DISUSUN OLEH:
NONI
kedua orang tua Nabi Muhammad SAW telah wafat sejak beliau kecil.
Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat ketika Nabi Muhammad SAW masih
di dalam kandungan, sedangkan ibunya yang bernama Aminah wafat ketika Nabi
Muhammad SAW berusia enam tahun. Setelah wafatnya sang ibu, beliau diasuh oleh
kakeknya yang Bernama adbul muthalib.
Kakek Nabi Muhammad SAW wafat setelah dua tahun mengasuhnya. Kemudian,
beliau diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Bersama pamannya inilah
Nabi Muhammad SAW mulai belajar untuk mencari nafkah dan bekerja keras.
Dikutip dari buku Etika Bisnis Nabi Muhammad SAW: Sejarah, Ajaran dan Praktik
karya Ubbadul Adzkiya', Nabi Muhammad SAW pun memutuskan untuk
menggembala kambing penduduk Arab di padang pasir guna meringankan beban
pamannya dan memenuhi kebutuhannya.
Nabi Muhammad SAW pertama kali ikut pamannya berdagang ketika umur 9 tahun.
Beliau dibawa pamannya berdagang ke negeri Syam menyertai satu kafilah.
Sementara itu, pendapat lain menyebut Nabi Muhammad SAW mulai ikut berdagang
Ketika berusia 12 tahun.
Dikatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, beliau melakukan
perjalanan dagang bersama pamannya, Abu Thalib dari Makkah ke Syam (sekarang
negara-negara bagian barat Saudi seperti Syria, Palestina, Yordania, dan Lebanon).
Dalam perjalanan dagang tersebut, Nabi Muhammad SAW belajar tentang ilmu
perdagangan dengan mendetail. Bersama pamannya, Nabi Muhammad SAW
melanjutkan perjalanan berdagang hingga bisnis dagang mereka pun berkembang
dengan pesat. Kafilah dagang yang di dalamnya ada Rasulullah SAW selalu
mendapatkan naungan awan selama perjalanan, sebagaimana dijelaskan dalam buku
Cara Mudah Memahami Sejarah Islam karya Ahmad Choirul Rofiq. rentang umur
17-20 tahun, Nabi Muhammad SAW telah melakukan perjalanan berdagang ke
berbagai negara tetangga, terutama di dekat perbatasan Arab, kota-kota dagang di
Yaman, Bahwain, bahkan mungkin ke Abyssinia (wilayah kekaisaran Ethiopia).
Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri
dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa
kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja,
kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M,
Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama
Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya,
dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat
telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut
kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau
mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan
penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun
dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah
buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa,
hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq.
2.2 Definisi ruang lingkup hadis dan wahyu pada zaman sahabat dan saman
now
Berikut adalah beberapa contoh hadis dan pewahyuan pada zaman sahabat Nabi
Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: 'Iman terdiri dari lebih dari enam
puluh atau lebih dari tujuh puluh bagian, yang paling utama adalah ucapan La ilaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah bagian dari iman.'" (HR. Bukhari
dan Muslim)
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling mengambil harta sesama
kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku
dengan suka sama suka." (An-Nisa: 29)
Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah
yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku." (HR. Tirmidzi)
Zaman now
Di zaman sekarang, hadis dan pewahyuan yang berasal dari zaman sahabat Nabi
Muhammad SAW masih dianggap sebagai pedoman utama bagi umat Islam.
Beberapa contoh hadis dan pewahyuan yang masih relevan di zaman sekarang antara
lain:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia berkata
yang baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim) - Hadis ini menekankan pentingnya
menjaga lisan dan perilaku agar selaras dengan iman.
Sesungguhnya pada tubuhmu terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah
seluruh tubuhmu. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhmu. Ketahuilah,
itulah hati." (HR. Bukhari & Muslim) - Hadis ini menekankan pentingnya menjaga
kesehatan fisik dan mental.
Minta lah ilmu dari buaian sampai liang lahat." - Pewahyuan ini menekankan
pentingnya mencari ilmu pengetahuan sepanjang hayat.
5. Hadis tentang Kebaikan
Tidak ada seorang pun di antara kamu yang beriman sampai ia mencintai untuk
saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari & Muslim) -
Hadis ini mengajarkan tentang pentingnya kasih sayang dan empati terhadap sesama
manusia.
Doa adalah senjata seorang mukmin, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi."
(HR. Ahmad) - Hadis ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa berdoa dalam
setiap hal.
2. علَق ِ ْ ََخلَق
َ اْل ْن
َ سانَ ِم ْن
ChatGPT