Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

DINAS PERHUBUNGAN
Jl. Abdul Malik Pattana Endeng Komp. Kantor Gubernur Sulbar, Mamuju 91511

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN


PELABUHAN TERMINAL KHUSUS PROVINSI
SULAWESI BARAT

TAHUN ANGGARAN
2023
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN PELABUHAN (TERMINAL)
KHUSUS
PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2023

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah


yang terletak di sepanjang pesisir pantai sulawesi yang
berhadapan langsung dengan Provinsi Kalimantan
Timur yang menjadi lokasi pembangunan Ibukota
Negara (IKN) Republik Indonesia. Pembangunan Ibukota
Negara (IKN) akan membutuhkan bahan konstruksi
semacam cipping, pasir, pasir halus dan sejenisnya,
serta dengan peningkatan penduduk yang akan terjadi
setelah pembangunan tersebut telah selesai akan
membutuhkan pasokan bahan pangan dalam jumlah
besar.
Dengan kondisi tersebut diatas, maka diperlukan suplai
bahan pangan dan konstruksi dengan jumlah memadai.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki
sumber daya pertanian dan tambang pasir batu yang
digunakan menjadi bahan konstruksi pembangunan
harus menangkap peluang tersebut.
Oleh karena itu, maka diperlukan sarana dan prasarana
penunjang transportasi seperti pelabuhan khusus laut
yang menjadi prasarana utama untuk menunjang
kegiatan tersebut diatas.
Namun, dalam melakukan pembangunan pelabuhan
khusus dan penentuan lokasi diperlukan studi atau
kajian yang lebih rinci terkait kelayakan baik secara
ekonomi, daerah hinterland, sosial budaya, mitigasi,
operasional, dan lain lain.
Dengan pertimbangan diatas, Dinas Perhubungan
Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan kegiatan
Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan Terminal
Khusus yang dilaksanakan secara kontraktual,

1
Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Maksud dan Maksud dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan studi
Tujuan Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Terminal Khusus
adalah mendapatkan gambaran lokasi yang paling tepat
disepanjang pesisir Sulawesi barat, kelayakan
pengoperasaian pelabuhan dan terminal, mengetahui
biaya investasi sebagai landasan penyusunan rencana
implementasi pengembangan pelabuhan, serta
memeriksa kelayakan berdasarkan aspek tata ruang,
social budaya, ekonomi, lingkungan dan keselamatan
pelayaran.
Adapun tujuannya adalah :
1. Mendapatkan gambaran komprehensif yang lebih
menyeluruh dan objektif perihal prospek pasar dan
potensi usaha dalam persiapan kerjasama investasi
dan pengoperasian pelabuhan berdsaarkan faktor
feasibility (layak), viability (kelanggengan), dan
plausability (logis);
2. Mendapatkan prospek aliran kargo (baik jenis
maupun volumenya) yang akan melewati terminal
dimasa mendatang sesuai dengan lokasinya
terhadap daerah belakangnya (hinterland);
3. menyiapkan basic desain dan estimasi anggaran
biaya pembanguna pelabuhan terminal khusus.

3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Penyusunan


Studi Kelayakan Pelabuhan Terminal Khusus adalah
dokumen kelayakan baik secara ekonomi, sosial budaya,
lingkungan, daerah hinterland, pengoperasian dan
keselamatan pelayaran.

4. Lokasi Lokasi kegiatan di sepanjang pesisir pantai Provinsi


Kegiatan Sulawesi Barat.

5. Sumber Untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan studi


Pendanaan Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Terminal Khusus
memiliki pagu anggaran Rp. 550.000.000 (Lima Ratus
Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN sesuai Pagu
APBD DPA-OPD TA. 2023 Dinas Perhubungan Propinsi
Sulawesi Barat

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Drs. Maddareski


Organisasi Salatin, M.Si
Pejabat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan : Muh. Faizal
Pembuat Thamrin, S.E.
Komitmen Satuan Kerja: Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi
Barat

Data Penunjang2

7. Survei 1. Survey Sekunder


Survey sekunder dilakukan meliputi survey data
sosial, budaya, ekonomi, survey literatur peta tematik
maupun peta dasar, survey aksesibilitas transportasi
laut.
2. Survei Primer
Survei primer dilakukan apabila data-data eksisting
sudah tidak relevan atau perlu diperbaharui, yang
meliputi :
- Survey wawancara
Survei wawancara dilakukan dengan pengamatan
atau penghitungan langsung, khususnya yang
berkaitan langsung dengan pemodelan dan unjuk
kinerja/operasi sistem transportasi dan rencana
pengembangan tata ruang serta untuk menangkap
aspirasi daerah dalam mengembangkan kajian
tata ruang, sosila ekonomi dan system
transportasi di daerahnya.
- Survey harga satuan
Survei ini dilakukan sebagai dasar penentuan
harga satuan bahan dalam perhitungan biaya
pengembangan pelabuhan.

8. Standar A. Persyaratan Tata Bangunan


Teknis Persyaratan tata bangunan Bangunan Gedung
Negara, meliputi: persyaratan peruntukan dan
intensitas bangunan gedung, persyaratan arsitektur
bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian
dampak lingkungan
1. Persyaratan peruntukan dan intensitas
bangunan gedung Persyaratan peruntukan
merupakan persyaratan peruntukan lokasi
yang bersangkutan sesuai dengan RTRW
kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL.
Persyaratan intensitas bangunan gedung
meliputi persyaratan kepadatan etinggian, dan
jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan
untuk lokasi yang bersangkutan.
2
Data penunjang terdiri dari data yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
a. Persyaratan peruntukan lokasi Bangunan
Gedung Negara harus sesuai dengan:
1) RTRW Kabupaten/Kota;
2) Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR)/Peraturan Zonasi (PZ);
3) RTBL yang bersangkutan; dan/atau
4) persetujuan pemerintah daerah dalam hal
belum terdapat ketentuan RTRW
kabupaten/kota dan/atau
RDTR/Peraturan Zonasi, dan/atau RTBL
pada lokasi yang bersangkutan.
b. Persyaratan intensitas bangunan gedung
meliputi:
1) ketentuan jarak bebas bangunan
gedung;
2) koefisien dasar bangunan (KDB);
3) koefisien lantai bangunan (KLB);
4) koefisien dasar hijau (KDH);
5) koefisien tapak besmen (KTB);
6) ketinggian bangunan; dan
7) jarak antar blok/massa bangunan,
yang harus sesuai dengan Keterangan
Rencana Kota (KRK) berdasarkan peruntukan
lokasinya.
2. Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung
Persyaratan arsitektur bangunan gedung
negara, meliputi: persyaratan penampilan
bangunan gedung, tata ruang-dalam,
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
bangunan gedung dengan lingkungannya,
serta pertimbangan adanya keseimbangan
antara nilai-nilai sosial budaya setempat
terhadap penerapan berbagai perkembangan
arsitektur dan rekayasa.
a. Wujud atau penampilan bangunan gedung
harus:
1) mencerminkan fungsi sebagai Bangunan
Gedung Negara;
2) seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungannya;
3) indah tetapi tidak berlebihan;
4) efisiensi penggunaan sumber daya baik
dalam pemanfaatan maupun dalam
pemeliharaan
5) mempertimbangkan nilai sosial budaya
setempat dalam menerapkan
perkembangan arsitektur dan rekayasa
6) mempertimbangkan kaidah pelestarian
bangunan baik dari segisejarah maupun
langgam arsitektur; dan
7) membentuk denah bangunan gedung
yang sedapat mungkin simetris dan
sederhana
b. Tata ruang dalam Bangunan Gedung Negara
harus memperhatikan:
1) fungsi ruang bangunan gedung;
2) efektivitas dan efisiensi tata ruang
dalam;
3) kaidah arsitektur bangunan gedung
secara keseluruhan; dan
4) keandalan bangunan gedung yang
meliputi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan tata ruang-dalam.
c. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
Bangunan Gedung Negara dengan
lingkungannya diartikan bahwa harus
memperhatikan:
1) terciptanya ruang luar bangunan gedung
dan ruang terbuka hijau yang seimbang,
serasi, dan selaras dengan
lingkungannya;
2) pemenuhan persyaratan daerah resapan,
akses penyelamatan, sirkulasi
kendaraan dan manusia; dan
3) pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana di dalam dan di luar
bangunan gedung.
3. Buku rancang bangun paling sedikit memuat :
struktur bangunan, mekanikal elektrikal,
instalasi air dan drainase, instalasi dan
perangkat pemadam kebakaran, perangkat
media informasi, perangkat keamanan,
lansekap, arsitektur dan rencana anggaran
biaya
4. Persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
Penerapan persyaratan pengendalian dampak
lingkungan pada pembangunan Bangunan
Gedung Negara meliputi:
a. kelengkapan dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
yang mengganggu dan menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap
lingkungan; atau
b. kelengkapan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) bagi Pembangunan
Bangunan Gedung Negara yang tidak
menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan atau secara teknologi
sudah dapat dikelola dampak pentingnya.
Penyusunan AMDAL, UKL, atau UPL pada
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang
pelindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.

9. Studi-Studi Belum ada.


Terdahulu
10. Referensi Penyusunan Studi Pelabuhan Terminal Khusus, yaitu:
Hukum 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Pedoman Rencana Tata Ruang wilayah
Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010
tentang Angkutan di Perairan sebagaimana
telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahun 2011;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010
tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko;
8. Perpres No 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Perpres No 16 Tahun 2018 Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 25
Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 53
Tahun. 2011 tentang Pemanduan;
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 68
Tahun 2011 tentang Alur pelayaran di Laut;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 58
Tahun 2013 tentang Penanggulangan Pencemaran
di Perairan dan Pelabuhan;
13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 23
Tahun 2015 tentang Peningkatan Fungsi
Penyelenggara Pelabuhan Pada Pelabuhan
Yang Diusahakan Secara Komersial;
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 136
Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 52
Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi;
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.71
Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51
Tahun 2011 Terminal Khusus dan Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri;
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146
tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan No. PM 51 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
17. Perka LKPP No 12 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia;
18. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2022 tanggal 30
Desember 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Barat
Tahun Anggaran 2023.

Ruang Lingkup

11. Lingkup Lingkup Pekerjaan komponen kegiatan :


Kegiatan 1. Pekerjaan Persiapan.
2. Survey Primer maupun Sekunder .
3. Penyusunan dokumen analisis meliputi :
 Analisis potensi hinterland, proyeksi permintaan,
besaran investasi, dan rencana tahapan
pengembangan;
 Analisis kelayakan dan rekomendasi dari aspek
ekonomi dan finansial;
 Analisis kelayakan dan rekomendasi dari aspek
operasional bongkar muat;
 Analisis kelayakan dan rekomendasi dari aspek
teknis pelabuhan;
 Analisis kelayakan dan rekomendasi dari aspek
legal, konsesi, dan kelembagaan;
 Analisis kelayakan dan rekomendasi dari aspek
risiko dan mitigasi.

12. Keluaran3 Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan berdasarkan


Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan
diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Berisikan tentang pemahaman konsultan tentang
kerangka acuan yang diberikan. Tanggapan terhadap
Kerangka Acuan Pekerjaan juga berisi masukan
untuk penyempurnaannya, metodologi pendekatan
yang digunakan, produk akhir kegiatan, ruang
lingkup, jadwal rencana kegiatan maupun jadwal
diskusi atau pembahasan dan koordinasi dengan
masyarakat pemerintah serta tanggung jawab tenaga
ahli yang terlibat dalam kegiatan. Laporan ini
merupakan acuan dan pengendali kegiatan secara
keseluruhan. Selain itu, pada tahap ini diharapkan
konsultan telah merumuskan informasi/data yang
perlu di-inventarisir guna menyusun rencana
kegiatan selanjutnya, yang diserahkan kepada
pemberi tugas 1 (satu) minggu setelah Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK)
2. Laporan Antara (Interim Report)
Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas 3 (tiga)
bulan setelah SPMK. Isi laporan meliputi:
 Data hasil questionnaire;
 Hasil survey data primer dan sekunder;
 Berita Acara pelaksanaan survey;
 Evaluasi dan rekomendasi sementara dari hasil
survey. Pada tahap ini diharapkan Tim
Konsultan telah memahami kondisi pelabuhan
di daerah studi. Selanjutnya Tim Konsultan
menyelesaikan kajian (sintesa) terhadap
potensi pelabuhan / kawasan-kawasan dan
permasalahannya. Laporan ini dalam proses
3
Dijelaskan pula keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain.
penyiapannya melibatkan instansi terkait di
daerah.

3. Laporan Semi Rampung (Draft Final Report)


Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas dalam
waktu 4 (empat) bulan setelah terbit SPMK dan
konsep laporan akhir memuat hasil analisis,
rangkuman potensi, permasalahan dan rancangan
rekomendasi yang berisikan:
 Pendataan daerah hinterland (potensi wilayah
belakang sekitar) dan forecasting, potensi
hinterland terhadap permintaan transportasi
laut;
 Analisis traffic projection dengan
menggunakan model statistik, yang mencakup
lalu lintas barang curah untuk jangka pendek
(5 tahun) dan jangka menengah (10 tahun).
 Kajian teknis terhadap kebutuhan prasarana
pelabuhan untuk mendapatkan hasil rancang
bangun yang optimal dan analisis perkiraan
kebutuhan fasilitas;
 Analisis terhadap Tata Ruang Wilayah Studi;
 Analisis Keselamatan Pelayaran terhadap
Wilayah Studi;
 Analisis Operasional Pelabuhan;
 Analisis Spesifikasi Peralatan Bongkar Muat;
 Analisis Kelayakan Ekonomi terhadap Wilayah
Studi;
 Analisis Kelayakan Finansial terhadap Wilayah
Studi; - Analisis dari Aspek Prosedur dan
Regulasi.
4. Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas dalam
waktu 5 (lima) bulan setelah terbit SPMK dan
laporan berisikan:
 Penjelasan hasil-hasil studi berdasarkan
analisis teknis, tata ruang, sosial, keselamatan
pelayaran, ekonomi dan finansial dan
lingkungan hidup;
 Tanggapan terhadap hasil-hasil analisis;
 Rekomendasi layak atau tidaknya
pengembangan dan dibangunnya Pelabuhan di
Wilayah Studi.
 Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
deluxe printing sebanyak 5 (lima) exsemplar;
dilengkap dengan draft dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk memproses perijinan
serta dokumen pelelangan dan dokumen
perjanjian kerja sama.
Kegiatan bersifat penyempurnaan dari hasil
laporan draft akhir.

13. Peralatan, Pengguna Jasa akan menugaskan juga personil Tim


Material, Teknis dari instansi untuk melengkapi pekerjaan dari
Personil dan konsultan. Untuk fasilitas dari PPK hanya menyediakan
Fasilitas dari ruang untuk rapat-rapat rutin beserta
Pejabat perlengkapannya. Data dan fasilitas yang disediakan
Pembuat oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan
Komitmen harus dipelihara oleh penyedia jasa. Pengguna Jasa
menyediakan kumpulan laporan dan data sebagai
hasil studi terdahulu serta photografi.
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya
yang bertindak sebagai Staf Teknik dan Staff
Administrasi dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi.

14. Peralatan, Peralatan dan material penunjang yang digunakan


Material dari dalam Kegiatan Pengadaan Jasa Konsultansi
Penyedia Jasa Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan terminal
Konsultansi Khusus :
1. Theodolit
2. Rool Meteran
3. Kamera Digital
4. Waterpass
5. Personal Komputer (PC) atau Laptop
6. Printer A4 dan A3
7. Sondir dan peralatan yang diperlukan dalam
pengambilan data batimetri.

15. Lingkup LINGKUP KEWENANGAN


Kewenangan 1. penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana
Penyedia Jasa dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
2. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara
profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.
3. Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencana
adalah sebagai berikut :
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
telah mengakomodasi batasan-batasan yang
telah diberikan oleh Pengguna Anggaran (PA),
termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan
mutu bangunan yang akan diwujudkan.
c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
telah memenuhi peraturan, standar, dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku
untuk bangunan gedung pada umumnya dan
yang khusus untuk bangunan gedung negara
serta sesuai dengan standar fasilitas pelabuhan
terminal khusus.

4. Jangka Waktu Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Studi


Penyelesaian Kelayakan Pelabuhan terminal Khusus Provinsi
Kegiatan Sulawesi Barat selama 120 (seratus Dua puluh) hari
kalender.

5. Personil Posisi Kualifikasi Output


Tenaga Ahli:
Leader pendidikan minimal
Tim/Ahli Magister Teknik
Perencanaan PWK (S2) serta
wilayah dan memiliki SKA Ahli
kota PWK Madya, dengan
pengalaman minimal
5 tahun

Ahli Geoteknik; pendidikan minimal


1 orang Teknik Geologi (S1)
serta memiliki SKA
Ahli Geoteknik
Madya, dengan
pengalaman minimal
3 tahun.

Ahli Struktur; Teknik Sipil (S1)


1 orang Serta Memiliki SKA
Ahli Bangunan
Gedung Madya,
dengan pengalaman
minimal 3 tahun

Ahli GIS; Sarjana Teknik PWK


1 orang (S2) Serta memiliki
Sertifikasi GIS
muda, dengan
pengalaman minimal
2 tahun

Ahli Teknik pendidikan minimal


Lingkungan; Sarjana Teknik
1 orang Lingkungan (S1)
Serta Memiliki SKA
Ahli Teknik
Lingkungan Madya,
dengan pengalaman
minimal 3 tahun

Ahli Ekonomi; Pendidikan Minimal


1 Orang (S1) Ekonomi
Pembangunan,
dengan pengalaman
minimal 3 tahun

Tenaga
Pendukung

Administrasi; Minimal Lulusan S1,


1 orang pengalaman minimal
2 tahun.

Surveyor; Minimal Lulusan S1,


3 orang pengalaman minimal
2 tahun

6. Jadwal Time Schedule


Tahapan Presentase
No. Kegiatan
Pelaksanaan 1 2 3
Kegiatan 1. Laporan
15%
Pendahuluan
2. Laporan Antara 20%
30%
3 Laparan Draft Final

4 Laporan Final 35%

Laporan

7. Laporan Muatan materi yang tertuang dalam Laporan


Pendahuluan (5 Pendahuluan meliputi :
Eksemplar) Berisikan tentang pemahaman konsultan tentang
kerangka acuan yang diberikan. Tanggapan terhadap
Kerangka Acuan Pekerjaan juga berisi masukan untuk
penyempurnaannya, metodologi pendekatan yang
digunakan, produk akhir kegiatan, ruang lingkup,
jadwal rencana kegiatan maupun jadwal diskusi atau
pembahasan dan koordinasi dengan masyarakat
pemerintah serta tanggung jawab tenaga ahli yang
terlibat dalam kegiatan. Laporan ini merupakan acuan
dan pengendali kegiatan secara keseluruhan. Selain itu,
pada tahap ini diharapkan konsultan telah
merumuskan informasi/data yang perlu di-inventarisir
guna menyusun rencana kegiatan selanjutnya

8. Laporan Antara Laporan Antara memuat :


(5 eksemplar) Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas 3 (tiga)
bulan setelah SPMK. Isi laporan meliputi:
 Data hasil questionnaire;
 Hasil survey data primer dan sekunder;
 Berita Acara pelaksanaan survey;
 Evaluasi dan rekomendasi sementara dari hasil
survey. Pada tahap ini diharapkan Tim
Konsultan telah memahami kondisi pelabuhan
di daerah studi. Selanjutnya Tim Konsultan
menyelesaikan kajian (sintesa) terhadap
potensi pelabuhan / kawasan-kawasan dan
permasalahannya. Laporan ini dalam proses
penyiapannya melibatkan instansi terkait di
daerah.

9. Laporan Draft Dokumen laporan draft akhir minimal memuat :


Akhir (5 Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas dalam
eksemplar) waktu 4 (empat) bulan setelah terbit SPMK dan
konsep laporan akhir memuat hasil analisis,
rangkuman potensi, permasalahan dan rancangan
rekomendasi yang berisikan:
 Pendataan daerah hinterland (potensi wilayah
belakang sekitar) dan forecasting, potensi
hinterland terhadap permintaan transportasi
laut;
 Analisis traffic projection dengan
menggunakan model statistik, yang mencakup
lalu lintas barang curah untuk jangka pendek
(5 tahun) dan jangka menengah (10 tahun).
 Kajian teknis terhadap kebutuhan prasarana
pelabuhan untuk mendapatkan hasil rancang
bangun yang optimal dan analisis perkiraan
kebutuhan fasilitas;
 Analisis terhadap Tata Ruang Wilayah Studi;
 Analisis Keselamatan Pelayaran terhadap
Wilayah Studi;
 Analisis Operasional Pelabuhan;
 Analisis Spesifikasi Peralatan Bongkar Muat;
 Analisis Kelayakan Ekonomi terhadap Wilayah
Studi;
 Analisis Kelayakan Finansial terhadap Wilayah
Studi; - Analisis dari Aspek Prosedur dan
Regulasi.
10. Laporan Akhir Laporan Akhir, meliputi :
(5 eksemplar Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas dalam
dan 1 buah waktu 5 (lima) bulan setelah terbit SPMK dan
soft copy hard laporan berisikan:
disk)  Penjelasan hasil-hasil studi berdasarkan
analisis teknis, tata ruang, sosial, keselamatan
pelayaran, ekonomi dan finansial dan
lingkungan hidup;
 Tanggapan terhadap hasil-hasil analisis;
 Rekomendasi layak atau tidaknya
pengembangan dan dibangunnya Pelabuhan di
Wilayah Studi.
 Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
deluxe printing sebanyak 5 (lima) exsemplar;
dilengkap dengan draft dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk memproses perijinan
serta dokumen pelelangan dan dokumen
perjanjian kerja sama.

11. Persyaratan A. Persyaratan kualifikasi :


Kualifikasi a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-
dan Teknis undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha:
- Peserta berbadan usaha harus memiliki
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko (OSS RBA)
dibidang jasa konstruksi, KBLI 71102 Aktivitas
keinsinyuran dan kosultansi teknis YBDI;
- Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU)
Konsultansi Lainnya (KL401) dengan kualifikasi
kecil.
b. Mempunyai status valid keterangan wajib pajak
berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak
c. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk
mengikatkan diri pada Kontrak yang dibuktikan
dengan :
- Akta pendirian perusahaan dan/atau
perubahannya;
- Surat kuasa apabila dikuasakan;
- Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan
pegawai tetap (apabila dikuasakan); dan
- Kartu Tanda Penduduk.
d. Menyetujui pernyataan pakta integritas, meliputi :
- Tidak akan melakukan praktik korupsi, kolusi,
dan/atau nepotisme;
- Akan melaporkan kepada PA/APIP jika
mengetahui terjadinya praktik korupsi, kolusi,
dan/atau nepotisme dalam proses pengadaan ini;
- Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih,
transparan dan profesional untuk memberikan
hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
- Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan
dalam huruf a,b dan c maka bersedia dikenakan
sanksi administrative, dikenakan sanksi daftar
hitam, digugat secara perdata dan/atau
dilaporkan secara pidana sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
e. Menyetujui surat pernyataan yang berisi :
- yang bersangkutan dan manajemennya tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
- yang bersangkutan berikut pengurus badan
usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar
hitam;
- yang bertindak untuk dan atas nama badan
usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
- pimpinan dan pengurus badan usaha bukan
sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau
pimpinan dan pengurus badan usaha sebagai
pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang sedang mengambil cuti diluar
tanggungan Negara;
- Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan; dan
- data kualifikasi yang diisikan dan dokumen
penawaran yang disampaikan benar, dan jika
dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar
dan ada pemalsuan maka direktur
utama/pimpinan perusahaan/pimpinan
koperasi, atau kepala cabang, dari seluruh
anggota konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain
bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan
secara perdata, dan/atau pelaporan secara
pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan
f. dalam hal peserta melakukan kemitraan harus
mempunyai perjanjian kemitraan.

B. Persyaratan Teknis :
a. memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu)
pekerjaan jasa konsultansi dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak;
b. memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan
sejenis:
- untuk pekerjaan Usaha Kecil berdasarkan
subklasifikasi;
- utuk pekerjaan Usaha Menengah atau Usaha
Besar, pekerjaan sejenis berdasarkan
subklasifikasi atau berdasarkan lingkup
pekerjaan.
c. Memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis
dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir
d. Penyedia dengan kualifikasi usaha kecil yang baru
berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun dan belum
memiliki pengalaman dikecualikan dari ketentuan
pengalaman sebagaimana dimaksud huruf a sampai
dengan c untuk nilai paket pengadaan sampai
dengan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).

Hal-Hal Lain
12. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi
Pengumpulan persyaratan berikut:
Data Lapangan Penyedia diwajibkan melaksanakan pengumpulan data
lapangan sesuai persyaratan dan kaidah teknis
maupun regulasi yang berlaku di bidang/layanan
Pengadaan Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan
(Terminal) Khusus
- Data Primer
- Data Sekunder
Dalam Bentuk Video, Foto-Foto, Form Wawancara,
Kuisioner, Berita Acara Rapat dan lainnya

13. Alih Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi


Pengetahuan berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen

Mamuju, Januari 2023

PA Selaku PPK PPTK

Drs. MADDARESKI SALATIN, M. Si MUH. FAIZAL THAMRIN, SE


Kepala Dinas Kabid LLAJ

Anda mungkin juga menyukai