Anda di halaman 1dari 14

Tugas makalah perspektif global

“PERKEMBANGAN KEARAH EKONOMI GLOBAL”

OLEH

KELOMPOK 6

1. WILDA CLAUDIA (A1G121155)


2. YUSRIA (A1G121158)
3. NURFADILLAH ALFARADIL S. (A1G121123)
4. RIFKA APRILIA (A1G121130)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena limpahan rahmat
dan karunia- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan di
waktu yang tepat. Makalah yang berjudul, “Perkembangan Kearah Ekonomi
Global disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perspektif Global. Terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu merampungkan makalah ini.
Penulis tahu, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dari sisi isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak
dari kesadaran itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif
sebagai penambahan pengetahuan bagi penulis dalam menyusun makalah di lain
waktu. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang
telah memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada kami sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik dan pada teman-teman yang turut memberikan
sumbangsi pikiran serta tenaga dalam penyusunan makalah ini.
Semoga dengan rampungnya makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Dan kami mengucapkan permohonan maaf apabila makalah ini jauh dari kata
sempurna. Semoga dosen sudi kiranya memberikan kami saran dan kritik supaya
bisa membuat makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR…..........................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang ……………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….
C. Tujuan ………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Konsep Ekonomi…………………………………………...
B. Konsep Klasik Adam Smith………………………………………………...
C. Pengaruh Konsep Neo-Klasik dan Keynes....................................................
D. Konsep Ekonomi Islam …………………………………………………….

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi global telah merubah cara kerja dari perusahaan.


Suatu usaha tidak lagi hanya bergantung pada kemampuan modal fisik saja
sebagai faktor penentu sukses yang paling utama, melainkan lebih cenderung
mengarah pada inovasi, peningkatan teknologi informasi dan kemampuan
sumber daya manusia. Perubahan ini menandai suatu perkembangan ekonomi
yang lebih mengedepankan modal pengetahuan dalam aktivitasnya atau disebut
dengan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Namun
dalam perkembangannya, akuntansi belum mampu mengakomodasi kebutuhan
untuk pelaporan aset yang berupa pengetahuan sehingga menyebabkan
perbedaan yang signifikan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan.
Adanya perbedaan nilai ini disebabkan oleh Intellectual Capital (IC) yang tidak
tercatat di neraca perusahaan. IC dapat disamakan dengan modal perusahaan
yang berbasis pengetahuan (Pradono dan Widowati, 2016).
IC merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan untuk dapat
bertahan diera ekonomi yang berbasis pengetahuan. Hal ini dikarenakan
meskipun IC merupakan sesuatu yang tidak berwujud (intangible), IC dapat
memberikan keuntungan berupa “intangible goods” seperti inovasi, teknologi,
ide, hak paten, lisensi, hak cipta, perangkat lunak, metode dan merek dagang
serta dapat memberikan hal yang paling penting bagi perusahaan, yaitu
keuntungan kompetitif (competitive advantage). Bahkan pengelolaan IC yang
baik akan dapat meningkatkan efisiensi modal dan sumberdaya manusia
(Pradono dan Widowati, 2016).
Dewan Komisaris merupakan salah satu organ perusahaan yang penting
dalam menjalankan Good Corporate Governance (GCG). Komisaris berfungsi
sebagai pengawas dan pemberi nasihat pada perusahaan. Dengan adanya fungsi
pengawasan dan pengendalian yang baik maka diharapkan kualitas IC dapat
meningkat. Ukuran yang dimaksud disini merupakan jumlah komisaris dalam
sebuah perusahaan. Keberadaan komisaris asing dianggap mampu
meningkatkan kemampuan manajerial yang lebih baik serta membawa nilai-nilai
baru yang berdampak positif terhadap kinerja perusahaan (Pradono dan
Widowati, 2016).

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan dalam penulisan makalah ini adalah


bagaimana perkembangan kearah ekonomi global?

C.Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui tentang perkembangan kearah ekonomi global.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kosep Ekonomi

Berdasarkan logika berfikir di atas, konsep pemikiran ilmu ekonomi


pada masa depan harus memb angun construct, bukan model (Gordon,
1976). Format ini- lah yang penulis anggap relevan ba- gi pengembangan ilmu
ekonomi pada masa depan, karena dapat mengg ambarkan manusia etik
bukan manusia ekonomi.

Berdasarkan konstruk tersebut, mekanisme ekonomi tidak hanya di- tentukan oleh
interaksi permintaan dan penawaran tetapi juga oleh sistem kelembagaan
yang ada seperti lembaga hukum, politik, so- sial, ilmu dan teknologi, fisik dan
ekonomi. Dengan dimasukkannya aspek kelembagaan ini, dalam se- buah
konstruk tercermin unsur mo- ral dan etik serta faktor-faktor non- ekonomi yang
mempengaruhi pe- rilaku ekonomi masa depan yang tidak memberikan kesan
sebagai suatu ilmu yang me nga j arkan ke- serakahan da n melahirkan
manusia ekonomi, tetapi me mb er ika n ke - sa n suat u i l mu ekonomi yang
memiliki konstruk yang relevan dan didasarkan atas asumsi yang realistik,
etik, dan pada gilirannya dapat melahirkan manusia etik.
Memperhatikan arus utama ekonomi yang telah menodai pemi- kiran
sebagian besar para ekonom dewasa ini adalah suatu tantang- an yang bersifat
struktural dan ke- lembagaan. Pada prinsipnya, ke- mauan keras dan tanggung
ja- wab moral terletak pada ekonom senior. Pada pundak rnerekalah terletak
upaya kelembagaan yang harus dilakukan. Upaya kelemba- gaan itu harus
dimulai dari upaya merevisi kurikulum fakultas atau ju- rusan ekonomi pada
setiap seko- lah, institut dan universitas, agar mengembangkan ekonomi
islam dan perbankan syariah sudah harus dimasukkan disiplin ilmu
sosial lain yang relatif dekat dengan ilmu ekonomi seperti sosiologi eko- nomi,
antropologi ekonomi, eko- nomi Islam, hukum ekonomi, islam, psikologi,
agama dan politik, dan ekonomi institusi. Dengan format kurikulum yang de-
mikian diharapkan dapat dihasilkan ekonom yang punya wawasan yang
relatif holistik dan cende- rung tidak berfikir secara mekanis- tik, melainkan
memiliki pola pikir komprehensif dan sistematik. Hal ini tidak berarti setiap
ekonom harus menguasai seluruh sub di- siplin ilmu sosial, melainkan hanya
penguasaan ilmu tersebut sepanjang ada hubungannya dengan i lmu ekonomi. Ini
jelas merupakan tan- tangan berat dan memerlukan kreati- fitas berfikir dari
kalangan eko- nom dan ilmuwan sosial lainnya.
Prinsip berfikir rasional telah mengiring proses pembangunan menjadi tidak
berkesinambungan, kurang manusiawi dan kurang peduli pada aspek
moral. Bagi kita orang Indonesia yang dike- nal sebagai masyarakat yang
aga- mis, ekonomi syariah membiar- kan kondisi yang demikian terus
berkembang dapat dikatakan se- bagai suatu hal yang sangat naif, karena
semakin menjauhkan manu- sia dari hakekat kehidupan yang se- sungguhnya.
Perilaku manusia cen- derung serakah dalam memaksimal- kan pencapaian
tujuannya.
Fakta di atas menuntut semua kalangan terutama sekali kalangan ekonom
untuk mengkonstruksi fi- losofi dan pendekatan berfikir yang holistik dan
berpijak pada nilai-nilai moral dan etik yang dianut ma- syarakat, yang
merupakan labora- torium bagi ilmu ekonomi da- lam artian yang
sesungguhnya.

Perilaku manusia yang didasari atas pijakan moral dan etik selalu di-
warnai oleh dimensi vertikal disam- ping dimensi horizontal. Mungkin sekali
seseorang yang berbuat etik tidak mendapat imbalan dari manusia lainnya
atau negara. Senada dengan ini, seseorang yang berbuat tidak etik seperti
korupsi, kolusi, merampas hak rakyat kecil akan lepas dari hukum
negara berkat kekayaan, kedudukan, atau kekuas aannya. Tapi dari sisi
dimensi vertikal, dia tidak akan le- pas dari hukuman Tuhan dan harus
dipertanggungjawabkannya.

B.Konsep Klasik Adam Smith


Dalam kajian ilmiah, ilmu eko- nomi diakui sebagai suatu disiplin ilmu pada
abad XVIII, tepatnya sete- lah Adam Smith menerbitkan buku- nya "An Inguine
Into the Nature and Causes Of The Wealth of Nation" pada 1776. Dasar
pemikiran Adam Smith tentang masalah ekonomi berasal dari konsep-konsep
ekonomi yang dikemu-kakan oleh para filusuf seperti Socra- tes, Plato dan
Aristoteles. (Sukirno Sadono: 2005:3).

Pada awalmya, konsep ekonomi yang direkonstruksi oleh Adam Smith sangat
diwarnai dimensi mo- ral dan etik, dengan menerbitkan bu- ku The Theory of
Moral Sentiment kare- na buku ini selalu menghubungkan masalah ekonomi
dengan moral, se- suai dengan bidangnya sebagai se- orang guru besar dalam
filsafat mo-ral pada University of Glasgow. Pada waktu itu ilmu ekonomi
disebut dengan pollitical economy yang belum memisahkan diri dari filsafat,
politik, hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Gagasan yang dibangun oleh Adam
Smith telah dilandasi oleh beberapa paradigma seperti economic freedom,self
interest, competition dan laissez fai- re. Selain itu, dikemukakan pula sum-
ber-sumber kemakmuran bangsa dan sebab musabab terjadinya kemiski- nan
dalam suatu masyarakat. Hal ini mencerminkan bahwa pemikiran eko- nomi pada
awalnya dilandasi oleh filosofi moral dan etik (Deliarnov, 1997 : 24).
Dalam permasalahan ekonomi Socrates berpijak pada nuansa moral dan
etik. Itulah sebabnya ia menen- tang orientasi kehidupan materialis- tis.
Sementara itu, Plato juga menen- tang jiwa komersialisme dan Aristote- les di
pihak lain menentang bunga uang yang dianggap sebagai penda- patan yang
dikecam secara etik (Mini, 1974). Konsep-konsep inilah yang dikembangkan
kaum merkan- tilis dan fisiokrat, yang sistematis dan rasional oleh Adam
Smith dan kawan-kawannya kaum klasik.
Dalam perkembangan berikutnya, Adam Smith mengembangkan dan
membuat pemikiran untuk melakukan kesejahteraan umum melakukan sistem baru
yang bernama kapitalisme Negara yang konsep sebelumnya sistem ka- pitalis
murni, yang dipengaruhi Friedrich List (1789-1846) dan selan- jutnya muncul
kapitalis campuran yang dipengaruhi oleh pemikiran Adolf Wagner (Peter F
Drucker: 1989:159).

C.Pengaruh Konsep Neo-Klasik dan Keynes


Hasil pemikirannya dalam lite- ratur sejarah perkembangan eko- nomi
digolongkan dalam Aliran Neo-Klasik. Tokohnya yang ter- kenal adalah
Alfred Marshall dengan bukunya "Principles of Econo-
mies" 1890. Bila ditelusuri, pemiki-
ran Marshall dan dibanding- kan dengan pemikiran awal Adam
Smith, telah mulai terjadi per- geseran, baik dalam filosofi maupun ruang
lingkup ilmu ekonomi itu sendiri.
Konsep Neo-Klasik menga- jukan pengertian lain, bahwa inti
kegiatan ekonomi itu adalah aspek pilihan dalam menggunakan sumber daya
yang langka (Dawam, 1999:6-7). Perilaku ekonomi masya- rakat bertujuan
mencapai efisiensi dan menemukan keseimbangan yang optimal. Fokusnya
tertuju pada masalah alokasi yang efi- sien melalui sistem harga. Bersama
dengan itu, Marshall dengan ke- mampuannya yang luar biasa dalam i
lmu matematika mengem- bangkan model kuantitatif dalam mempelajari
perilaku ekonomi ma- syarakat. Dia membangun model- model ekonomi yang
mengikuti alur berfikir deduktif dan pendekatan yang bersifat
abstraksi/simplifikasi.

Dengan model dan pendekatan ini ilmu ekonomi dianggap sebagai disiplin
ilmu yang lebih akurat dan lebih teknis matematis. Secara filosofis,
pendekatannya lebih berpijak pada f i lsafat mate ria- listik, individualistik
dan hedonis- tik. Fakta ini menunjukkan terja- dinya pergeseran filosofis yang
men- dasar dalam perkembangan kon sep ilmu ekonomi, yakni dari
filsafat moral etik ke filsafat mate- rialistik.
Dalam perkembangannya ternyata pemikiran ekonomi sampai sekarang
masih diwarnai oleh logical positivism ini. Bila dikaitkan dengan hakikat dan
tujuan kehidupan manusia, fakta tersebut sangat me- risaukan kita semua,
Karena dasar filosofisnya sangat kering dari di- mensi moral dan etik. Dalam
menga- nalisis fakta ekonomi perilaku ma- syarakat diabstraksikan untuk
dinyatakan dalam bentuk mo- del- model ekonomi yang bersifat
kuantitatif. Untuk memudahkan pengamatan, mula-mula faktor- faktor
yang tidak relevan dike- luarkan dari kejadian yang sedang diamati. Dalam
langkah selanjutnya faktor-faktor yang relevan tetapi ber- sifat non ekonomi juga
dikeluarkan. Seluruh faktor yang dikeluarkan ter- sebut dianggap konstan.

D.Konsep Ekomi Islam

Ekonomi Islam berkembang se- cara bertahap sebagai suatu bidang ilmu
interdisiplin yang menjadi bahan ka- jian para fuqaha', mufasir, filusuf, so-
siolog, dan politikus. Sejumlah cen- dikiawan muslim terkemuka, seperti Abu
Yusuf (w. 182 H), al-Syaibani (w.189 H), Abu Ubaid (w. 224 H), Yahya bin
Umar (w. 289 H), al- Mawardi (w. 790 H), al-Ghazali (w. 505 H), Ibn
Taimiyah (w. 728 H), al- Syatibi (w. 790 H), Ibn Khaldun (w. 808 H), dan
lain-lain. (Adiwarman A Karim, 2004: VI), telah memberikan konstribusi yang
besar terhadap ke- langsungan dan perkembangan pera- daban dunia,
khususnya pemikiran ekonomi, melalui sebuah proses evo- lusi yang terjadi
selama berabad- abad.
Latar belakang para cendikia- wan muslim tersebut bukan merupakan
ekonomi murni. Pada masa itu, klasifi- kasi disiplin ilmu pengetahuan belum
dilakukan. Mereka mempunyai keah- lian dalam berbagai bidang ilmu, mungkin
faktor ini yang menyebab- kan mereka melakukan pendekatan interdisipli-ner
antara ilmu ekonomi dan bidang ilmu yang mereka tekuni sebelumnya.
Pendekatan ini mem- buat mereka tidak memfokuskan per- hatian hanya pada
variabel-variabel ekonomi semata. Para cendikiawan ini menganggap
kesejahteraan umat manusia merupakan hasil akhir dari interaksi panjang
sejumlah faktor ekonomi dan faktor-faktor lain, seperti moral, sosial, demografi, dan
politik. (Umer Chapra, 2001:150).

Konsep ekonomi para cendikia- wan muslim itu berakar pada hukum, Islam yang
bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis Nabi Saw. Ia merupakan hasil interpretasi
dari berbagai ajaran Islam yang bersifat abadi dan uni- versal, mengandung
sejumlah perin- tah dan prinsip umum bagi perilaku individu dan masyarakat,
serta men- dorong umatnya untuk menggunakan kekuatan akal pikiran mereka.
Selama 14 abad sejarah Islam, ter- dapat studi yang berkesinambungan tentang
berbagai isu ekonomi dalam pandangan syariah. Sebahagian besar pembahasan
isu-isu tersebut terkubur dalam berbagai literatur hukum Islam yang tentu saja tidak
memberikan perhatian khusus terhadap analisis eko- nomi. Sekalipun demikian, apa
yang diterapkan oleh pakar-pakar ekonomi Islam saat ini tidak terlepas dari pe-
mikiran-pemikiran para cendikiawan terdahulu. Sehingga pada saat sekarang
berkembangnya ekonomi syariah teru- tama dalam bentuk lembaga keuangan
membawa angin segar untuk diterap- kannya ekonomi syariah secara keselu- ruhan.
Karena sistem ekonomi Islam berkaitan langsung dalam membentuk masyarakat,
karena sistem ini merupa- kan implementasi tanggung jawab pribadi manusia di
hadapan Allah sebagai seorang hamba.
Sejak lahirnya perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gera- kan
renaissance Islam modern: neo- revivalis dan modernis. Upaya awal penerapan
sistem profit dan loss sharing tercatat Pakistan dan Malaysia sekitar tahun
1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana ja- maah haji secara
nonkonvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di
desa Mil Ghamr pada tahun 1963 di Kairo Mesir (Antonio,2001: 18-19).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam perkembangan konsep ekonomi telah terjadi pergese- ran yang


utama dalam hal filosofi yang mendasari perkembangan konsep ekonomi
tersebut. Pada awalnya konsep ekonomi didasari oleh filsafat moral etik.
Periode ini berlangsung dari abad XV-XVIII. Namun dalam perkembangan
berikutnya, periode abad XVIII sampai sekarang, pemikiran eko- nomi seolah
terlepas dari pijakan filsafat moral-etik, lebih banyak diwarnai oleh filsafat
positif rasional (logical positivsm) dan pendekatannya lebih bersifat mekanistik.
Filsafat ini hanya memandang sistem ekonomi sebagai komoditas.
Berdasarkan konsep tersebut, model-model ekonomi dibangun dan
dinyatakan secara teknis dan mekanistik dalam bentuk mo- del-model
ekonometrik. Dalam model tersebut dikeluarkan fak- tor-faktor non
ekonomi walaupun faktor tersebut sangat mempe- ngaruhi perilaku ekonomi
masya- rakat.
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafri.2001, Bank Syariah dari Teori ke Prak- tek,


Jakarta:Gema Insani Press
Bromley, D.W. 1982. Land and Water Problems: an Instructional Per-
spective. A J A E A.
Chapra, Umer. 2001. The Future of Economics. An Islamic Perspecti- ve.
Jakarta: Shari'ah Econo- mics and Banking Institute.
Deliarnov, 1997, Perkembangan Pemiki- ran Ekonomi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Drucker, Peter F. 1989. The New Realities, Oxford.
Jhingan, M.L. 1979. The Economics of Development and Planning. Vikas
Publishing House. New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai