Anda di halaman 1dari 9

RESUME

SEJARAH RASULULLAH DARI MASIH BERNIAGA HINGGA DI


ANGKAT MENJADI NABI DAN DIWAHYUKAN SURAH AL-ALAQ

Dosen Pengampu: Nur Aini M.E

DISUSUN OLEH:

NONI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2024/2025
BAB I

1.1 Sejarah Rasulullah memulai perdangangan sehingga menjadi nabi

kedua orang tua Nabi Muhammad SAW telah wafat sejak beliau kecil.
Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat ketika Nabi Muhammad SAW masih
di dalam kandungan, sedangkan ibunya yang bernama Aminah wafat ketika Nabi
Muhammad SAW berusia enam tahun. Setelah wafatnya sang ibu, beliau diasuh oleh
kakeknya yang Bernama adbul muthalib.

Kakek Nabi Muhammad SAW wafat setelah dua tahun mengasuhnya. Kemudian,
beliau diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Bersama pamannya inilah
Nabi Muhammad SAW mulai belajar untuk mencari nafkah dan bekerja keras.

Keadaan pamannya tersebut membuat Nabi Muhammad SAW berniat untuk


membantu pamannya berdagang ke Negeri Syam. Namun karena usia Nabi
Muhammad masih sangat muda, Abu Thalib tidak mengizinkannya untuk ikut
berdangang bersamanya.

Dikutip dari buku Etika Bisnis Nabi Muhammad SAW: Sejarah, Ajaran dan Praktik
karya Ubbadul Adzkiya', Nabi Muhammad SAW pun memutuskan untuk
menggembala kambing penduduk Arab di padang pasir guna meringankan beban
pamannya dan memenuhi kebutuhannya.

Nabi Muhammad SAW pertama kali ikut pamannya berdagang ketika umur 9 tahun.
Beliau dibawa pamannya berdagang ke negeri Syam menyertai satu kafilah.
Sementara itu, pendapat lain menyebut Nabi Muhammad SAW mulai ikut berdagang
Ketika berusia 12 tahun.
Dikatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, beliau melakukan
perjalanan dagang bersama pamannya, Abu Thalib dari Makkah ke Syam (sekarang
negara-negara bagian barat Saudi seperti Syria, Palestina, Yordania, dan Lebanon).

Dalam perjalanan dagang tersebut, Nabi Muhammad SAW belajar tentang ilmu
perdagangan dengan mendetail. Bersama pamannya, Nabi Muhammad SAW
melanjutkan perjalanan berdagang hingga bisnis dagang mereka pun berkembang
dengan pesat. Kafilah dagang yang di dalamnya ada Rasulullah SAW selalu
mendapatkan naungan awan selama perjalanan, sebagaimana dijelaskan dalam buku
Cara Mudah Memahami Sejarah Islam karya Ahmad Choirul Rofiq. rentang umur
17-20 tahun, Nabi Muhammad SAW telah melakukan perjalanan berdagang ke
berbagai negara tetangga, terutama di dekat perbatasan Arab, kota-kota dagang di
Yaman, Bahwain, bahkan mungkin ke Abyssinia (wilayah kekaisaran Ethiopia).

Kebijakan dan Praktek Ekonomi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam karya


Robi, Nabi Muhammad SAW mengunjungi setidaknya 13 pasar dalam usaha
perdagangannya, yaitu di Pasar Dumatul Jandal, Pasar Mushaqar, Pasar Suhar, Pasar
Daba, Pasar Shihir atau Maharah, Pasar Aden, Pasar San'a, Pasar Rabiyah, Pasar
Ukaz, Pasar Dzul Majaz, Pasar Mina, Pasar Nazat, dan Pasar Hijr. Pada masa
mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil
usahanya. Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan pemodal besar
Arab dan janda kaya Mekah, Khadijah binti Khuwailid yang telah berusia 40 tahun.

Awal Kerasulan

Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri
dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa
kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja,
kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M,
Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.

Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama
Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya,
dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat
telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut
kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau
mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan
penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun
dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah
buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa,
hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq.

2.2 Definisi ruang lingkup hadis dan wahyu pada zaman sahabat dan saman
now

Berikut adalah beberapa contoh hadis dan pewahyuan pada zaman sahabat Nabi
Muhammad SAW:

1. Hadis tentang Iman

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: 'Iman terdiri dari lebih dari enam
puluh atau lebih dari tujuh puluh bagian, yang paling utama adalah ucapan La ilaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah bagian dari iman.'" (HR. Bukhari
dan Muslim)

2. Pewahyuan tentang Ibadah

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat." (Al-Baqarah: 43

3. Hadis tentang Akhlak

Sesungguhnya termasuk tanda kebaikan Islam seseorang meninggalkan hal yang


tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)

4. Pewahyuan tentang Muamalah

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling mengambil harta sesama
kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku
dengan suka sama suka." (An-Nisa: 29)

5. Hadis tentang Keluarga

Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah
yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi)

6. Pewahyuan tentang Keadilan

Sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan, dan berbuat kebajikan, serta memberi


kepada kaum kerabatnya dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan
kezaliman. Dia memberi peringatan kepada kalian agar kalian dapat mengambil
pelajaran." (An-Nahl: 90)

7. Hadis tentang Doa

Doa adalah inti ibadah." (HR. Tirmidzi)

Zaman now
Di zaman sekarang, hadis dan pewahyuan yang berasal dari zaman sahabat Nabi
Muhammad SAW masih dianggap sebagai pedoman utama bagi umat Islam.
Beberapa contoh hadis dan pewahyuan yang masih relevan di zaman sekarang antara
lain:

1. Hadis tentang Iman dan Akhlak

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia berkata
yang baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim) - Hadis ini menekankan pentingnya
menjaga lisan dan perilaku agar selaras dengan iman.

2. Pewahyuan tentang Keadilan

Dan bersikaplah adil, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang


berlaku adil." (Al-Hujurat: 9) - Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk selalu
berlaku adil dalam segala hal.

3. Hadis tentang Kesehatan

Sesungguhnya pada tubuhmu terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah
seluruh tubuhmu. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhmu. Ketahuilah,
itulah hati." (HR. Bukhari & Muslim) - Hadis ini menekankan pentingnya menjaga
kesehatan fisik dan mental.

4. Pewahyuan tentang Pendidikan

Minta lah ilmu dari buaian sampai liang lahat." - Pewahyuan ini menekankan
pentingnya mencari ilmu pengetahuan sepanjang hayat.
5. Hadis tentang Kebaikan

Tidak ada seorang pun di antara kamu yang beriman sampai ia mencintai untuk
saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari & Muslim) -
Hadis ini mengajarkan tentang pentingnya kasih sayang dan empati terhadap sesama
manusia.

6. Pewahyuan tentang Lingkungan

Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, ia melakukannya


dengan sebaik-baiknya." - Pewahyuan ini menekankan pentingnya menjaga
lingkungan dan bekerja dengan baik dalam segala hal.

7. Hadis tentang Doa

Doa adalah senjata seorang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi."
(HR. Ahmad) - Hadis ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa berdoa dalam
setiap hal.

3.3 Makna Dan Tafsir Ayat Dari Surat Al-Alaq

ْ ‫اِ ْق َرأْ ِباس ِْم َر ِبكَ الَّذ‬


1. َ‫ِي َخ َلق‬

2. ‫علَق‬ ِ ْ َ‫َخلَق‬
َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ ِم ْن‬

3. ‫اِ ْق َرأْ َو َربُّكَ ْاْلَ ْك َرم‬

4. ‫علَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬ ْ ‫الَّذ‬


َ ‫ِي‬
5. ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ ِ ْ ‫علَّ َم‬
َ ‫اْل ْن‬ َ

1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya.


Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih
Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk
menyeru manusia kepada suatu agama. Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan
telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah
Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh
Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang
akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal
kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah). Ketika hati
Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang
menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya
untuk menyelimutinya.
KUTIPAN

Buku etika bisnis nabi Muhammad (2024)

ChatGPT

486447222-Makalah Sejarah nabi Muhammad, Satrien

Anda mungkin juga menyukai