaf (17230191)


2. Nadiar Fatimah (17230215)
3. Rahmad Hafiz (17230162)
4. Rahmawati Renwarin (17230133)
5. Sal Sabila (17230183)
6. Sitti Wulan Ramadhani Giswa (17230188)

INSTITUT AGAMA ISLAM PEMALANG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,


Rabb semesta alam. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqh.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan sebagai referensi dan pembelajaran untuk
teman teman.
Pada kesempatan ini, Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah ‘Ushul Fiqh’ yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Maka kritik dan saran
sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini agar dapat
dijadikan sumber pembelajaran yang bermanfa’at. Aamiin

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
C. Tujuan penulisan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................
A. Aliran Mutakallimin ..............................................................................................
B. Aliran Fuqoha’.......................................................................................................
C. Aliran Muta’akhirin ................................................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fiqih adalah salah satu bidang studi islam yang paling di kenal oleh
masyarakat. Karena fiqih langsung terkait dengan kehidupan masyarakat. Dari
sejak lahir sampai meninggal dunia berhubungan dengan fiqih. Dengan hal
yang seperti itu, maka fiqih di kategorikan sebagai ilmu al-bal ,yaitu ilmu yang
berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan termasuk ilmu yang
harus dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat
melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah seperti
puasa, haji, dan sebagainya.
Para ulama tidak selalu sepakat dalam menetapkan istilah-istilah untuk
suatu pengertian dan dalam menetapkan jalan-jalan yang ditempuh dalam
pembahasannya. Perbedaan-perbedaan dalam hal penetapan istilah-istilah itu
menimbulkan beberapa aliran dalam ushul fiqih. Perbedaan-perbedaan yang
terjadi tersebut diakibatkan oleh berbedanya pendapat dalam membangun ushul
fiqh.
Ada aliran yang mengkaji ushul fiqh secara teoritis tanpa terpengaruh
dengan masalah-masalah furu’. Banyak imam-imam yang tidak sependapat
dengan hal ini sehingga terjadilah penafsiran yang berbeda dengan kajian
teoritis tersebut. Demikian juga selanjutnya, banyak pula terjadi pertentangan-
pertentangan akibat ketidaksependapatan dari masing-masing imam yang
akhirnya muncullah aliran-aliran dalam ushul fikih. Sejarah mencatat bahwa
aliran-aliran yang di maksud terbagi menjadi dua, yaitu Aliran Mutakallimin
dan Aliran Hanafiyah. Akan tetapi dalam buku ushul fiqih yang dikarang oleh

4
Prof. DR. Amir Syarifudin, aliran-aliran dalam ushul fiqih itu terbagi menjadi
tiga, yaitu Aliran Mutakallimin, Aliran Hanafiyah dan Aliran Muta’akhirin.

B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa Aliran Mutakallimin?
2. Seperti apa Aliran Fuqoha’?
3. Seperti apa Aliran Muta’akhirin ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Aliran Mutakallimin
2. Untuk Mengetahui Aliran Fuqoha’
3. Untuk Mengetahui Aliran Muta’akhirin

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran Mutakallimin
Aliran mutakallimin (Ahli Kalam) bisa juga disebut aliran Jumhur
Ulama dan aliran Syafi’iyah. Aliran ini disebut syafi’iyah karena imam syafi’I
adalah tokoh pertama yang menyusun ushul fiqih dengan menggunakan sistem
ini. Dan aliran ini disebut aliran mutakallimin karena banyak memakai metode
ini berasal dari ulama’ mutakallimin (Para ahli ilmu kalam) seperti Imam Al-
Juwaeni, Al- Qadhi Abdul Jabbar dan Imam Al- Ghazali. Disebut juga aliran
Jumhur Ulama karena aliran ini dianut oleh mayoritas ulama yang terdiri dari
kalangan ulama malikiyyah, syafi’iyah dan hanabillah.
1. Metode dan Pemikiran
Para ulama dalam aliran ini dalam pembahasannya dengan
menggunakan cara-cara yang digunakan dalam ilmu kalam, yakni
menetapkan ka’idah ditopang dengan alasanalasan yang kuat baik naqliy
(dengan nash) maupun ‘aqliy (dengan akal fikiran) tanpa terikat dalam
hukum-hukum furu’ yang telah ada dari madzab manapun. Aliran ini
membangun ushul fiqih secara teoritis murni tanpa dipengaruhi oleh
masalah-masalah cabang keagamaan. Sebagai akibat dari perhatian yang
terlalu difokuskan pada masalah teoritis, aliran ini sering tidak bisa
menyentuh permasalahan praktis. Tokoh dari aliran ini antara lain:
Syafi’iyah, Malikiyah, Hanabilah, dan Jumhur mutakallimin.

6
Kitab Ushul Fikih standar dalam aliran Syafi’iyah/Mutakillimin ini
adalah :
a. Al Risalah dirancang oleh Imam Al Syafi’i.
b. Al Mu’tamad dirancang oleh Abu Al Husain Muhammad bin ‘Ali Al
Bashri.
c. Al Burhan Fi Ushul Al Fiqh dirancang oleh Imam Al Haramain al
juwaini.
Pemikiran pada Aliran Mutakakallimin lebih berorienntasi kepada hal-
hal berikut:
a. Analisis kasus-kasus.
b. Formulasi kaidah-kaidah hukum (al-qawa’id)
c. Aplikasi qiyas yang disertai penalaran rasio sejauh mungkin
d. Mengkonstruksi isu-isu fundamental teori hukum tanpa terikat dengan
fakta hukum yang kasuistis dan pikiran hukum madzhab fiqh yang ada.
Ada beberapa ciri khas penulisan ushul fiqh aliran Mutakallimin,
antara lain:
a. Penggunaan deduksi di dalamnya. Ushul fiqh mutakallimin membahas
kaidah-kaidah, baik disertai contoh maupun tidak. Kaidah-kaidah itulah
yang menjadi pilar untuk pengambilan hukum. Jadi, kaidah dibuat dahulu
sebelum digunakan dalam istinbath.
b. Adanya pembahasan mengenai teori kalam dan teori pengetahuan, seperti
terdapat dalam al-Luma karya al-Syirazi dan al-Ihkam karya al-Amidi.
4. Kitab-kitab yang dihasilkan
Diantara kitab-kitab hasil pemikiran aliran mutakallimin ini adalah:
a. Kitab al-Mu’tamad, karya Abu Husain Muhammad ibn ‘Ali al- Bashriy
(w. 412 H).
b. Kitab al-Burhan, karya al-Imam al-Haramain (w. 474 H).
c. Kitab al-Mustashfa min ‘Ilm al-Ushul, karya al-Ghazali (w. 500 H).
d. Al Mahsul karya fakhr al-Din Muhammad bin Umar al- Razi al-Syafi’i
(w. 606 H).

7
B. Aliran Hanafiyah (Fuqaha)
Aliran ini juga disebut aliran fuqaha. Aliran ini disebut dengan fuqaha
karena aliran ini dalam membangun teori ushul fikihnya hanya dipengaruhi
oleh masalah furu’dalam mazhab mereka. Aliran Fuqaha’ adalah aliran yang
dikembangkan oleh kalangan ulama Hanafiyah. Disebut Aliran Fuqoha’(ahli
ahli fiqh) karena dalam sistem sistem penulisannya banyak diwarnai oleh
contoh contoh fiqh.
1. Metode dan Pemikiran
Dalam merumuskan kaidah ushul fiqh mereka berpedoman kepada
pendapat pendapat fiqh Abu Hanifah dan pendapat para muridnya serta
melengkapinya dengan contoh contoh. Penyusunan seperti ini dilakukan
oleh kalangan Hananfiyah, karena seperti telah dijelaskan diatas, Abu
Hanifah tidak meninggalkan buku Ushul Fiqh. Ushul Fiqh madzhabnya
disimpulkan oleh pengikutnya dari hasil fatwanya dan hasil fatwa
muridnya. Setiap kaidah diuji kebenarannya dengan hasil ijtihad yang telah
terbentuk, bukan sebaliknya dimana hasil ijtihad yang sudah terbentuk
diuji kebenarannya dengan kaidah ushul fiqh seperti dalam aliran pertama
diatas.
Diantara ciri khas aliran hanafiyyah, bahwa kaidah yang disusun
dalam ushul fiqih mereka semuanya dapat diterapkan. Ini logis karena
penyusunan ushul fiqih mereka telah terlebih dahulu disesuaikan dengan
hukum furu’ yang terdapat dalam mazhab mereka. Ini tentu berbeda
dengan aliran syafi’iyah atau mutakallimin yang tidak berpedoman kepada
hukum furu’ dalam menyusun ushul fiqih mereka. Konsekuensinya, tidak
jarang terjadi pertentangan antara kaidah ushul fiqih Syafi’iyah dengan
hukum furu’ dan kadang kala kaidah yang disusun aliran ini sulit
diterapkan
Adapun Ciri khas penulisan madzhab Hanafi dalam mengarang
kitab ushul adalah :
a. Persoalan-persoalan hukum yang furu yang dibahas oleh para imam
mereka, lalu membuat kesimpulan metodologis berdasarkan pemecahan

8
hukum furu tersebut. Jadi, kaidah-kaidah dibuat secara induktif dari
kasus-kasus hukum.
b. Kaidah-kaidah yang sudah dibuat bisa berubah dengan munculnya
kasus-kasus hukum yang menuntut pemecahan hukum yang lain.
c. Ushul fiqh Hanafi dipenuhi dengan persoalan hukum yang nyata.
2. Kitab-kitab yang dihasilkan
Diantara Ushuliyyin yang menyusun kitabnya ialah:
a. Kitab Ushul Fiqh Abu Hasan Karaki
b. Ta’jis al- nazar (kitab taqwam al-Abdillah) oleh abu Assid Ubaidillah
ibn Umar Al-Qady Al-Dabusy
c. Ushul Fiqh karya Abi Bakar Ahmad Ibn Al-Razi yang terkenal dengan
Al-Jassas.

C. Definisi Aliran Muta’akhirin


Metode ini merupakan gabungan antara Metode Mutakallimin dan
metode fuqaha. Mereka memerhatikan kaidah–kaidah ushuliyah dan
mengemukakan dalil–dalil atas kaidah ini juga memerhatikan penerapannya
terhadap masalah fikih far’iyah dan relevansinya dengan kaidah–kaidah
tersebut.⁸
Ulama’-ulama’ muta’akhirin melakukan tahqiq terhadap kaidah-kaidah
ushuliyah yang dirumuskan kedua aliran tersebut. Para ulama’ yang
menggunakan aliran muta’akhirin ini berasal dari kalangan Syafi’iayah dan
Hanafiyah. Aliran ini muncul setelah aliran Syafi’iyah dan Hanafiyah sehingga
disebut sebagai aliran muta’akhirin. Dan perkembangan terakhir penyesuaian
kitab ushul fiqih, tampak lebih banyak mengikuti cara yang ditempuh aliran
muta’akhirin.
Diantara kitab-kitab ushul yang menggabungkan kedua teori :
a. At-tahrir disusun oleh kalam Ad-din Ibnu Al-Humam Al-Hanafi.
b. Tanqih al-ushul disusun oleh Shadr Asy-Syari’ah.
c. Jam’ul-Jawami' disusun oleh Taj Ad-din Abdull Wahab As-Subki Asy-
Syafi’i.

9
1. Pemikiran Aliran Muta’akhirin
Pemikiran yang diterapkan pada aliran ini adalah menetapkan kaidah,
memperhatikan alasan-alasannya yang kuat dan memperhatikan pula
persesuaiannya dengan hukum-hukum furu‘.¹¹
2. Kitab-kitab yang dihasilkan
Kitab ushul fiqih yang disusun mengikuti aliran Muta’akhirin diantaranya:
a. Kitab jam’ul jawami’ oleh Taj ad-Din abdul Wahab bin Ali As-Subki As-
Syafi'i.
b. Kitab ilmu ushulil fiqh oleh Abdul Wahhab Al Khallaf.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran-aliran dalam
ushul fiqh terbagi menjadi tiga aliran, yaitu: 1) Aliran Syafi’iyah atau sering
dikenal dengan Aliran Mutakallimin (Ahli Kalam). 2) Aliran Hanafiyyah 3)
Aliran Muta’akhirin.
Berdasarkan aliran aliran ushul fiqh diatas terdapat perbedaan yang
sangat penting. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari dua hal yaitu landasan dan
metode hukum. Aliran mutakallimin menyandarkan kaidah ushulnya pada
petunjuk gaya bahasa suatu kata, dalil syara, serta akal. Sedangkan aliran
hanafiyah dari pemikiran(fatwa) fiqh imam madzhabnya.
Metode penyusunan kaidah ushul aliran mutakallimin dimulai dengan
pembicaraan tentang dasar dasar dan bahasa hukum, shara’, dalil dalil shara’,
metode istinbat dan hal hal yang berhubungan dengan mujtahid. Adapun Aliran

10
Hanafiyah pembahasannya tentang dalil shara’, cara penggalian, mujtahid, dan
kedudukannya dalam ijtihad serta diakhiri dengan akal dan keahlian manusia.
Setelah berabad-abad, muncul pula para ulama yang dalam
pembahasannya memadukan antara dua aliran tersebut, yakni dalam
menetapkan kaidah, memperhatikan alasan-alasannya yang kuat dan
memperhatikan pula persesuaiannya dengan hukum-hukum furu', inilah yang
disebut aliran muta’akhirin.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang ikut adil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu
dan kami perhatikan. Sebagai penutup, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
membalas semua jerih payah semua pihak terutama bapak Mustofa Kamal,
M.Ag. selaku dosen pengampuh yang telah memberi semangat pada kami
dalam menyelesaikan makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua. Aamin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muin Umar, Ushul fikih I (Jakarta:Departemen Agama Pembangunan lima


Tahun,1985), h.16
Ali shodiqin, Fiqh dan Ushuk Fiqh (Yogyakarta:Beranda Publising,2012), h. 60
Nasirun Haroen, Ushul Fiqh (Cipucat:Logos,1995), h. 13
http://inspirationkonselor.blogspot.com/2011/11/makala-aliran-aliran-usul-
fiqh.html)
(Referensi Kitab: Amrullah Hayatuddin, S.H.I., M.Ag.)
(Referensi kitab : prof Dr. H. Satria Effendi M. Zein, M.A )
Sapiudin Shidiq,Ushul Fikih(Jakarta:Kencana,2011),h. 18
http://yatnoali.blogspot.com/2010/10/kajian-komparatif-metode-penulisan.html
(Referensi: http://inspirationkonselor.blogspot.com/2011/11/makala-aliran-aliran-
usul-fiqh.html)

12
13

Anda mungkin juga menyukai