Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK 1

PENGUJIAN KELAYAKAN TRANSFORMATOR 3 FASA


UJI SHORT CIRCUIT

KELAS : II-E D4 SISTEM KELISTRIKAN


PENANGGUNG JAWAB : MUHAMMAD ADAM PAMUNGKAS

No NIM Nama PJ/Anggota Nilai Nilai Tugas


Analisa/Kesimpulan
1 2141150064 MUHAMMAD PJ
ADAM
PAMUNGKAS
2 2141150111 BIMO SATRIO Anggota
SASMITO
3 2141150074 KHUSNUL ISLAMIA Anggota
4 2141150003 KUKUH BAYUAJI Anggota
5 2141150053 AMMAR IBROHIM Anggota
FAROS

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK atau SISTEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
1. PENGUJIAN SHORT CIRCUIT
1.1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah percobaan dilaksanakan, mahasiswa diharapkan untuk mengetahui :

4.1. Rugi tembaga dari trafo 3 fasa saat arus/beban nominal.


4.2. Cara menentukan dan fungsi dari parameter dari rugi tembaga dari trafo 3 fasa
(Zek, Rek & X ek).
4.3. Tegangan Impedansi dari trafo 3 fasa dan fungsinya dalam aplikasi trafo 3 fasa.
4.4. Proses penentuan dari jenis hubungan trafo (step up atau step down) berdasarkan
data percobaan yg diperoleh.

1.2. DASAR TEORI

Salah satu tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan parameter rugi tembaga dari
trafo 3 fasa yaitu impedansi ekuivalen Zek ( Rek + Xek). Dalam kondisi short circuit maka hanya Z ek
yang membatasi arus dalam rangkaian. Harga Z ek (Rek dan Xek) dalam rangkaian ini relatif kecil,
maka harus dijaga agar tegangan yang masuk (V input) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan
tidak melebihi arus nominal.
Untuk melakukan percobaan short circuit digunakan trafo step down karena faktor
keamanan (safety) dan faktor kemudahan (convinience). Karena percobaan dilaksanakan secara
step down maka proses pengukuran & alat ukur banyak dilaksanakan & diletakkan pada sisi HV dari
trafo tersebut. Untuk mendapatlan parameter dari tarfo 3 fasa pada saat percobaan short circuit
maka digunakan formula sebagai berikut :
1.3. GAMBAR RANGKAIAN

1.4. DAFTAR ALAT

1. Transformator 3 phasa 1 kVA : 1 buah


2. Amperemeter : 1 buah
3. Voltmeter : 1 buah
4. Wattmeter : 2 buah
5. Power Meter : 1 buah
6. Kabel penghubung : 20 buah

1.5. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sekaligus memeriksa kondisi
alat ukur terlebih dahulu.
2. Check dan catat name plate dari trafo yang akan dipergunakan. Tentukan besarnya
arus input nominal dari trafo 3 fasa adalah : 0,88 A.
3. Rangkaian dibuat sesuai dengan gambar percobaan di atas dan laporkan ke
instruktur sebelum diberikan sumber tegangan.
4. On-kan sumber tegangan dan atur tegangan input pada sisi incoming sampai
mencapai arus nominalnya.
5. Laksanakan semua pengukuran pada alat ukur yang terpasang pada rangkaian dan
masukkan datanya pada tabel percobaan
6. Tentukan berapakah besarnya total rugi tembaga dari trafo yang diujicoba dan
apakah besarnya rugi-rugi tembaga tersebut masih sesuai dengan standar yang ada.
Tentukan pula parameter rugi-rugi inti berdasarkan formula yang ada di teori dasar.

1.6. DATA & GRAFIK HASIL PERCOBAAN


1.6.1. Tabel Data Hasil Percobaan

1. Hubungan Yy

I Line Sisi P Parameter


V Line Sisi Incoming V Line Sisi Outgoing
Incoming total
Pr Pt
(3 R ek X ek
(W) (W)
fasa) (Ω) (Ω)
R-S S-T T-R r-s s-t t-r Ir Is It
(W)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

18 19 39 16,55 5,34
26 26 26 0,89 0,86 0,84

V Fasa Sisi Incoming I Fasa Incoming

R-N S-N T-N 0 0 0 Ir-n Is-n It-n Zek (Ω)


(Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

15 14,5 15 0,89 0,86 0,84 17,39


2. Hubungan Yd

I Line Sisi P Parameter


V Line Sisi Incoming V Line Sisi Outgoing
Incoming total
Pr Pt
(3 R ek X ek
(W) (W)
fasa) (Ω) (Ω)
R-S S-T T-R r-s s-t t-r Ir Is It
(W)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

18 21 37 16,2 4,81
26 26 26,5 0,89 0,89 0,9

V Fasa Sisi Incoming I Fasa Incoming

It- Zek (Ω)


R-N S-N T-N 0 0 0 Ir-n Is-n
n
(Volt) (Volt) (Volt) (A) (A)
(A)
16,91
15 14,5 15 0,89 0,89 0,9

1.6.2. Grafik Hasil Percobaan


1. Grafik Arus dan Tegangan Hubungan Yy

Grafik Arus dan Tegangan


30

25

20

15

10

0
R S T

Arus Tegangan
2. Grafik Arus dan Tegangan Hubungan Yd

Grafik Arus dan Tegangan


30

25

20

15

10

0
R S T

Arus Tegangan

1.7. CONTOH PERHITUNGAN


1. Hubungan Yy

𝑠 500
𝐼𝑛 = = = 0,88 𝐴
√3𝑣𝑙 √3 329

𝑃𝑆𝐶 37
𝑃𝜙 𝑆𝐶 = = = 12,33 𝑊
3 3

𝐼𝑟+𝐼𝑠+𝐼𝑡 0,89+0,86+0,84
𝐼𝜙 𝑆𝐶 = 𝐼𝑆𝐶 = = = 0,863 A
3 3

𝑉𝜙 𝑆𝐶 = 𝑉 𝑆𝐶 = 26

𝑉 𝑆𝐶 26
𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 17,39 Ω
√3𝐼 𝑆𝐶 √3 . 0,863

𝑃𝑆𝐶 37
𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,55 Ω
3𝐼 𝑆𝐶 2 3 . 0,8632

𝑋𝑒𝑞 𝐻𝑉 = √𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 − 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 = √17,39 2 − 16,552 = 5,34 Ω

𝑉𝑆𝑐 26
𝑍% 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 7,9%
𝑉𝐿 329
2. Hubungan Yd

𝑠 500
𝐼𝑛 = = = 0,88 𝐴
√3𝑣𝑙 √3 329

𝑃𝑆𝐶 39
𝑃𝜙 𝑆𝐶 = = = 13 W
3 3

0,89+0,89+0,9
𝐼𝜙 𝑆𝐶 = 𝐼𝑆𝑐 = = 0,89 A
3

26 + 26 + 26,5
𝑉𝜙 𝑆𝐶 = 𝑉𝑠𝑐 = = 26,16 𝑉
3

𝑉 𝑆𝐶 26,16
𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,91 Ω
√3𝐼 𝑆𝐶 √3 . 0,89

𝑃𝑆𝐶 39
𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,2 Ω
3𝐼 𝑆𝐶 2 3 . 0,892

𝑋𝑒𝑞 𝐻𝑉 = √𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 − 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 = √16,912 − 16,22 = 4,81 Ω

𝑉𝑆𝑐 26,1
𝑍% 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 8,0 %
𝑉𝐿 329
1.8. ANALISA
Penganalisa : Bimo Satrio Sasmito/2141150111
1. Dasar ketika energi listrik yang masuk ke transformator tidak akan sama dengan
energi listrik yang akan dikeluarkan dari transformator. Hal tersebut disebabkan
adanya rugi - rugi yaitu adanya arus yang hilang saat melewati trafo tersebut. Rugi-
rugi tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu : Rugi inti (𝑃core) dan Rugi tembaga
(𝑃copper). Ketika kondisi beban nol atau tidak berbeban, rugi - rugi yang didapat
hanya rugi inti saja. perubahan beban tidak mempengaruhi rugi inti. Besarnya rugi
inti ketika dari beban nol sampai beban penuh nilainya akan terus sama.

Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus
listrik yang mengalirinya. Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban
mengalir pada kawat tembaga. Hal ini menimbulkan rugi tembaga (Pcu) sebesar
:Pcu = I2 R,dimana: Pcu = Rugi tembaga (Watt); I = Arus (A); R = Tahanan (Ohm).
Karena arus beban berubah–ubah, rugi tembaga juga tidak tetap tergantung
pada beban.

Berdasarkan dari data yang sudah dipaparkan, Rugi tembaga (𝑃copper) pada trafo
yaitu :

Hub. Yy :

𝑃𝑆𝐶 37
• 𝑅𝑒𝑘 𝐻𝑉 = = = 16,55 Ω
3𝐼 𝑆𝐶 2 3 . 0,8632

• 𝑋𝑒𝑘 𝐻𝑉 = √𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 − 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 = √17,39 2 − 16,552 = 5,34 Ω

𝑉 𝑆𝐶 26
• 𝑍𝑒𝑘 𝐻𝑉 = = = 17,39 Ω
√3𝐼 𝑆𝐶 √3 .0,863

Hub Yd :

𝑃𝑆𝐶 39
• 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,2 Ω
3𝐼 𝑆𝐶 2 3 . 0,892

• 𝑋𝑒𝑞 𝐻𝑉 = √𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 − 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 = √16,912 − 16,22 = 4,81 Ω


𝑉 𝑆𝐶 26,16
• 𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,91 Ω
√3𝐼 𝑆𝐶 √3 .0,89

Dapat diketahui bahwa hubungan antara Rugi tembaga yang terjadi pada
hubungan Yy dan Yd memiliki nilai yang berbeda yaitu lebih besar nilai Rugi
tembaga pada hubung Yy daripada hubung Yd (Yy > Yd) . Ini dikarenakan pada
hubungan Yy, arus yang muncul bernilai lebih sedikit daripada Yd. Arus yang
bernilai sedikit ini dikarenakan Hub. Yy terdapat Netral yang menyebabkan output
arus menjadi lebih kecil dan ketika dimasukkan pada rumus perhitungan Rugi
tembaga (𝑃copper), pembagi memiliki nilai sedikit dan hasil akhirnya menjadi lebih
besar daripada Hubungan Yd.

Sumber : http://eprints.polsri.ac.id/1702/3/Bab%202.pdf
Penganalisa : Khusnul Islamiah/2141150074

2. Setelah melakukan percobaan Short Circuit maka didapatkan data hasil percobaan sebagai berikut:

1. Hubungan Yy
I Line Sisi P Parameter
V Line Sisi Incoming V Line Sisi Outgoing total
Incoming Pr Pt
(3 R ek X ek
(W) (W)
fasa) (Ω) (Ω)
R-S S-T T-R r-s s-t t-r Ir Is It (W)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)
18 19 39 16,55 5,34
26 26 26 0,89 0,86 0,84

V Fasa Sisi Incoming I Fasa Incoming


0 0 0 Zek (Ω)
R-N S-N T-N Ir-n Is-n It-n
(Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

15 14,5 15 0,89 0,86 0,84 17,39

2. Hubungan Yd

I Line Sisi P Parameter


V Line Sisi Incoming V Line Sisi Outgoing total
Incoming Pr Pt
(3 R ek X ek
(W) (W)
fasa) (Ω) (Ω)
R-S S-T T-R r-s s-t t-r Ir Is It (W)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)
18 21 37 16,2 4,81
26 26 26,5 0,89 0,89 0,9

V Fasa Sisi Incoming I Fasa Incoming


0 0 0 Zek (Ω)
R-N S-N T-N Ir-n Is-n It-n
(Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

15 14,5 15 0,89 0,89 0,9 16,91


Analisa Tujuan: Pokok Pikiran.
• Dari tujuan no.2 yakni Cara menentukan dan fungsi dari parameter dari rugi tembaga dari
trafo 3 fasa (Z ek, Rek & X ek), maka dapat dihasilkan 2 pokok pikiran untuk membuat
analisa sebagai berikut:
1. Menganalisa pengaruh arus short circuit terhadap parameter rugi tembaga.
2. Menganalisa pengaruh tegangan short circuit terhadap parameter rugi tembaga.
3. Menganalisa pengaruh antar rugi tembaga.

• ANALISA PERCOBAAN.
Pokok pikiran 1:
➢ Analisa untuk tujuan 1, pokok pikiran 1:
➢ Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa jika arus short cicuit yang akan
mempengaruhi hasil dari parameter rugi tembaga (R ek, X ek, Z ek). Saat
dibandingkan antara hubungan Yy dan Yd dapat dilihat jika semakin besar arus
short circuit (𝐼𝑆𝐶 ) maka R ek, X ek, dan Z ek semakin kecil. Pengukuran ini
dilakukan pada sisi HV.
➢ Hal ini dapat diketahui pada data tabel perhitungan bahwa (𝐼 𝑆𝐶 ) hubungan Yy <
(𝐼𝑆𝐶 ) hubungan Yd. Dan jika dibandingkan pada (𝐼 𝑆𝐶 ) hubungan Yy yakni 0.863 A
mendapat , 𝑅 𝑒𝑘 = 16,55 Ω, 𝑋 𝑒𝑘 = 5,34 Ω, dan 𝑍 𝑒𝑘 = 17,39 Ω. Sedangkan pada
Isc hubungan Yd yakni 0.89 A mendapat hasil 𝑅 𝑒𝑘= 16,2 Ω, 𝑋 𝑒𝑘 = 4,81 Ω, dan
𝑍 𝑒𝑘 = 16,91 Ω.
➢ Dari analisa yang dijelaskan di atas telah sesuai dengan Hukum Ohm (R = V/I).
Yakni besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar akan
berbanding lurus dengan tegangan/beda potensial (V) yang diterapkan kepadanya
dan berbanding terbalik dengan hambatannya R. Jadi, dapat disimpulkan semakin
kecil arus dan tegangannya maka semakin besar tahanan (rugi tembaga). Referensi
dari www.zenius.net (bimbel) dan jurnal Pengaruh tegangan terhadap besar kuat
arus listrik pada persamaan hukum ohm.
Referensi: https://www.zenius.net/blog/rumus-hukum-ohm
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/Zetroem/article/view/1331
Pokok pikiran 2:
➢ Analisa untuk tujuan 2, pokok pikiran 2:
➢ Dari data di atas, dapat dilihat jika arus short circuit (𝐼 𝑆𝐶 ) adalah bagian terpenting
untuk perhitungan parameter rugi tembaga. Namun, peran tegangan short circuit
(𝑉𝑆𝐶 ) juga ikut berpengaruh terhadap perhitungan parameter rugi tembaga
(𝑍 𝑒𝑘 ). Pada perhitungan ini, 𝑉𝑆𝐶 hubungan Yy < 𝑉𝑆𝐶 hubungan Yd. Dan Isc
hubungan Yy < Isc hubungan Yd. Karena perhitungan ini dibagi akar 3 dan Isc,
maka hasil (𝑍 𝑒𝑘 ) hubungan Yy akan lebih besar dibandingkan (𝑍 𝑒𝑘 ) hubungan
Yd. Jadi saat Vsc dan Isc kecil maka rugi tembaga akan semakin besar.
➢ Hal ini dapat diketahui pada data tabel perhitungan bahwa (𝑉𝑆𝐶 ) hubungan Yy <
(𝑉𝑆𝐶 ) hubungan Yd. Dan jika dibandingkan pada (𝑉𝑆𝐶 ) hubungan Yy yakni 26 V
dengan Isc 0,863 A, maka dihasilkan (𝑍 𝑒𝑘) = 17,39 Ω. Sedangkan (𝑉𝑆𝐶 )
hubungan Yd yakni 26,16 V dengan Isc 0,89 A, maka dihasilkan (𝑍 𝑒𝑘 ) = 16,91 Ω.
➢ Dari analisa yang dijelaskan di atas telah sesuai dengan Hukum Ohm (R = V/I).
Yakni besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar akan
berbanding lurus dengan tegangan/beda potensial (V) yang diterapkan kepadanya
dan berbanding terbalik dengan hambatannya R. Jadi, dapat disimpulkan semakin
kecil arus dan tegangannya maka semakin besar tahanan (rugi tembaga). Referensi
dari www.zenius.net (bimbel) dan jurnal Pengaruh tegangan terhadap besar kuat
arus listrik pada persamaan hukum ohm.
Referensi: https://www.zenius.net/blog/rumus-hukum-ohm
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/Zetroem/article/view/1331

Pokok pikiran 3:
➢ Analisa untuk tujuan 3, pokok pikiran 3:
➢ Dari data di atas, dapat diketahui jika antar parameter rugi tembaga saling
berkaitan. Seperti pada perhitungan 𝑋𝑒𝑞 𝐻𝑉 yang membutuhkan hasil dari
parameter 𝑅 𝑒𝑘 dan 𝑍 𝑒𝑘. Pada Jobsheet percobaan kelayakan trafo dituliskan
bahwa rumus:

𝑋 𝑒𝑘 = √𝑍 𝑒𝑘 2 − 𝑅 𝑒𝑘 2
Pada perhitungan 𝑅 𝑒𝑘 dan 𝑍 𝑒𝑘pada hubungan Yy > 𝑅 𝑒𝑘 dan 𝑍 𝑒𝑘 pada hubungan
Yd. Jadi, jika dihitung mencari 𝑋 𝑒𝑘 hubungan Yy akan lebih besar dibandingkan
hubungan 𝑋 𝑒𝑘 Yd.
➢ Hal ini dapat diketahui pada tabel, bahwa pada hubungan Yy terdapat data 𝑅 𝑒𝑘=
16,55 Ω dan 𝑍 𝑒𝑘 = 17,39 Ω yang menghasilkan 𝑋 𝑒𝑘 = 5,34 Ω. Sedangkan pada
hubungan Yd terdapat data 𝑅 𝑒𝑘 = 16,2 Ω dan 𝑍 𝑒𝑘 = 16,91 Ω yang menghasilkan
𝑋 𝑒𝑘 = 4,81 Ω.
➢ Dari analisa yang telah dijelaskan di atas telah sesuai dengan hubungan antar
parameter yang berkaitan untuk menghitung parameter 𝑋 𝑒𝑘. Referensi dari Buku
Transformator Diktat Mata Kuliah Transformator karya Ujang Wiharja, MT untuk
prodi Teknik Elektro.
Link: https://www.academia.edu/12518856/TEKNIK_ELEKTRO_TRANSFORMATOR
Penganalisa : Kukuh Bayuaji/2141150003

3. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didadapatkan:

• Hubungan Yy

𝑉𝑆𝑐 26
𝑍% 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 7,9%
𝑉𝐿 329

• Hubungan Yd

𝑉𝑆𝑐 26,1
𝑍% 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 8,0 %
𝑉𝐿 329

Impedansi transformator merupakan total jumlah keseluruhan perlawanan terhadap arus


AC didalam sebuah peraltan listrik. Untuk mengetahui nilai Impedansi sebuah transformator
dapat dilakukan dengan metode sederhana tanpa harus menelaah impedansi pada masing -
masing belitan didalam transformator tersebut.

Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan tegangan impedansi, untuk hubungan
Yy bernilai 7,9% dan untuk hubungan Yd bernilai 8,0%. Dari kedua hasil tersebut dapat dilihat
bahwa trafo tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapka yakni SPLN D3.002-1 yang

menyatakan bahwa untuk trafo dengan daya dibawah ≤ 630 kVA batas tegangan impedansi
adalah sebesar 4%. Jadi, trafo tersebut dapat dinyatakan tidak layak.

Tengangan impedansi berfungsi sebagai persentase dari tegangan terminal yang terjadi
terhadap tegangan nominal yang diperlukan untuk mengedarkan arus beban penuh dalam
kondisi hubungan singkat .

impedansi adalah resistansi yang bergantung pada frekuensi, maka hubungan antara arus
tegangan dan impedansi dapat didefinisikan oleh hukum Ohm sebagai V = IZ

Dimana V adalah drop tegangan melintasi impedansi, I adalah arus melintasi impedansi,
dan Z adalah impedansi, meskipun V=IZ adalah persamaan skalar seperti yang kita ketahui
impedansi adalah fungsi dari frekuensi, maka itu juga dapat didefinisikan sebagai V=I.Z

Sumber: 1. https://servistrafojawatengah.blogspot.com/2019/07/persen-impedansi-transformator.html
; https://id.lambdageeks.com/what-is-impedance-voltage/
;https://direktorilistrik.blogspot.com/2015/07/menghitung-persen-impedansi-sebuah-transformator
Penganalisa : Ammar Ibrohim Farros/ 2141150053

4. Pokok Pikiran:
1. Menganalisa pengaruh hubungan step up pada percobaan short circuit.
2. Menganalisa pengaruh hubungan step down pada percobaan short circuit.
1. 3. Menganalisa perbandingan hubungan Yy dan Yd pada percobaan short circuit
1. Menganalisa pengaruh hubungan step up pada percobaan short circuit.
• Dari data percobaan diatas didapatkan bahwa jika melakukan percobaan disarankan
menggunakan step down untuk alasan keamanan trafo dan kualitas lilitan, akan tetapi
percobaan bisa dilakukan juga secara step up dengan mempertimbangkan arus
maksimal. Jika terlalu lama maka arus yang mengalir akan semakin besar, sehingga akan
berdampak pada kumparan trafo.

2. Menganalisa pengaruh hubungan step down pada percobaan short circuit.

• Dari data percobaan diatas dapat simpulkan jika menggunakan hubungan step down
pada rangkaian trafo lebih baik, dikarenakan kita akan lebih banyak melakukan
percobaan pada sisi HV (High Voltage) dari trafo tersebut.
• Hal ini dapat diketahui dari data tabel percobaan bahwa pada hubungan Yy dan Yd atau
bisa dikatakan hubungan Y pada sisi HV (High Voltage) memiliki nilai arus nominal yang
relatif (0,89-0,9 ampere) namun nilai parameter rugi tembaga relatif besar (Rek) (16,2-
16,55 ohm), (Xek) (4,81-5,34 ohm), (Zek) (16,91-17,39 ohm) dan memiliki nilai Z%
Impedansi sebesar (7,9-8,0 %)
• Dari analisa diatas sesuai dengan rumus Pcu (rugi tembaga) yang dimana besarnya arus
mengalir ditentukan pada trafo karena besar arus incoming maka rugi tembaga juga
semakin besar ( Pcu = I².R) namun pada percobaan ini menggunakan arus nominal untuk
lebih safety dan untuk Z%Impedansi menggunakan rumus ( Z% = (Vsc/Vl)x100% ).

(referensi:https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2
ahUKEwiglLW7vbn7AhVfzTgGHfi-
BmEQFnoECA0QAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjteuntan%
2Farticle%2Fdownload%2F30300%2F75676579524&usg=AOvVaw1-dDj9eeqQA24v5d6X-
GBD )
3. Menganalisa perbandingan hubungan Yy dan Yd pada percobaan short circuit.

• Dari data hasil pengukuran diatas dapat diketahui bahwa hubungan Yy memiliki
parameter rugi tembaga (Rek,Xek,Zek) dan %Impedansi (%z) lebih besar dari pada
hubungan Yd.
• Hasil ini dapat diketahui dari tabel percobaan bahwa pada hubungan Yy dan Yd atau
bisa dikatakan hubungan Y sisi HV (High Voltage) memiliki nilai arus nominal yang sama
(0,8-0,9 ampere) namun pada nilai parameter hubungan Yy : Rek (16,55), Xek (5,34),
Zek (17,39) dan untuk nilai parameter hubungan Yd : Rek (16,2), Xek (4,81), Zek (16,91).
Untuk nilai %Z hubungan Yy : 8,0% dan nilai %Z hubungan Yd :7,9%.
• Dari analisa diatas dapat diketahui bahwa hubungan Yd lebih bagus dikarenakan
memiliki rugi-rugi tembaga dan %Z lebih kecil dari pada hubungan Yy. Hal ini dapat
dilihat dari besar nilai yang terukur. Hal ini dapat dibuktikan menggunakan rumus ( Pcu
= I².R) namun pada percobaan ini menggunakan arus nominal untuk lebih safety dan
untuk Z%Impedansi menggunakan rumus ( Z% = (Vsc/Vl)x100% ).
(referensi:https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ve
d=2ahUKEwiglLW7vbn7AhVfzTgGHfi-
BmEQFnoECA0QAQ&url=https%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjteunta
n%2Farticle%2Fdownload%2F30300%2F75676579524&usg=AOvVaw1-
dDj9eeqQA24v5d6X-GBD )
1.9. JAWABAN TUGAS
SOAL!
Bimo Satrio Sasmito/2141150111
1. Jelaskan mengapa short circuit test sebaiknya dilaksanakan pada trafo hubungan
step-down (minimal 2 alasan) dan apakah manfaat dengan ditentukannya %
tegangan impedansi.
Jawab:

Mengapa Sc sebaiknya dilakukan pada trafo Step-Down adalah karena :

a) Agar data yang muncul di alat pengukuran saat melakukan Sc terlihat /


terbaca dengan jelas dan ukurannya tidak terlalu kecil
b) Resiko saat melakukan pengujian lebih aman dikarenakan
menggunakan Trafo hubungan Step-Down yang menyebabkan arus dan
tengangan lebih kecil dan meminimalisir terjadinya kerusakan pada alat
pengukuran.

Persentase impedansi (Z%) transformator adalah ukuran penurunan


tegangan (dalam volt) ketika transformator dibebani penuh karena belitan
resistif besar dan kecil yang membentuk transformator itu sendiri, serta
kebocoran yang terjadi. Nilai persentase reaktansi dan impedansi
dinyatakan sebagai persentase tegangan.

Jadi, Persentase impedansi (Z%) juga merupakan persentase dari tegangan


terminal yang terjadi terhadap tegangan nominal yang diperlukan untuk
mengedarkan arus beban penuh dalam kondisi hubungan singkat (Short
circuit).

Khusnul Islamiah/2141150074
2. Jelaskan dan gunakan data percobaan, apakah pengaruh jenis hubungan trafo pada
rugi tembaga trafo 3 fasa yang dibuat dari trafo 3 fasa yang sama (misal : Yy dengan
Yd) dan apakah faktor-faktor penentu besarnya rugi tembaga trafo 3 fasa.
Jawab:
Untuk pengaruh jenis hubungan trafo pada rugi tembaga yakni jika trafo
dihubungkan Yy maka rugi tembaga yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan
saat trafo dihubungkan dengan hubungan Yd karena pada kedua hubungan ini
dihasilkan arus short circuit yang berbeda. Untuk arus short circuit Yy < arus short
circuit Yd. Jadi, parameter impedansi hubungan Yd > hubungan Yy. Karena semakin
kecil arus short circuit maka semakin besar rugi/ tahanannya.

Faktor-faktor penentu besarnya rugi tembaga trafo 3 fasa yang paling utama
adalah faktor dari arusnya (Isc), kemudian terdapat faktor dari dayanya (Psc) dan
tegangan (Vsc).

Kukuh Bayuaji/2141150003
3. Jelaskan & gunakan data percobaan kelompok anda dan standar yang ada, apakah
kriteria trafo 3 fasa dikategorikan layak ditinjau dari percobaan short circuit dan
tentukan pula pada hubungan trafo yang mana, didapatkan arus hubung singkat
yang terbesar saat tegangan nominal.
Jawab:
Ammar Ibrohim Farros/ 2141150053
4. Jelaskan apakah fungsi dilaksanakannya percobaan short circuit dalam menentukan
kelayakan trafo 3 fasa dan mengapa short circuit test dilaksanakan pada arus
nominal trafo 3 fasa.
Jawab:
Fungsi dilaksanakan percobaan short circuit bertujuan untuk mencari rugi-
rugi tembaga pada trafo 3 fasa dengan menentukan impedansi ekuivalen Ze1 dan
Ze2 reaktans bocor ekuivalen diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi
Zek=Rek+Xek yang membatasi arus.
Short circuit dilaksanakan pada arus nominal karena melakukan percobaan short
circuit lebih baik menggunakan step down dimana banyak melakukan percobaan
dibagian HV. saat mengukur arus nominal bagian diukur pada sisi HV terlebih
dahulu. Karena harga Rek dan Xek ini relative kecil, harus dijaga agar tegangan
yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus
nomina
1.10. KESIMPULAN
Muhammad Adam Pamungkas/2141150064
1. Rugi tembaga pada Trafo 3 fasa pada saat Arus nominal dapat dipengaruhi oleh
hubungan yang digunakan.
2. Arus dan Tegangan short circuit mempengaruhi rugi-rugi tembaga, dan parameter
pada rugi tembaga yakni Rek,Zek, dan Xek saling mempengaruhi atau berkaitan
3. Tegangan Impedansi pada trafo 3 fasa tersebut tidak standart, dan tengangan
impedansi berfungsi sebagai persentase dari tegangan terminal yang terjadi
terhadap tegangan nominal.
4. Menggunakan hubungan step up pada uji short akanberbahaya mempengaruhi
kumparan trafo, oleh karena itu digunakan hubungan Step down untuk keamanan
pengguna dan trafo, juga mempermudah membaca data yang terukur, untuk
hubungan trafo yang digunakan hubungan Yd lebih bagus dari Yy dikarenakan
memiliki rugi tembaga yang lebih kecil.
1.11. LAMPIRAN

LAPORAN MESIN LISTRIK

PERCOBAAN SHORT CIRCUIT

PADA TRAFO 3 FASA

Disusun Oleh Kelompok 4

Anggota :

AHMAD REZQI DWI IQOMUL HAQ (2141150097/2E)

KUKUH BAYUAJI (2141150002/2E)

MUHAMMAD ADAM PAMUNGKAS (2141150064/2E)

MUHAMMAD UBAIDILLAH (2141150117/2E)

REYHAN FADHLUR RAHMAN (2141150081/2E)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D4 SISTEM KELISTRIKAN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2022
A. RANGKAIAN PERCOBAAN

329/121 V 329/70 V
B. DAFTAR PERALATAN
1. Transformator 3 phasa 5 kVA : 1 buah
2. Amperemeter : 1 buah
3. Voltmeter : 1 buah
4. Wattmeter : 2 buah
5. Power Meter : 1 buah
6. Kabel penghubung : 20 buah

C. TABEL HASIL PERCOBAAN


• Hubungan Yy

I Line Sisi P Parameter


V Line Sisi Incoming V Line Sisi Outgoing
Incoming total
Pr Pt
(3 R ek X ek
(W) (W)
fasa) (Ω) (Ω)
R-S S-T T-R r-s s-t t-r Ir Is It
(W)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

18 19 39 16,55 5,34
26 26 26 0,89 0,86 0,84

V Fasa Sisi Incoming I Fasa Incoming

R-N S-N T-N 0 0 0 Ir-n Is-n It-n Zek (Ω)

(Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

15 14,5 15 0,89 0,86 0,84 17,39


• Hubungan Yd

I Line Sisi P Parameter


V Line Sisi Incoming V Line Sisi Outgoing
Incoming total
Pr Pt
(3 R ek X ek
(W) (W)
fasa) (Ω) (Ω)
R-S S-T T-R r-s s-t t-r Ir Is It
(W)
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

18 21 37 16,2 4,81
26 26 26,5 0,89 0,89 0,9

V Fasa Sisi Incoming I Fasa Incoming

R-N S-N T-N 0 0 0 Ir-n Is-n It-n Zek (Ω)

(Volt) (Volt) (Volt) (A) (A) (A)

15 14,5 15 0,89 0,89 0,9 16,91

D. PERHITUNGAN
• Hubungan Yy

𝑠 500
𝐼𝑛 = = = 0,88 𝐴
√3𝑣𝑙 √3 329

𝑃𝑆𝐶 37
𝑃𝜙 𝑆𝐶 = = = 12,33 𝑊
3 3

𝐼𝑟+𝐼𝑠+𝐼𝑡 0,89+0,86+0,84
𝐼𝜙 𝑆𝐶 = 𝐼𝑆𝐶 = = = 0,863 A
3 3

𝑉𝜙 𝑆𝐶 = 𝑉 𝑆𝐶 = 26
𝑉 𝑆𝐶 26
𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 17,39 Ω
√3𝐼 𝑆𝐶 √3 . 0,863

𝑃𝑆𝐶 37
𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,55 Ω
3𝐼 𝑆𝐶 2 3 . 0,8632

𝑋𝑒𝑞 𝐻𝑉 = √𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 − 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 = √17,39 2 − 16,552 = 5,34 Ω

𝑉𝑆𝑐 26
𝑍% 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 7,9%
𝑉𝐿 329
• Hubungan Yd

𝑠 500
𝐼𝑛 = = = 0,88 𝐴
√3𝑣𝑙 √3 329

𝑃𝑆𝐶 39
𝑃𝜙 𝑆𝐶 = = = 13 W
3 3

0,89+0,89+0,9
𝐼𝜙 𝑆𝐶 = 𝐼𝑆𝑐 = = 0,89 A
3

26 + 26 + 26,5
𝑉𝜙 𝑆𝐶 = 𝑉𝑠𝑐 = = 26,16 𝑉
3

𝑉 𝑆𝐶 26,16
𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,91 Ω
√3𝐼 𝑆𝐶 √3 . 0,89

𝑃𝑆𝐶 39
𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 = = = 16,2 Ω
3𝐼 𝑆𝐶 2 3 . 0,892

𝑋𝑒𝑞 𝐻𝑉 = √𝑍𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 − 𝑅𝑒𝑞 𝐻𝑉 2 = √16,912 − 16,22 = 4,81 Ω

𝑉𝑆𝑐 26,1
𝑍% 𝐼𝑚𝑝𝑒𝑑𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 8,0 %
𝑉𝐿 329

Anda mungkin juga menyukai