Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya Kelompok 1C
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya Kelompok 1C
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok :1
Fakultas : Teknik
Jurusan : Sipil
Nilai :
Menyetujui
Dosen Pen. Jawab Dosen Pengajar Asisten Lab
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Teknik sipil
Anggota kelompok :
Asisten
..………………………………….
iv
LEMBAH ASISTENSI
Anggota kelompok :
Asisten
..………………………………..
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Perkerasan
Jalan Raya ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah praktikum Perkerasan Jalan Raya, sebagai dokumentasi,
pedoman dan juga bentuk evaluasi kegiatan kami mahasiswa dalam mempelajari
cara pengujian aspal, membuktikan teori dalam modul perkerasan jalan raya serta
cara mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan aspal. Laporan yang
penulis buat ini berdasarkan data-data yang valid yang telah dikumpulkan dalam
berbagai metode.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Berat jenis agregat halus adalah perbandingan massa suatu unit volume
agregat halus dengan massa air pada unit volume yang sama. Tujuan pemeriksaan
ini adalah untuk menentukan berat jenis dan penyerapan absorbsi agregat halus
yang dibutuhkan dalam perancangan campuran aspal.
Berat jenis kering (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu tertentu.
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
Berat jenis semu (apparent specific gravity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori sehingga
tercapai kondisi SSD. Penyerapan dari partikel dengan berbagai ukuran pada
agregat yang sama mungkin berubah-ubah, sedemikian sehingga pengujian
terhadap benda uji pada satu ukuran tidak perlu ditafsirkan mewakili agregat pada
gradasi selengkapnya.
Bk
A. Berat jenis (bulk specific gravity) =
B + 500 - Bt
500
B. Berat jenis kering-permukaan jenuh =
B + 500 - Bt
(saturated surface dry)
Bk
C. Berat jenis semu =
B + Bk - Bt
16
Keterangan :
Gambar 1 Timbangan
17
Gambar 2 Piknometer
Gambar 3 Oven
18
4) Talam
Gambar 4 Talam
5) Bejana tempat air
Gambar 5 Bejana
6) Air suling
a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 + 5)oC, sampai
berat tetap (tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar
dari pada 0,1%.). Dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam
dalam air selama (24 + 4) jam.
d. Rendam piknometer dalam air, dan ukur suhu air untuk penyesuaian
2.2e Perhitungan
a) Sample I
Bk
Berat jenis (bulk specific gravity) =
B + 500 – Bt
487.9
=
684,7 + 500 – 983,6
= 2,43 gr
500
Berat jenis kering-permukaan jenuh =
B + 500 – Bt
(saturated surface dry)
500
=
684,7 + 500 – 983,6
= 2,49 gr
Bk
Berat jenis semu =
B + Bk – Bt
(apparent spesific gravity)
487,9
=
684,7 + 487,9 – 983,6
= 2,58 gr
23
500 - Bk
Penyerapan = x 100%
Bk
500 - 487,9
= x 100%
487.9
= 2,48 gr
b) Sample II
Bk
Berat jenis (bulk specific gravity) =
B + 500 – Bt
489,5
=
682,9 + 500 – 986,4
= 2,49 gr
500
Berat jenis kering-permukaan jenuh =
B + 500 – Bt
(saturated surface dry)
500
=
682,9 + 500 – 986,4
= 2,54 gr
Bk
Berat jenis semu =
B + Bk – Bt
(apparent spesific gravity)
489,5
=
682,9 + 489,5 – 986,4
= 2,63 gr
500 - Bk
Penyerapan = x 100%
Bk
500 - 489,5
= x 100%
489,5
= 2,15 gr
24
DATA - PEMERIKSAAN
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
(AASHTO T-84-74) atau (ASTM C-128-68)
Nomer : 01
Tanggal : 22 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Abu Batu
Tabel 2. 2 Hasil Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
PERCOBAAN RATA-
JENIS PENGUJIAN
I II RATA
- Benda uji direndam selama 24 Jam
- Berat benda uji kering permukaan
500 gram 500 500 500
jenuh
- Berat piknometer diisi air (25°C) Gram (B) 687,9 682,9 685,4
- Berat piknometer + benda uji SSD
Gram (Bt) 983,6 986,4 985
+ air (25°C)
- Berat benda uji kering oven Gram (Bk) 487,9 489,5 488,7
a. Berat jenis (bulk specific gravity)
Bk
2,43 2,49 2,46
B + 500 – Bt
b. Berat jenis kering-permukaan 500
jenuh (saturated surface dry/SSD) 2,49 2,54 2,52
B + 500 – Bt
c. Berat jenis semu (apparent
Bk
specific gravity) 2,58 2,63 2,61
B + Bk – Bt
d. Penyerapan
500 - Bk
x 100% 2,48 2,15 2,32
Bk
(............................) (…..........................)
25
a) Kesimpulan
2,46
pembuatan aspal.
b) Saran
sudah di timbang.
26
Berat jenis agregat kasar adalah perbandingan massa suatu unit volume
agregat kasar dengan massa air pada unit volume yang sama. Tujuan pemeriksaan
ini adalah untuk menentukan berat jenis dan penyerapan absorbsi agregat kasar
yang dibutuhkan dalam perancangan campuran aspal.
Berat jenis kering (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu tertentu.
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.
Berat jenis semu (apparent specific gravity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan kering pada suhu tertentu.
Penyerapan adalah persentase berat air yang dapat diserap pori sehingga
tercapai kondisi SSD. Penyerapan dari partikel dengan berbagai ukuran pada
agregat yang sama mungkin berubah-ubah, sedemikian sehingga pengujian
terhadap benda uji pada satu ukuran tidak perlu ditafsirkan mewakili agregat pada
gradasi selengkapnya.
Bk
A. Berat jenis (bulk specific gravity) =
Bj - Ba
Bj
B. Berat jenis kering-permukaan jenuh =
Bj - Ba
(saturated surface dry)
Bk
C. Berat jenis semu =
Bk - Bt
(apparent spesific gravity)
27
Bj - Bk
D. Penyerapan = x 100%
Bk
Keterangan :
Gambar 16 Kanebo
5. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 + 5)oC.
Gambar 17 Oven
6. Agregat 5-10 (screening)
4. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai
selaput air pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar
pengeringan harus satu persatu.
2.3.e Perhitungan
Bk
Berat jenis semu =
Bk – Ba
(apparent spesific gravity)
1784,2
=
1784,2 – 1151,9
= 2,82 gr
Bj - Bk
Penyerapan = x 100%
Bk
1805,5 - 1784,2
= x 100%
1784,2
= 1,19 %
b) Sample II
Bk
Berat jenis (bulk specific gravity) =
Bj – Ba
2181
=
2208,6 – 1406,9
= 2,72 gr
Bj
Berat jenis kering-permukaan jenuh =
Bj – Ba
(saturated surface dry)
2208,6
=
2208,6 – 1406,9
= 2,75 gr
Bk
Berat jenis semu =
Bk – Ba
(apparent spesific gravity)
2181
=
2181 – 1406,9
= 2,82 gr
35
Bj - Bk
Penyerapan = x 100%
Bk
2208,6 - 2181
= x 100%
2181
= 1,27 %
Agregat 10-20 (Kasar)
a) Sample I
Bk
Berat jenis (bulk specific gravity) =
Bj – Ba
2248
=
2281,1 – 1383,9
= 2,51 gr
Bj
Berat jenis kering-permukaan jenuh =
Bj – Ba
(saturated surface dry)
2281,1
=
2281,1 – 1383,9
= 2,54 gr
Bk
Berat jenis semu =
Bk – Ba
(apparent spesific gravity)
2248
=
2248 – 1383,9
= 2,60 gr
Bj - Bk
Penyerapan = x 100%
Bk
2281,1 - 2248
= x 100%
2248
= 1,47 %
36
b) Sample II
Bk
Berat jenis (bulk specific gravity) =
Bj – Ba
2251
=
2281,5 – 1388,9
= 2,52 gr
Bj
Berat jenis kering-permukaan jenuh =
Bj – Ba
(saturated surface dry)
2281,5
=
2281,5 – 1388,9
= 2,56 gr
Bk
Berat jenis semu =
Bk – Ba
(apparent spesific gravity)
2251
=
2251 – 1388,9
= 2,61 gr
Bj - Bk
Penyerapan = x 100%
Bk
2281,5 - 2251
= x 100%
2251
= 1,35 %
37
DATA - PEMERIKSAAN
Nomer : 02
Tanggal : 22 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Agregat 5-10 (Screening)
(............................) (…..........................)
38
DATA - PEMERIKSAAN
Nomer : 03
Tanggal : 22 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Agregat 10-20 (Kasar)
(............................) (…..........................)
39
a) Kesimpulan
surface dry) = (SSD) dari agregat 5-10 adalah 2,72 gr dan agregat
pembuatan aspal.
b) Saran
dari timbangan.
40
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji.
2. Satu set saringan : 25 mm (1”) ; 19.1 mm (¾”) ; 12.5 mm (½”) ;
9.5 mm (3/8”) ; No. 4 ; No. 8 ; No. 30 ; No. 50 ; No. 100 ; No. 200
(Standard ASTM )
42
Gambar 27 Baskom
4. Mesin pengguncang saringan
5. Talam–talam
6. Kuas, sikat kuningan , sendok dan alat bantu lainnya.
7. Sample Splitter
2. Masukkan benda uji (agregat kasar, agregat medium dan agregat halus) ke
dalam wadah.
6. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110±5)℃ selama 24 jam,
sampai berat contoh tetap (W).
7. Setelah kering, tunggu hingga benda uji dingin lalu timbang benda uji dan
catatlah berat benda uji agregat tersebut.
8. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling
besar ditempatkan paling atas.
9. Letakkan seperangkat saring yang telah terisi benda uji tersebut pada
mesin penggetar saringan (sieve shaker). Kunci saringan dengan kuat dan
tidak goyang.
12. Jangan sampai ada agregat yang tertinggal, gunakan sikat kuningan untuk
membantu membersihkan saringan.
2.3.e Perhitungan
Berat Tertahan
1. % Tertahan = x 100
Berat Sample
Berat Tertahan
2. % Lolos =(
Berat Sample
) x 100 - 100
50
ANALISA SARINGAN
(AASHTO T-27-74) atau (ASTM C-136-46)
Nomer : 03
Tanggal : 22 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Fraksi F1 (Agregat Halus)
Berat Fraksi : 2000 gram
(.............................) ( ............................)
51
ANALISA SARINGAN
(AASHTO T-27-74) atau (ASTM C-136-46)
Nomer : 04
Tanggal : 22 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Fraksi F2 (Agregat Medium)
Berat Fraksi : 2000 gram
(.............................) ( ............................)
52
ANALISA SARINGAN
(AASHTO T-27-74) atau (ASTM C-136-46)
Nomer : 05
Tanggal : 22 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Fraksi F3 (Agregat Kasar)
Berat Fraksi : 2500 gram
(.............................) ( ............................)
53
a) Kesimpulan
dalam persen yaitu agregat halus/ abu batu 53%, agregat 5-10/ medium 28%
b) Saran
Sebaiknya sample digoncang sebanyak 15 menit menggunakan alat
penggoncang saringan. Jangan kurang dari 15 menit atau
menggunakan tangan.
54
Rancangan campuran aspal adalah nama lain dari aspal beton yaitu
campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat. Campuran aspal
beton ynag baik perlu dilakukan perencanaan campuran dimana dat-data yang
diperlukan untuk membuat aspal beton adalah :
1. Jenis agregat
2. Gradasi agregat
3. Mutu agregat
4. Jenis aspal keras
5. Jenis bahan pengisi
Beton aspal terdiri dari campuran agregat dengan berbagai ukuran. Dan
aspal. pencampuran dapat dilakukan secara panas. Untuk hot mix bahan
dipanaskan sampai 150˚C s.d. 170˚C.
Aspal adalah material berwarna hitam atau coklat tua, temperature ruang
berbentuk padat sampai agak-agak padat jika di panaskan sampai temperatur
tertentu dapat menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel.
Menurut AASHTO menetapkan 3 buah benda uji untuk setiap kadar kadar
yang di gunakan . Menghitung berat aspal yang sesuai dengan kadar aspal
yang akan dibuat benda uji dapat dihitung dengan rumus :
Berat asapal dalam benda uji = kadar aspal / (100-kadar aspal) x (B-A)
55
Bahan
1) Aspal
Gambar 39 Aspal
2) Agregat Kasar / Split
5) Air suling
Gambar 43 Air
57
Alat
1) Cetakan dengan logam diameter 10.16 cm dan tinggi 7.62
cm,lengkap dengan plat alas dan leter sambung.
4) Timbangan.
Gambar 47 Timbangan
Gambar 48 Thermometer
59
Gambar 49 Wajan
7) Sendok pengaduk dan spatula
Gambar 50 Spatula
1) Persiapkan bahan
3) Siapkan bahan untuk setiap benda uji yaitu agregat +1100 gr dari
% analisis saringan.
60
bab 2.3
6) Panaskan benda uji dan aspal sampai suhu min. 150˚C dan max.
170 ˚C
10) Tusuk bagian benda uji dengan spatula sebanyak 15 kali dipinggir
hingga benda uji ke-3. (Untuk benda Uji ke-4 tumbuk sebanyak
200 kali)
2.4.d Perhitungan
Rumus Aspal
1) Kadar Aspal 6%
Kadar Aspal 6,0
xV = 100 x 1200
100
= 72,0 gr
1200 – 72 = 1128 gr
Rumus Kombinasi
Persen Agregat
x V setelah dikurangin aspal
100
1) Kadar Aspal 6%
53
Agregat Halus = 100 x V 1128
= 597,84 gr
28
Agregat Medium = 100 x V 1128
64
= 315,84 gr
19
Agregat Kasar = x V 1128
100
= 214,32 gr
a) Kesimpulan
Berdasarkan praktikum di atas menyatakan bahwa jumlah kadar
aspal itu sangat berpengaruh dalam menentukan kekuatan benda uji.
b) Saran
Campuran akan memiliki nilai density yang tinggi apabila mernakai batuan
yang memiliki porositas rendah serta campuran dengan rongga antar butir
agregat (VMA) yang rendah. Nilai density juga meningkatjika energi
pemadatan tinggi, serta pada suhu pemadatan yang tepat. meningkatnya
prosentase pemakaian kadar aspal juga akan meningkatkan kerapatan
campuran, hal ini disebabkan karena penggunaan kadar aspal yang semakin
tinggi akan menyediakan aspal yang lebih banyak untuk mengisi rongga
sehingga carnpuran lebih padat.
Sedangkan itu, Uji Marshall adalah standar pengujian yang digunakan untuk
campuran aspal panas dengan ukuran agregat maksimum 25 mm. Metode Uji
Marshall menggunakan benda uji dengan tinggi 64 mm (2,5 inch) dan diameter
101,6 mm (4 inch) yang dilakukan pengujian pada suhu 60oC. Metode
pengujian Marshall adalah suatu metode pengujian yang dilakukan untuk
mengukur beban maksimum yang dapat dipikul benda uji sebelum hancur
(Marshall Stability) dan deformasi permanen dari suatu benda uji sebelum
hancur (Marshall Flow) serta turunannya yang merupakan perbandingan
diantara keduanya yang disebut dengan Marshall Quotient (MQ) [21][22].
yang terjadi akibat suatu beban yang dinyatakan dalam mm. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik campuran, menentukan ketahanan
atau stabilitas terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal. Hubungan
antara ketahanan (stabilitas) dan kelelehan plastisitas (flow) adalah berbanding
lurus, semakin besar stabilitas, semakin besar pula flownya, dan begitu juga
sebaliknya. Jadi semakin besar stabilitasnya maka aspal akan semakin mampu
menahan beban, demikian juga sebaliknya. Jika flow semakin tinggi maka aspal
semakin mampu menahan beban.
Gambar 60 Timbangan
4) Ember
Gambar 61 Ember
70
3) Masukan benda uji ke dalam air bersuhu 250C selama 3-4 menit dan
timbang untuk mendapat kan berat dalam air.
71
10) Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sampai
pembebanan menurun seperti ditunjukan oleh jarum alroji tekan dan
catat beban maksimum.
1) Campuran Beraspal 5%
3) Campuran Beraspal 6%
Tabel 2. 21 Hasil Timbangan Berat Benda Uji kadar aspal 6%
Berat Kering Berat dalam Air SSD
NO
(A) (B) (C)
1 1159,8 651,6 1164,8
2 1152,8 654,5 1158,8
3 1168,6 685,5 1173,7
4 1151,4 680,4 1156,6
5) Campuran Beraspal 7%
Tabel 2. 23 Hasil Timbangan Berat Benda Uji kadar aspal 7%
Berat Kering Berat dalam Air SSD
NO
(A) (B) (C)
1 1144,3 647,2 1148,7
2 1149,4 660,6 1150,8
3 1116,7 648,4 1117,4
4 1142,4 666,6 1143,4
76
2.5.e Perhitungan
= 1162,5 – 648,8
= 513,7
Density =A/D
=1160,0:513,7
=2,26
Sample 2
Volume =C–B
= 1164,1 – 652,9
= 511.2
Density =A/D
=1161,1 : 511,2
=2,27
Sample 3
Volume =C–B
= 1157,7 - 650,1
= 507,6
77
Density =A/D
=1154,6 : 507,6
=2,27
Sample 4
Volume =C–B
= 1182,7 - 681,0
= 501,7
Density =A/D
=1180,8 : 501,7
=2,35
= 1158,2 – 669,3
= 488,9
Density =A/D
= 1156,5 : 488,9
= 2,36
Sample 2
Volume =C–B
= 1170,9 – 670,7
= 500,2
78
Density =A/D
= 1169,6 : 500,2
= 2,34
Sample 3
Volume =C–B
= 1172,3 – 679,9
= 492,4
Density =A/D
= 1171,0 – 492,4
=2,39
Sample 4
Volume =C–B
= 1159,5 – 673,2
= 486,3
Density =A/D
= 1157,4 : 486,3
= 2,38
= 1164,8 – 651,6
= 513,2
79
Density =A/D
= 1159,9 : 513,2
=2,26
Sample 2
Volume (D)= C – B
= 1158,8 – 504,3
= 504,3
Density =A/D
=1152,8 : 504,3
=2,29
Sample 3
Volume (D)= C – B
= 1164,8 – 651,6
= 513,2
Density =A/D
=1168,6 : 488,2
=2,39
Sample 4
Volume (D)= C – B
= 1156,6 – 680,4
= 476,6
Density =A/D
80
=1152,8 : 476,6
=2,42
Density =A/D
= 1160,5 : 484,2
= 2,39
2.5.e Campuran Beraspal 7%
Sample 1
Volume (D)= C – B
= 1148,7 - 647,2
= 501,5
Density =A/D
= 1144,3 : 501,5
= 2,28
Sample 2
Volume =C–B
= 1150,8 – 660,6
= 490,2
Density =A/D
= 1149,4 : 490,2
= 2,34
Sample 3
Volume =C–B
= 1117,4 – 648,4
= 468,5
Density =A/D
= 1116,7 : 468,5
= 2,39
82
Sample 4
Volume =C–B
= 1143,4 – 666,6
= 476,8
Density =A/D
= 1142,4 : 476,8
= 2,39
83
(.............................) ( ............................)
84
Nomer : 06
Tanggal : 26 Juni 2022
Proyek : Praktikum
Contoh : Benda Uji Aspal
(.............................) ( ............................)
85
a) Kesimpulan
Berdasarkan Spesifikasi Marshal Test, Semua benda uji layak untuk
dipakai.
b) Saran
1. Dalam melakukan marshall test, harus memiliki kesabaran yg
tinggi serta harus benar-benar fokus.
2. Sebaiknya pembacaan alat marshal test di baca oleh 2 orang.
86
3.1 Kesimpulan
Dari seluruh rangkaian praktikum yang telah dilakukan secara offline, maka
dapat disimpulkan :
1) Betapa pentingnya setiap gram benda uji. Bila berkurang sedikit atau
bertambah sedikit akan berpengaruh terhadap hasil pengujian.
2) Praktikum yang dilaksanakan kemarin membuktikan bahwa bahan-bahan
serta sampuran aspal tersebut dapat digunakan di lapangan sesuai dengan
kebutuhan dan spesifikasi.
3) Pada pengujian berat jenis agregat halus dapat disimpulkan bahwa :
a) Rata-rata berat jenis agregat halus (bulk specific gravity) adalah 2,46
b) Rata-rata berat jenis agregat halus kering-permukaan jenuh (saturated
surface dry) = (SSD) adalah 2,52
c) Rata-rata berat jenis semu (apparent specific gravity) =2,61
d) Penyerapan Air = 2,32%
e) Berdasarkan standart SNI 03-1970-1990, nilai BJ agregat minimal
adala 2,5% dan nilai penyerapan agregat maksimal 3% dapat
disimpulkan agregat tersebut dapat digunakan dalam pembuatan aspal.
4) Pada pengujian berat jenis agregat Medium dan kasar dapat disimpulkan
bahwa :
a) Rata-rata berat jenis agregat (bulk specific gravity) dari agregat 5-10
surface dry) = (SSD) dari agregat 5-10 adalah 2,72 gr dan agregat 10-
20 adalah 2,55 gr
87
gradasi dalam persen yaitu agregat halus/ abu batu 53%, agregat 5-10/ medium 28%
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA