Anda di halaman 1dari 44

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................5
A. SISTEM PEMASARAN.......................................................................................5
1. Pengertian Sistem............................................................................................5
2. Tujuan Sistem.................................................................................................6
3. Pengertian Pemasaran.....................................................................................6
4. Sistem Pemasaran.........................................................................................11
B. PEMASARAN DALAM ETIKA BISNIS ISLAM............................................19
a. Pengertian Etika Bisnis Islam.......................................................................19
b. Prinsip Pemasaran dalam Islam....................................................................21
b. Etika dalam Pemasaran Syariah....................................................................24
C. PENELITIAN RELEVAN..................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................30
A. Jenis dan Sifat Penelitian..................................................................................30
B. Sumber Data.....................................................................................................31
C. Teknik Pengumpulan Data...............................................................................33
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data....................................................................36
E. Teknik Analisa Data.........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................38

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berberapa pekerjaan yang dapat dilakukan oleh umat Islam dalam

upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya Islam tidak memberikan

batasan tentang bentuk pekerjaan yang dapat dilakukan, tetapi lebih pada

pemberian koridor yang ditetapkan Islam untuk suatu pekerjaan. Dari sekian

banyak pekerjaan, Rasulullah Saw. memberikan tipe pekerjaan yang paling

baik untuk dilakukan. Salah satunya adalah perdagangan yang bersih dari

penipuan, baik mengenai kualitas ataupun kuantitas barang yang

diperdagangkan.

Islam adalah agama penuh etika. Pada setiap aspek kehidupan baik

muamalah dan ubudiyah syarat dengan muatan nilai moral (etika). Etika

memiliki sinonim dengan akhlak atau adab. Dalam hal pemasaran, yang wajib

menerapkan etika adalah semua pihak yang terlibat, baik konsumen,

produsen, distributor, perusahaan dan masyarakat.

Berdagang merupakan suatu organisasi yang menjalankan aktivitas

produksi dan distribusi atau penjualan barang dan jasa yang di inginkan oleh

konsumen untuk memperoleh keuntungan.berdagang atau berbisnis adalah

kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang

1
2

dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi krbutuhan

masyarakat.

Dalam islam perdagangan harus dilakukan secara baik, dan sesuai

dengan prinsip – prinsip ekonomi syariah, dalam islam melarang keuntungan

yang berlebihan, berdagang dengan tidak jujur, merugikan orang lain, harus

menerapkan keadilan dan kejujuran dalam setiap kegiatan ekonomi.

Toko perlengkapan bayi dan balita adalah usaha perorangan yang

merupakan salah satu tempat perbelanjaan alat – alat makan bayi, mainan

bayi, baju bayi, sepatu bayi, atau pun stroller bayi. Dalam persaingan bisnis

yang semakin memonopoli, sering kali pelaku usaha menggunakan segala

cara untuk bisa mendapatkan laba dan memenangkan persaingan meskipun

cara yang di pakai bisa di tinjau dalam etika bisnis islam yang memberikan

batasan kepada manusia dalam melakukan segala aktivitasnya.

Toko Perlengkapan Bayi dan Balita masih diyakini sebagai salah satu

bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus. Meskipun

demikian, dalam periode yang sama banyak Toko Perlengkapan Bayi dan

Balita karna tidak mampu mempertahankan jumlah pengunjungnya. Karna

sukses sebuah Toko di tentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan

pengunjung dan pelanggannya.

Toko Little Me Baby Outlet di Aceh Tengah Pasar Inpes ini memiliki

peranan dalam mengatur sistem pemasaran dalam prspektif etika bisnis islam
3

untuk menjual produk – produk yang merekan jual kan sehingga banyak

produk mereka terjual dan ramai pengunjung.

Toko little me baby outlet ini beralamatkan di jalan Gatot Subroto,

toko ini sudah berdiri dari tahun 2020 sampai sekarang ini berarti mereka

sudah berdiri selama 3 tahun kurang lebih, dalam toko meraka menjula

beberapa produk perlengkapan bayi dan balita seperti mainan bayi,

perlengkapan makan dan minum bayi, sepatu bayi, baju bayi, dan lain – lain.

Berdasarkan Latar belakang diatas maka peneliti merasa penting untuk

meneliti lebih lanjut mengenai sistem pemasaran toko little me baby outlet

dalam perspektif etika bisnis islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan tersebut,

maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah sistem pemasaran yang digunakan Toko Little Me Baby

Outlet?

2. Apakah sistem pemasaran Toko Little Me Baby Outlet ini sesuai

dengan perspektif etika bisnis islam?


4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pemasaran yang digunakan Toko Little Me

Baby Outlet

2. Mengetahui Apakah sistem pemasaran Toko Little Me Baby Outlet ini

sesuai dengan perspektif etika bisnis islam

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna,

diantaranya:

1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan menambah keilmuan

dibidang Mu’amalah, terutama tentang sistem pemasaran Toko Little

Me Baby Outlet di Pasar Inpres

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

peneliti dan menambah wawasan dalam melihat kecenderungan

masyarakat tentang penerapan sistem pemasaran dalam pelaksanaan

bisnis.
5

BAB II
LANDASAN TEORI

A. SISTEM PEMASARAN

1. Pengertian Sistem

Istilah Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mengandung

arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur

dan merupakan satu kesatuan (Whole).1

Istilah sistem dalam kajian manajemen adalah sesuatu totalitas

himpunan-himpunan bagian yang satu sama lainnya berinteraksi dan bersama-

sama beroperasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu,berlangsung secara

harmonis dalam ketentuan yang pasti.2

Dapat penulis simpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari bagian-

bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung diatur sedemikian

rupa, sehingga menghasilkan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

selain berkaitan dan saling bekerja sama dengan satu maksud serta satu tujuan.

2. Tujuan Sistem

Ciri sistem adalah ia berorientasi pada tujuan dan perilakunya atau

segala kegiatannya bertujuan. Secara umum tujuan sistem itu adalah

1
Tatang M. Arimin, Pokok-pokok Teori Sistem, (Jakarta : 2015), hal. 23
2
Mulyadi, sistem manajen, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 45
6

menciptakan atau mencapai sesuatu yang berharga, sesuatu yang mempunyai

nilai. Penciptaan atau pencapain sesuatu yang bernilai itu dilakukan dengan

memadukan dan mendayagunakan berbagai macam bahan dengan sesuatu

cara tertentu.Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

tujuan tertentu.3

3. Pengertian Pemasaran

Banyak ahli yang telah menulis buku marketing menyampaikan

definisi/batasan pemasaran secara berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena

adanya perbedaan peninjauan serta titik berat. Beberapa definisi yang dapat

menggambarkan perkembangan dari pengertian pemasaran (marketing)

adalah:

pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan

produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.4

pemasaran diartikan sebagai proses merencanakan konsepsi, harga, promosi

dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai

dengan tujuan organisasi. Pengertian ini hampir sama dengan kegiatan

distribusi, sehingga belum menunjukan asas-asas pemasaran, terutama dalam

menentukan barang atau jasa yang akan dihasilkan. Dua tujuan utama

3
Mulyadi, sistem manajen, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 76
4
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran , (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2010),
hal. 15
7

pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior

dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan.5

Pemasaran syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan

proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator

kepada stakeholder-nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan

akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam islam.6

Dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan bagi para pelaku bisnis agar

menghindari perbuatan zalim dalam bisnis. Sebagaimana yang dijelaskan

dalam Surah Shaad:24, Allah berfirman:7

‫َقاَل َلَقْد َظَلَم َك ِبُسَؤاِل َنْع َجِتَك ِاٰل ى ِنَع اِج ٖۗه َو ِاَّن َك ِثْيًرا ِّم َن اْلُخَلَطۤا ِء َلَيْبِغ ْي َبْعُض ُهْم‬

‫َع ٰل ى َبْع ٍض ِااَّل اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َو َقِلْيٌل َّم ا ُهْۗم َو َظَّن َداٗو ُد َاَّنَم ا َفَتّٰن ُه‬

۩ ‫َفاْسَتْغ َفَر َر َّبٗه َو َخَّر َر اِكًعا َّو َاَناَب‬

Artinya: “Dia (Daud) berkata, “Sungguh, dia benar-benar telah berbuat

zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk

(digabungkan) kepada kambing-kambingnya. Sesungguhnya banyak

di antara orang-orang yang berserikat itu benar-benar saling

merugikan satu sama lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

beramal saleh, dan sedikit sekali mereka itu.” Daud meyakini bahwa
5
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, , (Bandung:Alfabeta, 2005),
hal.8
6
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasionalnya, (Jakarta: Gema Insani Press 2004) hal. 424-425
7
Departermen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya,(Bandung:PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2009) hal. 454
8

Kami hanya mengujinya. Maka, dia memohon ampunan kepada

Tuhannya dan dia tersungkur jatuh serta bertobat.( Q.S. Sad : 24)”

Karena itu Allah juga mengingatkan kepada para pebisnis,

para marketer, dan para pengusaha muslim:8

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاْو ُفْو ا ِباْلُع ُقْو ِۗد ُاِح َّلْت َلُك ْم َبِهْيَم ُة اَاْلْنَع اِم ِااَّل َم ا ُيْتٰل ى َع َلْيُك ْم َغْي َر‬

‫ُمِح ِّلى الَّصْيِد َو َاْنُتْم ُحُر ٌۗم ِاَّن َهّٰللا َيْح ُك ُم َم ا ُيِر ْيُد‬

Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji!192)

Dihalalkan bagimu hewan ternak, kecuali yang akan disebutkan

kepadamu (keharamannya) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya

Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”

(Q.S, Al- Maidah:1)

Suatu sistem pemasaran tidak sekedar menyampaikan barang dan jasa

kepada konsumen tetapi juga merangsang inovasi, pengembangan dan

penyebaran gagasan dan produk baru. Persaingan memperebutkan uang

konsumen memaksa perusahaan-perusahaan untuk memikirkan cara baru yang

lebih baik dalam memuaskan kebutuhan konsumen.9

8
Departermen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya,(Bandung:PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2009), hal.106
9
Nur Asnawani dan Muhammad Asnawani Fanani, Pemasaran Syariah: Teori, Filosofi, dan
Isu-isi Kontemporer, (Depok:PT,Raja Granfindo Perseda, 2017), hal. 254
9

Dari pengertian diatas dapat penulis menyimpulkan bahwa pemasaran

mengisyaratkan sebagai sebuah ilmu, akan tetapi pada saat yang bersamaan,

pemasaran juga sekaligus mencerminkan dirinya sebagai sebuah seni untuk

memuaskan kebutuhan pembeli. Selain usaha yang keras dibutuhkan juga

sistem pemasaran yang baik untuk menentukan suksesnya sebuah perusahaan.

Dan pemasaran syariah haruslah berlandaskan akad dan prinsip-prinsip

muamalah dalam Islam.

Pemasaran lebih kepada mengutamakan pelanggan. Lagi pula

perusahaan mengawalinya dengan mencari tahu kebutuhan dan keingininan

pelanggan.10

4. Sistem Pemasaran

1. Pengertian Sistem Pemasaran

Sistem pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan

menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang

kegiatan yang akan dijalankan Untuk dapat tercapainya tujuan Pemasaran

Suatu perusahaan.11

10
Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada, 2015), hal. 21
11
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011), hal. 154.
10

pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta

aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke

waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya.12

Sistem Pemasaran menyatakan bahwa sistem pemasaran

merupakan logika pemasaran di mana unit bisnis berharap untuk mencapai

tujuan pemasaran.13

2. Tahapan Sistem Pemasaran

Tahapan-tahapan dalam mengembangkan dan menerapkan sebuah

sistem pemasaran meliputi:14

1) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan Salah satu pekerjaan

yang dapat dilakukan oleh riset pemasaran adalah mengawasi

lingkungan kompetisi untuk melihat tanda yang mengindikasikan

adanya kesempatan bisnis. Sebuah deskripsi semata dari beberapa

kegiatan sosial atau ekonomi, seperti tren dalam perilaku pembelian

pelanggan, akan dapat membantu manager mengenali suatu

permasalahan dan mengidentifikasi kesempatan untuk memperkaya

usaha pemasaran.

12
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV Andi Offset,
2010), hal. 93.
13
Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Strategi Pemasaran, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015), hal. 16.
14
Zikmund dan Babin, Menjelajahi Riset Pemasaran Buku 1 Edisi 10, (Jakarta: Salemba
Empat, 2010), hal. 21.
11

2) Menganalisis segmen pasar dan memilih target pasar. Tahap kedua

dalam pengembangan sistem pemasaran adalah menganalisis segmen

pasar dan memilih target pasar. Riset pemasaran adalah sumber

informasi utama untuk menentukan karakteristik dari segmen pasar

yang membedakan mereka dari keseluruhan pasar. Riset seperti ini

dapat membantu “menentukan lokasi” atau mendiskripsikan sebuah

segmen pasar dalam kaitannya dengan demografi dan karakteristik.

Geo-demografi (geo-demographics) merujuk pada informasi yang

menjelaskan profil demografis dari konsumen di dalam suatu wilayah

geografis tertentu.

3) Merencanakan dan menerapkan bauran pemasaran yang akan

memberikan nilai bagi pelanggan dan sesuai dengan tujuan dari

organisasi.

4) Menganalisis kinerja perusahaan. Setelah sebuah sistem pemasaran

diterapkan, riset pemasaran akan memberitahukan kepada manajer

apakah kegiatan yang direncanakan telah dijalankan dengan baik dan

apakah memenuhi apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, riset

pemasaran dilakukan untuk mendapatkan masukan dari evaluasi dan

pengawasan program pemasaran. Aspek dari pemasaran ini sangat

penting bagi kesuksesan manajemen nilai total (total value

management), yang berusaha mengatur keseluruhan proses, di mana

konsumen mendapatkan manfaat. Riset pengawasan kerja


12

(performance monitoring research) merujuk pada suatu riset yang

teratur, terkadang secara rutin, memberikan umpan balik (masukan)

untuk evaluasi dan pengendalian dari kegiatan pemasaran.15

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka ke empat tahapan -

tahapan dalam pengembangan dan penerapan sistem pemasaran sangat

penting untuk dilakukan oleh para pelaku usaha agar proses pemasaran

dapat berjalan secara maksimal sesuai tujuan. Misalnya tahapan dalam

merencanakan dan menerapkan bauran pemasaran, perusahaan perlu

merancang bauran pemasaran yang terintegrasi, terdiri dari empat P yaitu

product, price, place, dan promotion.

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah variabel-variabel yang

dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang terdiri dari Produk (Product),

Harga (Price), Distribusi (Place), dan Promosi (Promotion).16

15
Zikmund dan Babin, Menjelajahi Riset Pemasaran Buku 1 Edisi 10, (Jakarta: Salemba
Empat, 2010), hal. 19

16
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hal. 220.
Gambar 2.1 Empat P Bauran Pemasaran17

Product (produk) Price (harga)


Ragam Daftar Harga
Kualitas Diskon
Fitur
Potongan Harga
Desain
Nama merek Periode
Kemasar Pembayaran
layanan Persyaratan kredit

PELANGGA
N
SASARAN

Place (tempat)
Promotion (promosi)
Saluran
Iklan
Cakupan
Penjualan Pribadi
Pemilahan
Promosi Penjualan
Lokasi
Hubungan masyarakat
Persediaaan
Transportasi
logistik

Gambar di atas memperlihatkan alat pemasaran masing-masing 4 P,

yaitu Produk meliputi: ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan,

dan layanan. Harga meliputi: daftar harga, diskon, potongan harga, periode

pembayaran, dan persyaratan kredit. Promosi meliputi: iklan, penjualan

pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Tempat meliputi:

saluran, cakupan, pemilahan, lokasi, persediaan, transportasi, dan logistik.

Program pemasaran yang efektif memadukan semua elemen bauran

pemasaran ke dalam suatu program pemasaran yang terintegrasi yang

dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan

17
Philip Khotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Ke-12 (Jakarta:
Erlangga, 2008)., hal. 62.

13
14

menghantarkan nilai bagi konsumen. Bauran pemasaran merupakan sarana

taktis perusahaan untuk menentukan positioning yang kuat dalam pasar

sasaran18

Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dipahami bahwa pemaduan 4 P

dalam program pemasaran dengan tepat dapat membentuk pemasaran yang

terintegrasi untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan serta dapat

menentukan posisi yang kuat dalam pasar sasaran. Berikut adalah penjelasan

mengenai 4 P:

1. Produk (Product)

Produk secara konsepsional adalah segala sesuatu yang dibuat

dan dihasilkan oleh produsen untuk ditawarkan, dibeli, dikonsumsi,

dan diminta oleh konsumen untuk menciptakan pertukaran,

pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.19

2. Harga (Price)

Harga yaitu sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk

atau jasa atau jumlah dan nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

memperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk

18
Philip Khotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Ke-12 (Jakarta:
Erlangga, 2008)., hal. 62.

19
Zulkarnain, Ilmu Menjual Pendekatan Teoritis dan Kecakapan Menjual, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), hal. 86.
15

atau jasa.20 Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan

uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang

atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan

tempat tertentu.21

3. Distribusi (Place)

Distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk

tersedia bagi pelanggan sasaran.22 Distribusi merupakan semua

kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan membuat produk

yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dapat dengan mudah

diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat.23

Proses distribusi biasanya melibatkan:

1) Perantara, yaitu individu atau perusahaan yang membantu

mendistribusikan produk.

2) Pengecer (retail), yaitu perantara yang menjual produknya

secara langsung kepada konsumen.

20
Nana Herdiana Abdurrahman, Manajemen Strrategi Pemasaran. (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2015), hal. 109.
21
Sudaryono, Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. (Yogyakarta: CV. Andi Ofset,
2016), hal. 216.
22
Philip Khotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Ke-12, (Jakarta:
Erlangga, 2008), hal. 63
23
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010),
hal. 91.
16

3) Pedagang Grosis (wholesaler), yaitu perantara yang menjual

produk ke perusahaan lain untuk dijual kembali kepada

konsumen akhir.

4) Agen Penjualan (sales agent) atau Pedagang Perantara

(broker), yaitu perantara independen yang mewakili

perusahaan dan menjual ke pedagang grosir atau pengecer.24

4. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang

kegiatan-kegiatan secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual)

untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan.25

Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk

memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang

baru pada perusahaan, hak dengan iklan, penjualan pribadi, promosi

penjualan maupun publisitas.26

promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai

pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan

persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu

24
Sudaryono, Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. (Yogyakarta: CV. Andi Ofset,
2016), hal. 220
25
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009),hal. 222
26
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hal.12.
17

gagasan. Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen,

yaitu: iklan (advertising), promosi penjulan (sales promotion),

publikasi/humas, dan personal sellin. Dalam promotional mix, yaitu

direct marketing dan interactive media. Dua elemen yang terakhir ini

telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasaran dewasa ini

untuk berkomunikasi dengan khalayak sasarannya sebagaimana

elemen sebelumnya.27

1) Iklan

Iklan atau advertising dapa didefinisikan sebagai setiap

bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi,

produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang

diketahui. Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut

menunjukkan fakta bahwaruang atau waktu bagi suatu pesan

iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’

berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio,

majalah, Koran) yang dapat mengirimnkan pesan kepada

sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan.28

27
Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Tahun 2012), hal. 16
28
Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu,hal. 16
18

2) Pemasaran langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung adalah upaya perusahaan atau

organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon

pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan

tanggapan dan / atau transaksi penjualan. Pemasaran langsung

mencakup berbagai aktifitas termasuk pengelolaan database

(database management), penjualan langsung (direct selling)

telemarketing dan iklan tanggapan langsung dengan

menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti mengirim

surat langsung kepada pelanggan dan calon pelanggan atau

melalui internet, media cetak, dan media penyiaran. Dan

pemasaran langsung juga meliputi surat langsung (direct mail),

katalog, in-home presentation, door-to-door marketing.

Kemajuan teknologi informasi (TI) menjadi pendorong

berkembangnya bidang ini.29

3) Pemasaran Interaktif (Internet Marketing)

Kemajuan tekhnologi komunikasi yang memungkinkan

dilakukannya komunikasi secara interaktif melaui media

massa, dalam hal ini yang utama adalah Internet, khususnya

29
Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Tahun 2012), hal. 22
19

melalui fasilitas yang dikenal dengan world wibe web (www).

Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi

timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat

berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada

saat itu juga (real time).

4) Promosi Penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan bertujuan untuk meningkatkan

penjualan produk kita dengan memberikan berbagai insentif

dan biasanya diarahkan kepada konsumen akhir, para anggota

saluran (seperti wholeseller atau peritel) dibeberapa

perusahaan ada yang memiliki kebijakan untuk memberikan

program ini untuk karyawan sendiri.

Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi

kepada konsumen dan promosi penjualan yang berorientasi

kepada perdagangan. Promosi penjualan yang berorientasi

kepada konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai

akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon,

pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah,

kontes, dan sebagainya. Promosi penjualan yang berorientasi

kepada perdagangan ditujukan kepada pihak-pihak yang


20

menjadi perantara pemasaran (marketing intermediaries), yaitu

para pedagang pengecer (retailer), pedagang besar dan

distributor.30

5) Hubungan Masyarakat/ Publikasi

Dalam perkembangannya, humas memiliki berbagai

macam definisi dan interpretasi. Ada definisi yang sangat

singkat seperti PR is doing good and getting credit for it humas

adalah upaya melakukan hal-hal baik sehingga mendapatkan

kepercayaan).

6) Penjualan Personal (Personal Selling)

Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau

membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang

ditawarkan.Penjualan personal melibatkan secara langsung

antara penjual dan pembeli, baik secara tatap muka ataupun

melalui alat telekomunikasi seperti telepon. Penjualan personal

memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan

lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang

30
Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta:PT.RajaGrafindo
Persada, 2015), hal. 235
21

dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau

pelanggan.

B. PEMASARAN DALAM ETIKA BISNIS ISLAM

1. Pengertian Etika Bisnis Islam

Etika Bisnis Islami adalah studi tentang seseorang atau organisasi

melakukan usaha atau kontak bisnis yang saling menguntungkan sesuai dengan

nilai-nilai ajaran Islam.31

Konsepsi etika bisnis dalam Islam telah melekat pada agama. Dalam Islam,

istilah “etika” berarti “perintah Allah Swt.” yang berasal dari Al-Qur’an dan

Sunah.32

Para pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan

moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha

atau perusahaan yang ceroboh dan tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis secara

baik, sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen,

bahkan dirinya sendiri. Etika dijadikan pedoman dalam kegiatan ekonomi dan

bisnis, maka etika bisnis menurut ajaran Islam juga dapat digali langsung dari Al-

Qur’an dan hadis Nabi.33

31
Abdul Aziz, Etika Bisnis Prespektif Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 35
32
Nur Asnawi dan Muhammad Asnawi Fanani, Pemasaran Syariah: Teori, Filosofi, dan Isu-
isu Kontemporer, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 234.
33
Veitzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi
Solusi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hal. 237.
22

Al-Qur’an secara eksplisit menyatakan larangan pencarian harta

dengan cara yang bathil dan melanggar syari’at Islam. Firman Allah SWT

di dalam Q.S. An-Nisa ayat 29:

    


    
      
       
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.”. (Q.S. An-Nisa: 29).34
Berkenaan ayat di atas, dalam buku Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu

Katsier menjelaskan bahwa, Allah Swt. Melarang hamba-hamba-Nya yang

mukmin memakan harta sesamanya dengan cara yang bathil dan cara-cara

mencari keuntungan yang tidak sah dan melanggar syari’at seperti riba,

perjudian dan yang serupa dengan itu dari macam-macam tipu daya yang

tampak seakan-akan sesuai dengan hukum syari’at. Tetapi Allah Swt.

mengetahui bahwa apa yang dilakukan itu hanya suatu tipu muslihat dari si

pelaku untuk menghindari ketentuan Hukum yang telah digariskan oleh

syariat Allah Swt35

2. Prinsip Pemasaran dalam Islam


34
Departermen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya,(Bandung:PT Sygma Examedia Arkanleema,
2009) hal.83
35
Nur Asnawi dan Muhammad Asnawi Fanani, Pemasaran Syariah: Teori, Filosofi, dan Isu-
isu Kontemporer. (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 137.
23

Tiga prinsip utama sebagai esensi Islamic Marketing yang perlu

dilaksanakan dalam pemasaran syariah:36

a. Prinsip Ketaqwaan

Barang dan jasa yang dipasarkan harus halal dan

penggunaannya tidak dilarang dalam hukum Islam. Pemasaran barang

dan jasa yang berdampak pada ke-mudharat-an fisik dan moral bagi

pengguna dalam Islam sangat dilarang seperti memasarkan barang

yang komposisinya terbuat dari daging babi, memasarkan VCD

porno, menyediakan laman web yang mengandung unsur pornografi,

memasarkan rokok, arak dan sebagainya. Meskipun permintaannya

tinggi dan menghasilkan keuntungan melimpah tetapi dalam Islam

secara tegas melarang melakukan pemasaran barang-barang tersebut

karena berdampak pada kerusakan moral masyarakat.

b. Prinsip Kesederhanaan

Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa memasarkan

produk dan jasa itu harus bersifat sederhana dan tidak berlebih-

lebihan. Kebanyakan para pengusaha melakukan strategi pemasaran

produk dan jasa dengan sangat gencar guna meraup keuntungan


36
24

berlipat ganda bahkan harus di backup menggunakan utang dahulu

tanpa harus memikirkan risiko berhutang jika mengalami kegagalan.

Banyak juga pengusaha yang memasarkan barang dan jasa dengan

cara melebih-lebihkan produk yang ia miliki dan bahkan

merendahkan barang atau merusak image produk milik orang lain.

Perilaku ini sangat bertentangan dengan Islam karena perilaku yang

berlebihan akan berakibat pada kemubaziran.

c. Prinsip Kebajikan

Prinsip memasarkan barang atau jasa harus dilakukan dengan

baik karena Allah Swt. telah menganugerahkan kenikmatan pada

manusia tidak lain untuk menebar kebaikan. Berhubungan dengan hal

ini produk atau bahan yang berimplikasi memabukkan tidak boleh

digunakan walaupun hanya sedikit.37

Hal ini diperkuat melalui firman Allah Swt. Q.S. Al-Baqarah

ayat 173:

       


            
      
Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan
terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya

37
Nur Asnawi dan Muhammad Asnawi Fanani, Pemasaran Syariah: Teori, Filosofi, dan Isu-
isu Kontemporer. (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2017), hal.141
25

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.( Q.S. Al-


Baqarah:173)

Berkenaan ayat di atas, Teungku Muhammad Hasbi ash-

Shiddieqy, dalam tafsir Alqur’anul Majid An-Nuur menjelaskan

bahwa, Allah Swt. Meminta para umat muslim supaya makan

makanan yang baik, dan mensyukuri nikmat-Nya yang telah

dicurahkan kepada mereka. Sesudah itu Allah Swt. menjelaskan

bahwa makanan yang diharamkan hanya beberapa macam saja,

sehingga mereka mengetahui, itulah makanan yang diharamkan.

Kebanyakan rezeki dan makanan yang dicipta oleh Allah Swt. boleh

dimakan. Maka, sudah pada tempatnya mereka mensyukuri nikmat-

nikmat Allah Swt. yang telah diberikannya itu pada pagi dan siang.38

3. Etika dalam Pemasaran Syariah

Orientasi akhir pemasaran syariah tidak hanya untuk meraup

keuntungan secara duniawi semata, maka untuk mendatangkan

kemanfaatan dan keuntungan yang bersifat multiprofit pelaku pemasaran

38
Departermen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya,(Bandung:PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2009) hal. 26
26

syariah harus memiliki sembilan akhlak (etika) yang melekat pada diri

seseorang untuk dipergunakan dalam kondisi apapun.39

Adapun etika pemasaran ada sembilan, yaitu:40

a. Memiliki Kepribadian Spiritual (Taqwa)

Seorang muslim diperintahkan untuk selalu megingat Allah,

bahkan dalam suasana mereka sedang sibuk dengan aktifitas mereka.

Ia hendaknya sadar penuh dan responsive terhadap prioritas-prioritas

yang telah ditentukan oleh yang Maha Pencipta.

b. Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidiq)

Berperilaku baik, sopan santun dalam pergaulan adalah fondasi

dasar dan inti dari kebaikan tingkah laku. Sifat ini sangat dihargai

dengan nilai yang tinggi, dan mencakup semua sisi manusia.

c. Berperilaku Adil dalam Bisnis (Al-Adl)

Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya, bukan hanya

imbauan dari Allah Swt. Sikap adil termasuk diantara nilai-nilai yang

ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi Islam. Sistem

ekonomi/etika yang luas ini menekankan keadilan dan produktivitas,

kejujuran dalam perdagangan serta kompetisi yang tidak merugikan.

d. Bersikap Melayani dan Rendah Hati (Khidmah)

39
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemahan Singkat Ibnu Katsier 2 Edisi Revisi,
(Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005), hal. 240
40
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, (Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2006), hal. 67.
27

Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar.

Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam kepribadiannya, dia

bukanlah seorang yang berjiwa pemasar. Melekat dalam sikap

melayani ini adalah sikap sopan, santun, dan rendah hati. Orang yang

beriman diperintahkan untuk bermurah hati, sopan dan bersahabat

saat berelasi dengan mitra bisnis.

e. Menepati Janji dan Tidak Curang (Tahfif)

Seorang pebisnis syari’ah harus senantiasa menjaga amanah

yang dipercayakan padanya. Demikian juga dengan seorang pemasar

syari’ah, harus dapat menjaga amanah yang diberikan kepadanya

sebagai wakil dari perusahaan dalam memasarkan dan

mempromosikan produk kepada pelanggan.

f. Jujur dan Terpercaya (Al-Amanah)

Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syari’ah dalam

setiap gerak-geriknya adalah kejujuran. Kadang-kadang sifat jujur

dianggap mudah untuk dilaksanakan bagi orang-orang awam, maka

kala tidak dihadapkan dengan ujian yang berat atau tidak dihadapkan

pada godaan duniawi.

g. Tidak Suka Berburuk Sangka (Su’uzh-zhon)

Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi

Muhammad Saw. Yang harus diimplementasikan dalam perilaku


28

bisnis modern. Tidak boleh salah satu pengusaha menjelekkan

pengusaha yang lain, hanya bermotifkan persaingan bisnis.

h. Tidak Suka Menjelek-jelekkan (Ghibah)

Bagi pemasar syari’ah, ghibah adalah perbuatan sia-sia, dan

membuang-buang waktu. Akan lebih baik baginya jika menumpahkan

seluruh waktunya untuk bekerja secara professional, menempatkan

semua prospeknya sebagai sahabat yang baik, dan karenanya ia harus

memperlihatkan terlebih dahulu bagaimana menjadi sahabat yang

baik, berbudi pekerti dan memiliki akhlaq karimah. Orang yang

memiliki akhlaqul karimah pasti disenangi semua orang, dan orang

sering mengenangnya karena kebaikan perilakunya. Dari sinilah

muncul kepercayaan yang menjadi salah satu kunci sukses dalam

bisnis.

i. Tidak Melakukan Sogok/Suap (Risywah)

Menyuap dalam Islam ukumnya haram, dan menyuap termasuk

dalam kategori makan harta orang lain dengan cara bathil

C. PENELITIAN RELEVAN

1. Masalah sistem pemasaran merupakan masalah yang sudah tidak baru lagi

untuk diangkat dalam pembahasan skripsi atau ruang lingkup lainnya.


29

Sebelumnya sudah ada karya lain yang telah membahas mengenai strategi

pemasaran yaitu Skripsi oleh Novi Listiawati dengan judul “Sistem

Pemasaran Krupuk Lumpia Di Desa Dayasakti Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat Dalam Prespektif Etika Bisnis Islam

Tahun 2013”. Penelitian ini membahas mengenai sistem pemasaran yang

dilakukan oleh pengusaha kripik lumpia yaitu Ibu Sundari, Ibu Sarwo dan

Ibu Karsi. Dalam kegiatan pemasaran krupuk lumpia terdapat pelanggaran

yang dilakukan saat melakukan bisnis menurut etika bisnis Islam karena

terdapat usaha saling menjatuhkan yang dilakukan oleh Ibu Karsi yang

berkeinginan meningkatkan penjualan produknya dengan cara menjual

kripik lumpia dengan harga rendah supaya lebih cepat terjual di pasaran.

Ibu Karsi juga kerap melebih-lebihkan kualitas kripik lumpia miliknya

dan merendahkan kualitas kripik lumpia milik Ibu Sundari dan Ibu Karso

kepada para konsumen.41

Persamaan dengan penelitian penulis ini adalah sama sama meneliti

tentang sistem pemasaran dalam perspektik etika bisnis islam.

Perbedaannya dengan penelitian penulis ini adalah peneliti terdahulu

meneliti tentang Krupuk Lumpia Di Desa Dayasakti Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat, sedang kan penulis ini meneliti tentang

Toko Perlengkapan Bayi dan Balita (Little Me Baby Outlet) Aceh Tengah.

41
Novi Listiawati, Sistem Pemasaran Krupuk Lumpia Di Desa Dayasakti Kecamatan
Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam Prespektif Etika Bisnis Islam Tahun 2013, (Metro:
Institut Agama Islam Negeri), 2014,hal. 47.
30

2. Terdapat pula penelitian Skripsi yang berjudul “Strategi Bauran

Pemasaran Tentang Promosi Pada Toko Sepatu Bata Metro Dalam

Prespektif Etika Bisnis Islam Tahun 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pemberian diskon yang dilakukan Toko Sepatu Bata Metro

apakah sudah sesuai etika bisnis Islam. Dari hasil penelitian yang

dilakukan tentang strategi bauran pemasaran tentang promosi pada Toko

Sepatu Bata Metro menimbulkan suatu perilaku yang membuat pembeli

melakukan suatu pemborosan atau perilaku konsumtif. Teknik pemasaran

tersebut tidaklah sesuai dengan teknik yang akan memotivasi para pembeli

untuk melakukan hal yang salah seperti pemborosan dan perilaku hidup

konsumtif.42

Persamaannya dengan penelitian penulis ini adalahh pemasaran dalam

Perspektif Etika Bisnis Islam.

Perbedaannya dengan penelitian penulis ini adalah penelitian terdahulu

mengangkat judul tentang Strategi Bauran Pemasaran Tentang Promosi

Pada Toko Sepatu Bata Metro Dalam Prespektif Etika Bisnis yaitu

meneliti tentang strategi pemasarannya, sedangkan penelitian penulisan ini

mengangkat judul tetang Sistem Pemasaran Toko Little Me Baby Outlet

42
Bowo Setiawan, Strategi Bauran Pemasaran Tentang Promosi Pada Toko Sepatu Bata
Metro Dalam Prespektif Etika Bisnis Islam, (Metro: Institut Agama Islam Negeri), 2013, hal. 51.
31

Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam yaitu meneliti tentang sistem

pemasarannya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah analisis

deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

bagaimana kondisi atau keadaan secara nyata dan mengklarisifikasi data dari

hasil penelitian.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu

penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat

yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di

lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk melakukan penyusunan laporan

ilmiah.43

Penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung di mana objek yang

diteliti yaitu pedagang Toko Little Me Baby Outlet di Takengon Aceh Tengah.

2. Sifat Penelitian

Sifat Penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan sikap sesuatu yang

tengah berlangsung pada saat Penelitian Dilakukan dan memeriksa sebab-

sebab dari suatu gejala

tertentu.44
43
Abdurrahmat Fathoni, Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2011), hal. 96.
44
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cet. 11, (Jakarta: PT
Rajawali Pers, 2011), hal. 22.

32
33

Sesuai dengan judul dan fokus permasalahan yang diambil maka sifat

penelitian ini adalah deskiptif, yaitu menggambarkan sikap sesuatu yang

tengah berlangsung pada saat penelitian pedagang Toko Little Me Baby Outlet

di Takengon Aceh Tengah.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh.45 Sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian adalah

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya.46Sumber data primer diperoleh secara

langsung dari pedagang Toko Little Me Baby Outlet di Takengon Aceh

Tengah.

.Data tersebut merupakan hasil dari proses observasi dan wawancara

yang dilakukan peneliti kepada para pedagang, karyawan dan konsumen Toko

Little Me Baby Outlet di Takengon Aceh Tengah.

2. Sumber Data Sekunder

45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013), hal. 172.
46
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal.
39.
34

Sumber data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-

dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data

mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai persediaan

pangan di suatu daerah, dan sebagainya.47 Sumber data sekunder diperoleh

dari sumber pustaka baik dari buku-buku, atau dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yang berkaitan

dengan judul penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.48

Peneliti mengumpulkan dan mencatat data dalam penelitian

menggunakan tiga metode, yaitu:

1. Metode Wawancara

Bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden.

Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap

muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang

47
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal.
39.

48
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2014),
hal. 224.
35

melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya

menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan,

pengalaman, motif yang dimiliki oleh responden bersangkutan. Di sinilah

terletak keunggulan dari metode wawancara.49

Pengertian di atas dapat dimengerti bahwa wawancara adalah metode

yang dapat digunakan oleh peneliti dengan narasumber untuk berinteraksi

secara langsung, untuk melakukan tanya jawab mengenai pertanyaan yang

berkaitan dengan masalah yangakan diteliti.Karena terdapatnya beberapa

kelebihan dalam interaksi langsung tersebut, menjadikan wawancara

sebagai metode yang paling sering digunakan dalam melakukan sebuah

penelitian lapangan.

Wawancara dalam penelitian kualitatif ataupun wawancara lainnya

pada umumnya terdiri dari tiga bentuk: wawancara terstruktur, wawancara

semi struktur dan wawancara tidak terstruktur.50

Peneliti akan menggunakan bentuk wawancara terstruktur. Bentuk ini

wawancara terstruktur ini Di mana peneliti akan meyiapkan daftar

pertanyaan berupa garis besar permasalahan yang akan diteliti dalam

bentuk essay test, selain itu juga peneliti memberikan pertanyaan bebas

yang tentunya masih berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti

49
W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hal. 119
50
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Focus Group Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 63.
36

terkait dengan sistem pemasaran Toko Little Me Baby Outlet dalam

Perspektif Etika Bisnis Islam di Aceh Tengah

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.51

Dokumentasi yang peneliti pergunakan adalah dokumen-dokumen

pribadi milik narasumber sebagai sumber data tambahan. Dokumentasi ini

digunakan untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang

berkenaan dengan keadaan-keadaan dan keterangan-keterangan yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati

oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui

pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.52

51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2013)., hal. 201.
52
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), hal. 143.
37

Peneliti menggunakan metode observasi langsung yaitu peneliti

melakukan pengamatan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti.

Dengan demikian peneliti melakukan metode observasi dengan

mengumpulkan data-data melalui pengamatan, mendengarkan, dan

menuliskannya secara sistematis dan terencana atas hasil pengamatan yang

dilakukan.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penetapan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajad

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confrirmability).53

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan bahwa data yang

diperoleh dari konsumen dan karyawan sesuai dengan data yang diperoleh

dari para pedagang Toko Little Me Baby Outlet Takengon Aceh Tengah.

Sehingga peneliti dapat mempertegas bahwa data yang diperoleh dari para

pedagang adalah sesuai dengan hasil observasi di lapangan.

53
Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT Rosda Karya,
2006), hal. 324.
38

E. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang diceritakan orang lain.

Metode analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

analisa data kualitatif lapangan, karena data yang diperoleh merupakan

keterangan-keterangan dalam bentuk uraian. Kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu sumber dari tertulis atau

ungkapan dan tingkah laku yang diobservasi dari manusia.54

Peneliti menggunakan cara berfikir induktif dalam menganalisa data.

Adapun berpikir induktif adalah suatu cara berfikir yang terangkat dari

faktafakta yang khusus dan konkrit, peristiwa konkrit, kemudian dari fakta

atau peristiwa yang khusus dan konkrit tersebut ditarik secara generalisasi

yang mempunyai sifat umum.55

Berdasarkan uraian di atas maka dalam menganalisa data, peneliti

menggunakan data yang telah diperoleh dalam bentuk uraian-uraian kemudian

data tersebut dianalisa dengan menggunakan cara berfikir induktif yang

berangkat dari informasi tentang strategi pemasaran yang digunakan pedagang

54
Burhan Ashafa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 16.
55
Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid I, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 2014),
hal.42.
39

Toko Little Me Baby Outlet di Takengon Aceh Tengah dalam persepektif

etika bisnis Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz. 2013. Etika Bisnis Prespektif Islam. Bandung: Alfabeta.

Abdurrahmat Fathoni. 2011. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bowo Setiawan. 2013. Strategi Bauran Pemasaran Tentang Promosi Pada Toko
Sepatu Bata Metro Dalam Prespektif Etika Bisnis Islam. Metro: Institut
Agama Islam Negeri.

Buchari Alma. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.


Bandung:Alfabeta.

Departermen Agama RI. 2009. Al-quran dan Terjemahannya. Bandung:PT Sygma


Examedia Arkanleema.

Donni Juni Priansa. 2017. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis


Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cet. 11.
Jakarta: PT Rajawali Pers.

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula.2006. Syariah Marketing.


Bandung: PT Mizan Pustaka.

Haris Herdiansyah. 2013. Wawancara, Observasi, Dan Focus Group Sebagai


Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Indriyo Gitosudarmo. 2010. Manajemen Pemasaran . Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta

40
41

Muhammad Syakir Sula. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan
Sistem Operasionalnya. Jakarta: Gema Insani Press.

Mulyadi.2017. sistem manajen. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Morissan. 2012. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Nur Asnawani dan Muhammad Asnawani Fanani. 2017. Pemasaran Syariah: Teori,
Filosofi, dan Isu-isi Kontemporer. Depok:PT,Raja Granfindo Perseda.

Nana Herdiana Abdurrahman. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung: CV.


Pustaka Setia.

Novi Listiawati. 2013. Sistem Pemasaran Krupuk Lumpia Di Desa Dayasakti


Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam Prespektif
Etika Bisnis Islam Tahun 2013. Metro: Institut Agama Islam Negeri.

Sofjan Assauri. 2011. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: CV Andi


Offset.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta: CV.


Andi Ofset.

Salim Bahreisy dan Said Bahreisy. 2005. Terjemahan Singkat Ibnu Katsier 2 Edisi
Revisi. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


PT Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata, 2012. Metodologi Penelitian . Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.
42

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Taufiq Amir. 2015. Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Jakarta:


PT.RajaGrafindo Persada.

Pandji Anoraga. 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Philip Khotler dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi Ke-12.
Jakarta: Erlangga.

Veitzal Rivai dan Andi Buchari. 2009. Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan
Opsi, Tetapi Solusi. Jakarta : Bumi Aksara.

Zulkarnain. 2012. Ilmu Menjual Pendekatan Teoritis dan Kecakapan Menjual.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
43

Anda mungkin juga menyukai