Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN TEKNIS PROSEDUR

PROSES PENGECEKAN DETONATOR FCAP (FIRING CAPASITOR)


DENGAN MENGGUNAKAN BLASTER

Disusun oleh:
PT HANWHA MINING SERVICES INDONESIA
KATA PENGANTAR

Pertama tama kami mohon maaf atas kejadian ditemukannya kerusakan detonator kapasitor (FCAP)
kegagalan yang terjadi di CK-KIM.

Berdasarkan kejadian tersebut, sebagai tindakan perbaikan team HMSI mengusulkan untuk
mengaplikasikan proses pengecekan FCAP dengan menggunakan Device Blaster (dengan software
terbaru) dan Safety Box. Hal ini bertujuan agar detonator yang berpotensi memiliki kerusakan FCAP
dapat ditemukan lebih awal.

Proses pengecekan detonator FCAP dengan menggunakan Safety Box sangat aman untuk dilakukan,
dimana prosedur ini dilakukan dengan memasukkan detonator ke dalam kotak berbahan polikarbonat
setebal 10 mm. Safety Box ini telah melalui standard proses QC di laboratorium kami di Korea, dan
prosedur ini telah dilakukan di pabrik Detonator kami sebagai bagian dari QA/QC. Rencananya, dengan
adanya case ini maka prosedur ini akan dilakukan segera di setiap lokasi proyek HMSI di Indonesia,
sebagai tindakan perbaikan atas ditemukannya detonator FCAP pada proses arming sebelum dilakukan
peledakan untuk memastikan kondisi detonator EDD HEBS-II berada dalam kondisi baik.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dengan memasukkan daya 24 V yang meningkatkan pemeriksaan ke
2 arah maka FCAP dan komponen terkait akan mampu mendeteksi kebocoran arus. sehingga
memungkinkan untuk mendeteksi lebih akurat jika terjadi kerusakan pada FCAP.

Demikian yang dapat disampaikan, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan proses
peledakan kedepannya.

Tim Penyusun

i
A. Latar Belakang

HiTronic II detonator adalah bagian dari device HEBS (Hanwha Electronic


Blasting System) generasi ke II yang dikembangkan oleh Hanwha Corp divisi
explosive. HiTronic II telah digunakan di sebagian besar project pertambangan di
Indonesia semenjak Tahun 2020 dan penggunaan saat ini telah mencapai lebih dari
satu juta penggunaan di Tahun 2023.
Dalam proses aplikasinya, HiTronic II menemukan salah satu kasus kesalahan
yaitu ditemukannya FCAP (Fail Firing Capacitor) dalam proses arming sebelum proses
peledakan. FCAP (Fail Firing Capacitor) terjadi pada saat firing capasitor tidak dapat
mengantarkan voltase minimum untuk melanjutkan proses penyalaan ke area Fuse
Head. Voltase minimum yang dibutuhkan adalah untuk melanjutkan proses arming
adalah diatas 9.5 Volt. Namun Hasil Identifikasi melalui laporan blaster menunjukkan
voltase pada angka 0.0V (laporan Investigasi FCAP CKIM 19 November-Lampiran 1).
Angka tersebut menunjukkan FCAP tidak bekerja normal sehingga mengakibatkan
proses arming berhenti dan detonator tidak dapat melanjutkan proses peledakan.
Berdasarkan kejadian tersebut, tim research dan development
mengembangkan proses pengecekan terbaru untuk menyeleksi secara akurat
detonator yang berpotensi mengalami kerusakan FCAP yaitu pengecekan detonator
dengan blaster dengan menggunakan software terbaru yang menonaktifkan proses
firing dan memfokuskan pada pengecekan detonator.
Prosedur pengecekan FCAP dengan menggunakan blaster ini merupakan
peningkatan dari Prosedur pengecekan fcap dengan menggunakan logger sebelumnya
yang sudah diaplikasikan. Dengan pengecekan FCAP menggunakan blaster akan
meningkatkan persentase kemungkinan ditemukannya detonator dengan
permasalahan FCAP dikarenakan prinsip yang diaplikasan adalah sama dengan
proses komunikasi dan arming yang dilakukan melalui blaster dengan voltase yang
lebih besar dari pada pengecekan dengan menggunakan logger, sehingga Tingkat
keyakinan untuk mendapatkan detonator dengan kesalahan FCAP dapat ditingkatkan.

ii
A.1 Dasar ketentuan dan Peraturan

Dasar pelaksanaan dari prosedur pengecekan detonator HiTronic II dengan


menggunakan blaster ini adalah untuk memenuhi target keselamatan dalam proses
peledakan dan menghindari terjadinya misfire dari proses peledakan.

A.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari pelaksanaan prosedur pengecekan HiTronic II dengan menggunakan


blaster adalah:
1. Sebagai prosedur baru untuk meningkatkan persentase ditemukan detonator
dengan kerusakan FCAP.
2. Menyeleksi detonator yang memiliki kerusakan FCAP

Sasaran dari pelaksanaan prosedur pengecekan HiTronic II dengan menggunakan


blaster adalah:
1. Menghilangkan isu ditemukannya FCAP detonator pada saat proses arming di
aktivitas peledakan
2. Memberikan rasa aman dan keyakinan kepada karyawan dan customer.

iii
B. Jenis dan Spesifikasi Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proses pengecekan FCAP ini antara lain:

No Barang Deskripsi
1 HEBS II electronic
detonator

2 Planner Ver 2.0.6

3 Harness Wire

4 Blaster HEBS II
Version S/W
UC_14747_NO FIRE

5 Box PC (polycarbonate)

i
v
C. Pertimbangan pemilihan teknologi

Proses pengecekan FCAP dengan menggunakan blaster ini telah menjadi prosedur
khusus untuk mengidentifikasi lebih awal kemungkinan ditemukannya kerusakan FCAP
pada detonator. Seleksi lebih dahulu terhadap kerusakan detonator akan
denmemungkinkan menghilangkan kejadian misfire yang diakibatkan oleh penggunaan
elektronik detonator HEBS-II.
Pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya dengan menggunakan logger,
terkategori sebagai pemeriksaan tegangan satu arah, identifikasi yang ditemukan
adalah firing capasitor tidak bisa menyimpan tegangan yang diterima. Dengan
menggunakan pengukuran arus dua arah dengan menggunakan blaster yang
memungkinkan sistem loping dalam proses pengecekan. Tabel Berikut menunjukkan
idenfitikasi masalah FCAP dan rencana perbaikan yang dilakukan dari tim R&D korea.
Table 1. Identifikasi masalah dan rencana perbaikan terhadap FCAP

Pengecekan dengan arus dua arah dapat disimulasikan dengan menggunakan


blaster, proses mode polling dalam pengecekan FCAP menggunakan tegangan
maximum 24volt yang ditransfer kedalam detonator melalui blaster.
Proses pengecekan dilakukan pada blaster dengan 3 kali polling pengulangan
sehingga Tingkat keyakinan untuk kesalahan FCAP semakin tinggi. Detail dari alur
proses pengecekan dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 1. Alur pengecekan dengan menggunakan blaster

v
D. Analasis Resiko
Berdasarkan JSA (Job Safety Analisis) untuk pelaksanaan pengecekan FCAP
detonator dengan menggunakan blaster (lampiran 2), penilaian resiko dilakukan
berdasarkan metode IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilain resiko) (lampiran 3)
kegiatan pengecekan FCAP dengan detonator ini tergolong pada kegiatan dengan
resiko Low risk, yang dapat dikendalikan dengan prosedur rutin yang dijalankan
dengan benar.

Gambar 2. Proses tes ketahanan safety box yang dilakukan di R&D Korea

Material box yang digunakan dalam prosedur ini adalah material polycarbonate
dan telah melalui tes ketahanan berdasarkan prosedur yang diterapkan di R&D
hanwha korea. Gambar 2 menunjukkan proses dan hasil tes ketahanan yang
dilaksanakan R&D korea.
Rancangan safety Box telah melalui standart analisis oleh tim R&D korea
sebagaimana yang telah didetailkan pada gambar.
Tes ketahanan yang dilakukan tim R&D korea melalui serangkain pengetesan
Tingkat kekuatan box dengan melakukan peledakan langsung didalam safety box.
Hasil pengetesan menunjukkan kekuatan box yang dapat bertahan dari sympathetic
detonation yang terjadi.
Tingkat lentingan dianalisis dengan menggunakan software tracker. Tracker
adalah software khusus untuk menganlisis jarak dengan perbandingan scale tertentu
dari sebuah video. Berdasarkan hasil analisis tracker, jarak lentingan terjauh yang
terjadi pada saat pengetesan kekuatan safety box dengan menggunakan metode
symphatetic detonation adalah sejauh 0.861 m.

v
i
Gambar 3. Hasil analisis lentingan material detonator pada saat tes ketahanan box
dengan menggunakan software tracker

Berdsarkan referensi pengetesan detonator pada peledakan terbuka


(Trystan Glaze, 2019)
, noise yang dihasilkan dari pengetasan peledakan detonator no 8 pada
area terbuka, dikategorisasikan dalam diagram pada gambar Berikut.

Gambar 4. Data Referensi Noise value dari pengetesan peledakan det 8 di area terbuka

v
ii
Diagram menunjukan proses peledakan detonator no 8 di area terbuka (tanpa
pelindung akan menghasilkan nilai suara sebesar 153-168 dBC pada jarak 1 m. pada
jarak 30 m, noise yang terjadi mengalami pengurangan hingga 30 dB.

E. Tingkat Produksi dan Efisiensi

Proses pengecekan FCAP dengan menggunakan Box memungkinkan untuk


melakukan proses pengecekan dengan jumlah banyak dalam satu waktu dibandingkan
dengan menggunakan logger.
Berdasarkan data pengecekan yang telah dirangkum di site lain, proses
pengecekan dengan menggunakan blaster telah mencapai lebih dari 15000 pcs, dari
satu site. Sementara pengecekan denga menggunakan logger tentunya akan
membutuhkan waktu yg lebih lama.

Gambar 4. Data hasil pengecekan HiTronic II dengan menggunakan safety Box di STC
Dalam satu kali pengecekan dengan flow normal, proses pengecekan dapat
mengakomodasi sebanyak 500 pcs dalam 1 hari.

v
iii
F. Kriteria Keberhasilan Teknologi

Proses pengecekan FCAP dengan menggunakan blaster saat ini adalah prosedur yang
direkomendasikan dari tim R&D korea untuk dilaksanakan di seluruh site project
Hanwha yang menggunakan HiTronic II sebagai inisiasi utama.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, dengan memasukkan daya 24 V yang
meningkatkan pemeriksaan ke 2 arah maka FCAP dan komponen terkait akan mampu
mendeteksi kebocoran arus. sehingga memungkinkan untuk mendeteksi lebih akurat
jika terjadi kerusakan pada FCAP.
Dengan prosedur ini tingkat persentase keyakinan untuk mensortasi detonator yang
memiliki kesalahan FCAP sangat tinggi. Hal ini dikarenakan proses pengecekan
dilakukan dengan melakukan polling sebanyak 3 kali (gambar 5) dalam proses arming
untuk meyakinkan ditemukannya kesalahan dalam FCAP detonator.

Gambar 5. Alur proses pengecekan pada blaster

i
x
LAM
PIRAN 1

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO KEGIATAN PENGECEKAN FCAP HEBS II DENGAN MENGGUNAKAN
BLASTER
LAMPIRAN 2
JSA FCAP CHECK
LAMPIRAN 3
REPORT INVESTIGASI FCAP CK-KIM 19 NOV
LAMPIRAN 4
LIST QUESTION PENGECEKAN FCAP DENGAN SAFETY BOX PPT
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai