BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
vital kerena fungsinya yang begitu amat penting, yakni sebagai tempat
bertukarnya oksigen dan karbon dioksida, yang mana proses ini disebut
dengan respirasi. Organ yang satu ini letaknya dibagian dada. Paru-paru
oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui saluran napas
merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi
darah untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru pada saat
dampaknya akan berbahaya. Adapun dampak yang paling umum yang bisa
adalah kondisi kesehatan yang berbahaya bila tidak segera diatasi dan dicari
Nah untuk mengetahui seperti apa penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit
cukup tinggi. Namun hal tersebut tergantung kepada jenis dan kualitas alat
Scan adalah media kontras positif yang mengandung iodium karena lebih
konsentrasi media kontras, waktu scan, scan delay, cardiac output, expansi
(Rasad, 2005).
pembuluh darah. Area ini disebut region of interest (ROI). Nilai HU yang
dari penyangatan kontras (post kontras) dari kritikal anatomi yang ditetapkan,
Bolus tracking dilakukan dengan cara memilih lokasi target dari scout
topogram, kemudian tentukan nilai trigger / ROI yang diinginkan (rata - rata
100 HU), lalu tempatkan trigger / ROI pada struktur pembuluh darah aorta
atenuasi pada ROI. Scanning akan dimulai jika telah mencapai threshold
phase setelah 20 detik dan delay 50-60 detik untuk memperoleh venous
phase, setelah injeksi media kontras intravena, volume media kontras 100-
120 ml kontras iodin dengan flow rate 4-5 ml/detik. Delay phase dilakukan
yang dilakukan di RSU Haji Surabaya, untuk area scan dimulai dari Cervical
7 mm, menggunakan teknik triphase, start delay 25-30 detik (arterial phase),
60-70 detik (venous phase), flow rate 3-4 ml/detik, volume media kontras
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
bagi pembaca.
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
hepar.
bolus tracking serta letak area ROI juga sama yaitu pada Aorta
fase arteri yaitu fase late arteri. Perbedaannya terletak pada obyek citra
diteliti.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut Primary Lung
Bud.
dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal
setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur
somatic berhenti. adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan
a. Rangka Dada
Rangka dada atau thorax terdiri dari tulang dan tulang rawan.
Slonecker, 1995).
b. Mediastinum
vena kava superior, saraf vagus dan frenikus serta sejumlah besar
c. Paru-paru
berisi udara, terletak dalam rongga thorax. Paru kanan memiliki tiga
lobus dan paru kiri memiliki dua lobus (Sloane, 2003). Paru
rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga
(Pearce, 2001).
Keterangan :
1. Trachea
2. Right bronchus
3. Left bronchus
4. Right lung
4a.Lobe (upper)
4b.Lobe Middle
4c.Lobe lower
5. Left lung
5a.Lobe (upper)
5b.Lobe lower
6. Fissura oblique
7. Fissura horizontalis
8. Arteri pulmonalis
Gambar 2.1. Anatomi Paru-paru (Edelhart, 2006)
11
1) Lobus paru-paru.
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang
2) Hilus paru-paru.
bagian, yaitu rongga sebelah atas dan pelvis yaitu rongga sebelah
bawah.
pencernaan yaitu lambung, usus halus dan usus besar. Hati menempati
dan bagian pertama usus halus, kandung empedu terletak di bawah hati,
vena cava inferior dan sebagian dari saluran torasica terletak di dalam
menghubungkan titik terbawah pinggir corta satu sama lain. Titik ini
tuberculum pada crista illiaca. Bidang ini terletak setinggi corpus vertebra
Keterangan:
1. Diaphragm
2. Stomach
3. Transverse colon of
large intestine
4. Descending colon of
large intestine
1
5. Initial part of sigmoid
7 colon
2
8 6. Urinary bladder
3
9
7. Liver
4 8. Galbladder
10
9. Ascending colon of
11 large intestine
12 5
10. Small intestine
11. Cecum
6
12. appendix
berikut :
1. Lambung
2003).
2. Usus Halus
besar. Diameter usus halus ± 2,5 cm dan panjangnya 3-5 meter saat
3. Usus Besar
antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah
dalam usus besar atau colon isinya menjadi semakin padat karena air
waktu kira-kira 16-20 jam bagi isinya untuk mencapai flexura sigmoid
(Pearce, 2001).
4. Hati
lengkung iga. Hati terdiri atas lobus kanan, lobus kiri, lobus qaudatus
dan lobus quadratus. Lobus kanan ialah yang terbesar, kira-kira 3/5
15
hati, lobus kiri 3/10 hati dan sisanya 1/10 hati ditempati oleh lobus
melalui saluran empedu intra dan ekstra hepatik. Vena porta, arteria
3 4
2
5
1
6
Keterangan :
1. Right Lobe 5. Lobus kiri hepar
2. Right Triangular Lig. 6. Falciform lig
3. Diapragm 7. Ligamentum teres
4. Left Triangular Lig 8. Gallbladder
dan absorpsi lemak. Selain itu, hati juga berperan dalam metabolisme
seperti zat besi dan tembaga serta vitamin yang larut dalam lemak (A,
Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi
mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Fungsi dari hati adalah
empedu dan urine serta mengubah glukosa yang diambil dari darah
2001).
6. Pancreas
(Sloane, 2003).
(Sloane, 2003) :
7. Limpa
rusak atau sudah tua. Limpa juga membantu sistem imun tubuh
8. Ginjal
9. Peritoneum
ini tertutup dan pada wanita terdapat hubungan dengan dunia luar
Carsinoma di bagian tubuh yang lain. Penyebab yang paling sering yaitu
zat karsinogen. Zat karsinogen antara lain asap rokok, asap pabrik, asap
dengan pengobatan.
2. Carsinoma paru jenis bukan sel kecil yang terbanyak yaitu sekitar
dalam dada/ dinding dada (T), penyebaran kelenjar getah bening (N),
d. Tumor telah menyebar keluar dari satu paru atau ke organ lain
diluar paru.
Satu tumor ukuran kurang atau lebih dari 3 cm pada satu lobus
paru.
dalam leher.
e. Staging / tingkat IV
Tumor yang menyebar kebagian lain paru atau organ lain di luar
paru.
D. Metastasis
dalam tubuh, terutama kelenjar adrenal, hati / hepar, otak, ginjal dan
kabur, sakit kepala, kejang, atau gejala stroke seperti kelemahan atau
tempat yang jauh dari tumor primer sehingga bila masuk ke organ
merupakan salah satu tanda utama tumor ganas, sebab tumor jinak tidak
darah, namun demikian dapat juga melalui rongga dalam tubuh misalnya
dan televisi. Prinsip kerjanya yaitu berkas sinar-X yang terkolimasi dan
pengolahan selesai, maka data yang telah diperoleh berupa data digital
tubuh.
Sejak tahun 1990an ada tipe baru dari jenis scanner yang
a. Keuntungan MSCT
memperoleh jumlah yang besar dari irisan yang tipis secara cepat.
b. Kekurangan MSCT
menjadi irisan.
2. Komponen MSCT
unit scan dan unit consul, kedua komponen tersebut adalah hal yang
wajib dan pasti ada dalam sebuah MSCT. Kedua unit tersebut
terdapat dalam ruangan yang berbeda dimana unit scan berada dalam
1) Gantry
detektor.
2) Tabung Sinar-X
tinggi.
3) Kolimator
4) Detektor
6) Unit Console
perekaman gambar.
3. Parameter MSCT
yang optimal.
a. Slice Thickness
yang tinggi.
b. Range
range yang digunakan adalah sama yaitu 5-10 mm mulai dari apeks
pemeriksaan.
c. Faktor Eksposi
penyusunnya.
rentang 12-50 cm. FoV yang kecil maka akan mereduksi ukuran
e. Gantry tilting
dihadapi.
f. Rekonstruksi Matriks
g. Rekonstruksi Algorithma
adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue, dan
monitor.
h. Window setting
TV monitor.
Unit) yang diambil dari nama penemu MSCT kepala pertama kali
Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0 HU. Untuk
Sedangkan untuk kondisi udara nilai ini adalah air dengan yang
yang bertingkat yang disebut Gray Scale. Khusus untuk darah yang
i. Window Level
kVp 120
mAs 200
Matriks 512 x 512
Kolimasi 64 x 0,625 mm
Slice Thickness 5 mm
Tabel 2: Parameter Pemeriksaan MSCTTTB (Manhire A., 2003)
1. Persiapan Pasien
pemeriksaan.
selimut, oksigen sentral, standar infus, alat fiksasi (straps), printer fuji,
34
film CT Scan, media kontras ultravist ± 90 ml, Nacl 100 ml, obat anti
dipasang alat fiksasi (straps) pada tubuh pasien. Mid sagital plane
(Yaqoob J, 2004).
b. Teknik Scanning
area scan dimulai dari apeks paru sampai symphysis pubis, slice
120, mA 463, slice thickness 7 mm, area scan dari apeks paru
140, mA 396, area scan dari apeks paru sampai symphysis pubis,
140, mA 396, area scan dari apeks paru sampai symphysis pubis,
c. KriteriaGambar
1) Potongan axial 1
36
2) Potonganaxial 2
Keterangan :
A. Infraspinatus muscle F. Esophagus
B. Right lung G. Left main stem bronchus
C. Superior vena cava H. Descending aorta
D. Right main stem bronchus I. Pulmonary trunk
E. Right pulmonary artery J. Ascending aorta
3) Potonganaxial 3
3) Potongan Axial 3
37
Keterangan :
A. Liver (right lobe) E. Descending aorta
B. Right lung F. Spleen
C. Erector spinae muscle G. Stomach
D. Inferior vena cava H. Liver (left lobe)
4) Potongan axial 4
Keterangan :
5) Potongan axial 5
38
Keterangan :
6) Potongan axial 6
media untuk memvisualisasikan organ dan selain itu teknik bolus tracking
39
untuk membantu penggunaan saat scan klinis hal ini dilakukan dengan
scan locator dan tracker, scan locator digunakan untuk mencari dan
kontras pada area yang telah ditempatkan ROI, proses scanning akan
teknik bolus tracking terdiri dari tiga tahapan yaitu locator, tracker, dan
klinis. Locator dan tracker di scan pada posisi yang sama sebagai garis
kontras media
suatu area scan yang dituju yaitu ketika sudah mencapai nilai 100-200
darah. Area ini disebut dengan region of interest (ROI) (Dubai Health
Radiologi, 2010)
pengambilan gambar.
Kontras iodine dengan flow rate 3 ml/s, scan delay yang digunakan untuk
fase arteri awal antara 20 sampai 30 detik dan untuk fase arteri tunda 15
detik, setelahnya sedangkan fase vena 60-80 detik. Untuk fase nefrografi
kecil dan multiple scan dosis rendah pada arteri tertentu sampai
(Lipson,2006)
a) Single Bolus
b) Drip Infusion
diperiksa.
(Lipson,2006)
media kontras pada ROI, (contoh 100 HU) dan scanning penuh
monitoring ROI dan batas awal area scanning. Metode ini merupakan
( D. Fleischmann, 2006 )
15s 7s
ROI
Adjust 100 MU
Patient individual start of
the spiral scan
Gambar 2.12 flow chart teknik bolus tracking, siemens manual Book,
(2008)
H. Pertanyaan Penelitian
2. Alat dan bahan apa saya yang diperlukan untuk pemeriksaan MSCT
diagnosa ?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
45
Tulis Ilmiah ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini terdiri dari tiga radiografer dan tiga dokter
Haji surabaya.
C. Lokasi Penelitian
1. Observasi
2. Wawancara Mendalam
3. Dokumentasi
46
F. Instrumen Penelitian
G. Analisis Data
pemeriksaan tersebut.
H. Alur Penelitian
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana teknik pemeriksaan MSCT thorakoabdominal pada pasien
Carsinoma paru metastasis ke hepar di RSU Haji surabaya. ?
2. Mengapa menggunakan teknik triple phase pada pemeriksaan MSCT
thorakoabdominal pada pasien Carsinoma paru metastasis ke hepar di
RSU Haji surabaya?
3. Mengapa Prosedur MSCT menggunakan waktu scan 60 -70 detik ( Vase
Venous) ?
4. Mengapa media kontras yang digunakan 70 – 80 ml ?
Pengumpulan data
Pengolahan data
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S. 2007. Teknik Pemeriksaan CT Scan Toraks Pada Kasus Massa Paru
di Instalasi Radiologi Rumah sakit Umum Banyumas. Politeknik
Kesehatan Semarang.
48
Jusuf, A. Dkk. 2009. Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman
nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI
dan POI : Jakarta.
Moeller. 2001. Pocket Atlas of Sectional Anatomy CT and MRI Volume 2: Thorax,
Abdomen and pelvis. New York.
Neseth, W. 2000. Procedures and Documentation for CT and MRI. Mc Graw Hill
Medical Publishing Division : Kansas.
Pearce, E.C. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Tortorici, M.R and Patrick, J.A. 1995. Advanced Radiographic and Angiographic
Procedures with an Introduction to Specialized Imaging. FA. Davis
Company : Philadelphia.
Wasripin. 2007. Teknik Pemeriksaan CT Scan Thorax pada Kasus Kanker Paru.
Akses tanggal 20 Mei 2010.