Anda di halaman 1dari 4

Tanah Air Mata

Oleh : Sutardji Calzoum Bachri

Tanah airmata tanah tumpah darahku


Mata air air mata kami
Airmata tanah air kami

Disinilah kami berdiri


Menyanyikan airmata kami

Di balik gembur subur tanahmu


Kami simpan perih kami
Di balik etalase gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa kami


Kami coba kuburkan dukalara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang


Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kemanapun melangkah
Kalian pijak airmata kami
Kemana pun terbang
Kalian kan hinggap di airmata kami
Kemanapun berlayar
Kalian arungi airmata kami
Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan bisa kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman airmata kami
1. Tema
Tema puisi Tanah Air Mata yang diciptaka oleh sutardji Calzoum Bachri adalah kesedihan. Puisi ini menggambarkan
tentang betapa sedih dan kecewa terhadap pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya yang tidak mampu.
Pemerintah atau para pejabat hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri dan hanya menikmati fasilitas yang
ada tanpa berbuat sesuatu untuk rakyatnya yang menderita.

2. Diksi :
Tanah air mata tanah tumpah dukaku
Artinya tempat dimana kita tinggal yang nyaman namun yang menyebabkan kesengsaraan juga.
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
artinya merasa bahagia tetapi sebenaranya kebahagiaan mereka hanya dibibir saja, dalam hati mereka,
sebenarnya ada pedih yang dirasakan

Tapi perih tak bisa sembunyi


Ia merebak kemana-mana
Artinya rakyat tidak kuat lagi untuk menahan keterpura-puraan yang mereka lakukan.

ke manapun melangkah
Kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
artinya para pemerintah yang selalu menindas rakyat kecil

3. Majas :
Majas personifikasi
tapi perih tak bias sembunyi
Dan udara luas menunggu

Majas ironi
Kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi

4. Citraan

Citra Gerak
ke manapun melangkah
ke manapun terbang
ke manapun berlayar
Kalian arungi air mata kami

Citra Raba
disinilah kami berdiri
kami simpan perih kami
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba kuburkan duka lara
kalian pijak airmata kami

Citra Visual
di balik etalase megah gedung-gedungmu
bumi memang tak sebatas pandang

CItra Pendengaran
menyanyikan air mata kami

5. Amanat
Pesan yang disampaikan dalam puisi ini adalah keadilan. kita sebagai generasi muda harus menegakkan keadilan,
dan harus memiliki sikap yang bertanggung jawab, bijaksana, adil demi tercapainya tujuan bangsa yakni
masyarakat yang adil dan makmur.
yang Datang
dengan Badai

Kau curang,
Meninggalkan rajah di bantal ini,
semalam aromamu begitu lancang
menggoda tiap kesadaran yang kupunya

kau licik,
kepalaku bukan restoran cepat saji
kau bisa datang dan beranjak dengan gegas
meninggalkan setumpuk rempah keresahan

kau itu candu,


ingin kuliburkan saja hasratku
dari peluk-peluk yang sibuk
kau hadiahkan dengan muluk

kepalaku yang tandus ini


seketika menjadi tempat paling subur
bagai akar-akar puisi,
matamu menuainya terus menerus
dan buah-buahnya kau santap setiap hari

karena kau, yang pasti


sesuatu telah letih bersembunyi
yang tak datang dengan santai
tapi datang dengan badai

Anda mungkin juga menyukai