Anda di halaman 1dari 3

 Jelaskan apa saja ciri-ciri berpikir filsafat!

Meskipun filsafat merupakan kata yang absurd, filsafat dapat dikenali dari
bagaimana ciri-ciri orang yang berpikir secara filosofis. Ciri-ciri tersebut adalah
menyeluruh atau komprehesif, mendasar, rasional dan sistematis.
- Berpikir komprehesif merupakan cara berpikir secara menyeluruh yang
memerlukan pertimbangan berbagai aspek yang diperlukan. Sama halnya
seperti orang yang ingin memulai bisnis, orang tersebut juga perlu
mempertimbangkan berbagai aspek bisnis yang akan digelutinya. Misalnya
menghitung keuntungan dan kerugian, kelemahan dan kekuatan, peluang
dan tantangan yang perlu dihadapi untuk kedepannya.
- Cara berpikir mendasar merupakan pola pikir yang membutuhkan kemauan
untuk memahami sesuatu secara rinci sehingga dapat memperkirakan apa
yang dibutuhkan. Misalnya, proses perekrutan karyawan di suatu
perusahaan. Pihak yang bersangkutan biasanya akan diberikan pertanyaan
tentang keadaan mereka, termasuk status perkawinan, kepemilikan anak,
dan alokasi waktu mereka untuk keluarga dan pekerjaan. Hal ini biasanya
diminta untuk mengantisipasi apa yang akan dibutuhkan dan untuk
menghindari gangguan terhadap pekerjaan utama calon karyawan dalam
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
- Cara berpikir rasional adalah berpikir yang masuk akal. Yang dimaksud di
sini tentu saja adalah kemampuan untuk memberikan jawaban terhadap
suatu permasalahan tertentu atau untuk mencapai sesuatu. Begitu pula
dalam kegiatan bisnis yang harus mampu menyelesaikan permasalahan
kehidupan seperti pangan, sandang, dan papan yang mana hal-hal tersebut
dapat dicapai melalui kegiatan bisnis.
- Cara berpikir sistematis merupakan cara berpikir bertahap yang konsisten
dan mengharuskan para pebisnis untuk berpikir selangkah demi selangkah
agar berhasil menjalankan bisnisnya. Misalnya melakukan penelitian,
perencanaan bisnis, menyiapkan sumber daya yang ada (manusia, keuangan,
bahan baku, dll).
 Jelaskan awal mula bisnis modern muncul dan berkembang di Indonesia!
Awal mula bisnis ritel modern muncul dan mulai berkembang di Indonesia pada awal
tahun 1990-an. Saat itu, berdirilah Sarinah dengan format Department Store atau toserba
(toko serba ada) di Indonesia pada tanggal 23 April 1963 di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta.
Presiden Soekarno mengawali konsep department store ini dengan mengadopsi dari
Eropa, Amerika, dan Jepang. Presiden Soekarno awalnya merencanakan Sarina
Department Store menjadi lembaga sosial yang berfungsi sebagai penstabil harga untuk
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, bukan sekedar bisnis yang hanya fokus pada
keuntungan. Namun hal ini tidak terwujud karena Orde Lama runtuh tak lama setelah
keruntuhan tahun 1966.
Pada masa Orde Baru, Sarina menjadi perusahaan komersial. Selanjutnya pada tahun
1970-an hingga tahun 1980-an bermunculan usaha ritel modern dengan format
supermarket dan department store. Hal ini ditandai dengan hadirnya pengecer modern
seperti Matahari, Hero, Ramayana. Keberadaan ritel modern bertepatan dengan
munculnya kelas menengah dan kemakmuran baru.

Perkembangan industri ritel di Indonesia tidak lepas dari peraturan yang mengaturnya.
Seiring perkembangan ritel modern yang pesat, pemerintah mulai mencari cara untuk
memastikan bahwa bisnis tradisional terus mendapatkan persaingan yang setara.
Peraturan baru telah diperkenalkan untuk menyeimbangkan ritel modern dan tradisional.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa peraturan dan kebijakan telah diberlakukan
untuk melindungi ritel tradisional dan mencegah dominasi penuh ritel modern.
Salah satu langkahnya adalah dengan mulai membuka cabang baru.
Pemerintah membatasi izin pembukaan cabang modern di kawasan dekat pasar
tradisional. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah persaingan tidak sehat dan
melindungi kelangsungan usaha para pedagang di pasar tradisional.

Selain itu, era digitalisasi telah masuk di Indonesia yang membawa perubahan besar
pada industri ritel yang pertama kali muncul pada awal tahun 2000-an biasa disebut e-
commerce yang telah berkembang pesat. Startup lokal seperti Tokopedia dan Bukalapak
adalah pemimpin dalam bisnis ini dan berkontribusi terhadap pertumbuhan perdagangan
online.

 Silahkan Anda sebutkan dan Jelaskan pemahaman Anda mengenai tiga fungsi
filsafat dalam Bisnis?
Filsafat bisnis adalah pendekatan yang mendalam dan sistematis untuk memahami dan
mengelola bisnis. Mereka membantu bisnis mencapai tujuan mereka dan mengelola risiko
dengan cara yang etis, bermoral, dan sadar. Tiga fungsi filosofi perusahaan adalah:
- Membangun ruh bisnis: Ruh merupakan hal penting dalam bisnis karena ruh terhubung
dengan hidup dan kehidupan. Bisnis yang memiliki ruh selalu tumbuh dan berkembang.
Termasuk menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam hidup seperti kejujuran, keadilan, kebaikan,
kebenaran, dan etika. Tanpa nilai-nilai ini, sebuah bisnis mungkin kehilangan arah dan tujuan
sebenarnya, sehingga menyebabkan keruntuhan dini.
- Membangun kesadaran dalam bisnis: Kesadaran terhubung dengan dunia pengetahuan dan
dunia rasa. Peran dan fungsi filsafat ini menjamin kualitas pengetahuan dan indera manusia
dalam operasional bisnis. Pengusaha yang bertindak dengan nilai-nilai filosofis melakukan
sesuatu lebih dari sekedar mengejar keuntungan. Namun, ia akan mengolah bisnisnya
dengan penuh perasaan seperti seorang pelukis yang mengaplikasikan cat pada kanvas
dengan kuas.
- Membangun bisnis berkelanjutan; Hal ini melibatkan soal pengembangan bisnis
berkelanjutan yang tidak mudah. Upaya memikirkan secara mendalam hakikat kehidupan
mengantarkan para pebisnis pada nilai-nilai tersebut dan membangun serta
mengembangkan usahanya berdasarkan nilai-nilai tersebut.
Muttaqin, Zaenal. (2022). Filsafat Bisnis ADBI4449. Modul 1. Konsep Dasar Filsafat Bisnis.
Universitas Terbuka.

Purwanto, Antonius. (2021). Indsutri Ritel di Indonesia: Regulasi, Sejarah, Potret, dan Tantangan.
https://www.kompas.id/baca/paparan-topik/2021/06/03/industri-ritel-di-indonesia-regulasi-sejarah-
potret-dan-tantangan

Wepo. (2023). Sejarah Kesuksesan Retail Modern di Indonesia: Dari Waralaba Hingga
Perusahaan Keluarga. https://an-nur.ac.id/esy/sejarah-kesuksesan-retail-modern-di-indonesia-dari-
waralaba-hingga-perusahaan-keluarga.html

Anda mungkin juga menyukai