Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS II

Oleh:
Kelompok 2
Nurul Asmaul Husnah (105461139123)
Kasturi (105461139723)
Annisa (105461139323)
Ade Magfira Anas (105461141323)
Nurfuadah Rahman (105461140623)
Hadinda (105461140023)
Akbar (105461141223)
Arman (105461139423)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
STUDI KASUS II

Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.

• Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?

Menurut Kami, hal yang dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan
tantangannya, yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, untuk usia
tersebut peserta didik senang bermain dan mengamati hal yang terdapat di sekelilingnya.
Oleh sebab itu, peserta didik dapat diberikan media pembelajaran yang menarik, salah satu
contohnya berupa media pencocokan besaran angka dengan menggunakan gambar-gambar
atau objek yang berwarna. Ibu Rani sebagai guru bisa menggunakan media pembelajaran
yang beragam dan menarik untuk anak kelas 1 SD tersebut, seperti menerapkan media
pembelajaran visual yang penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan.

Dengan menggunakan media pembelajaran ini Ibu Rani bisa menampilkan beragam
bentuk media, seperti menempelkan angka pada gambar yang berupa buah, hewan, pohon,
dan lain sebagainya. Anak-anak akan diajarkan untuk berhitung dengan menyusun gambar-
gambar yang diberikan dengan berbagai warna sehingga menarik perhatian anak-anak untuk
belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran ini bisa menumbuhkan minat siswa dan
dapat memberikan hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Misalnya,
media tersebut dibuat menggunakan karton, peserta didik di arahkan untuk menempelkan
gambar sesuai dengan angka yang dibutuhkan. Gambarnya dibuat semenarik mungkin agar
peserta didik termotivasi untuk belajar sambil bermain di media yang diberikan. Selain itu,
bisa juga dengan media yang memiliki warna yang berbeda sesuai dengan kebutuhan angka
yang diberikan, dapat juga menggunakan puzzle pencocokan angka ataupun media untuk
mengurutkan angka.
Media lain yang juga dapat digunakan bisa berupa cara konvensional. Media berupa
patahan lidi yang kemudian dipotong sejumlah dengan yang dibutuhkan juga dapat
memudahkan peserta didik untuk menghitung dalam materi penjumlahan dan pengurangan.
Cara konvensional lain yang juga dapat digunakan berupa metode gambar pagar. Peserta
didik diarahkan untuk menuliskan angka 1 sebanyak yang hendak mereka hitung. Meski
dengan cara konvensional dan media yang bisa dikatakan tidak terlalu menyentuh ranah
teknologi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa secara bertahap dengan cara demikian
yang dapat menghantarkan peserta didik untuk terlebih dulu mengenal materi perhitungan
yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung cepat.

• Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan
teori yang berkaitan
Usia Peserta Didik kelas 1 SD jika diselaraskan Teori Piaget masuk dalam dua
tahap bahasan, yakni tahap kedua berupa Tahap Pra Operasional mencakup usia (2-7
tahun) dan tahap ketiga berupa Tahap Operasional Konkret mencakup usia (7-11 tahun).
Kami menyarankan media pembelajaran tersebut, karena media tersebut terfokus
pada visualiasi sehingga peserta didik akan dengan mudah untuk menemukan jawaban
dari apa yang dibutuhkan media tersebut karena tahapan itu masuk pada fase tahap
praoperasional di usia 2-7 tahun menurut teori tahap perkembangan kognitif Jean Piaget,
pada tahap ini anak mulai meniru tindakan orang lain dan anak mampu menjelaskan
keadaan lewat gambar maupun kata-kata.
Menurut Jean Piegent pada anak usia 7 tahun belum sepenuhnya sanggup
menggunakan logika, mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran
mereka. Sehingga, anak-anak pada usia tersebut masih menerapkan logika pada objek
atau apa yang mereka lihat (pandang). Hal ini sejalan dengan teori belajar sosial-kognitif
yang menekankan pada pentingnya proses mengamati, mencontoh, meniru dalam proses
belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk peserta didik
yang penerapannya bisa melalui pandangan sesuai dengan kemampuan anak di usia
seperti itu, yaitu menerapkan logika pada objek yang mereka lihat.
Pada kelas 1 SD sudah memasuki usia 7 tahun. Jika diselaraskan dengan usia
perkembangan peseeta didik sesuai dengan teori Perkembangan Kognitif menurut Piaget
(1954) pada tahap 3, yakni Tahap Operasional konkret. Pada Teori Piaget menyatakan
bahwa sebagian besar anak yang berusia pada tahapan ini sudah memiliki kemampuan
untuk mempertahankan ingatan tentang ukuran, panjang, atau jumlah benda cair.
Kemudian, penggunaan media dengan cara konvensional berupa patahan lidi sejumlah
yang dikehendaki juga mendukung teori yang dinyatakan oleh Piaget bahwa anak usia
tersebut dapat mengetahui tanah liat yang dibentuk bulat kemudian dipipihkan dan dibagi
10 bagian, anak itu tetap ketahui bahwa 10 bagian itu merupakan bagian dari tanah liat
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai