Anda di halaman 1dari 27

HAKIKAT EKONOMI DAN BISNIS

Tugas Mata Kuliah

Etika bisnis dan profesi

MAKALAH
Oleh

Dian Wahyu Febrita 202362201001

Puspita Sari 202362201040


Anjeli Risma Fatruan 202362201015

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Musamus Merauke

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………iii

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………….1

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………….…………2

1. Hakikat Ekonomi…………………………………………………………………………………………………..2

2. Etika Dan Bisnis Ekonomi…………………………………………….………………….……………….....2

a. Etika Dan Sistem Ekonomi Komunis...........................................................3

b. Etika Dan Sistem Ekonomi Kapitalis…………………………………………………………………….3

c. Etika Dan Sistem Ekonomi Pancasila……………………………………………………..….………...4

d. Etika Dan Sistem Ekonomi…………………………………………….……………………….……………5

3. Pengertian Dan Peranan Bisnis………..……………………....……….…………………….………..5

4. Lima Dimensi Bisnis…………………….……………………………………………..………….……………6

a. Dimensi Ekonomi………………………………………………………………………………....……………6

b. Dimensi Etis……………………………………………………………………………….....………….……….7

c. Dimensi Hukum…………………………………………………………………………………………...…...8

d. Dimensi Sosial………………………………………………………………………………..………………....9

e. Dimensi Spritual………………………………………………………………………………..…………....10

5. Pendekatan Pemangku Kepentingan (Stakeholders)……….……………….......……..10

a. Tanggung Jawab Manajemem Pemangku Kepentingan…………………………….....10

b. Hubungan Tingkat Kesadaran , Teori Etika, dan Paradigma Pengengelolaan

Perusahaan……………………………………………………………………………………….....………………12

c. Analisis Pemangku Kepentingan ………………………………………………………………………......13

6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (corporate social responsibility/CRS)……………….….15

a. PengertianCRS………………………………………………………………………………………………….…..….15

b. ingkat atau Lingkup keterlibatan Dalam CRS………..………………………………………..…...……16

c. Pro dan Kontra TerhadapCRS………………………………………….……………..…………………………….……17

KESIMPULAN…………………………………………………………………………..…………………………………….22

REFERENSI……………………………………………………………………………….………………………..…..………23

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul “Hakikat Ekonomi & Bisnis” dapat di selesaikan tepat pada waktunya

Makalah ini di susun untuk memenuhi dan memahami tugas pada mata kuliah Etika bisnis kelas A,
fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Musamus. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan, dari berbagai pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan perlu pendalaman lebih
lanjut. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif
demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Penulis harap semoga isi dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Oktober 2023

Penulis

ii
iii
PENDAHULUAN

Sistem ekonomi adalah jaringan berbagai unsur yang atas pola pikir, konsep,teori,asumsi dasar,
kebijakan, infrastruktur, institusi, seperangkat hukum, pemerintahaan, Negara, rakyat, dan unsur
lainnya yang semuannya ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat .
Dari sini berkembang disiplin ilmu ekonomi yang dapat didefenisikan sebagai ilmu yang
berhubungan dengan produksi, komsumsi, distribusi, ilmu ekonomi berkembang berdasarkan
asumsi dasar masi yang di pegang hingga saat ini, yaitu adanya kebutuhan (needs) manusia
yang tidak terbatas dihadapkan dengan sumber daya yang terbatas (scarceresources) sehingga
menimbulkan persoalan bagemanamengekspiolitas sumber daya yang terbatas tersebut secara
efektif dan efesien guna memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Memahami system
perekonomian dapat membantu untuk menjalankan bisni secara lebih baik karena sistem
perekonomianlah yang membantu kebijakan dan strategi dalam melakukan kegiatan
perekonomian di suatu Negara, kegiatan bisnis juga menjadi sumber penerimaan pokok dalam
Anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) melalui perpajakan , bea masuk, dan cukai.
Kegiatan bisnis juga menjadi sumber penghasilan dan lapangan pekerjaan setiap orang. Denga
sudut pandang penjelasan seperti ini, sangat jelas bahwa kegiatan bisnis sangat bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia dan bisa dikatakan bahwa aktifitas bisnis bersifat etis, namun
realitanya masih banyak dijumpai pandangan pro dan kontra mengenai etis dan tidaknya
suatu aktifitas bisnis. Oleh karena itu, pemahaman tentang hakikat ekonomi dan bisnis
diperlukan agar dapat menjalankan suatu aktifitas bisnis dengan lancar dan menghindari
adanya resiko kegagalan

1
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan hakikat ekonomi dan bisnis ?


2. Apakah manfaat dari hakikat ekonomi dan bisnis bagi manusia ?
3. Apakah yang di maksud dengan ekonomi kapitalis dan ekonomi komunis ?
4. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi pancasila ?

1.1 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuaan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini antara lain:
1. mengetahui apakah yang dimaksud dengan hakikat ekonomi dan bisnis ?
2. mengetahui apakah hakikat ekonami dan bisnis bagi manusia ?
3. mengetahui apa saja manfaat hakikat ekonomi dan bisnis bagi masyarakat ?
4. mengetahui manfaat dari hakikat ekonomi dan bisnis bagi Negara ?

2
PEMBAHASAN

1. HAKIKAT EKONOMI
Ekonomi berasal dari kata oikonomia yang berarti pengelolaan rumah (Capra, 2002). Yang di
maksud pengelolaan rumah adalah cara rumah tangga memperoleh dan menghasilkan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup (fisik) anggota rumahnya. Dari sini berkembang disiplin ilmu
ekonomi yang dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan produksi, konsumsi,
distribusi. Ilmu ekonomi berkembang berdasarkan asumsi dasar yang masih dipegang hingga saat ini,
yaitu adanya kebutuhan (needs) manusia yang tidak terbatas diharapkan pada sumber daya yang
terbatas (scarce resources) sehingga menimbulkan persoalan bagaimana mengeksploitasi sumber
daya terbatas tersebut secara efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan manusia yang tak
terbatas. Oleh karena itu, ilmu ekonomi berkepentingan dalam mengembangkan konsep, teori,
hukum, sistem, dan kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran
masyarakat. Kemakmuran tersebut dapat dicapai melalui peningkatan produksi dan distribusi dari
sudut produsen di satu sisi. Serta peningkatan pendapatan, konsumsi, dan lapangan kerja dari sudut
konsumen dari sisi lain.

Ilmu ekonomi modern dewasa ini telah menanamkan paradigma tentang hakikat manusia
sebagai berikut:
a.) Manusia adalah makhluk ekonomi
b.) mempunyai kebutuhan tak terbatas
c.) Dalam upaya merealisasikan kebutuhannya, manusia bertindak rasional

Dampak dari paradigma ini adalah tujuan hidup manusia yang mengejar kekayaan material
merupakan tujuan spiritual, manusia hanya cenderung mempercayai pikiran rasionalnya saja dan
menggantikan adanya potensi kesadaran transdental (kesadaran spiritual, kekuatan tak terbatas
Tuhan), mengajarkan bahwa sikap manusia itu serakah.

2. ETIKA DAN SISTEM EKONOMI

Sistem ekonomi adalah jaringan berbagai unsur yang terdiri atas pola pikir, konsep, teori,
asumsi dasar, kebijakan, insfratruktur, institusi, seperangkat hukum, pemerintahan, negara, rakyat,
dan unsur lainnya yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan
masyarakat. Duh paham sistem ekonomi ekstrem yang berkembang, yaitu ekonomi kapitalis dan
ekonomi komunis.

3
a) Ekonomi Kapitalis: adanya kebebasan individu untuk memiliki,
mengumpulkan, dan mengusahakan kekayaan ciri individu pada dua ciri
pokok, dalam sistem ekonomi kapitalis yaitu liberalisme kepemilikan, dan
hubungan ekonomi pasar bebas
b) Ekonomi komunis: setiap individu dilarang menguasai modal dan alat-alat
produksi. Alat reproduksi dan modal harus dikuasai masyarakat melalui
negara sehingga tidak ada lagi eksploitasi oleh sekelompok masyarakat kecil
majikan terhadap masyarakat mayoritas

Walaupun sistem kapitalis dan sistem komunis sangat bertentangan, namun sebenarnya ada
persamaan yang sangat esensial, yaitu keduanya hanya ditujukan untuk mengajarkan kemakmuran
atau kenikmatan duniawi dengan hanya mengandalkan kemampuan pikiran rasional dan merupakan
tujuan tertinggi untuk umat manusia.

a) Etika dan sistem ekonomi komunis


Tujuan sistem ekonomi komunis adalah untuk meratakan kemakmuran
masyarakat dan menghilangkan eksploitasi oleh manusia (majikan, pemilik modal)
terhadap manusia lainnya (kaum buruh) kelemahan dari sistem ekonomi komunis
yaitu:
a. Sistem ekonomi komunis didasarkan atas hakikat manusia tidak utuh
1) Alat-alat produksi dan kekayaan individu tidak diakui
2) Produktivitas tenaga kerja sangat rendah karena rakyat yang
bekerja untuk negara tidak termotivasi untuk bekerja lebih
giat
3) Keadaan perekonomian negara-negara blok komunis
semakin memburuk karena terjadi pemborosan kekayaan
negara, terutama untuk memproduksi senjata yang
dipaksakan dalam rangka perang dingin menghadapi negara-
negara blok barat

b. Etika dan sistem ekonomi kapitalis


Dalam sistem ekonomi kapitalis, tujuan manusia direndahkan hanya
untuk mengejar kemakmuran ekonomi semata dan mengabaikan kekuatan
Tuhan.
Sistem ekonomi kapitalis di negara-negara barat telah melahirkan
perusahaan-perusahaan multinasional dengan ciri-ciri:

4
1. Kekayaan mereka sudah demikian besar bahkan sudah
melewati pendapatan negara-negara yang sedang
berkembang
2. Kekuasaan para pemiliknya telah melewati batas-batas
wilayah suatu negara. Bahkan tidak jarang mereka ini
mampu mengendalikan kebijakan, dan legislatif di negara-
negara di mana perusahaan ini berada di lingkungan
perusahaan-perusahaan tersebut.

Akibat dari sistem perekonomian kapitalis dapat dirasakan saat


ini antara lain:

1) Terjadi pemanasan global dan kerusakan lingkungan di bumi


akibat kerakusan para pemilik modal yang didukung oleh
aparat pemerintah
2) Terjadi ketidakadilan distribusi kekayaan yang
mengakibatkan timbulnya kesenjangan kemakmuran yang
makin tajam antara negara kaya dengan mayoritas negara-
negara miskin
3) Ancaman kekerasan, konflik antar negara, kemiskinan, dan
pengangguran semakin meluas
4) Korupsi, kejahatan kerah putih, dan penyalahgunaan
kekuasaan untuk mengejar kekayaan pribadi dengan
mengorbankan kepentingan orang banyak telah meluas.
5) Penyalahgunaan obat-obat terlarang, perjudian, kebebasan
seks, pembunuhan, dan tindakan-tindakan Amoral lainnya
makin meluas, baik di negara-negara maju maupun di
negara-negara miskin
6) Gaya hidup modern yang boros dan terlalu konsumtif
7) Munculnya tanda-tanda tekanan mental dan psikologis
8) Penyakit akibat gaya hidup modem seperti penyakit jantung
dan lain lain

5
C. Etika dan sistem ekonomi Pancasila
Pancasila mencoba memadukan hal-hal positif yang ada pada kedua
sistem ekonomi ekstrim (komunis dan kapitalis) ciri-cirinya yaitu:
1) Keadilan dan kebersamaan
2) Hak dan kebebasan individu
3) Kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa

Secara teoritis, sistem ekonomi Pancasila merupakan pondasi


yang paling baik dan paling sesuai untuk pembangunan hakikat
manusia seutuhnya. Negara Indonesia yang menerapkan sistem
ekonomi Pancasila yang secara konseptual lebih baik bila
dibandingkan dengan sistem ekonomi komunis ataupun sistem
ekonomi kapitalis, sampai saat ini sebagian besar rakyatnya
termasuk tetap miskin hal ini dikarenakan perekonomian negara
Indonesia adalah letaknya di Bandung berlandaskan korupsi
kolusi dan nepotisme hal tersebut sama sekali jauh dari konsep
ekonomi Pancasila.

D. Etika dan sistem ekonomi


Etika mempelajari perilaku atau tindakan seseorang dan kelompok
atau lembaga yang dianggap baik atau tidak baik. Sistem ekonomi adalah
seperangkat unsur yang terkoordinasi untuk mendukung peningkatan
produksi serta pendapatan untuk menciptakan kemakmuran masyarakat.
Bila berpegang pada pemahaman ini maka pada tataran konsep, semua
sistem ekonomi yang harusnya bersifat etis karena semua sistem ekonomi
bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan untuk
memakmurkan masyarakat. Sistem ekonomi apapun dapat saja
memunculkan banyak persoalan yang bersifat tidak etis, betis tidaknya suatu
tindakan lebih disebabkan oleh tingkatan kesadaran pada individu para
pelaku dalam aktivitas ekonomi (oknum birokrasi, pejabat negara, pemimpin
perusahaan) bukan pada sistem ekonomi yang dipilih oleh suatu negara, di
sini yang berperan adalah tingkat kesadaran dalam memaknai dirinya
hakikat manusia sebagai manusia utuh atau manusia tidak utuh

6
3. PENGERTIAN DAN PERANAN BISNIS

Jika bisnis dimaknai sebagai kegiatan untuk menghasilkan dan menyediakan barang
dan jasa untuk mendukung kebutuhan hidup manusia. Dapat dikatakan bisnis sudah ada
sejak zaman dahulu. Pengertian aktivitas bisnis menjadi sangat luas, aktivitas bisnis bukan
saja kegiatan dalam rangka menghasilkan barang dan jasa tetapi juga termasuk kegiatan
mendistribusikan barang dan jasa tersebut ke pihak-pihak yang memerlukan serta aktivitas
lainnya mendukung kegiatan produksi dan distribusi kegiatan bisnis juga menjadi sumber
penerimaan pokok dalam anggaran pendapatan belanja negara melalui perpajakan, bea
masuk, dan cukai. Kegiatan bisnis juga menjadi sumber penghasilan dan lapangan pekerjaan
bagi setiap orang. Dengan sudut pandang penjelasan seperti ini sangat jelas bahwa kegiatan
bisnis sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan bisa dikatakan bahwa aktivitas bisnis
bersifat etis. Namun hal ini tidak perlu buat adanya pendapat yang kontra dengan
pernyataan ini.
Sonny Keraf (1998) yaitu pandangan praktis-realistis dengan pandangan idealis.
Pandangan praktis realistis adalah melihat tujuan bisnis untuk mencari keuntungan (profit)
bagi pelaku bisnis, sedangkan aktivitas memproduksi dan mendistribusikan barang
merupakan sarana dan alat untuk merealisasikan keuntungan tersebut. Hal ini memunculkan
pandangan yang berbeda yaitu:
 Pandangan praktis-realistis (teori etika egoisme atau teori hak) bahwa dalam
menghasilkan dan menjual barang dan jasa terjadi persaingan yang sangat
ketat sehingga satu-satunya cara bisa bertahan dalam bisnis adalah menjadi
pemenang dalam kancah persaingan yang sangat ketat tersebut
 Pandangan idealis (teori deotologi, teori keutamaan, dan teori otonom)
adalah bahwa tujuan pokok dari bisnis adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, Sedangkan keuntungannya hanyalah akibat dari kegiatan bisnis
(tidak ada pola pikir persaingan dan untuk mengalahkan para pesaing agar
bisa bertahan hidup)

Menurut pendapat Lawrence, Weber, dan post (2005) dapat di simpulkan yang
menentukan derajat ke etisanatau budaya etis dari suatu kegiatan bisnis adalah
kunci dari kegiatan bisnis itu sendiri, atau yang populer dengan istilah the man
behind the gun bukan bisnis itu sendiri.

7
4. LIMA DIMENSI BISNIS
Perbedaan mengenai etis tidaknya suatu bisnis dapat di telaah berdasarkan
pendapatBertends(2000) mencoba menjelaskan kegiatan bisnis dilihat dari tiga dimensi,
yaitu ekonomi, etika, dan hukum. Namun dalam pembahasan di bawah ini, bisnis akan dilihat
dari lima dimensi itu ekonomi, etika, hukum, sosial dan spiritual.
a) Dimensi ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, bisnis adalah kegiatan produktif dengan tujuan
memperoleh keuntungan.Keuntungan diperoleh berdasarkan rumus yang
sudah jamak dikembangkan oleh para akuntan yaitu penjualan (revenues,
sales) dikurangi harga pokok penjualan dan beban-beban (cost of goods sold
and expenses). Bagi akuntan, harga pokok penjualan dan beban merupakan
harta yang telah dikorbankan untuk menciptakan penjualan pada periode ini
sehingga sering disebut sebagai expired cost of asset. Harta adalah sumber
ekonomis yang masih mempunyai manfaat untuk menciptakan penjualan
pada periode mendatang. Oleh karena itu harta sering disebut sebagai
unexpired cost. Perekonomian lebih suka menggunakan istilah faktor-faktor
produksi daripada menggunakan istilah harta yang sudah biasa dipakai
dalam dunia bisnis dan akuntansi. Faktor-faktor produksi dari sudut ekonomi
terdiri atas tanah, tenaga kerja, modal, dan wirausahawan. Masing-masing
pemilik faktor-faktor produksi ini memperoleh pendapatan alias
kepemilikannya pada faktor-faktor produksi tersebut. Bagi para pelaku bisnis,
berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya atau lebih
dikenal dengan keuntungan yang optimal adalah sah-sah saja. Kamu
manajemen anak akuntansi mengajarkan berbagai teknik untuk memperoleh
keuntungan optimal. Sebenarnya keuntungan merupakan ukuran tingkat
efisiensi perusahaan karena keuntungan menggambarkan hasil yang
diperoleh setelah dikurangi harta yang dikurbankan. Penggunaan istilah
produksi dan faktor-faktor produksi oleh para ekonomi sangat berkaitan
dengan pengertian, yaitu bagaimana menghasilkan barang dan jasa optimal
mungkin, dengan pengorbanan faktor-faktor produksi minimal mungkin.

8
b) Dimensi etis
Untuk menelaah lebih jauh mengenai bisnis dalam pandangan etis
dibutuhkan acuan agar memiliki arah yang jelas. Dalam pembahasan ini akan
dipakai dua acuan pokok, yaitu:
1. Definisi etika adalah tinjauan kritis tentang baik tidaknya suatu
perilaku atau tindakan
2. Ukuran penilaian menggunakan tiga tingkat kesadaran yaitu
 Kesadaran hewani (teori egoisme);
 Kesadaran manusiawi (teori utilitarianisme)
 Kesadaran spiritual/transendental (teori teonom)

Pertama, kegiatan bisnis adalah kegiatan produktif, artinya kegiatan


menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk kebutuhan
seluruh umat manusia. Semua gambar juga mengajarkan bahwa tujuan
hidup manusia adalah untuk memperoleh kebahagiaan lahir batin duniawi
dan surgawi. Sementara itu, aktivitas bisnis sudah tampak jelas mendukung
produksi untuk meningkatkan kemakmuran manusia secara duniawi. Dari
sudut pemahaman seperti ini, jelas bahwa tindakan bisnis itu sejalan dan
tidak bertentangan dengan ajaran agama, baik itu ditinjau dari tingkat
kesadaran hewani, manusiawi, maupun spiritual. Oleh karena itu, tindakan
bisnis adalah bersifat etis.
Kedua, bila dilihat dari pihak yang memperoleh manfaat dari
keuntungan suatu kegiatan bisnis dan tindakan bisnis dalam merealisasikan
keuntungan itu, issue 3 muncul untuk memberikan penilaian atas dampak
negatif yang ditimbulkan bagi masyarakat dan lingkungan alam. Persoalan
etika dalam bisnis berhubungan dengan isu keadilan dan dampak kegiatan
bisnis tersebut bagi masyarakat dan alam. Kegiatan bisnis bisa saja
menguntungkan.Akan tetapi bila dalam pembagian keuntungan itu tidak adil
atau dalam upaya memperoleh keuntungan itu mengakibatkan ada pihak
lain yang merasa dirugikan dan berdampak pada kerusakan lingkungan alam,
maka tindakan bisnis menjadi tidak etis.
Memang tidak mudah untuk mengukur atau menilai etis tidaknya
suatu tindakan bisnis karena tidak ada ukuran yang objektif untuk menilai

9
ketidakadilan. Selain itu juga tidak mudah untuk menghitung nilai kerugian
masyarakat atau dampak kerusakan lingkungan.

b) Dimensi hukum
Hukum dan etika sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat
erat karena keduanya mengatur perilaku manusia. Dalam kaitanya dengan
tinjauan dari aspek hukum ini, DeGeorge (dalam Sonny Keraf, 1998)
membedakan dua macam pandangan tentang status perusahaan yaitu:
 Sudut pandang legal kreator
Perusahaan diciptakan secara legal oleh negara sehingga perusahaan
adalah sebuah badan hukum. Sebagai ciptaan hukum, perusahaan
mempunyai hak dan kewajiban hukum sebagaimana layaknya status hukum
yang dimiliki oleh manusia. Hukum diciptakan oleh negara, sementara
negara dan hukum ada karena masyarakat.
 Sudut pandang legal recognition
Perusahaan bukan diciptakan atau didirikan oleh negara, melainkan
oleh orang atau sekelompok orang yang mempunyai kepentingan untuk
memperoleh keuntungan. Jadi, produk yang diciptakan oleh perusahaan
tersebut merupakan sarana untuk memperoleh keuntungan, bukan untuk
melayani kebutuhan masyarakat. Peranan negara dalam hal ini hanya
mendaftarkan, mengesahkan, dan memberi izin secara hukum atas
keberadaan perusahaan tersebut.
Perusahaan yang telah mengikuti peraturan perundang-undangan
yang berlaku tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan itu telah
bertindak etis. Setiap peraturan hukum yang baik memang harus dijiwai oleh
moralitas. Namun sebagaimana dimaklumi, tidak semua peraturan hukum
berkaitan dengan moral. Ada juga hukum yang kalau ditinjau dari aspek
moral dianggap kurang etis. Hukum yang tidak ada hubungannya dengan
etika, misalnya undang-undang lalu lintas.
Hukum memang seharusnya mencerminkan moralitas, misalnya:
hukum persaingan usaha atau undang-undang anti monopoli, undang-
undang tentang komisi pemberantasan korupsi atau KPK.

10
Undang-undang tentang hak asasi manusia, undang-undang atau
peraturan tentang perizinan kantor akuntan publik, undang-undang pasar
modal, undang-undang tentang analisis mengenai dampak lingkungan atau
amdal, undang-undang tenaga kerja, dan masih banyak lagi jenis peraturan
hukum lainnya. Seringkali suatu undang-undang sudah cukup etis, tetapi
dalam implementasinya pada penegakan hukum di pengadilan sedang
mengumpulkan kontroversi bila dilihat dari aspek etika. Misal kasus buyat
(kasus pencemaran air oleh perusahaan pertambangan yang mencemari laut
sehingga merugikan nelayan) dan kasus PT Lapindo Brantas (dengan lumpur
panas yang jelas-jelas menimbulkan pencemaran; menggenangi wilayah
desa-desa yang sangat luas di Sidoarjo, Jawa Timur; menegelamkan banyak
publik dan ruas jalan tol). Kasus-kasus tersebut tidak memperoleh perhatian
serius dalam proses penegakan hukum. Kesurupan juga banyak terjadi,
seperti kasus PHK massal karyawan pada PT dirgantara Indonesia, kasus PT
Freeport di Papua, dan sebagainya yang terkesan tidak memperoleh
penegakan hukum yang adil.

c) Dimensi sosial
Bila perusahaan dilihat dari dimensi sosial, tujuan pokok keberadaan
perusahaan adalah untuk menciptakan barang dan jasa yang diperlukan oleh
masyarakat, sedangkan keuntungan akan datang dengan sendirinya bila
perusahaan mampu melayani kebutuhan masyarakat. Pandangan ini
selanjutnya akan melahirkan paradigma dan konsep stakeholder dalam
mengelola perusahaan.

d) Dimensi spiritual
Kegiatan bisnis dalam pandangan barat tidak pernah dikaitkan
dengan agama. Padahal kalau ditelusuri dalam ajaran agama-agama besar,
ada ketentuan yang sangat jelas tentang kegiatan bisnis ini. Dalam agama
Islam dijumpai suatu ajaran bau menjalankan kegiatan bisnis itu merupakan
bagian dari ibadah, asalkan kegiatan bisnis diatur berdasarkan Wahyu yang
tercantum dalam Alquran dan Sunnah Rasul (Dawam Raharjo, 1990).
Selanjutnya Dawam Raharjo mengatakan bahwa ada tiga dokter dalam Islam
yaitu:

11
 Ibadah tidak hanya diartikan dalam arti sempit-hanya menyangkut aspek
ritual seperti salat dan puasa, tetapi juga terkait urusan mencari rezeki
dan menuntut ilmu
 Akhirat kegiatan manusia tidak semata-mata hanya memburu surga
dengan mengabaikan atau menjauhi kewajiban-kewajiban hidup di dunia
 Amal saleh termasuk kegiatan jual beli dan sewa-menyewa

“Orang tidak akan mencapai kebebasan, karena diam tidak bekerja,


juga ia tidak akan mencapai kesempurnaan. Karena menghindari kegiatan
kerja” hal ini berarti bisnis dalam usaha untuk mencapai kesempurnaan
dapat dikatakan etis.

Menurut Peschke S.V.D. (2003), dalam agama Kristen dijumpai suatu


pandangan bahwa hakikat tujuan hidup tertinggi umat manusia adalah
untuk memuliakan Allah di surga. Namun, untuk mencapai tujuan tertinggi
ini sama sekali tidak melupakan untuk berperan dalam pembangunan dunia.
Pandangan ini bertentangan dengan ajaran agama, tetapi justru manusia
diberi wewenang untuk mengelola dunia asalkan dilakukan dengan penuh
tanggung jawab. Kegiatan bisnis yang spiritual tubuh berdasarkan paradigma
sebagai beriku
 Bagian dari ibadah (GodDevosion)
 Memajukan kesejahteraan semua pihak (prosperoussociety)
 Mampu menjamin kelestarian alam (planet conservation)

5. PENDEKATAN PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS)

a) Tanggung jawab manajemen dan teori pemangku kepentingan

Dalam bidang akuntansi, wujud peran dan tanggung jawab manajemen


tercermin dalam beberapa teori yang terkait dengan pemangku kepentingan,
yaitu: teori kepemilikan, teori entitas, teori dana, teori komando, teori
perusahaan, dan teori ekuitas sisa.

12
Pada awal berdirinya perusahaan pemilik juga merangkap sebagai
pengelola, ketika perusahaan sudah berkembang pesat, mulai diperkenalkannya
sistem pemisahan antara pengelola (manajemen, eksekutif) dan pemilik
(pemegang saham) yang mana bentuk hukum perusahaan berstatus perseroan
terbatas atau PT dan perusahaan yang dimiliki masyarakat atau gopublic

Pada pengelolaan perusahaan masih mengacu pada teori kepemilikan


yang mana bertujuan untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham. Kalau
dilihat dari pengelola, teori kepemilikan dan teori ekuitas sisa tidaklah ada
bedanya, hanya saja teori ekuitas sisa pengelola lebih berfokus pada pemegang
saham biasa, sedangkan pemegang saham preferen tidak mendapat perhatian
yang setara. Hal tersebut berbeda dengan teori dana dan teori komando. Dalam
teori dana, pengelola berorientasi pada restriksi legal atas penggunaan dana
yang dipercayakan. Tetapi, pengeluaran tersebut haruslah sesuai dengan tujuan
pemilik dana dan mendapat persetujuannya. Dari dana diikuti oleh lembaga
pemerintah dan lembaga sosial yang mana penggunaan dana perlu
dipertanggungjawabkan.

Berbeda dengan teori dana, teori komando lebih berfokus pada


mengelola perusahaan. Dalam hal ini pengelola meminta pertanggungjawaban
dari unit-unit yang ada di perusahaan atas dana yang dipergunakan. Adanya
akuntansi digunakan untuk membantu menyusun laporan pertanggungjawaban
dari sumber daya dan dana yang dikelola kepada atasan yang berjenjang. Lebih
jauh lagi teori berkembang yang mana adanya teori perusahaan. Dalam teori ini,
perusahaan tidak hanya sebagai bisnis bagi beberapa pemangku kepentingan
saja, tetapi perusahaan sebagai lembaga sosial yang memberikan manfaat bagi
seluruh pemangku kepentingan.

Pemangku kepentingan atau stakeholders merupakan semua pihak yang


mempengaruhi keberadaan perusahaan atau yang dipengaruhi oleh perusahaan.
(Lawrence, Weber, dan post dalam Agoes 2019). Sedangkan menurut Sonny
keraf dalam Agoes (2019) terdapat kelompok primer yang bertransaksi dan
berinteraksi langsung dengan perusahaan yang terdiri dari pelanggan, pemasok,
pemilik modal, pemberi pinjaman, dan karyawan. Kelompok sekunder yang
berinteraksi dan bertransaksi secara tidak langsung kepada perusahaan yang
terdiri dari pemerintah, media massa, masyarakat, akademisi, dan sebagainya.

13
Makin banyaknya skandar bisnis yang mana manipulasi laporan
keuangan perusahaan oleh eksekutif membuat kerugian bagi pemegang
kepentingan, seperti halnya kasus Garuda Indonesia yang melakukan manipulasi
laporan keuangan pada tahun 2018 yang berakibat pada dirinya eksekutif dari PT
Garuda Indonesia, TBK. Munculnya pandangan baru terkait dengan pengelola,
bahwa perilaku pengelola sangat menentukan keberlangsungan hidup suatu
perusahaan. Selain itu, eksekutif atau pengelola perusahaan dituntut untuk tidak
hanya bertindak etis, tetapi juga diharapkan memiliki tingkatan kesadaran
spiritual. Dengan tercapainya kesadaran spiritual pengelola perusahaan
menganggap bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu ibadah terhadap
Tuhan yang maha kuasa, menjalankan perusahaan dengan tulus untuk
memajukan kesejahteraan seluruh pemangku kepentingan dan menjaga
kelestarian alam.

14
b. Hubungan tingkat kesadaran, teori etika, dan paradigma pengelolaan
perusahaan.
Berikut merupakan hubungan dari tingkat kesadaran, teori etika, dan
paradigma pengelolaan perusahaan.

c. Analisis pemangku kepentingan


Perusahaan merupakan bagian unsur atau sistem dari sistem yang
lebih besar (super system), pengertian tersebut berdasarkan dari pendekatan
sistem. Dalam hal itu perusahaan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
berbagai pihak. Sebagai sistem terbuka, perusahaan berinteraksi dengan
berbagai pihak yang mana merupakan pihak yang berkepentingan
(stakeholders). Karena keberadaan perusahaan dipengaruhi oleh

15
stakeholders maka perlu untuk mengambil keputusan berdasarkan
pendekatan dan analisis pemangku kepentingan
 Melakukan identifikasi stakeholders yang sudah ada maupun memiliki
potensi.
 Mencari tahu kepentingan (interest) dan kekuasaan (power) dari setiap
golongan pemangku kepentingan
 Mencari apakah ada polisi kepentingan dan kekuasaan antar golongan
pemangku kepentingan.

Oleh karena itu, pengambilan keputusan perlu untuk memperhatikan.

 Stakeholders yang menjadi pihak diuntungkan terbanyak dalam


keputusan tersebut
 Jika ada yang dirugikan maka dampak kerugiannya seminimal
mungkin
 Pengambilan keputusan tidak membentur kekuasaan dan
kepentingan dari pemangku kepentingan yang dominan

Kepentingan (interest) merupakan bagaimana ketertarikan dari


pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Sedangkan kekuasaan (power)
merupakan seberapa kuat pengaruh dari pemangku kepentingan terhadap
keberadaan perusahaan. Berikut merupakan contoh dari kepentingan dan
kekuasaan dari pemangku kepentingan.

16
6. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY/CSR)

Adanya isu tentang pencemaran lingkungan, pemanasan global, dan


lain sebagainya merupakan salah satu dampak aktivitas bisnis yang hanya
mencari keuntungan saja, dan tidak memikirkan pertimbangan dampak atau
akibat dari aktivitas bisnis yang dilakukan. Oleh karena itu, munculnya konsep
corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan respon atas tindakan perusahaan yang telah merugikan
masyarakat dan lingkungan tempat tinggal.

a) Pengertian CSR

Meskipun konsep corporate social responsibility sudah banyak


dikenal oleh masyarakat, tetapi untuk pengertiannya sendiri masih
sangatlah sedikit. Berikut merupakan pengertian dari corporate sosial
responsibility yang mengutip dari buku Etika bisnis dan profesi: Tantangan
membangun manusia seutuhnya karangan Sukrisno Agoes dan I cenik
Ardana (2019)

 Menurut EU Green paperon CSR, CSR merupakan “a concept where by


companies integrate social and enviromental concern in their
operation and in their interaction with their stakeholders on a

17
voluntary basis” [“suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan
perhatian pada masyarakat dan lingkungan dalam operasi bisnisnya
serta dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan secara
sukarela”]
 Menurut Magnan dan Ferrel, CSR merupakan “a business acts in a
socially responsible manner when its decision and account for and
balanc ediverse stakeholders interest” [“suatu bisnis dikatakan telah
melaksanakan tanggung jawab sosialnya jika keputusan-keputusan
yang diambil setelah mempertimbangkan keseimbangan antara
berbagai pemangku kepentingan yang berbeda-beda”]
 Menurut A.B. Susanto, CSR merupakan tanggung jawab ke dalam
(karyawan dan pemegang saham berbentuk profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan) dan keluar (pemerintah, masyarakat, dan
lingkungan berbentuk membayar pajak, penyedia pelatihan dan
lapangan kerja bagi masyarakat dan memelihara lingkungan)

b) Tingkat atau lingkup keterlibatan dalam CSR

Walau sudah ada perusahaan yang melaksanakan CSR, tetapi


dalam memaknai tingkatan keikutsertaan perusahaan dalam CSR
masih terdapat perbedaan. Pada akhirnya keikutsertaan perusahaan
dalam CSR ditentukan dari tingkat kesadaran pelaku bisnis (pengelola,
pemerintah, dan masyarakat) karena jika mereka memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi, maka perusahaan akan berupaya keras untuk
ikut serta lebih jauh dalam CSR.

Berikut merupakan hubungan dari tingkat kesadaran, teori


etika, dan tingkat keikutsertaan perusahaan dalam CSR.

18
Lawrence, Weber, dan post dalam Agoes (2019) menggambarkan tingkat
keikutsertaan dalam CSR menjadi dua prinsip, yaitu prinsip amal (charity
principles) dan prinsip pelayanan (Stewardship principles). Kedua kondisi
tersebut diringkas ke dalam tabel berikut

19
c) Pro dan kontra terhadap CSR

Walaupun sudah banyak pihak yang menerapkan CSR tetapi


masih juga ada pihak yang tidak mau menerapkan CSR walau
kesadaran akan pentingnya CSR sudah tumbuh di diri pemangku
kepentingan. Di Indonesia sendiri sudah diberlakukan peraturan
perundang-undangan perseroan terbatas pada pasal 74 yang
mewajibkan untuk menjalankan program tanggung jawab soal sosial
dan lingkungan. Contoh yang ada di Indonesia saja yang paling
terkenal adalah kasus lumpur Lapindo Brantas di Sidoarjo, itu
merupakan salah satu ketidakpedulian pelaku bisnis terhadap
kerusakan lingkungan

Menurut Sonny keraf dalam Agoes (2019), menjelaskan alasan-


alasan yang menentang dan mendukung CSR. Berikut alasan yang
menentang CSR.
 Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya
mencari keuntungan, bukan lembaga sosial
 Perhatian Manajemen perusahaan akan terpecah dan akan
membingungkan ketika perusahaan dibebani dengan banyak
tujuan
 Biaya kegiatan sosial akanmeningkatkan biaya produk mana
yang akan mempengaruhi harga produk yang kembali
merugikan masyarakat sebagai konsumen
 Tidak semua perusahaan memiliki tenaga yang terampil
menjalankan kegiatan sosial

Berikut merupakan alasan yang mendukung CSR

 Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang makin kritis


terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan yang
merusak alam serta merugikan masyarakat sekitarnya
 Sumber daya alam yang semakin terbatas

20
 Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik
 Perimbangan yang lebih adil dan lama memikul tanggung
jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan
lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
 Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna
 Menciptakan keuntungan jangka panjang

21
KESIMPULAN

Ilmu ekonomi berkepentingan dalam mengembangkan konsep, teori, hukum, sistem, dan
kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Banyak
sekali pandangan mengenai bisnis apakah dapat dikategorikan etis atau tidak. Bisnis sendiri
dapat dilihat dari sisi ekonomi, spiritual, hukum, dan lain-lain. Pelaku bisnis memerankan
peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda perekonomian daerah maupun
negara, karena dengan jalannya roda perekonomian akan membuat suatu daerah atau
negara tersebut menjadi lebih makmur. Tetapi, menjalankan perekonomian tidaklah serta-
merta mengorbankan sesuatu yang lain yang merupakan kelestarian lingkungan agar
perekonomian maju, lagu bisnis tidak bisa dengan mudahnya mengorbankan kelestarian
lingkungan yang hanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Oleh karena itu,
untuk membatasi pelaku bisnis berlaku seenaknya terhadap lingkungan dikenalkanlah
konsep corporate social responsibilit yatau CSR. Terlaksananya CSR oleh pelaku bisnis
berhubungan dengan tingkatan kesadaran yang dimiliki yang mana jika memiliki tingkat
kesadaran manusiawi pasti akan menjalankan program CSR.

22
REFERENSI
Agoes Sukrisno& I cenik Ardana. 2019. Etika Bisnis dan profesi tantangan membangun
manusia seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.

23

Anda mungkin juga menyukai