Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERMASALAHAN – PERMASALAHAN YANG MUNCUL AKIBAT DARI


DAMPAK ADHD

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak Hambatan
Perhatian dan Hiperaktif

Dosen Pengampu:

Dr. Setyo Wahyu Wibowo, M.Kes. dan Ana Fatimatuzzahra, S.S., M.Pd.

Disusun Oleh:

Annisa Mutia Nurfatonah 2202773

Khairiyyah Syadza Kusnawan 2209431

Nurul Dwi Fitrotul 2204909

Sayid Fatih Mulkan 2205912

Siti Mariam 2207501

Wulan Ramadhani 2207461

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan atas segala rahmat-Nya sehingga
Makalah Permasalahan-permasalahan yang Muncul Akibat dari Dampak ADHD ini dapat
tersusun tepat pada waktunya. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Setyo Wahyu
Wibowo, M. Kes. dan Ibu Ana Fatimatuzzahra, S.S., M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Anak dengan Hambatan Perhatian dan Hiperaktif yang telah membimbing
dalam proses perkuliahan ini. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan berbagi pengalaman, pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
sehingga makalah ini dapat sebagai referensi bagi pembaca untuk mempraktikkan dalam
menghadapi persoalan yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pada ADHD.

Kami sebagai tim penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, 28 Maret 2024

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
KAJIAN TEORI................................................................................................................................ 3
2.1 Permasalahan Kesulitan Belajar Akibat dari Dampak ADHD ................................................... 3
2.2 Permasalahan Interaksi Sosial Akibat dari Dampak ADHD ...................................................... 4
2.3 Permasalahan Kesehatan Mental Akibat dari Dampak ADHD .................................................. 6
2.5 Permasalahan dalam Kehidupan Keluarga Akibat dari Dampak ADHD .................................... 8
BAB III ........................................................................................................................................... 10
PENUTUP ...................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan Defisit Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD) adalah salah satu


gangguan neurobiologis yang paling umum terjadi pada anak-anak. Namun, dampak
ADHD tidak hanya terbatas pada masa kanak-kanak, melainkan juga berdampak pada
masa remaja dan bahkan dewasa.

Permasalahan-permasalahan yang muncul dari dampak ADHD mencakup


berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, sosial, emosional, dan pekerjaan.
Gangguan ini ditandai dengan tingkat impulsif, hiperaktif, dan kurangnya perhatian.

Penelitian tentang dampak ADHD telah menunjukkan bahwa individu dengan


ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kesulitan akademis, konflik
dalam hubungan sosial, masalah kesejahteraan mental, dan kesulitan dalam menjalani
rutinitas sehari-hari.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang permasalahan-


permasalahan yang muncul dari dampak ADHD sangat penting untuk membantu
individu dengan ADHD, keluarga mereka, dan masyarakat secara keseluruhan dalam
mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana permasalahan yang muncul dalam perkembangan akademik?


2. Bagaimana permasalahan yang muncul dalam interaksi sosial dan pengasuhan?
3. Bagaimana permasalahan yang muncul pada kesehatan mental, stigma sosial, serta
diskriminasi?
4. Bagaimana permasalahan yang muncul dalam kehidupan keluarga dan resiko kesehatan
jangka panjang?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul dalam perkembangan


akademik.
2. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul dalam interaksi sosial dan
pengasuhan.
3. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kesehatan mental,
stigma sosial, serta diskriminasi.
4. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan
keluarga dan resiko kesehatan jangka panjang.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Permasalahan Kesulitan Belajar Akibat dari Dampak ADHD

Anak-anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)


menghadapi tantangan khusus dalam lingkungan akademik yang dapat mempengaruhi
proses belajar mereka secara signifikan. Berikut adalah beberapa permasalahan yang
sering dihadapi oleh anak-anak dengan ADHD dalam konteks akademik dan
pembelajaran:

1. Kurangnya Fokus

Anak-anak dengan ADHD sering gagal memperhatikan detail atau membuat


kesalahan ceroboh dalam tugas sekolah karena kesulitan untuk tetap fokus.

2. Pengelolaan Waktu yang Buruk

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengikuti instruksi dan gagal


menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah dalam waktu yang
ditentukan.

3. Perilaku Impulsif

Anak dengan ADHD mungkin bertindak tanpa memikirkan konsekuensi atau


melupakan instruksi yang diberikan, yang menghambat proses belajar.

4. Hiperaktivitas

Perilaku hiperaktif seperti bergerak terus-menerus, mengetuk-ngetuk jari, atau


menggoyang-goyangkan kaki dapat mengganggu baik anak itu sendiri maupun
teman sekelasnya.

5. Interaksi Sosial yang Sulit

Anak-anak dengan ADHD seringkali kesulitan dalam interaksi sosial yang dapat
menyebabkan isolasi atau konflik dengan teman sebaya.

3
6. Prestasi Belajar yang Rendah

Anak dengan ADHD lebih cenderung mengalami kegagalan akademik dan


prestasi belajar yang buruk karena kesulitan dalam aspek kognitif, emosional,
dan psikomotor.

7. Gangguan Belajar Spesifik

Banyak anak dengan ADHD juga mengalami gangguan belajar spesifik, seperti
kesulitan dalam matematika, membaca, dan mengeja.

8. Rasa Percaya Diri yang Rendah

Anak-anak dengan ADHD cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah,
yang dapat mempengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam belajar.

9. Kebutuhan Pendekatan Pembelajaran yang Berbeda

Karena perilaku mereka yang berbeda, anak dengan ADHD membutuhkan cara
yang berbeda untuk belajar, yang seringkali memerlukan pendekatan
individualisasi dan modifikasi perilaku.

2.2 Permasalahan Interaksi Sosial Akibat dari Dampak ADHD

Anak dengan gangguan ADHD sering kali kurang dapat mengontrol diri atau
temperamennya, sehingga ia dapat melakukan agresi atau mengganggu orang lain. Lalu,
terjadilah siklus: orang lain menjadi marah, menghukum dan menolak anak; ketika anak
merasa ditolak, ia menjadi frustrasi dan melakukan agresi. Selain itu, anak dengan
gangguan ADHD cenderung kurang peka terhadap perasaan orang lain dan masalah
pada koordinasi tubuh juga menyebabkan anak kesulitan untuk turut serta dalam
permainan tertentu (Wender & Tomb, 2017).

Ros R. (dalam Spender, 2023) mengemukakan bahwa anak-anak dengan


ADHD umumnya akan mengalami kesulitan dengan keterampilan sosial dan
pemrosesan informasi sosial, seperti pertemanan atau persahabatan. Interaksi sosial
merupakan suatu bentuk hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga tingkah laku
individu yang satu dapat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan
individu yang lain, dan sebaliknya. Interaksi sosial yang dilakukan Attention Deficit

4
Hyperactivity Disorder (ADHD) dilakukan melalui kontak sosial dan komunikasi.
Anak dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
memahami ujaran dengan baik, sering kali mengalami kesalahan pengucapan saat
berbicara.

1. Kesulitan membangun dan memelihara hubungan sosial

Untuk dapat menjalinm hubungan sosial ADHD memerlukan


pengembanganketerampilan regulasi emosi dan juga mendapatkan dukungan
sosial. Perilaku impulsif dan kesulitan dalam pengaturan diri yang seringkali
dialami ADHD menghambat proses ketika berinteraksi dengan teman sebaya.
Selain itu juga, ADHD mungkin mengalami penolakan dan isolasi serta
mengalami kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan pertemanan.

2. Keterbatasan kemampuan berbahasa.

Terbatasnya kemampuan bahasa juga berdampak pada kemampuan anak


dalam memproses informasi saat berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Akibatnya, anak harus lebih memperhatikan petunjuk sosial baik verbal
maupun nonverbal di sekitarnya untuk dapat berinteraksi secara efektif
(Novita, 2010). Kurangnya kemampuan anak ADHD dalam
mengekspresikan bahasa menyebabkan interaksi anak menjadi terhambat
sehingga keinginan ataupun pendapat tidak mampu tersalurkan dan dapat
menyebabkan anak frustasi.

3. Mudah bosan ketika berinteraksi.

Anak ADHD sulit untuk mempertahankan perhatian pada percakapan yang


bisa membuat anak bosan dalam berkomunikasi dengan menunjuk sesuatu
yang diinginkan, tidak mau melakukan tugasnya sendiri, mudah marah ketika
tidak bisa mengerjakan tugasnya,dan menggandeng tangan orang untuk
meminta sesuatu.

5
Adapun Tantangan dan Pengasuhan yang berpengaruh pada ADHD:

1. Pola asuh keluarga

Menurut (Setyanisa,2022) terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuk


orangtua dengan ADHD pada anak, ADHD berdampak pada hampir setiap aspek
pengasuhan anak, sehingga pola pengasuhan yang mengidap ADHD memerlukan
alat dan sumber daya khusus untuk menangani gejala-gejalanya dan secara efektif
memenuhi kebutuhan anak-anak mereka melalui setiap fase perkembangan.

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial sangat penting bagi anak-anak dengan ADHD, meningkatkan


kestabilan dan kesejahteraan emosional. Strategi untuk meningkatkan
keterampilan sosial mencakup: pemberian feedback positif, permainan peran, dan
hubungan dengan teman sebaya. Anak-anak dengan ADHD seringkali kurang
memiliki kesadaran sosial dan membutuhkan pengajaran langsung. Pelatihan
keterampilan sosial dan lingkungan yang mendukung dapat membantu.

2.3 Permasalahan Kesehatan Mental Akibat dari Dampak ADHD

Individu dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam mengelola stres,


yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka, gangguan tidur pula dapat
mempengaruhi kesehatan mental dan fungsional individu. ADHD dapat menyebabkan
impulsivitas, yang dapat mengarah ke kesalahan atau masalah, kesulitan dalam
mengendalikan impuls ini dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan kesehatan
mental individu. Konflik dan kesulitan dalam mengelola hubungan merupakan
permasalahan dari dampak ADHD itu sendiri, orang dengan ADHD sering mengalami
hal itu, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Permasalahan
dari dampak ADHD berikutnya adalah komorbiditas dengan kondisi mental lain,
sekitar 80% individu dengan ADHD juga memiliki satu atau lebih kondisi kesehatan
mental lainnya, termasuk depresi mayor, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan
zat, dan gangguan kepribadian. Komorbiditas ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan
dan memperparah dampak ADHD pada kesehatan mental.

6
Pendekatan pertama untuk menangani ADHD dan penyakit mental biasanya
melibatkan farmakoterapi (Meppelink et al., 2016); namun, meresepkan obat penstabil
suasana hati untuk kondisi seperti depresi dan kecemasan selain obat stimulan untuk
ADHD biasanya tidak direkomendasikan mengingat efek samping negatif dari interaksi
obat (Brown et al., 2018; Y. Kim et al. , 2021; Miklós dkk., 2019). Yang
mengkhawatirkan, 50% peserta ADHD melaporkan gejala depresi, kecemasan, atau
stres yang parah atau sangat parah, dan peserta dengan gejala ADHD yang lebih parah
lebih mengalami tekanan mental.

Hubungan dua arah antara ADHD dan kesehatan mental berarti keduanya dapat
memperburuk satu sama lain (Austerman, 2015). Penyakit mental seperti depresi dan
kecemasan dapat mengganggu konsentrasi dan menambah gejala kognitif dan perilaku
ADHD (Pan & Yeh, 2017). Meskipun benar bahwa masalah suasana hati dan emosi
dapat menjadi efek samping dari pengobatan ADHD (Tobaiqy et al., 2011), banyak
orang dengan ADHD melaporkan mengalami kecemasan dan depresi hanya karena
tindakan navigasi dunia yang dibatasi oleh neurotipikal masyarakat. Ekspektasi
(misalnya, ekspektasi bahwa seseorang harus mempertahankan fokus untuk jangka
waktu yang lama di tempat kerja atau sekolah) (Björk et al., 2018).

Perilaku eksternal dan norma-violasi yang terkait dengan ADHD dapat menjadi
sumber stigma yang mencakup stereotipe, diskriminasi, isolasi, dan penolakan sosial.
Misalnya, individu dengan ADHD sering dianggap sebagai orang yang tidak dapat
mengendalikan diri, yang dapat memicu persepsi negatif dari masyarakat. Studi
menunjukkan bahwa orang dewasa kurang mau memiliki kontak sosial dengan anak-
anak dan remaja dengan ADHD, dengan asumsi bahwa ADHD disebabkan oleh
ketidakmampuan dalam mengendalikan diri dan karakter yang buruk, yang merupakan
korelat yang signifikan dari jarak sosial. Dalam pengaturan akademik, anak-anak dan
remaja dengan ADHD sering dihindari dan dinilai negatif oleh rekan-rekan mereka,
serta dianggap lebih sering melakukan tindakan kekerasan dan perilaku anti-sosial
dibandingkan dengan anak-anak dan remaja tanpa kondisi tersebut, itu merupakan
stigma dan diskriminasi penilaian yang negatif.

Permasalahan dari dampak stigma sosial dan diskriminasi pada kesehatan


mental juga dapat menyebabkan stigmatisasi. Stigmatisasi dapat dianggap sebagai hal
yang paling tidak disukai oleh orang yang stigmatisasi, yang berarti individu
7
mengambil perasaan negatif tersebut sebagai bagian dari dirinya sendiri. Ini berarti
mereka menganggap perilaku atau kondisi mereka sendiri sebagai sesuatu yang buruk
atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.

2.5 Permasalahan pada Kehidupan Keluarga Akibat dari Dampak ADHD

1. Konflik dan stress


Orang tua dengan anak ADHD sering mengalami stres dan frustrasi dalam mengelola
perilaku anak mereka. Selain itu, Orang tua sering merasa frustrasi ketika anak mereka
tidak dapat menyelesaikan tugas sekolah, mudah teralihkan, dan impulsif. Hal ini dapat
memicu pertengkaran dan ketegangan dalam keluarga.Hal ini dapat menyebabkan
konflik dan ketegangan dalam keluarga.
2. Komunikasi yang terhambat
ADHD dapat membuat komunikasi antara anak dan orang tua menjadi sulit. Anak-anak
dengan ADHD mungkin sulit untuk fokus dan mengikuti instruksi, dan mereka
mungkin sering impulsif dan mengganggu. Selain itu, Anak dengan ADHD mungkin
mudah marah dan bahkan mereka sering memotong pembicaraan. Hal ini dapat
membuat orang tua merasa tidak dihargai dan frustrasi.
3. Masalah sosial
Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan bergaul dengan teman sebaya
mereka. Mereka mungkin mudah frustrasi dan marah, dan mereka mungkin impulsif
dan tidak dapat mengikuti sehingga mereka sering bertengkar dengan teman sebaya.
Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk menjalin pertemanan yang sehat.
4. Masalah akademis
Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan di sekolah. Mereka mungkin
mudah teralihkan dan sulit fokus, dan mereka mungkin impulsif dan membuat
kesalahan ceroboh. Hal ini dapat menyebabkan nilai mereka turun dan mereka berisiko
mengalami kesulitan belajar.

Hal ini juga berisiko pada kesehatan jangka panjang sebagai berikut:
1. Penyalahgunaan zat: Anak-anak dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyalahgunakan zat terlarang dan alkohol. Remaja dengan ADHD mungkin lebih
mudah tergoda untuk mencoba narkoba atau alkohol sebagai cara untuk mengatasi stres
dan frustrasi mereka.
8
2. Kecelakaan: Anak-anak dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
kecelakaan. Anak dengan ADHD yang impulsif dan ceroboh mungkin lebih berisiko
mengalami kecelakaan, seperti terjatuh dari sepeda atau tertabrak mobil.
3. Kegemukan: Anak-anak dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
obesitas. Anak dengan ADHD mungkin lebih mudah makan berlebihan dan kurang
aktif secara fisik, sehingga mereka berisiko mengalami obesitas.
4. Depresi dan kecemasan: Anak-anak dengan ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami depresi dan kecemasan. Anak dengan ADHD yang sering mengalami
kegagalan dan penolakan mungkin lebih mudah merasa depresi dan cemas.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis teori dapat disimpulkan bahwa ADHD memiliki


dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan pengidapnya. Dampak ADHD
tidak hanya terbatas pada aspek pendidikan, tetapi juga mempengaruhi kehidupan
sosial, emosional, dan pekerjaan.

Beberapa permasalahan yang sering muncul sebagai dampak dari ADHD


diantaranya kurang fokus, pengelolaan waktu yang buruk, kesulitan mengelola stress
sehingga mempengaruhi kesehatan mentalnya, komunikasi yang terhambat, hingga
risiko penyalahgunaan zat. Sehingga, sangat penting untuk kita dapat mendukung anak-
anak terdampak ADHD. Diantaranya, dengan memberikan dukungan sosial dan
emosional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, L. (2021). Komunikasi Interpersonal pada Anak Dengan Gangguan Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD). Psiko Edukasi, 19(1), 49-68.

Riany, Y. E., & Ihsana, A. (2021). Parenting stress, social support, self-compassion, and parenting
practices among mothers of children with ASD and ADHD. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian
Psikologi, 6(1), 47-60.

Schoeman, R. & Voges, T. (2022). Attention-deficit hyperactivity disorder stigma: The silent
barrier to care. South African Journal of Psychiatry. ISSN: (Online) 2078-6786. doi:
https://doi.org/10.4102/sajpsychiatry.v28i0.1865.

Setyanisa, A. R., Setiawati, Y., Irwanto, I., Fithriyah, I., & Prabowo, S. A. (2022). Relationship between
Parenting Style and Risk of Attention Deficit Hyperactivity Disorder in Elementary School
Children. The Malaysian journal of medical sciences : MJMS, 29(4), 152–159.
https://doi.org/10.21315/mjms2022.29.4.14

Spender, K., Chen, Y. R., Wilkes-Gillan, S., Parsons, L., Cantrill, A., Simon, M., Garcia, A., & Cordier,
R. (2023). The friendships of children and youth with attention-deficit hyperactivity disorder:
A systematic review. PloS one, 18(8), e0289539.

Ogrodnik, M. Karsan, S. & Heisz, J, J. (2023). Mental Health in Adults With ADHD:
Examining the Relationship With Cardiorespiratory Fitness. Journal of Attention
Disorders, Vol. 27(7) 698-708. doi: journals.sagepub.com/home/jad.

Wender, P.H. & Tomb, D.A. (2017). ADHD: A guide to understanding symptoms, causes, diagnosis,
treatment, and changes over time in children, adolescents, and adult (5th Ed.). New York:
Oxford University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai