DISUSUN OLEH:
SD NO 3 GITGIT
KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG
GITGIT
2014
i
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II MATERI PELAJARAN............................................................................................... 3
1.3. Ketipat................................................................................................................ 3
1.4. Canang Sari......................................................................................................... 3
1.5. Daksina............................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
MATERI PELAJARAN
2.1.KETIPAT
Bahan :
- Janur dan beras
Cara pembuatan :
- Janur dipotong pangkalnya,
- Pinggir janur yang berwarna hijau dihilangkan
- Lidi pada janur dihilangkan, disisakan pada bagian pangkalnya
- Anyam janur
- Setelah janur selesai di anyam, isi ketipat dengan beras
2.2.Canang Sari
Bahan : Janur, semat, plawa, tebu, kekiping, pisang emas, beras kuning,
lengawangi, burat wangi, bunga, pandan harum, sesari.
Jahitannya : ceper, taledan, plekir, uras sari, clemik dan tangkih.
Cara pembuatan :
- Siapkan bahan yang diperlukan
- Rangkai bahan-bahan sesuai dengan gambar
b. Beras
Beras atau wija sebagai lambang/nyasa sang Hyang Atma, yang menjadikan badan ini bisa
hidup. Beras/wija sebagai lambang benih, dalam setiap insan atau kehidupan diawali oleh
benih yang bersumber dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berwujud Atma.
c. Porosan
Sebuah porosan terbuat dari daun sirih, kapur/pamor dan jambe atau gambir sebagai
lambang/nyasa Tri Premana yaitu Sabda Bayu Idep (pikiran, perkataan, perbuatan). Daun
sirih sebagai lambang warna hitam sebagai nyasa Bhatara Wisnu dalam bentuk Tri Premana
sebagai lambang/nyasa dari sabda (perkataan). Jambe /gambir sebagai nyasa sebagai
lambang/nyasa Bhatara Brahma dalam bentuk Tri Premana sebagai lambang Bayu
(perbuatan), Kapur/pamor sebagai lambang/nyasa Bhatara Iswara dalam bentuk Tri Premana
sebagai lambang/nyasa Idep (pikiran).
e. Sampian Uras
Sampian uras dibuat dari rangkaian janur yang ditata berbentuk bundar yang biasanya terdiri
adri delapan ruas atau helai yang melambangkan roda kehidupan dengan asta aiswarya atau
delapan karakteristik yang menyertai setiap kehidupan umat manusia.
f. Bunga
Bunga adalah sebagai lambang/nyasa kedamaian, ketulusan hati. Pada sebuah canang, bunga
akan ditaruh di atas sebuah sampian uras, sebagai lambang/nyasa di dalam kita menjalani
roda kehidupan ini hendaknya selalu dilandasi dengan ketulusan hati dan selalu dapat
mewujudkan kedamaian bagi setiap insan.
g. Kembang rampai
Kembang rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-bunga pada satu canang,
kembang rampai memiliki makna sebagai lambang/nyasa kebijaksanaan.
Kegunaan:
- Dapat digunakan pada hari raya agama dan melengkapi upakara lainnya. Dari segi
bentuk canang ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian bawah alasnya
ceper atau taledan yang dipekir. Pada bagian ini terdapat antara lain: plawa, porosan,
tebu, kiping, biu mas, beras kining, burat wangi, dan lenga wangi. Bagian atas diisi
uras sari, bunga-bungaan, pandan harum, dan sesari. Canang ini melambangkan widya
dara dan widyadari.
Penggunaan:
- Jenis tipat yang paling sering digunakan adalah tipat sarti tipat gatep, tipat nasi, tipat
gong. Dipakai untuk melengkapi banten sodaan atau persembahan tersendiri
dilengkapi dengan raka.
2.3.Daksina
Cara pembuatan:
- Siapkan bahan-bahan yang diperlukan
- Rangkai bahan-bahan sesuai gambar
Bahan:
- Janur, selepaan, beras, kelapa, benang, telur, tingkih, pangi, beras, plawa, peselan, biji
ratus, uang, biu, kayu, tebu, base temple.
3
- Jejahitannya: Bedogan, Serembeng Daksina, Tapak, Kojong.
Gambar daksina
Unsur-unsur daksina.
a. Alas Bedogan/Srembeng/Wakul/Katung
Terbuat dari janur/slepan yang bentuknya bulat dan sedikit panjang serta ada batas di
pinggirnya. Alas bedogan ini lambang pertiwi unsur yang dapat lihat dengan jelas. Srobong
daksina: terbuat dari janur/slepan yang dibuat melingkar dan tinggi seukuran dengan alas
wakul. Bedogan bagian tengah ini adalah lambang akasa yang tanpa tepi. Srembeng daksina
juga merupakan lambang dari hokum Rta (hukum abadi Tuhan).
b. Tampak Dara
Dibuat dari dua potongan janur lalu dijahit sehingga membentuk tanda tambah. Tampak
adalah lambang keseimbangan baik makrokosmos maupun mikrokosmos sebagai sumber
pengatur seisi alam, menjadi cerminan Sang Hyang Rwa Bhineda, sehingga kelihatn ada
siang dan malam, ada laki-laki ada perempuan, baik dan buruk. Tampak juga melambangkan
swastika yang artinya semoga dalam keadaan baik.
c. Beras
Yang merupakan makanan pokok melambangkan dari hasil bumi yang menjadi sumber
penghidupan manusia di bumi. Beras juga merupakan simbul udara sebagai cerminan Sang
Hyang Bayu.
d. Sirih tampel / Porosan
Terbuat dari daun sirih (hijau – Wisnu), kapur (putih – Siwa) dan pinang (merah-Brahma)
diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu. Porosan adalah lambang pemujaan Hyang Tri
Murti (Brahma Wisnu Siwa). Porosan simbul silih asih, cerminan dari dari sang hyang
Semarajaya Semara ratih.
e. Kepala
Adalah buah serba guna yang juga symbol Pawitra (air keabadian/amertha) lambang alam
semesta yang terdiri dari tujuh lapisan (sapta loka dan sapta patala) karena ternyata kelapa
memiliki tujuh lapisan ke dalam dan tujuh lapisan keluar.
f. Telor itik
Dibungkus dengan ketipat telor, adalah lambang awal kehidupan / getar-getar kehidupan,
lambang bhuana alit yang menghuni bumi ini, karena pada telor terdiri dari tiga lapisan.
g. Pisang, tebu, kojong
Adalah symbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam mini. Idealnya
manusia penghuni bumi ini hidup dengan Tri Kaya Parisudanya.
h. Buah Kemiri / Tingkih
4
Adalah symbol purusa / kejiwaaan/ laki-laki dari segi warna putih (ketulusan). Merupakan
symbol bintang atau nata yakni cerminan Sang Hyang Parama Siwa.
i. Buah kluwek/Pangi
Lambang pradana / kebendaaan / perempuan, dari segi warna merah (kekuatan). Dalam
tetandingan melambangjan dagu. Pangi symbol sarwa pala bungkah cerminan sang hyang
boma.
j. Gegantusan
Merupakan perpaduan dari sisi daratan dan lautan, yang terbuat dari kacang-kacangan,
bumbu-bumbuanm garam dan ikan teri yang telah dibungkus dengan kraras atau daun pisang
yang sudah tua adalah lambang sad rasa dan lambang kemakmuran. Juga merupakan symbol
segala biji-bijian alam semesta sebagai cerminan adanya jiwatman (roh)
k. Papeselan
Yang terbuat dari lima jenis dedaunan yang diikat menjadi satu adalah lambang Panca
Dewata, daun duku lambang Iswara, daun manggis lambang Brahma, Daun
durian/langsat/ceroring lambang Mahadewa, daun salak/manga lambang Wisnu, daun
nangka /timbul lambang Siwa. Papeselan juga merupakan lambang kerjasama (Tri Hita
Karana). Papeselan juga sebagai cerminan Sang Hyang Sangkara.
l. Biji ratus
Adalahcampuran dari lima jenis biji-bijian, diantaranya: godem (hitam-wisnu), jawa (putih-
Iswara), Jagung Nasi (merah-Brahma), jagung biasa (kuning-Mahadewa) dan jail-jali
(brumbun-Siwa). Kesemuanya itu dibungkus dengan kraras (daun pisang tua)
m. Benang Tukelan
Benang tukelan memiliki makna alat pengikat symbol dari naga anantabhoga dan naga basuki
dan naga Taksaka dalam proses pemuteran Mandara Giri di Kserarnawa untuk mendapatkan
tirta amerta. juga merupakansimbol dari penghubungan antara jiwatman yang tidak akan
berakhir sampai terjadinya praline. Sebelum praline Atman yang berasal dari Paratman akan
terus menerus mengalami penjelmaan yang berulang-ulang sebelum mencapai moksa. Dan
semuanya akan kembali kepada Hyang Widhi kalau sudah praline.
n. Uang kepeng/pis bolong
Adalah alat penebus segala kekurangan sebagai sarining manah. Uang juga merupakan
lambang dari Dewa Brahma yang merupakan inti kekuatan untuk menciptakan hidup dan
sumber kehidupan. Pis bolong juga merupakan symbol “windu Sunia” yakni cerminan
“Sangkan Paran”.
o. Sesari
Sebagai lambang saripati dari karma atau pekerjaan.
p. Sampyan Payasan
Terbuat dari janur dibuat menyerupai segitiga, lambang dari Tri Kona; utpeti, stiti, pralina.
q. Sampyan pusung.
Terbuat dari janur dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut, sesungguhnya tujuan
akhir manusia adalah brahman dan pusungan itu symbol pengerucutan dari indiriya-indiriya.
Kegunaan; merupakan sarana linggih/stana Hyang Widhi Wasa dan umumnya sebagai
pelengkap banten,
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Semua sarana upakara sangat diperlukan dalam kehidupan beragama oleh sebab itu para
generasi muda perlu diberikan pemahaman sejak dini.
2. Pembuatan sarana upakara merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kreatifitas anak-
anak baik putra maupun putri sehingga terjadi keseimbangan perkembangan kecerdasannya
baik kecerdasan intelektual maupun emosionalnya.
3. Keterampilan putra maupun putri dapat dijadikan alternative agar siswa tidak terjerumus
dalam lingkaran yang bersifat negative.
3.2. Saran
1. Dalam kegiatan ekstra yang dituntut lebih banyak adalah aspek psikomotor sehingga dalam
pelaksanaannya lebih ditekankan pada kegiatan praktek dibandingkan teori.
2. Sumber-sumber yang digunakan dalam penyusunan materi ini masih sangat sedikit oleh sebab
itu masih perlu pengkajian lebih lanjut agar materi ini menjadi lebih sempurna.
3. Materi ini dibuat khusus untuk dijadikan panduan dalam memberikan kegiatan ekstra
keterampilan putra dan putri selama satu semester yaitu pada semester I tahun pelajaran
2014/2015.
6
DAFTAR PUSTAKA
- Tim Penyusun. 2006. “Materi Panduan Pasraman Remaja untuk Instruktur” Setda Provinsi
Bali: Denpasar
- Tim Penyusun. 2006. “Materi Penataran Instruktur Pesraman” . Biro Bina Kesejahteraan
dan Pemberdayaan Perempuan Setda Provinsi Bali: Denpasar
7
8
PROGRAM KEGIATAN EKSTRA DAN PENGEMBANGAN DIRI KETERAMPILAN PUTRI
SEKOLAH : SD NO. 3 GITGIT
SEMESTER :I
TAHUN AJARAN : 2014/2015
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
KET
NO MATERI KEGIATAN I II I II I II I II I II I II
I I I IV V I I I IV V I I I IV V I I I IV V I I I IV V I I I IV V
1 Sosialisasi Kegiatan
2 Pendataan Peserta
3 Membuat Ketipat sari, ketipat taluh, Katipat Gatep, Katipat Nasi
4 Membuat Canang Sari
5 Membuat Daksina
Mengetahui, Singaraja,
Kepala SD No. 3 Gitgit Guru Pendidikan Agama Hindu
KET
NO MATERI KEGIATAN ke- I II I II I II I II I II I II
I I I IV V I I I IV V I I I IV V I I I IV V I I I IV V I I I IV V
I Sosialisasi Kegiatan
II Pendataan Peserta
III Kompetensi Dasar/Indikator
Membuat Ketipat sari, ketipat taluh, Katipat Gatep, Katipat
1
Nasi
1.1. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
membuat Ketipat
1.2. Mengamati langkah-langkah membuat ketipat sari
DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN EKSTRA DAN PENGEMBANGAN DIRI KETERAMPILAN PUTRI
SEKOLAH : SD NO. 3 GITGIT
SEMESTER :I
TAHUN AJARAN : 2014/2015
NO NAMA Perte JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
ke- III I V I II III I V I II III I V I II III I V I II III I V I II III I
V V V V V V
1 Ketut Erma Widiartini
2 Luh Dewi Purwantini
3 Ketut Erma Widiartini
4 Luh Dewi Purwantini
5 Putu Alvina Dharmasari
6 Putu Widyaningsih
7 Putu Rina Ariani
8
Kadek Mila Anjani
9 Putu Rina Ariani
10 Kadek Mila Anjani
11 Luh Putu Sariningsih
12 Kadek Widia Astuti
13 Wayan Setia Yuni
14 Putu Devi Ratna Sari
15 Made Dita Yuliantini
16 Komang Santi Widiadnyani
17 Komang Nia Handayani
Mengetahui, Singaraja,
Kepala SD No. 3 Gitgit Guru Pendidikan Agama Hindu
Mengetahui, Singaraja,
Kepala SD No. 3 Gitgit Guru Pendidikan Agama Hindu
Mengetahui, Singaraja,
Kepala SD No. 3 Gitgit Guru Pendidikan Agama Hindu
RUBRIK PENILAIAN
1. Kelengkapan bahan : 1–4
2. Penguasaan Langkah : 1–4
3. Kerapian/keindahan : 1–4
4. Kebenaran : 1–4
Rentang skor Rentang nilai Kategori
14-16 87-100 A = AMAT BAIK
11-13 68 – 81 B = BAIK
8-10 50 – 62 C = CUKUP
5-7 31 – 43 D = KURANG BAIK
4 25 E = AMAT KURANG BAIK