P1337430220084 27358 Bab-4
P1337430220084 27358 Bab-4
A. Hasil
1. Ekstraksi data
literatur :
Review
47
48
tahun terbit melalui basis data Google Scholar, AJR Online, NCBI,
meskipun terkait dengan topik akan tetapi tidak dapat diakses full teks.
tersebut dalam tabel 4.1 sesuai dengan urutan tahun publikasi agar
sebagai berikut:
Nama Peneliti
No Judul Artikel
(Author)
1. Reducing Contrast Medium Volume and Mourits dkk. (2016)
Tube Voltage in CT Angiography of The
Pulmonary Artery
2. Pulmonary 64-MDCT Angiography with 50 Trad dkk. (2016)
ml Of Iodinated Contrast Material in an
unselected Patient Population: A Feasible
Protocol
3. Exponentially Decelerated contrast Media Saade dkk. (2016)
Injection rate Combine With a Novel
Patient-Specific Contrast Formula
Reduces Volume Administration and
Radiation Dose During Computed
Tomography Pulmonary Angiography
Lanjutan...
49
Lanjutan...
4. Computed Tomography Pulmonary Chen dkk. (2017)
Angiography using a 20% Reduction in
Contrast Medium Dose Delivered in a
Multiphasic Injection
5. Optimization of Image Quality in Assi & Abu Arra
Pulmonary CT Angiography With Low (2017)
dose of Contrast Material
6. CT Pulmonary Angiography in Patients Meyer dkk. (2018)
With Acute or Chronic Renal Insufficiency:
Evaluation of a Low dose Contrast
Material Protocol
7. CT Angiography for Pulmonary Embolism Silva dkk. (2019)
in the Emergency Department:
Invesstigation of a Protocol by 20 ml of
High- Concentration Contrast Medium
8. Ultra-Low Dose Contrast CT Pulmonary Rajiah dkk. (2019)
Angiography in Oncology Patients Using a
High-Pitch Helical Dual-Source
Technology
9. Minimizing Contrast Media Dose in CT Alobeidi dkk.
Pulmonary Angiography with High Pitch (2020)
Technique
10. Weight-Adjusted Contrast Administration Ratnakanthan dkk.
in the Computed Tomography Evaluation (2020)
of Pulmonary Embolism
11. Pulmonary Embolism:Low dose Contrast Kamr dkk. (2020)
MSCT Pulmonary Angiography with
Modified Bols Technique
12. Arterial Attenuation in Individualized Jamali dkk. (2020)
Computed Tomography Pulmonary
Angiography Injection Protokol Adjusted
Based on the Patient’s Body Mass Index
tabulasi yang terdiri dari nama peneliti, metode dan durasi penelitian,
instrumen penelitian dan sintesis hasil seperti pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
50
Tabel 4. 2. Ringkasan Jurnal Penelitian Mengenai Pemanfaatan Variasi Volume Media Kontras Pada Teknik Pemeriksaan CT Angiografi
Pulmonary dengan Kasus Emboli pulmonal
Sintesis Hasil
Metode dan Instrumen
Nama Peneliti Pengaruh
No. Durasi Penelitian Volume media Teknik pemasukan Parameter
(Author) Penyangatan media
Penelitian kontras media kontras scanning
kontras
1. Trad dkk. Studi a. Pesawat MDCT 64 50 ml a. Metode bolus a. kV 100-120 a. Penyangatan media
(2016) retrospektif Slices tracking b. Auto mAs kontras pada arteri
pada 32 pasien b. Injektor b. Pengamatan c. Pitch 1,375 pulmonalis
selama c. Media kontras manual pada d. Delay time 6-7 mencapai nilai 384
September (Iopamidol 300 vena cava detik HU.
2012 sampai mgI/ml) superior b. Tampak streak
desember 2013 d. Venflon c. Flow rate 4-4,5 artifact pada vena
e. Saline chaser 30 ml/s cava superior akan
ml tetapi, tidak
mengganggu
analisa citra pada
arteri pulmonalis.
2. Mourits dkk. Studi a. Pesawat DSCT Grup A: 100 ml a. Grup A metode a. Tube A 80 a. Nilai penyangatan
(2016) retrospektif 256 Slices, teknik Grup B: 50 ml bolus tracking kVdan tube 140 media kontras arteri
pada 40 pasien DECT dan Grup B kV pulmonalis 80 kV
b. Injektor metode test b. mAs tube A 179 pada protokol A
c. Media kontras bolus dan mAs tube B 634 HU dan
(Optiray 350 b. Metode bolus 76 protokol B 482 HU.
mgI/ml) tracking c. Picth 0,8 b. Nilai penyangatan
d. Venflon 18 G menggunakan d. Delay time pada media kontras arteri
e. Saline chaser 20 ROI 120 HU grup A 5 detik pulmonalis 120 kV
ml pada pulmonary pada protokol A
trunk dan 537,9 HU dan
Lanjutan...
51
Lanjutan...
metode test c. protokol B
bolus ROI pada 410,4 HU
pulmonary trunk
Flow rate 4 ml/s
3. Saade et al., Studi a. Pesawat CT-Scan Grup A: PSCF a. Metode test a. 120 kV a. Nilai penyangatan
(2016) retrospektif 256-Channel Grup B: bolus b. 200 mAs media kontras pada
pada 200 b. Injektor PSCF+EDCM b. ROI pada c. 0,984 grup B (323 – 362
pasien selama c. Media Kontras pulmonary trunk HU) lebih tinggi
januari 2012 (Optiray 350 c. Flow rate 4 ml/s dibandingkan pada
sampai Mg/Ml) grup A (313 – 339
Agustus 2013 d. Venflon 20G HU) dengan
e. Rumus pengurangan media
Perhitungan kontras sebesar
Volume Media 12%
Kontras Patient b. Penggunaan
Specific Contrast software bolus
Formula (PSCF) shaping (optibolus)
f. Software bolus dapat memberikan
shaping penyangatan
(optibolus) vaskuler yang
meggunakan seragam
perlambatan flow
rate secara
eksponen
g. Saline chaser 50
ml
Lanjutan…
52
Lanjutan…
4. Chen et al., Studi a. Pesawat DSCT Grup A: 75 ml a. Metode Bolus a. 120 kV a. Nilai penyangatan
(2017) retrospektif 128-Slice Grup B: 60 ml tracking b. mAs tidak media kontras
pada 120 b. Injektor b. ROI 100 HU disebutkan menggunakan
pasien selama c. Media kontras pada pulmonary c. Pitch 0,6 volume 75 ml 420-
Januari 2015 (350 mgI/ml trunk d. Delay time 4-6 438 HU sedangkan
sampai April Loversol, c. Flow rate 5 ml/s detik pada volume 60 ml
2015 Omnipaque 350) 417-437 HU
d. Venflon 18G b. Tidak ada
e. Saline chaser 25 perbedaan nilai
ml penyangatan antara
kedua pemberian
volume media
kontras
5. Assi dan Abu Studi a. Pesawat MDCT Grup A: 35-40 a. Metode bolus a. 100 kV a. Nilai penyangatan
Arra (2017) retrospektif 128-Slice ml tracking b. mAs tidak media kontras pada
pada 64 pasien b. Injekor Grup B: 60-80 b. ROI 75-85 HU disebutkan grup A 286 HU dan
c. Venflon ml pada pulmonary c. Pitch grup A: 1, grup B 297 HU
d. Media kontras trunk Pitch grup B: b. Pasien dengan
300 mg (Iomeron c. Flow rate 4 ml/s 0,8 berat 80 kg dengan
300) d. Delay time grup pemberian volume
e. Saline chaser A: 3 detik, grup media kontras 35 ml
B: 5 detik menghasilkan citra
yang baik.
6. Meyer dkk. Studi a. Pesawat DSCT Grup A: 45 ml a. Metode bolus a. Grup A: tube A a. Nilai penyangatan
(2018) retrospektif b. Injekor yang terdiri dari tracking 90 kV, tube B media kontras grup
pada 150 c. Venflon campuran NaCl b. ROI 100 HU pada 150 kV; Grup B: A 437,4 HU, grup B
dan 5,4 g iodine pulmonary trunk tube A 100 kV, 575,3 HU pada
Flow rate 3 ml/s tube B 140 kV; dataset VMS 50 kV
Lanjutan…
53
Lanjutan…
d. Media kontras Grup B: 80 ml b. Grup C 100 kV dan grup C375,7 HU
Iomeprol 400 Grup C: 80 ml c. mAs grup A: b. Pemberian volume
mg/ml (Iomeron tube A 100 media kontras 45 ml
400) mAs, tube B 90 yang terdiri dari
e. Saline chaser mAs; Grup B: campuran NaCl dan
tube A 90 mAs, 5,4 g iodine
tube B80 mAs; memberikan kualitas
grup C: 140 citra yang setara
mAs pada dataset VMS
d. Pitch grup A: 50 kV .
1,0, Grup B
0,55, Grup C
1,2
e. Delay time 5
detik
7. Rajiah dkk. Studi a. Pesawat DSCT 30 ml a. Metode bolus a. 80-120 kV Nilai penyangatan
(2019) retrospektif 128 Slices tracking b. 130-150 mAs media kontras pada
pada 151 b. Media kontras b. ROI 150 HU c. Pitch: 3,0 arteri pulmonalis
pasien Loversol 350 pada pulmonary d. Delay time 5 sangat baik yaitu
mgI/ml (Optiray trunk detik sebesar 395,2 HU.
350) c. Flow rate 4 ml/s
c. Injektor
d. Venflon
e. Saline chaser
8. Silva dkk. Studi a. Pesawat CT-Scan Grup A: 20 ml a. Metode bolus a. 100 kV a. Nilai penyaatan
(2019) retrospektif 64-Row Grup B: 40 ml tracking b. 150 mAs vaskuler pada
pada 176 Media kontras b. ROI 100 HU c. Pitch tidak kedua grup yaitu
pasien selama yang telah pada pulmonary disebutkan >250 HU
Oktober 2012 dihangatkan (37◦) trunk
Lanjutan…
54
Lanjutan…
sampai b. Iomeprol 400 c. Flow rate 3 ml/s d. Delay time 4 b. Berdasarkan skor
September mgI/ml (Iomeron detik penilaian dari
2013 400) radiolog, grup A
c. Injektor memiliki skor
d. Venflon penilaian lebih
e. Saline chaser 30 rendah dibanding
ml grup B
9. Alobeidi Studi a. Pesawat DSCT Volume media a. Metode bolus a. 80 kV a. Nilai penyangatan
dkk.(2020) retrospektif b. Injektor kontras dan tracking b. 350-ref mAs media kontras pada
pada 47 pasien c. Media kontras flow rate b. ROI 100 HU c. Pitch 1,55 arteri pulmonalis
selama Iohexol 350 dihitung pada pulmonary d. Delay time 3 yaitu 324-361 HU.
Oktober 2017 mgI/ml menggunakan trunk detik b. Tidak ada
sampai Mei (Omnipaque, GE program c. Pemasukan perbedaan
2018 Healthcare) komputer media kontras penyangatan antara
d. Program menggunakan 3 pembuluh darah
komputer fase pusat dan perifer.
(OmniVis/OmniJe Flow rate sesuai
ct v, 5.0) program
e. Venflon komputer
f. Saline chaser
Lanjutan…
55
Lanjutan…
10. Ratnakanthan Studi a. Pesawat CTScan Grup A: 60 ml a. Metode bolus a. 100 kV Nilai penyangatan
dkk. (2020) retrospektif Aquilion ONE Grup B: 1 ml/kg tracking b. Auto mAs media kontras pada
pada 2.398 Pesawat CT-Scan berat badan b. ROI 150 HU c. Pitch Pesawat arteri pulmonalis yaitu
pasien selama b. Discovery 750 HD (maksimal 75 pada pulmonary CTScan 377, 38 HU (grup A)
Agustus 2014 c. Pesawat CT-Scan ml) trunk Aquilion ONE : dan 412,16 HU (grup
sampai LightSpeed VCT c. Flow rate grup 1,288 B)
September d. Injektor A: 4 ml/s dan Pesawat CT-
2016 e. Media kontras grup B: 5 ml/s Scan Discovery
Iohexol 350 750 HD: 0,984
mgI/ml Pesawat CT-
(Omnipaque 350) Scan
f. Venflon pada grup LightSpeed
A 20G dan pada VCT: 0,984
grup B 18 G d. Delay time 5
g. Saline chaser 30 detik
ml
11. Kamr dkk. Studi a. Pesawat CT-Scan Grup A: 80-100 a. Grup A metode a. 100 kV a. Nilai penyangatan
(2020) retrospektif 64 detektor ml bolus tracking, b. 80-100 mAs media kontras arteri
pada 600 b. Venflon 18 G Grup B: 50-60 grup B test c. Pitch tidak pulmonalis pada
pasien selama c. Media kontras ml bolus disebutkan grup B (308-320
Agustus 2014 dengan b. Grup A: ROI d. Delay time 3-4 HU) lebih tinggi
sampai konsentrasi 320 100 HU pada detik pada grup dibandingkan pada
September mgI/ml (visipaque) pulmonary trunk A grup A (240-260,5
2016 d. Injektor pada ROI, grup HU)
e. Saline chaser B: ROI pada
pulmonary trunk
c. Flow rate 5 ml/s
Lanjutan…
56
Lanjutan…
b. Pasien obesitas
dengan pemberian
volume media
kontras dengan
menggunakan
metode test bolus
tidak memerlukan
penambahan
volume media
kontras
12. Jamali dkk. Studi a. Pesawat CT-Scan Grup A: 55 ml a. Metode bolus a. 100 kV a. Nilai penyangatan
(2020) retrospektif 64 slice Grup B: tracking b. 30-120 mAs media kontras arteri
pada 295 b. Software aplikasi menggunakan b. ROI 200 HU c. Pitch tidak pulmonalis pada
pasien selama perhitungan software pada pulmonary disebutkan grup A 397,6-422
Mei 2015 volume media trunk d. Delay time HU dan grup B 410-
sampai kontras (Certegra, c. Flow rate grup tidak 422 HU.
Desember Bayer Healthcare) A: 3,5 ml/s, grup disebutkan b. Pada BMI yang
2015 c. Injektor B menggunakan sama, penyangatan
d. Media kontras aplikasi media kontras
iomeprol dengan software menggunakan
konsentrasi 400 dengan software lebih tinggi
(Iomeron 400) maksimal flow dibandingkan
e. Venflon rate 5,5 ml/s dengan fix volume.
f. Saline chaser
57
Milaukee, WI, USA) dengan parameter scanning yaitu 100 kV, auto mAs
dan pitch 1,375. Pasien dengan obesitas (135 kg) dan pasien yang
kV.
tracking dengan konsentrasi 300 mgI/ ml, volume 50 ml, saline chaser
30 ml dan flow rate 4-4,5 ml/s pada vena antecubital. Flow rate 4 ml/s
pada vena cava superior setinggi arcus aorta. Akuisisi dilakukan pada
detik.
yang digunakan pada penelitian ini yaitu pesawat DSCT 256 slices
58
yang digunakan yaitu tube A 80 kV dan 179 mAs, tube B 140 kV dan 76
mAs, dan pitch 0,8. Rasio informasi seri citra yaitu 60% dari 80 kV dan
set data 80 kV dan 40 % seri citra dari 140 kV. Average weighted series
metode bolus tracking dengan volume media kontras sebanyak 100 ml.
ml diikuti oleh saline chaser 10 ml dan flow rate 4 ml/s. Waktu masuknya
laju injeksi per detik. Scan Time berbeda pada tiap pasien tergantung
dari jarak apex dan diafragma thorax. Optimal venous washout phase
sebagai berikut:
flow rate awal yaitu 4,5 ml/s dan tergantung pada durasi injeksi tiap 1 ml
media kontras, flow rate diperlambat sebesar 0,01 pada seluruh durasi
(misalnya, flow rate injeksi awal adalah 4,5 ml/s dengan durasi injeksi
volume media kontras pada dua grup. Pesawat yang digunakan yaitu
DSCT 128 slices (Somatom Definition AS+, Siemens AG, Berlin and
dan pitch 0,6. Akuisisi dilakukan dengan delay time 4-6 detik untuk
pada fossa antecubital dengan flow rate 5 ml/s. Grup A diberikan volume
Keterangan: (A) dengan ROI pada pulmonary trunk dan citra axial post
kontas (B) ROI menunjukkan peningkatan densitas media
kontras pada pulmonary trunk
Gambar 4. 2. Penempatan ROI metode bolus tracking citra axial non
kontras (Kamr et al. 2020).
Artikel penelitian ke-5 (Assi & Abu Arra, 2017) bertujuan untuk
yaitu 300 mgI/ ml (Iomeron 300) dengan metode bolus tracking diikuti
saline chaser. Flow rate yang digunakan yaitu 4 ml/s. Region of Interest
mencapai 100 HU dengan delay time 5 detik dan instruksi tahan napas.
kontras yang digunakan adalah bolus tracking dengan flow rate yaitu 3
tube A 90 kVp, tidak menggunakan tin filter, 100 mAs; tube B 150 kVp,
yaitu 100 kVp, tidak menggunakan tin filter, 140 mAs dan pitch 1,2. Grup
yaitu tube A 100 kV, tidak mneggunakan tin filter, 90 mAs dan ptich 0,
dengan konsentrasi iodine sebesar 400 mgI/ml diikuti oleh saline chaser
63
4 ml/s.
mempunyai risiko tinggi emboli pulmonal. Penelitian terdiri dari dua grup
mgI/ml, flow rate 3,0 ml/s diikuti dengan saline chaser sebanyak 30 ml.
bolus tracking dengan ROI diletakkan pada pulmonary trunk. Nilai target
64
meliputi:
berat badan).
c. Saline chaser selama 12 detik, flow rate 0,0047 ml/s (kg berat
badan)
media kontras dan 8ml saline), kemudian diikuti oleh saline chaser
sebesar 4,0 ml/s dengan metode bolus tracking ROI pada Pulmonary
yaitu 100 kV, auto mA. Pitch yang digunakan pada masing masing
pesawat yaitu Aquilion One : 1,388; Discovery 720 HD: 0,984 dan
kontras dan flow rate yang berbeda. Grup A diberikan volume media
volume media kontras sebesar 75 ml. Flow rate yang digunakan pada
dari grup A dan grup B. Grup A dilakukan dengan metode bolus tracking
66
dengan volume media kontras sebesar 80-100 ml dan flow rate 5ml/s
diikuti dengan saline chaser sebesar 25-30 ml. ROI ditempatkan pada
main arteri pulmonalis dengan batas ambang 100 HU. Setelah ROI
sampai pada arteri pulmonalis dan menghitung delay time antara injeksi
media kontras dan start scan secara akurat. Protokol ini diberikan
10 detik dan aorta 16 detik, time to peak media kontras pada arteri
volume media kontras (50-60 ml) harus dapat diinjeksikan dalam 9 detik
dengan flow rate maksimal 5,5 ml/s (5,5 x 9 = 49,5 ml) adalah jumlah
aorta kemudian diikuti oleh saline chaser sebesar 25-30 ml dengan flow
rate 5 ml/s yang memerlukan waktu 5-6 detik. Total waktu pemeriksaan
yang terdiri dari injeksi media kontras dan saline chaser maksimal 1
Keterangan: (A) citra axial non kontras, ROI diletakkan pada pulmonary
trunk dan aorta asendens sebelum dilakukan pemasukan
media kontras, (B) citra axial post kontras, ROI
menunjukkan kenaikan densitas media kontras pada
pulmonary trunk dan aorta asendens, (C) kurva dynamic
menunjukkan penyangatan media kontras mencapai time
to peak pada pulmonary trunk pada 8 detik dan aorta
asendens pada 12 detik
Gambar 4. 3. Penempatan ROI Metode test bolus (Kamr et al., 2020).
berat badan pasien. Pengaturan flow rate dibatasi maksimal 5,5 ml/s
dengan tujuan untuk menghindari rasa sakit pada saat injeksi dan
artifact dari residu media kontras pada vena cava superior ditemukan
protokol grup A (volume media kontras 100 ml) tidak berbeda secara
482,8; Grup B 410,4). Noise citra pada protokol grup A lebih tinggi
sebesar 50%.
rata lebih tinggi pada 80 kV, CNR dan SNR yang dihasilkan lebih tinggi
Hasil penelitian yang didapat pada artikel Artikel ke-3 (Saade et al.,
grup B (volume media kontras 60 ml) yaitu 417 – 437 HU. Berdasarkan
pengalaman klinis dari peneliti, nilai HU yang dapat diterima yaitu 250
(gambar 4. 3).
Hasil penelitian Artikel ke-5 (Assi & Abu Arra, 2017) menunjukkan
35-40 ml) sebesar 286 HU dan grup B (volume media kontras 60-80 ml)
Pulmonary yang baik dan dapat mengurangi beam hardening dan streak
Pulmonary standar.
Hasil penelitian Artikel ke-6 (Meyer et al., 2018) pada ketiga grup
to noise ratio yang terbaik adalah pada 50 keV untuk pulmonary trunk
2018). Nilai atenuasi yang dihasilkan pada 50 keV yaitu pada grup A
media kontras yang dihasilkan sangat baik pada arteri pulmonalis. Nilai
Mode pitch tinggi memiliki resolusi temporal yang lebih tinggi dan
gerakan yang lebih rendah tidak hanya pada arteri pulmonalis, tetapi
kontras.
atenuasi >250 HU. Berdasarkan penilainan dari dua radiolog pada grup
A (volume media kontras 20 ml) memiliki skor yang lebih rendah secara
DSCT dan pitch tinggi dapat memberikan kualitas citra yang adekuat
dengan software untuk menghitung volume media kontras dan flow rate
2020).
Keterangan: (A) Penyangatan media kontras dan image noise pada citra
axial pada pemeriksaan CT Angiografi Pulmonary setinggi
pulmonary trunk menggunakan volume media kontras 13
ml dengan konsentrasi iodine sebesar 350 mg/ml pada
pasien pria dengan umur 69 tahun. (B) Citra MIP potongan
coronal memperlihatkan penyangatan media kontras pada
pohon arteri pulmonalis pada pemeriksaan CT Angiografi
Pulmonary menggunakan volume media kontras sebanyak
12 ml dengan konsentrasi iodine sebesar 350 mg/ml pada
pasien pria dengan umur 69 tahun sebesar 320 mg/ml
pada pasien wanita dengan umur 51 tahun
Gambar 4. 11. Citra axial (A) dan MIP coronal (B) (Alobeidi et al., 2020).
77
(volume media kontras 1 ml/kg berat badan) sebesar 412,16 HU. Hal ini
Pasien dengan BMI (Body Mass Indeks) yang tinggi dan memiliki
durasi injeksi yang lebih pendek dan penyangatan arteri yang lebih
itu, untuk mengimbangi pasien dengan berat badan yang tinggi dapat
et al., 2020).
78
bahwa penilaian HU pada grup B (volume media kontras 50-60 ml) lebih
80-100 ml, nilai atenuasi 240-260 ,5 HU). Selain itu, rata-rata densitas
aorta menurun dari 250 HU pada grup A dan 130 HU pada grup B.
pasien dengan risiko tinggi seperti kenaikan level serum creatinine atau
dialysis.
secara jelas. Metode test bolus juga dapat mengurangi artefak dari
vena pulmonalis dan juga jantung bagian kiri dan aorta sehingga dapat
pada vena cava superior terlihat jelas pada metode bolus tracking
tinggi. Akan tetapi, tidak seperti pada metode test bolus, metode bolus
penyangatan pada aorta, jantung bagian kiri dan vena pulmonalis yang
diagnosa.
kontras dan rate injeksi antara kedua grup (gambar 4. 15) (Jamali et al.,
flow rate yang konstan yaitu 3,5 ml/s dan pada volume media kontras
dan flow rate pada protokol grup B otomatis dipilih berdasarkan masing
masing BMI tiap pasien oleh injektor sehingga didapatkan nilai rata rata
volume media kontras sebanyak 54,2 pada flow rate 4,1 ml/s.
B. Pembahasan
sembilan artikel yaitu dari Trad dkk. (2016), Chen dkk. (2017),
Assi & Abu Arra (2017), Meyer dkk. (2018), Rajiah dkk. (2019), Silva
media kontras bolus tracking, satu artikel dari Saade dkk. (2016)
menggunakan metode test bolus dan dua artikel yaitu dari Mourits
meletakkan ROI pada pulmonary trunk dan aorta asendens dan satu
artikel penelitian yaitu Chen dkk. (2017), Meyer dkk. (2018), Silva
dkk. (2019), Alobeidi dkk. (2020), dan Kamr dkk. (2020) dengan nilai
target 100 HU serta Assi dan Abu Arra (2017) dengan nilai target 75-
85 HU. Akan tetapi, hasil penelitian dan nilai atenuasi yang dihasilkan
kemudian akuisisi citra dimulai secara otomatis pada saat batas nilai
dari metode test bolus bermanfaat agar tidak menganggu hasil citra
arteri pulmonalis.
artefak dari media kontras yang terlihat di vena cava superior dan
mengurangi opasitas dari vena pulmonalis serta sisi kiri jantung dan
jantung sisi kiri, dan artefak pada vena cava superior pada hampir
konsentrasi yang baik agar waktu akuisisi citra yang dihasilkan tidak
b. Flow rate
rate yang digunakan dengan rentang 3 ml/s – 4,5 ml/s. Dua artikel
yaitu artikel dari Meyer dkk. (2018) pada grup A dan Silva dkk. (2019)
menggunakan flow rate 3 ml/s, satu artikel yaitu artikel dari Jamali
dkk. (2020) menggunakan flow rate 3,5 ml/s, tujuh artikel yang terdiri
dari artikel Mourits dkk. (2016); Assi dan Abu Arra (2017); Meyer dkk.
(2020) pada grup A menggunakan flow rate 4 ml/s, satu artikel yaitu
87
artikel dari Saade dkk. (2016) pada grup A menggunakan flow rate
4,5 ml/s, dua artikel yaitu dari Ratnakanthan dkk. (2020) pada grup B
dan Kamr dkk. (2020) menggunakan flow rate 5 ml/s. Atrikel dari Trad
rate sebesar 4 ml/s digunakan pada pasien yang memiliki akses vena
yang lemah.
media kontras, software ini juga menentukan flow rate yang akan
(EDCM).
0,01 ml.s-1 media kontras yang diinjeksi. Artikel dari Alobeidi dkk.
5,5 ml/s.
disebabkan oleh flow rate rendah. Pengaturan flow rate yang tinggi
yaitu 4-6 ml/s dan atau pemberian media kontras dengan konsentrasi
menggunakan flow rate kurang dari 4 ml/s yaitu artikel dari Meyer
dkk. (2018) pada grup A dan Silva dkk. (2019) menggunakan flow
rate 3 ml/s dan Jamali dkk. (2020) menggunakan flow rate 3,5 ml/s.
2020)
dkk. (2016), Saade dkk. (2016), Chen dkk. (2017), Rajiah dkk. (2019),
kontras dibawah 370 dapat dilakukan dengan memilih flow rate yang
dkk. (2020).
ginjal. Pada pasien onkologi, pemberian volume yang kecil juga dapat
optimal.
cubital. Dua artikel yaitu Saade dkk. (2016), dan Ratnakanthan dkk.
lainnya yaitu Mourits dkk. (2016), Assi & Abu Arra (2017), Meyer dkk.
(2018), Rajiah dkk. (2019), Silva dkk. (2019), Kamr dkk. (2020), dan
media kontras.
lebih sedikit karena jarak injeksi media kontras ke jantung lebih dekat
injeksi lain.
e. Delay time
yaitu Trad dkk. (2016), Mourits dkk. (2016), Assi dan Abu Arra (2017)
Lima artikel yaitu Chen dkk. (2017), Assi and Abu Arra (2017)
Grup A, Silva dkk. (2019), Alobeidi dkk. (2020), Kamr dkk. (2020)
menggunakan delay time yang tidak sesuai dengan teori yaitu 3-4
singkat yaitu < 1 detik untuk pesawat DSCT dan ≤ 4 untuk pesawat
Assi & Abu Arra (2017). Tiga artikel menggunakan tipe pesawat
DSCT 128 Slices yaitu Chen dkk. (2017), Rajiah dkk. (2019), Alobeidi
dkk. (2020). Tiga artikel menggunakan tipe pesawat DSCT 256 Slices
yaitu Mourits dkk. (2016), Saade dkk. (2016), dan Meyer dkk. (2018).
Dua artikel menggunakan mode DECT yaitu pada artikel Mourits dkk.
(2016) dan Meyer dkk. (2018) pada grup A dan B. Dua artikel
menggunakan mode pitch tinggi yaitu pada artikel Rajiah dkk. (2019)
yaitu 1,5 (Launders, 2020). Akan tetapi, pada pesawat DSCT, pitch
yang dapat digunakan dapat mencapai 3,4 (Rajiah et al., 2019). Pitch
sinar-X. Semakin kecil pitch yang digunakan, maka hasil citra yang
Mourits dkk. (2016) dan Meyer dkk. (2018) lebih tinggi (rentang 80-
Source.
menjadi rendah apabila opasitas minimal kurang dari 250 HU (Chen et al.,
2017).
media kontras yang digunakan yaitu 100 ml sampai kurang dari 20 ml.
dapat memberikan hasil citra yang baik dan streak artifact pada vena
cava superior menjadi berkurang (gambar 4. 5) (Assi & Abu Arra, 2017).
untuk digunakan pada pasien dengan emboli pulmonal masif atau pleuro-
iodine). Akan tetapi, pada pasien dengan cardiac output kurang stabil dan
badan, tinggi badan dan cardiac output yang berbeda sebagaimana yang
pasien yang memiliki risko gangguan fungsi ginjal dan pasien onkologi.
tidak dapat digunakan pada pasien dengan berat badan di atas 85 kg.
Akan tetapi, apabila software ini tidak tersedia, maka pemberian volume