Anda di halaman 1dari 4

BANTEN PRAYASCITA

Isi dari postingan kali ini merupakan tugas mata kuliah Upakara yang sengaja penulis
posting untuk membiasakan budaya berbagi. Siapa tahu ada di antara kita yang membutuhkan
informasi tentang bagaimanakah Banten Prayascita itu. Oke, langsung saja!
Dalam masyarakat hindu bali, banten merupakan salah satu komponen penting dalam
kehidupan mereka ibaratnya masyarakat hindu menggunakan banten seperti mereka
menggunakan udara untuk bernafas. Banten memiliki arti sebagai persembahan serta sarana
bagi umat Hindu Bali sebagai rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atas dasar tulus ikhlas, perwujudan cinta kasih, serta tidak lupa untuk
mewujudkan rasa terima kasih atas semua anugerah yang telah di limpahkan-Nya.
1 Banten Prayascita
Memiliki susunan sarana-sarana (tetandingan) yang merupakan simbol-simbol yang
sarat denngan makna religius. Seperti halnya dalam banten prayascita.
Prayascita berasal dari suku kata pra-yas dan cita, yang didalamnya mengandung arti
penyucian dari segala kesedihan atau juga kekotoran. Banten ini biasanya dipergunakan bila
seseorang melakukan penglukatan (menghilangkan sebel/ kekotoran). Selain itu terkadang
banten prayascita juga di gunakan untuk mengupacarai barang-barang yang bernilai
ekonomis (misalnya, membeli sepeda motor baru atau barang-barang elektronik lainnya).
2 Unsur-Unsur Dalam Banten Prayascita Serta Maknanya

Tamas gede atau nyiru dan aled sebagai simbol windhu memiliki makna kekuatan penyucian
(pawitra)

Sampian nagasari memiliki makna memohon sarining merta (hasil yang murni untuk

kehidupan)
Penyeneng biasa (madya) memiliki makna kehidupan kehadapan sang hyang siwa
Pebersihan payasan
Lis senjata, lis berasal dari kata les,yang artinya inti dan memiliki makna inti permohonan

adalah kesucian
Sampian padma
Jajan uli, bagina, roti kukus, dan cerorot memiliki makna bahwa manusia berterimakasih atas
anugerah yang di berikan berupa pikiran sehingga mampu mengolah sesuatu yang bisa

menjadi suatu karya seni yang indah baik dari rasa juga tampilannya.
Tape gede, pinang, tebu adalah simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari

alam ini
Tempat nasi dari kelongkong
Coblong berisi daun dapdap yang diulek diisi sedikit air
Peras tulung sayut (sorohan alit/ tebasan alit)
Daun cabe bun, daun dapdap dan padang lepas
Payuk pere berisi toya yang bercampur dengan bunga tunjung, cempaka putih/kuning (bunga

yang serba harum)


Beras kuning bertempatkan takir
Bungkak yang di kasturi (bungkak nyuh gading)
3 Tetandingan atau isi dari banten di bawah ini

a.

Pebersihan payasan
Terdiri dari:
Alas ceper slepan bungkulan
Celemik yang berisi : tebu, sisig, daun pucuk diiris, boreh miik, lengis miik dan daun ilalang
yang telah diikatkan dengan benang tetebus
Ituk-ituk yang diatasnya isi sampian, kemudian diisi bunga dan kembang rampe
Adapun susunan tetandingannya terdiri atas: iluk-iluk diatas,ceperdi bawah kemudian diikat
dengan tali.
b. Sorohan alit/ tebasan
Banten sorohan alit/tebasan adalah simbol penebusan. Misalnya penebusan daripada
kekurangan-kekurangan

atau

kesialan-kesialan.

Pada

banten

pengulapan,prayascita,

byakaonan, banten ini sering ada. Banten ini terdiri dari : peras tulung,sayut, penyeneng alit.
Tulung diisi nasi
Tumpeng 2 buah
Bantal tape, jajan uli, bagina
Sampian plaus diisi bunga
Celemiknya diisi kacang saur
Tumpeng 2, pisang,tebu diiris, bantal tape, jajan uli, bagina,
Sampian sayut diisi bunga
Tepung dan dapdap, beras, tebu, bunga tunjung, yang diiris menjadi satu
Benang tetebus

Susunannya : penyeneng alit paling atas, peras tulung di tengah, sesayut paling bawah, diikat
dengan tali.
c.

Lis senjata
Penggunaannya di sesuaikan dengan besar kecilnya banten yang menyertainya. Jenis
tetuwasanliasnya terdiridari : tangga menek, tangga tuwun, jan, sesapi, lilit linting, basang
ngude, basang wayah, lawat buah, lawat nyuh, tipat pusuh, tipat tulud, sasap, takep jit lis.
Lis senjata adalah lis yang di pakai pada banten prayascita dan padudusan. Lis senjata
reringggitannya menggambarkan senjata para dewa seperti senjata Dewa brahma di sebut
gadha, dewa iswara bajra, dewa mahadewa nagapasa, dewa wisnu cakra, dewa siwa padma,
dewa sambhu trisula, dewa mahesora dupa, dewa rudra moksala, dan dewa sangkara di sebut
angkus.
4 Cara Penataan Banten Prayascita

v Nyiru atau tamas gede di siapkan, kemudian diisi aled. Diatasnya di susuni pisang, tebu, tape
gede, jajan uli, bagina,apem,roti rebus, cerorot dan sebagainya.
v Kemudian diteben (dibelakangnya) diisi nasi celongkong ( bundaran dari janur yang diisi tri
kona ). Tatakannya adalah daun tabio bun yang jumlahnya ganjil. Di atas nasi celongkong di
tancapi dengan padang lepas dan muncuk daun dapdap.
v Selanjutnya diisi pula sorohan alit atau tebasan alit dan pebersihan payasan. Toya wadah pere
diatasnya diisi tekir berisi beras kuning dan bunga campur. Disertai lis senjata, coblong yang
ada daun dapdap diulek, diatasnya disusuni dengan sampian padma.
v Setelah itu barulah diisi penyeneng dan sampian nagasari
Keterangan : Dicoblong tempat padma terdapat padma dan daun dapdap yang telah di ulek
kemudian di campur dengan yeh bungkak, (air kelapa gading). Campuran dapdap dan air
bungkak tersebut dicolekan pada telapak tangan warga banjar yang kemudian diusap-usap.
Sedangkan air bungkak dituangkan ke dalam payuk (priyuk) pere di campur dengan
beras kuning dan bunga dalam satu tempat yang terbuat dari daun pisang. Selanjutnya lis
senjata di pergunakan untuk memerciki tirta itu di kepalapa warga banjar. Ada yang
memerciki di kepalanya sendiri-sendiri, ada juga yang minta tolong pada orang lain.
Banten prayascita difungsikan untuk menetralisir leteh atau sebel. Misalnya setelah
uasai upacara ngaben, maka di balai banjar oleh masyarakatnya telah dipersiapkan banten
prayascita tersebut.
Jika seseorang tidak nyaman melakukan beramai-ramai, maka dia akan membuat
sendiri banten prayascita tersebut untuk dipergunakan sendiri. Untuk melukat, maka banten
prayascita ini harus dihaturkan oleh pemangku/sulinggih, yang mungkin saja di tambah lagi
banten rentetannya. Dipakai juga untuk mengupacarai barang-barang yang bernilai ekonomis

seperti: mobil, motor, mesin jahit, dan lain sebagainya. Fungsi dan tujuannya adalah untuk
keselamatan pemakaiannya agar barang-barang yang baru di beli tersebut tidak membawa
sial.
5 Mantra Banten Prayascita
a. Memercikan tirtha dengan lis (prayascita)
Mantra : pakulun ngadeg sira sang janur kuning turun bhatara ciwa hulun angaturaken
busung mereke, busung meringgit, ron sarwe leluwes, mas aworane komala manik winten,
angilangane sakwehning dasamala, sebel kandel awighna, tutuga sapta wrdhah.
Om sri ya namo namah swaha.
Om jreng jreng sabuh angadeg nagilang akna sarwa kalan ira sang linislisan
Om sabur sweta, sabur rakta, sabur pitha
Sabur krsna, sabur manca warna sarwa karya prayascita ya suci nirmala ya namo namah
swaha .
b. Prayascita
Mantra : om prayascita kare yegi
Catur warna wicintayet
Catur wawtranca puspadyam
Ang greng bya stawa samam
Om agni rahasia mukam mungguh bungkahing hati angeseng saluwuring dasamala, teka
geseng,geseng,geseng
Om prayascita subagiyamastu

Anda mungkin juga menyukai