Anda di halaman 1dari 6

Mangrove – Gambaran Umum

Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang unik. Mangrove mampu tumbuh di lingkungan
ekstrim (salinitas tinggi dan tergenang air) serta kerap ditemui tumbuh pada gabungan geomorfologi
antara aliran sungai (fluvial) dan perairan laut (marine) yang sering disebut dengan bentuk lahan fluvio-
marine atau di daerah pasang surut. Mangrove memiliki nilai ekologis serta ekonomis, yaitu mampu
menahan abrasi pantai dan menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, kepiting, serta kerang-kerangan
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Ekosistem mangrove terdiri dari mangrove eksisting dan potensi
habitat mangrove (KLHK, 2021).

Sesuai dengan sistem klasifikasi IGT mangrove, mangrove eksisting dibagi menjadi tiga kelas, yaitu
mangrove jarang dengan persentase kerapatan tajuk <30%, mangrove sedang dengan persentase
kerapatan tajuk 30 – 70%, dan mangrove lebat dengan persentase kerapatan tajuk >70%. Potensi habitat
mangrove dapat ditemukan di lima kelas tutupan lahan, yaitu area terabrasi, mangrove terabrasi, lahan
terbuka, tambak, dan tanah timbul (akresi). Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2021 yang
dikeluarkan oleh KLHK, mangrove eksisting memiliki luas sebesar 3.364,080 Ha dan luas potensi habitat
mangrove sebesar 756,183 Ha, sehingga dapat dikatakan luas total ekosistem mangrove di Indonesia
adalah sebesar 4.120,263 Ha. Luas mangrove eksisting dapat dirinci sesuai klasifikasi kerapatan tajuknya,
yaitu 92,78% dari total mangrove eksisting tergolong sebagai mangrove lebat, 5,60% tergolong sebagai
mangrove sedang, dan 1,62% sisanya tergolong ke dalam kelas mangrove jarang. Luas potensi habitat
mangrove di Indonesia paling banyak berada di tutupan lahan tambak, yaitu sebesar 631.802 Ha atau
83,55% dari luas total potensi habitat mangrove.

Berdasarkan peta persebaran mangrove eksisting di Indonesia, wilayah dengan luas mangrove eksisting
paling besar ada di Provinsi Papua dengan luas 1.091.004 Ha, sedangkan luas mangrove eksisting terkecil
ada di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan luas 11 Ha. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi habitat
mangrove yang paling tinggi dengan angka 123.595 Ha, sedangkan potensi habitat mangrove terendah
ada di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan luas 9 Ha. Jenis mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia
adalah Rhizophora sp., Avicennia sp., dan Bruguiera sp. yang tersebar di berbagai daerah. Terdapat
berbagai pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi degradasi ekosistem mangrove, diantaranya
adalah konservasi ekosistem mangrove, pelibatan masyarakat dalam pemeliharaan ekosistem mangrove,
serta rehabilitasi.
Mangrove – Region Maluku-Papua

Ekosistem mangrove di Region Maluku-Papua memiliki luas yang cukup besar. Luas mangrove eksisting di
Provinsi Papua sendiri tercatat sebesar 1.091.004 Ha yang menjadikan Provinsi Papua memiliki luasan
mangrove eksisting tertinggi se-Indonesia. Luas mangrove eksisting di Provinsi Papua Barat, Provinsi
Maluku Utara, dan Provinsi Maluku secara berturut-turut adalah 471.902 Ha, 46.237 Ha, dan 177.809
Ha, sehingga jika ditotal untuk region Maluku-Papua memiliki luasan mangrove eksisting sebesar
1.786.951 Ha atau sekitar 53,11% dari total luas mangrove eksisting di Indonesia. Kerapatan tajuk di
Region Maluku-Papua didominasi oleh kelas mangrove lebat yang tersebar hampir merata di seluruh
pesisir pulau-pulau yang ada di Region Maluku-Papua dengan total luas mencapai 97% atau sebesar
1.747.797 Ha. Sedangkan kelas mangrove sedang ada di angka 1,7% atau 31.204 Ha, dan luasan kelas
mangrove jarang tidak sampai 0,5% atau sekitar 7.950 Ha.

Berdasarkan data Peta Mangrove Nasional (2021), potensi habitat mangrove di Region Maluku-Papua
memiliki kontribusi luasan yang relatif kecil dibanding dengan luas mangrove eksistingnya. Potensi
mangrove terbesar yang ada di Region Maluku-Papua adalah penutup lahan tanah timbul dengan luasan
sebesar 9.756 Ha di mana area terluas potensi mangrove dari tanah timbul ada di Provinsi Papua (6.991
Ha), sedangkan area paling kecil ada di Provinsi Maluku (251 Ha).

*rasido
Region Sulawesi

Region Sulawesi memiliki luas mangrove eksisting yang relatif kecil, yaitu sekitar 4% dari luas total
mangrove eksisting di Indonesia atau sebesar 137.185 Ha. Mangrove eksisting di Region Sulawesi
tersebar cukup merata di keenam provinsi di Pulau Sulawesi di mana luasan terbesar ada di Provinsi
Sulawesi Tenggara dengan luasan 66.166 Ha dan luasan terkecil ada di Provinsi Sulawesi Barat dengan
luas 3.324 Ha. Terdapat tiga kelas kerapatan mangrove yang dapat diidentifikasi di Provinsi Sulawesi
Tenggara, yaitu mangrove lebat, mangrove sedang, dan mangrove jarang dengan luasan masing-masing
secara berturut-turut adalah 40.811 Ha, 21.453 Ha, dan 3.9010 Ha. Mangrove lebat banyak ditemukan di
Pulau Buton sebelah utara dan hampir di sepanjang pesisir Pulau Kabaena. Meskipun luas mangrove
eksisting di Provinsi Sulawesi Barat termasuk rendah, kerapatan tajuk yang ada di sepanjang pesisir
pantainya tergolong ke dalam kelas mangrove lebat dengan luas 2.763 Ha.
Region Kalimantan

Pulau Kalimantan memiliki luasan mangrove eksisting terbesar kedua setelah region Maluku-Papua
dengan angka mencapai 688.025 Ha atau sekitar 20% dari total luas mangrove eksisting Indonesia.
Provinsi Kalimantan Timur tercatat memiliki luas mangrove eksisting paling besar dengan luasan 217.350
Ha di mana hampir seluruh mangrove yang ada di Prov. Kalimantan Timur tergolong sebagai mangrove
lebat (209.036 Ha) yang tersebar di sepanjang pesisir pantai dan terpusat di delta Sungai Mahakam, Kab.
Kutai Kartanegara serta di Pulau Derawan. Mangrove eksisting paling kecil di Region Kalimantan ada di
Prov. Kalimantan Tengah dengan luas 46.015 Ha. Kalimantan Tengah memiliki luasan mangrove yang
relatif rendah daripada daerah lainnya di Region Kalimantan karena area pesisir Prov. Kalimantan Tengah
tidak seluas provinsi lain di Pulau Kalimantan.
Region Jawa Bali Nusa Tenggara

Region Jawa Bali Nusa Tenggara memiliki garis pantai cukup panjang, namun tidak diikuti dengan luas
mangrove eksisting yang tinggi. Luas mangrove eksisting di Region Jawa Bali Nusra pada tahun 2021
tercatat menjadi yang paling rendah daripada region lainnya, dengan angka 91.473 Ha atau hanya 3%
dari total luas mangrove eksisting Indonesia. Provinsi Jawa Timur memiliki luas mangrove eksisting paling
tinggi se-Region Jawa Bali Nusra dengan angka 27.221 Ha, sedangkan Provinsi D.I.Yogyakarta memiliki
luas mangrove eksisting paling rendah, yaitu 11 Ha. Sebaran mangrove eksisting di Prov. Jawa Timur
sebagian besar berada di pesisir utara yang menghadap Selat Madura, di pesisir Pulau Madura, serta di
Pulau Kangean dan pulau-pulau sekitarnya. Meskipun memiliki lokasi yang tersebar dan luasan
mangrove eksisting yang relatif tinggi, kerapatan tajuk mangrove di Provinsi Jawa Timur tidak dominan
mangrove lebat tetapi hampir seimbang antara mangrove lebat (12.865 Ha) dengan mangrove jarang
(12.543 Ha). Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki luas mangrove eksisting terbesar kedua di Region
Jawa Bali Nusra dengan luas 22.169 Ha dan persebarannya berada di pesisir utara pulau utama dengan
kerapatan tajuk dominan adalah mangrove lebat (19.431 Ha).
Region Sumatera

Mangrove eksisting di Region Sumatera memiliki luasan yang relatif tinggi, yaitu 660.445 Ha atau sekitar
20% dari total luas mangrove eksisting Indonesia. Dapat dikatakan bahwa luas mangrove eksisting di
Region Sumatera menjadi ketiga terbesar setelah Region Maluku-Papua dan Region Kalimantan. Tiga
daerah yang memiliki luas mangrove eksisting paling besar secara berturut-turut adalah Provinsi Riau
(226.109 Ha), Provinsi Sumatera Selatan (171.629 Ha), dan Provinsi Kep. Riau (67.417 Ha). Kerapatan
tajuk mangrove yang ada di ketiga daerah tersebut didominasi oleh kelas mangrove lebat. Persebaran
mangrove eksisting yang ada di Provinsi Sumatera Selatan ada di sepanjang pesisir pantainya dan
terpusat di Taman Nasional Sembilang, Kab. Banyuasin, sedangkan persebaran mangrove eksisting di
Provinsi Kep. Riau dan Prov. Riau berada di sepanjang pesisir pulau-pulaunya. Region Sumatera yang
memiliki luasan mangrove eksisting relatif rendah adalah Provinsi Bengkulu dengan luas 2.814 Ha. Jika
diperhatikan, persebaran mangrove eksisting di Region Sumatera sebagian besar berada di pesisir pantai
sebelah timur Pulau Sumatera atau yang tidak menghadap langsung ke samudera karena gelombang
yang terlalu ekstrim dapat memengaruhi laju pertumbuhan mangrove.

Anda mungkin juga menyukai