Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

I.1 Pengertian, macam, dan teknik drilling ..........................................................1

I.2 Pengertian RIG dan jenisnya ..........................................................................6

I.3 Istilah - istilah satuan kedalaman dalam drilling ..........................................10

I.4 Pengertian core dan cutting .......................................................................... 11

I.5 Jenis data core berdasarkan teknik pengambilannya ....................................14

I.6 Macam - macam metode analisis data core (RCAL & SCAL) .................... 15

I.7 Aspek dalam deskripsi cutting dan core .......................................................17

BAB II TUJUAN PRAKTIKUM ....................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20


DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1. Drilling ............................................................................................... 1
Gambar I. 2. On Shore .............................................................................................1
Gambar I. 3. Off Shore ............................................................................................ 2
Gambar I. 4. Pengeboran Lurus ...............................................................................2
Gambar I. 5. Pengeboran Terarah ............................................................................ 3
Gambar I. 6. Pengeboran Manual ............................................................................3
Gambar I. 7. Pengeboran Mekanis .......................................................................... 4
Gambar I. 8. RIG ..................................................................................................... 6
Gambar I. 9. Land Rig ............................................................................................. 7
Gambar I. 10. Swamp Barge ................................................................................... 8
Gambar I. 11. Tender Barge .....................................................................................8
Gambar I. 12. Jack Up Rig ...................................................................................... 8
Gambar I. 13. Drilling Jacket .................................................................................. 9
Gambar I. 14. Semi-submersible Rig ...................................................................... 9
Gambar I. 15. Drill Ship ........................................................................................ 10
Gambar I. 16. TVD ................................................................................................10
Gambar I. 17. MD ..................................................................................................11
Gambar I. 18. Core ................................................................................................ 11
Gambar I. 19. Cutting ............................................................................................13
Gambar I. 20. Core ................................................................................................ 14
Gambar I. 21. RCAL ............................................................................................. 16
Gambar I. 22. SCA ................................................................................................ 16
BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Pengertian, macam, dan teknik Drilling

Gambar I.1. Drilling (XCMG Indodrill)

I.1.1 Pengertian Drilling

Pengeboran atau drilling adalah proses untuk mengambil minyak dari


permukaan bumi, lebih tepatnya melalui sumur dan pipa. Sebuah pompa akan
terhubung ke tabung dan minyak di bawah permukaan, kemudian penambang akan
mengeluarkannya dari bawah tanah. Proses pengeboran menggunakan mata bor untuk
memotong lubang di batu sehingga harus menggunakan mata bor khusus.
Pada proses pengeboran tambang menerapkan sifat rekayasa (engineering), yang
meliputi:
a. Kekerasan (hardness)
b. Abrasivitas (abrasiveness)
c. Tekstur (texture)
d. Struktur (structure)
e. Kendali (control drillbility)
I.1.2. Macam – Macam Drilling
I.1.2.1. Macam-macam Drilling Berdasarkan Lokasinya
A. Pengeboran darat (On Shore)

Gambar I.2. On Shore (yabiladi.com)


Pemboran darat adalah pemboran yang titik lokasinya berada di
daratan. Pengeboran jenis ini sering dikenal dengan istilah on shore
drilling.
B. Pengeboran lepas Pantai (Off Shore)

Gambar I.3. Off Shore (JawaPos.com)

Offshore atau engeboran lepas pantai yakni pengeboran yang


titik lokasinya berada di lepas pantai. Akan tetapi dapat dikategorikan
dalam pengeboran lepas pantai jika lokasi pengeborannya berada di
lingkungan yang berair seperti di danau, sungai dan rawa.

I.1.2.2. Macam-macam Drilling Berdasarkan Bentuk Lubangnya


A. Pemboran Lurus (Straight Hole Drilling)

Gambar I.4. Pengeboran Lurus (id.made-in-china.com)

Pengeboran jenis ini dilakukan dari titik permukaan, lubang


dengan lurus vertikal sampai menjangkau titik target. Model straight
hole drilling dapat dilakukan jika dalam kondisi berikut:
a. Pengeboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5
derajat, untuk ketinggian kerucut 10.000 ft.
b. Lubang boleh membelok asal kemiringannya tidak
kurang 3 derajat/100 ft.
B. Pemboran Terarah (Directional Drilling)

Gambar I.5. Pemboran Terarah (omniamachinery.com)

Pengeboran ini dilakukan dengan membelokan pipa ke arah


titik target yang tidak berada lurus dengan titik permukaan. Faktor
penyebab dilakukan pengeboran berarah yakni keadaan geografi dan
pertimbangan ekonomi.

I.1.2.3. Macam-macam Drilling Berdasarkan Mekanisme Kerja


A. Pengeboran Manual atau Pemboran Tangan (Hand Drill)

Gambar I.6. Pengeboran Manual (rakman.net)

Penggunaan alat ini biasanya pada kegiatan eksplorasi dangkal


seperti placer deposit, dan residual deposit. Berikut ini terdapat jenis
bor manual:
1. Bor Spiral (Auger Drill)
Bor ini bekerja seperti pembuka tutup botol dan dapat di
putar dengan tang yang hanya dapat mencapai kedalaman
beberapa meter saja.
2. Bor Bangka
Alat bor ini merupakan jenis bor yang dikembangkan di
Indonesia yang merupakan suatu alat selubung atau casing yang
diberi platform dan di atasnya ada beberapa orang sebagai
pemberi beban. Prinsip kerja bor bangka sama dengan bor
spiral atau tumbuk.
B. Pengeboran Mekanis

Gambar I.7. Pengeboran Mekanis (rakhman.net)

Pengeboran mekanis menggunakan mesin sehingga mampu


mengebor hingga kedalaman sangat dalam dengan keadaan bawah
permukaan sangat keras sekalipun. Jenis-jenis pengeboran mekanis,
antara lain:
1. Pengeboran Tumbuk (Percussive Drilling)
Percussive drilling adalah metode pengeboran yang
menggunakan aksi tumbukan untuk melakukan penetrasi
terhadap batuan. Komponen utama pada
pengeboran percussive drilling yakni dengan menggunakan
piston. Energi tumbukan piston diteruskan ke batang bor dan
mata bor dalam bentuk gelombang kejut yang bergerak
sepanjang batang bor untuk menghancurkan permukaan batuan.
Kelebihan bor jenis ini jika dibandingkan dengan mesin
bor putar, antara lain:
a. Lebih ekonomis (harga murah, biaya operasi rendah, biaya
transportasi murah dan persiapan rig pengeboran dapat
dilakukan dengan cepat)
b. Menghasilkan contoh pengeboran yang lebih baik
c. Mempermudah pengenalan lokasi
d. Tanpa sistem sirkulasi
e. Memungkinan kontaminasi karena proses pemboran relatif
kecil
Kekurangan mesin bor tumbuk dibandingkan dengan
mesin bor putar antara lain:
a. Rate of Penetration atau laju pemboran yang sangat rendah
b. Sling cable tool sering putus
2. Pemboran Putar (Rotary Drilling)

Rotary drilling adalah metode pemboran yang


menggunakan aksi putaran untuk melakukan penetrasi
terhadap batuan. Pada metode ini ada dua jenis mata bor,
yaitu tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa gerusan
dan drag bit dengan hasil penetrasinya berupa
potongan cutting

Teknik pengeboran dengan metode rotary drilling dapat


dikelompokkan kedalam empat metode, yaitu:
a. Metode Putar dengan sistem sirkulasi langsung
( Direct Circulation Rotary Methods)
Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah
memanfaatkan momen putar yang berasal dari drill string stang
bor yang dihubungkan dengan prime over melalui gear
reduction system. Pada down hole system yang ujungnya
dipasang mata bor (drilling bit) akan berputar di dalam lubang
bor dan mendapat tekanan dari drill rod. Akibat gesekan dan
tumbukan mata bor dengan batuan, akan terbentuk potongan-
potongan batuan yang berukuran kecil yang disebut dengan
serbuk pemboran atau cutting.
Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite water
base atau oil base, keluar melalui mata bor dan selanjutnya ke
permukaan melalui anulus lubang bor sambil membawa
partikel hasil pemboran cutting ke permukaan. Sesampainya
di mud drilling tank , partikel yang dibawa dari dasar sumur
akan diendapkan dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan lagi
melalui pompa lumpur (mud pump).
 Metode Putar dengan udara (Air Rotary Methods)
Prinsip kerja dari air rotary methods hampir sama
dengan metode direct rotary methods. Perbedaannya hanya
terletak pada fungsi lumpur pemborannya. Pada
metode direct rotary methods lumpur bor diganti dengan angin
dari kompresor.
Beberapa metode drilling digunakan untuk
mengambil minyak bumi dari dalam inti bumi menggunakan
banyak alat pengeboran. Dari beberapa alat tersebut tentunya
terdapat kelebihan dan kekurangannya. Untuk itu, perlu
menggunakan alat dan metode drilling yang disesuaikan
dengan kondisi geografis daerah pertambangan minyak yang
akan diambil minyak buminya.

I.2. Pengertian RIG dan jenisnya

Gambar I.8. RIG (wikipedia.com)

I.2.1. Pengertian RIG

Setiap anda bepergian dengan kendaraan pribadi, tentunya anda akan memeriksa
apakah bensin anda cukup atau tidak. Seperti yang anda ketahui, bensin berasal dari
minyak bumi (crude oil) yang telah melewati berbagai macam proses dengan
sedemikian rupa sehingga dapat anda gunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan
anda.
Tentu anda juga telah mengetahui bahwasanya minyak bumi berada di dalam
bumi yang terlindungi di bawah sedimen. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengeboran untuk mengambil minyak bumi tersebut. Alat pengeboran
tersebut bernama rig atau orang biasa menyebutnya dengan sebutan rig pengeboran.

Rig pengeboran adalah alat yang biasanya digunakan untuk mengebor dalam
upaya mengambil minyak bumi (crude oil) yang ada di dalam bumi. Alat ini tentunya
sangatlah kompleks, mengingat pengambilannya harus menembus lapisan-lapisan
bumi. Selain itu, rig pengeboran juga terdiri dari bermacam tipe.

I.2.2. Jenis-jenis Rig

Seperti yang telah anda ketahui sebelumnya, rig pengeboran memiliki banyak
jenis bergantung pada lokasi tempat pengeboran. Adapun jenis-jenisnya, antara lain:

1. Land Rig

Gambar I.9. Land Rig (ijintender.com)

Sesuai dengan namanya, land rig atau rig darat merupakan rig yang biasanya
para pekerja gunakan untuk mengambil minyak bumi yang ada di daerah daratan.
Land rig terdiri dari dua jenis yaitu rig kecil untuk pekerjaan sederhana dan rig
besar untuk operasi pengeboran. Desain alat ini bersifat portable sehingga lebih
mudah dalam penggunaannya.

2. Swamp Barge
Gambar I.10. Swamp Barge (ijintender.com)

Pada dasarnya, alat ini hampir sama dengan yang sebelumnya karena untuk
kelengkapannya mereka persis sama, hanya saja alat ini memiliki ponton yaitu alat
yang akan berada di dasar rawa selama pengeboran. Biasanya alat ini beroperasi
di kedalaman 5 m.

3. Tender Barge

Gambar I.11. Tender Barge (tenderindonesia)

Tender barge adalah sistem yang terpasang pada platform. Sistem ini
membantu selama operasi pengeboran berlangsung.

4. Jack Up Rig
Gambar I.12. Jack Up Rig (offshore fleet)

Alat ini memiliki kaki yang panjang dan dapat bergerak naik dan turun pada
penopang struktur utama. Walaupun memiliki kaki yang panjang, tapi alat ini
hanya mampu beroperasi hingga kedalaman maksimal 110 m di bawah permukaan
air.

5. Drilling Jacket

Gambar I.13. Drilling Jacket (shutterstock)

Struktur platform ini adalah baja dan biasanya berukuran kecil. Drilling jacket
juga kuat karena terbuat dari baja sehingga cocok apabila beroperasi di laut tenang
atau dangkal dan sering dikombinasikan dengan Tender Barge atau Jack Up Rig.

6. Semi-submersible Rig

Gambar I.14. Semi-submersible Rig (Wikipedia.com)

Semi-submersible rig biasanya beroperasi di laut dengan kedalaman hingga


750 m dengan cuaca yang buruk dan ombak yang tinggi. Hal tersebut terjadi
karena alat ini memiliki hull dan baling-baling sehingga pekerja dapat mengatur
posisinya.

7. Drill Ship
Gambar I.15. Drill Ship (rigzone)

Pada umumnya, alat jenis ini sama seperti kapal lainnya, hanya saja sudah
mengalami beberapa modifikasi sehingga dapat berfungsi sebagai rig. Drill ship
biasa beroperasi pada laut yang dalam dan semua alat pengeboran telah ada pada
kapal.

I.3. Istilah-istilah satuan kedalaman dalam drilling

KB (Kelly Bushing) adalah sebuah perangkat pengeboran yang dipasang sebagai


konektor antara Kelly dan Rotary Table. KB Elevation adalah ketinggian KB dari
permukaan tanah (untuk sumur bor darat) atau dari permukaan laut (untuk sumur bor laut).
TVD dan MD digunakan untuk kasus sumur bor di darat.

A. TVD (True Vertical Depth)

Gambar I.16. TVD (wikipedia.com)

Kedalaman sumur bor secara vertikal dari permukaan tanah sampai ke TD


(Terminal Depth).
B. MD (Measured Depth)
Gambar I.17. MD (wikipedia.com)

Kedalaman sumur bor secara keseluruhan dihitung dari permukaan tanah.


Pada kasus sumur bor vertikal, MD akan sama dengan TVD. MD tentunya akan
sama dengan TD.
C. A adalah TVDSS (True Vertikal Depth Sub Sea) sama seperti kasus TVD
diatas hanya saja dihitung dari muka air laut (MSL = Mean Sea Level).
D. B adalah TVDBML (True Vertical Depth Below Mud Line) adalah TVD yang
dihitung dari Sea Floor (ML=Mud Line)
E. C adalah MDSS (Measured Depth Sub Sea) sama seperti definisi MD diatas
hanya saja dihitung dari MSL.
F. D adalah MDBML (Measured Depth Below Mud Line) adalah MD dihitung
dari ML.

I.4. Pengertian core dan cutting

I.4.1. Pengertian Core

Gambar I.18. Core (geoenviront.com)

Pengertian Core adalah sampel atau contoh batuan yang diambil dari bawah
permukaan dengan suatu metode tertentu. Core umumnya diambil pada kedalaman
tertentu yang prospektif oleh perusahaan minyak atau tambang untuk keperluan lebih
lanjut. Data Core merupakan data yang paling baik untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan, tapi karena panjangnya terbatas, maka dituntut untuk mengambil data-
data yang ada secara maksimal.

Data yang diambil meliputi jenis batuan, tekstur, struktur sedimen dan sifat
fisik batuan itu sendiri. Selain itu juga dapat mengetahui harga porositas,
permeabilitas, dan saturasi fluida yang terkandung dalan batuan tersebut. Tekstur dan
struktur batuan sedimen dapat menggambarkan sejarah transportasi pengendapan,
energi pembentukan batuan tersebut, genesa, arah arus, mekanisme transportasi dan
kecepatan sedimen tersebut diendapkan. Sehingga dari faktor-faktor tersebut dapat
ditentukan fasies sedimen dan lingkungan pengendapannya.

Core dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Conventional core, yaitu Core yang diambil bersamaan dengan proses


pemboran.

b. Sidewall core, yaitu Core yang diambil pada saat melakukan wireline
logging.

Alasan utama dilakukannya pengambilan data Core di lapangan yaitu:

a. Keperluan startigrafi, dimana perusahaan minyak akan mengambil data


formasi Core pada daerah development well

b. Keperluan analisis ada tidaknya kandungan hidrokarbon pada formasi


tersebut, dimana perusahaan minyak akan mengambil data core pada daerah
yang belum terbukti ada kenampakan hidrokarbonnya. (wild cat atau
exploratory).

Adapun tujuan pengambilan data core secara primer adalah untuk


mendapatkan data antara lain:

a. Data detail tentang reservoar (fasies, struktur sedimen, lingkungan


pengendapan, umur, tipe porositas, mineralogi, dll)

b. Data petrofisika dan kualitas batuan, seperti porositas, permeabilitas,


saturasi, tekanan kapiler dll
c. Kalibrasi log d. Studi Fracture dan Struktur

Sedangkan data sekunder, yaitu:

a. Mengetahui Formation Boundary (batas formasi)

b. Skala besar struktur sedimen

c. Data paleontology

d. Mendapatkan data sampel analisis geokimia yang tidak terkontaminasi

e. Pemetaan bawah permukaan zona prospek

I.4.2. Pengertian Cutting

Gambar I.19. Cutting (drillingformulas)

Cutting merupakan serbuk bor berupa hancuran dari batuan yang ditembus
oleh mata bor (bit), serbuk bor ini diangkat dari dasar lubang bor ke permukaan oleh
gerakan lumpur pemboran yang digunakan untuk mengebor pada waktu kegiatan
pemboran berlangsung. Serbuk bor ini kemudian diperiksa oleh geologist atau
wellsite geologist yang sedang bertugas di lokasi pemboran tersebut, sehingga kita
tahu batuan atau formasi apa yang sudah ditembus oleh mata bor tersebut. Beberapa
peralatan yang membantu dalam deskripsi cutting antara lain:

1. Auto calcimetri adalah alat yang digunakan untuk memeriksa dan melihat
kandungan karbonat dalam suatu batuan (kuantitas dari kalsit dan dolomit).

2. Flouroscope adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kandungan


flourescence dari sample batuan berdasarkan sinar ultraviolet. Cairan kimia berupa
HCl, CCl4, dan fenopthaline.
I.5. Jenis data core berdasarkan teknik pengambilannya

Gambar I.20. Core (studocu.com)

Cara pengambilan suatu sampel batuan dapat dibagi menjadi 3. Yaitu: (1). Cutting,
(2).Coring, (3) Keduanya digunakan yakni teknik cutting dan coring atau biasa disebut
dengan touch corring. Data core adalah data yang umumnya paling baik untuk
mengetahui kondisi – kondisi yang ada di bawah permukaan. Data-data yang didapat dari
core:

I.5.1. Data Analisa inti batuan secara kualitatif

Adalah analisa yang dapat dengan cepat mendeterminasi semua jenis dari litologi
kedalaman yang sedang diteliti dari litologi tersebut. Zona hidrokarbon, komposisi
formasi, serta informasi paleontologi. Karena, pada inti batuan dapat dilihat dengan jelas
jenis litologi, kumpulan fauna, struktur sedimen, tekstur, maupun tanda – tanda adanya
atau tidak adanya hidrokarbon maupun kedalaman sampel dari inti batuan tersebut.
Informasi dari inti batuan yang sangat penting antara lain:

a) Pemerian batuan dengan sangat lengkap


b) Fosil yang ada dalam inti batuan tersebut dapat dipakai untuk petunjuk di dalam
pemboran selanjutnya. Dan sebagai penunjuk arah kemana harus dilakukan
pemboran yang seterusnya. Apabila di korelasikan dengan data dari tempat lain.
c) Menunjukkan adanya sifat – sifat fasies yang ada di dalam sedimen klastik. Lalu
dapat diketahui fasies sedimenter pada sumur bor tersebut.
d) Untuk batuan yang mempunyai beberapa lapisan, inti batuan yang dapat diukur
oleh strike dan dip.

I.5.2. Data Analisa inti batuan secara kuantitatif

Data analisa ini adalah harga terhadap porositas, pemeabilitas dan kejenuhan
cairan yang ada di dalam inti batuan dari batuan – batuan reservoar yang ditentukan
oleh cadangan hidrokarbonnya. Pemilihan inti batuan yang dianalisa pada kontak
minyak dan gas ataupun air dan gas. Biasanya kontak tersebut mempunyai jenis
batuan lempung, terutama kontak antara gas dan minyak yang daerahnya disamping
kontak inti batuan yang dianalisa pada kejenuhan hidrokarbon yang relatif
tinggi. Terutama pada daerah yang banyak mengandung minyak.

Analisis batuan ini dilihat dari sedimentologi dan geologi reservoar. Analisis
core lebih di beratkan pada analisis sedimentologi. Yang dalam penentuan lingkungan
pengendapan.Deskripsi inti batuan dan analisis petrografi saling melengkapi yakni
untuk menentukan beberapa faktor.

Seperti lingkungan pengendapan, mengidentifikasi rekahan dan mineralogi


ataupun pengaruhnya terhadap kualitas batuan dan produksi. Analisis ini dapat
digunakan untuk menentukan :

a) Deskripsi detail dari batuan sedimen


b) Hubungan dan konektivitas dari matrik dan porositas rekahan
c) Tipe – tipe batuan dan tekstur dan karakteristik batuan.
d) Mineralogi dan asal dari butiran
e) Komposisi mineralogi dari matrik dan semen
f) Hubungan antara butir semen,matrik, dan porositas

I.6. Macam-macam metode analisis data core (RCAL & SCAL)

Coring atau analisis core merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan
core dari dalam lubang bor. Kegiatan coring ini penting dilakukan untuk
mengkalibrasi model petrofisik serta mendapatkan informasi yang tidak didapatkan
melalui logging. Namun core pada umunya diambil pada kedalaman tertentu saja
yang dianggap prospek mengandung hidrokarbon.

Data core merupakan data yang dianggap paling baik untuk mengetahui kondisi di
bawah permukaan, akan tetapi karena panjangnya terbatas maka dituntut untuk dapat
mengambil data-data yang ada secara maksimal. Analisis core diperlukan untuk
mengetahui lebih rinci mengenai karakteristik batuan pada lapisan yang diindikasikan
prospek, jenis-jenis mineral yang terdapat pada formasi tersebutserta menentukan sifat
fisik batuan reservoir seperti harga porositas, permeabilitas, serta saturasi fluida yang
terkandung di dalam batuan tersebut(Sitaresmi, 2017).
Analisis core sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Routine Core Analysis

Gambar I.21. Routine Core Analysis (https://gcpcskw.com/)

Routine Core Analysis atau analisis rutin dilakukan untuk mendapatkan


besaran sifat fisik batuan yang umum antara lain porositas, permeabilitas dan
saturasi.

2. Special Core Analysis

Gambar I.22. Special Core Analysis (http://www.scalinc.com/)

Special Core Analysis atau analisis khusus dilakukan untuk mendapatkan


sifat-sifat khusus dari suatu batuan reservoir antara lain tekanan kapiler,
wettability, kompresibilitas, dan lain-lain.

Metode interpretasi dan perhitungan dikontrol oleh data core untuk memberikan
hasil analisis dengan tingkat akurasi yang lebih baik. Namun tidak semua sumur
memiliki data ini, oleh karenanya sumur-sumur yang memiliki data core dijadikan
acuan sebagai kontrol kualitas dari hasil interpretasi dan perhitungan petrofisika
sumur-sumur lain. Sumur-sumur dengan data ini dianggap dapat mewakili atau sudah
mendekati kondisi reservoir yang sebenarnya di lapangan.
1. Routine Core Analysis (RCAL)

Routine Core Analysis atau RCAL merupakan pengukuran dasar properti


petrofisik dari suatu sampel. Secara umum, RCAL merupakan metode yang lebih
murah dan lebih cepat dilakukan jika dibandingkan dengan SCAL. RCAL
meliputi pengukuran saturasi fluida dan pengukuran petrofisik dari sampel kering
yang biasanya pada pada suhu, tekanan, atau kondisi normal. RCAL biasanya
meliputi pengukuran :

a. Saturasi fluida
b. Porositas
c. Permeabilitas

2. Special Core Analysis (SCAL)

Special Core Analysis atau SCAL merupakan tes lanjutan pada hasil coring.
Tes ini biasanya untuk mengetahui aliran fluida dan konduktivitas lebih dari satu
jenis fluida. SCAL merupakan tes yang mahal yang membutuhkan waktu
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan penelitian di laboratorium. Karena hal
tersebut pemilihan sampel harus dilakukan secara hati-hati untuk menghasilkan
data yang paling menguntungkan dari gambaran reservoir. Dianjurkan untuk
memilih sampel setelah dilakukannya studi geologi dan pengukuran RCAL.
SCAL ini menghasilkan diantaranya:

a. Tekanan kapiler
b. Wettabilitas
c. Permeabilitas relatif
d. Resistivitas

I.7. Aspek dalam deskripsi Cutting dan Core

I.7.1. Deskripsi Cutting

1. Nama batuan
2. Warna (color)
3. Ukuran butir (grain size)
4. Mineral penyusun
5. Kandungan mineral lain (pirite, resin, ferogeneous nodule, Batubara)
I.7.2. Deskripsi Core

1. Nama batuan.
2. Warna(color)
3. Ukuran butir (grain size)
4. Kekuatan (hardness), terbagi dari firm, friable, slightly
5. Struktur sediment (sediment structure)
6. Rekahan (cleat), terbagi atas rekahan vertikal dan rekahan horizontal.
7. Kandungan fosil (fossil containt)
8. Kondisicore (solid, broken, verybroken)
9. Fragment (mineral penyusun)
10. Kandungan mineral lain (pyrite, resin, ferogeneous nodule, batubara).
BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM
DAFTAR PUSTAKA

Alghifary, Farhan. 2019. “Deskripsi Core”. Diakses dari


https://www.slideshare.net/farhanalghifary1/deskripsi-core pada 3 Maret 2024 pukul
06.00 WIB.

Anonim. Tidak Dikethahui. “Teori Dasar”. Diakses dari


https://digilib.unila.ac.id/9579/21/BAB%20III.pdf pada 3 Maret 2024 pukul 06.30
WIB.

Anonim. Tidak Diketahui. “Tinjauan Umum”. Diakses dari


http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000099192/2019_TA_T
M_071001500066_Bab-2.pdf pada 3 Maret 2024 pukul 07.00 WIB.

Gustiyani, Fani. Tidak Diketahui. “Istillah Drilling”. Diakses dari


https://id.scribd.com/document/587644427/ISTILAH-DRILLING pada pada 3 Maret
2024 pukul 07.30 WIB.

Hilman, Rifqi. 2022. “Rig Pengeboran, Alat Bantu dalam Pengambilan Minyak Bumi”. Diakses dari
https://solarindustri.com/blog/rig-
pengeboran/#:~:text=Rig%20adalah%20alat%20pengeboran%20untuk,jack%20up%2
0rig%2C%20drilling%20jacket. pada pada 3 Maret 2024 pukul 08.00 WIB.

Pertamina. 2023. “Apa itu Drilling”. Diakses dari


https://onesolution.pertamina.com/Insight/Page/Apa_Itu_Drilling%20#:~:text=Drillin
g%20adalah%20salah%20satu%20upaya,dari%20bawah%20lokasi%20permukaan%2
0bumi. pada pada 3 Maret 2024 pukul 08.30 WIB.

Proxis. 2016. “Alat Pengeboran (RIG) dan Macamnya”. Diakses dari


https://surabaya.proxsisgroup.com/alat-pengeboran-rig-dan-macamnya/ pada pada 3
Maret 2024 pukul 09.00 WIB.

Puspitasari, Rizka Chandra. 2022. “Macam-macam Metode Drilling Pada Minyak Bumi”.
Diakses dari https://solarindustri.com/blog/macam-macam-drilling/ pada 3 Maret
2024 pukul 09.30 WIB.

Samith, Yusuf. Tidak Diketahui. “Resume Pengenalan Core”. Diakses dari


https://id.scribd.com/document/400165160/Resume-Pengenalan-Core pada pada 3
Maret 2024 pukul 10.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai