Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN LEPRA

No. Dokumen:
No.Revisi:
SOP TanggalTerbit: 01 JUNI 2016
Halaman: 1/2
UPT
dr. H. ARIEF AGOESTONO H
PUSKESMAS
NIP. 19690817 200305 1 001
KEDUNGPRING

1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh


Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat.
Penularan kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan
atas dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan terus menerus.
Masa inkubasi rata-rata 2,5 tahun, namun dapat juga bertahun-
tahun
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Lepra
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan
Primer
5. Alat dan Bahan
6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesis keluhan pasien didapatkan
langkah langkah bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat,
terutama di wajah dan telinga. Bercak kurang/mati rasa,
tidak gatal. Lepuh pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelainan
kulit tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila
terdapat keterlibatan saraf tepi.
Faktor Risiko
a. Sosial ekonomi rendah.
b. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota
keluarga yang didiagnosis dengan lepra
c. Imunokompromais
d. Tinggal di daerah endemik lepra

SOP PENANGANAN LEPRA


2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik tanda Patognomonis
a. Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak
berbentuk plakat dengan kulit mengkilat atau kering
bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut. Terdapat
baal pada lesi kulit, hilang sensasi nyeri dan suhu, vitiligo.
Pada kulit dapat pula ditemukan nodul.
b. Tanda-tanda pada saraf
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan
pada saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada
anggota gerak, kelemahan anggota gerak dan atau
wajah, adanya deformitas, ulkus yang sulit sembuh.
c. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
Untuk kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik,
simbol-simbol berikut digunakan dalam penulisan di
rekam medik.
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada sediaan
kerokan jaringan kulit.
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemenriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-
tanda utama atau cardinal (cardinal signs), yaitu:
a. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa.
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan
fungsi saraf.
c. Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan
jaringan kulit (slit skin smear).
Sebagian besar pasien lepra didiagnosis berdasarkan
pemeriksaan klinis.
Klasifikasi Lepra terdiri dari 2 tipe, yaitu Pausibasilar (PB)
dan Multibasilar (MB)

SOP PENANGANAN LEPRA


Tanda Lain PB MB
Distribusi Unilateral atau Bilateral simetris
bilateral asimetris
Permukaan Kering, kasar Halus, mengkilap
bercak
Batas bercak Tegas Kurang tegas
Mati rasa pada Jelas Biasanya kurang jelas
bercak
Deformitas Proses terjadi lebih Terjadi pada tahap
cepat lanjut
Ciri-ciri khas - Mandarosis, hidung
pelana, wajah singa
(facies leonina),
ginekomastia pada
laki-laki

SOP PENANGANAN LEPRA


7. Diagram alir
Melakukan
Melakukan
Anamnesa pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan diagnosa
banding

Menegakkan
komplikasi

Melakukan terapi dan


Melakukan tindakan
konselling
dan edukasi

8. Hal – hal yang


perlu diperhatikan

9. Unit Terkait 1. UGD


2. Poli umum
3. Poli KIA/KB
4. Pustu
5. Ponkesdes
10. Dokumen -
Terkait

Lamongan,………….................

Pelaksana / Auditor

…………………………….............

NIP: …………………..............

SOP PENANGANAN LEPRA

Anda mungkin juga menyukai