Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN DRAFT FINAL

Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Operasional pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya Kelautan
dan Perikanan adalah suatu tugas yang cukup berat dan kompleks yang
harus didukung dengan sarana dan prasarana yang baik dan berkualitas.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan pengawasan sumberdaya
kelautan dan perikanan, maka diperlukan prasarana pengawasan yang
memadai baik jumlah maupun kualitas. Untuk itu diperlukan
pembangunan prasarana pengawasan secara komprehensip dan
terintegrasi seperti : Dermaga, Kolam Labuh kapal pengawas, Kantor
Administrasi Pengawasan, Mess ABK, Ruang Pemeriksaan, Ruang Tahanan,
Ruang Penyimpanan Barang Bukti, Rumah Dinas, Bengkel (work shop),
Guest House, Laboratorium, Menara Pengawas, Gudang peralatan.
Pembangunan prasarana pengawasan harus memperhitungkan beberapa
aspek antara lain : kebutuhan bangunan, luas bangunan, luas area dan
kondisi lokasi. Pembuatan bangunan prasarana pengawasan yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengawasan diharapkan menjadi daya
dukung di dalam pelaksanaan operasional pengawasan di lapangan sesuai
dengan kondisi di lokasi-lokasi yang telah dipilih, sehingga dapat
meningkatkan kinerja pengawasan sumberdaya Kelautan dan Perikanan
dikemudian hari. Pembangunan prasarana pengawasan perlu segera
dilaksanakan mengingat perkembangan kelembagaan pengawasan dengan
pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baik di Pusat maupun di
Daerah adalah merupakan implementasi dari Rekomendasi persetujuan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No.
B/2712/M.PAN/12/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Pembentukan
UPT Pengawasan Ditjen P2SDKP sebanyak 5 (lima) buah yaitu dengan
status Pengkalan Pengawasan (Esselon IIIa) di Jakarta dan Bitung serta
Stasiun Pengawasan (Esselon IVa) di Belawan, Pontianak dan Tual.
I-1
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

Kemudian ditindak-lanjuti dengan pembentukan Satuan Kerja (SATKER)


sebanyak 58 (lima puluh delapan) lokasi yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kehadiran SATKER itu didukung pula dengan adanya prasarana berupa
bangunan kantor lengkap dengan fasilitas pendukung lainnya seperti
antara lain Radio Komunikasi SSB.
Dibedakannya kehadiran UPT Pengawasan dalam status Pangkalan dan
Stasiun adalah berdasarkan kapasitas dan beban kerja yang dilakukan
oleh masing-masing unit kerja UPT tersebut, sehingga hal ini juga akan
berdampak terhadap jenis, ukuran, jumlah prasarana pengawasan yang
tersedia serta luasan lahan/tanah yang diperlukan.
Pelaksanaan pembangunan komplek Pangkalan dan Stasiun Pengawasan
sebagai suatu lokasi yang terintegrasi di dalam menunjang operasional
pengawasan di lapangan, terlebih dahulu dipersyaratkan untuk melalui
prosedur perencanaan pembangunan yang meliputi berbagai tahapan
kegiatan SIDCOM (Survey, Investigasi, Desain, Construction, Operasional
and Maintenance).
1. Tahapan Survey merupakan langkah yang paling awal, telah
dilakukan melalui kegiatan peninjauan ke lapangan untuk menemukan
beberapa calon lokasi yang memenuhi persyaratan yang telah disusun.
Calon lokasi tersebut diperoleh melalui informasi yang disampaikan oleh
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, Kabupaten/Kota di lokasi maupun
hasil pengamatan langsung dilapangan pada kesempatan lain.
2. Tahap Investigasi, dimana dilakukan penelitian/penyelidikan
terhadap kebenaran informasi tanah calon lokasi tersebut melalui cross-
check ke berbagai pihak antara lain : masyarakat setempat sampai radius
tertentu, Instansi Teknis yang terkait dengan masalah pertanahan dan
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota serta status tanah
(sertifikat) dan tidak bermasalah dengan pihak manapun.
3. Tahap Desain, tahap ini menerapkan 2 kegiatan pokok yang terdiri
dari :

I-2
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

a. Konsep Desain, dilaksanakan guna memperoleh arahan


kebutuhan pembangunan berupa konsep desain, kriteria pemilihan
lahan, dan arahan kegiatan perencanaan detil (detail desain).
Penyusunan Desain Dermaga telah dilaksanakan dengan konsep
orientasi memfasilitasi operasional tambat labuh kapal pengawas
perikanan serta kapal-kapal perikanan yang sedang dalam proses
penyidikan. Desain bangunan dan fasilitas juga telah dilaksanakan
dengan konsep orientasi memfasilitasi kegiatan operasional
pangkalan/ stasiun di daratan, meliputi Bangunan Kantor dan
Administrasi Pengawasan, Mess ABK, Ruang Pemeriksaan, Ruang
Tahanan, Ruang Penyimpanan Barang Bukti, Rumah Dinas, Bengkel
(work shop), Guest House, Laboratorium, Menara Pengawas, Gudang
Peralatan, dll.
b. Detail Desain, akan dilaksanakan apabila hasil Investigasi calon
lokasi “clear” adanya. Detail Desain terdiri dari beberapa kegiatan
penelitian kondisi fisik terhadap lahan yang telah ditetapkan
batasannya, dilanjutkan dengan kegiatan perhitungan teknik dan
penyesuaian atas kriteria dan konsep desain yang telah disusun dan
akan dikembangkan. Tahapan kegiatan Detail Desain yang akan
dilaksanakan meliputi :
 Penelitian topografi lahan;
 Penelitian contour kedalaman perairan (batimetri);
 Penelitian kondisi fisik perairan (hidrooseanografi);
 Penelitian daya dukung tanah;
 Penelitian sumber kebutuhan utama: air, listrik, akses
perhubungan, telephone;
 Penyusunan rencana tata ruang lokasi (Masterplan);
 Penetapan kriteria desain dan penyesuaian konsep desain
fasilitas laut serta bangunan dan fasilitas darat yang akan
dikembangkan;

I-3
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

 Penyusunan detail desain fasilitas laut, bangunan dan fasilitas


darat;
 Penggambaran detail desain arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal;
 Penyusunan dokumen tender konstruksi.
 Penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) konstruksi;
c. Tahap Konstruksi, dilaksanakan kegiatan pembangunan phisik /
konstruksi dengan mengacu pada Detail Desain yang telah di buat
serta jadwal waktu yang telah disusun (kurva S), selain itu tahap
konstruksi juga menyesuaikan dengan arahan kebijakan pengelolaan
lingkungan sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL) yang ada. Sebelum pelaksanaan phisik dilakukan, terlebih
dahulu adanya kick-off meeting sebagai bagian dari pemberian
penjelasan akan hal-hal yang kritis/crusial dalam pelaksanaan
pembangunan untuk diketahui dan disepakati bersama antara
Pelaksana dengan Bowheer.
Hasil dari pelaksanaan yang sudah selesai 100 (seratus) persen akan
dituangkan kedalam Berita Acara Pemeriksaan yang dilakukan secara
bersama antara Pelaksana dengan Bowheer, serta Pembuatan As Built
Drawing Bangunan.
d. Tahap Operasional dan Pemeliharaan, merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam proses pembangunan yaitu melaksanakan
fungsi penggunaan dan perawatan prasarana yang telah jadi dan
dipergunakan. Dari evaluasi pemanfaatannya maka akan diketahui
apakah prasarana yang telah dibangun tersebut sudah sesuai dengan
kebutuhan saat ini. Apabila tidak maka akan dilakukan perbaikan
kembali (re-design) atau di alih-fungsikan untuk kegiatan lainnya bila
sama sekali tidak dapat berfungsi.

I-4
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

Pada tahun anggaran 2009 ini dicanangkan untuk menetapkan 1 lahan


pembangunan di masing-masing wilayah perencanaan dan menindak
lanjuti dengan kegiatan penyusunan Detil Engineering dan Master Plan
Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai yang rencananya sebagai
pengganti UPT Pangkalan Pengawasan Jakarta. Sebagai titik tolaknya
adalah penetapan lahan dan perencanaan pembangunan di wilayah
kerja UPT Ranai - Natuna.

Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara R.I. Nomor 12 Tahun
1982,
4. Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 3215); Undang-undang Nomor
5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
5. Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara R.I. Nomor 49 Tahun
1990, Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 3419);
6. Keputusan Presiden R.I. Nomor 23 Tahun 1990 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara R.I. Nomor 34 Tahun 1990,
Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 3409);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara R.I. Nomor 84 Tahun
1993, Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 3538);
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:
KEP-11/MENLH/3/94 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan yang wajib di
lengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

I-5
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran


1.3.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan penyusunan Detil Engineering dan Master
Plan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai adalah dalam rangka
mengaplikasikan desain dermaga kapal pengawas serta desain
bangunan dan fasilitas pengawasan dalam satu kesatuan
masterplan pembangunan melalui kegiatan survey teknik detail
dan perencanaan teknik detail (Detail Engineering Design) sesuai
hasil kajian potensi lahan pada satu lokasi pembangunan yang
telah ditetapkan di wilayah kerja UPT Ranai - Natuna, kemudian
melanjutkannya dengan studi amdal yang merupakan syarat untuk
mendapatkan izin pembangunan.

1.3.2. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Detil Engineering
dan Master Plan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengaplikasikan desain
dermaga kapal pengawas serta desain bangunan dan fasilitas
pengawasan dalam satu kesatuan masterplan pembangunan.
2. Melaksanakan kajian potensi
lahan pembangunan melalui kegiatan investigasi dan survey
teknik detail pada lokasi yang telah ditetapkan.
3. Menyusun perencanaan teknik
detail dan studi amdal pembangunan pangkalan pengawasan
wilayah kerja Ranai - natuna sesuai dengan hasil kajian potensi
lahan.
4. Memperoleh arahan teknik dan
pembiayaan pembangunan Pangkalan Pengawasan di Ranai -
Natuna berdasarkan kebutuhan pokok dan fungsi kelembagaan
pengawasan serta berdasarkan pentahapan prioritas
pembangunan.
I-6
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

5. Memperoleh hasil Kajian Upaya


Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) kegiatan pembangunan pangkalan
pengawasan.

1.3.3. Sasaran
Sasaran pekerjaan penyusunan Detil Engineering dan Master Plan
Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai berlandaskan kepada :
1. Program Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
2. Pembangunan Pangkalan Pengawasan sebagai pusat
pengawasan dan pengendalian kegiatan pemanfaatan
sumberdaya perikanan di wilayah kerja pengawasan,
menyediakan fasilitas labuh bagi kapal patroli pengawasan dan
kapal perikanan atau kapal lainnya yang menjadi barang bukti
pelaku pelanggaran serta menyediakan bangunan dan fasilitas
pengawasan secara komprehensif dan terintegrasi.
3. Pembangunan Pangkalan Pengawasan dapat meningkatkan
kinerja pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan pada
masa yang akan datang, dan mendukung pengendalian
sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal dan
bertanggungjawab.
4. Pembangunan Pangkalan Pengawasan dapat direalisasikan
melalui perencanaan yang baik, bertanggungjawab dan
berwawasan lingkungan hidup.

1.4. Ruang Lingkup Wilayah Dan Ruang Lingkup Pekerjaan


1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah kerja UPT Pengawasan Ranai – Natuna pada
lahan seluas lebih kurang 2 (dua) Hektar dengan batas koordinat
lahan ditentukan kemudian.

I-7
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

1.4.2. Ruang Lingkup Pekerjaan


Sesuai dengan maksud dan tujuannya, lingkup pekerjaan ini secara
garis besar adalah Penyusunan Masterplan, Detil Desain, dan
Kerangka Kajian UKL dan UPl pada kawasan seluas 2 (dua) hektar,
terdiri dari beberapa kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data administrasi dan kondisi umum
lokasi, antara lain terdiri dari :
a. Administrasi wilayah, kepemilikan, dan peruntukan lahan
perencanaan;
b. Topografi dan batimetri;
c. Hidrooseanografi
d. Iklim
e. Sumberdaya alam.
2. Pengumpulan Data demografi dan kondisi sosial ekonomi
budaya :
a. Penduduk
b. Ketenagakerjaan
c. Pendidikan
d. Kesehatan
e. Agama
f. Perekonomian Wilayah
g. Permasalahan sosial dan kelembagaan
h. Sarana/ Prasarana Umum

3. Pengumpulan Data pengawasan dan pengendalian


sumberdaya kelautan dan perikanan.
Data ini meliputi semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan
perikanan, diutamakan untuk data lokasi UPT Pengawasan dan
wilayah kerja di sekitarnya, antara lain :

I-8
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

a. Desain Dermaga
Kapal Pengawas;
Desain dermaga kapal pengawas yang telah disusun
berdasarkan fungsi kebutuhan sandar kapal pengawasan
Ditjen P2SDKP dan penampungan kapal perikanan sebagai
barang bukti pelanggaran.

b. Desain bangunan
dan fasilitas pengawasan;
Desain bangunan dan fasilitas pengawasan yang telah
disusun berdasarkan kebutuhan pokok dan fungsi
kelembagaan UPT Pengawasan meliputi ketersediaan;
kantor pengawas, menara pengawas, ruang komunikasi dan
database, mess ABK kapal pengawas, gudang peralatan dan
perpustakaan, lapangan upacara dan olahraga, rumah dinas,
bengkel (workshop), guest house (mess), laboratorium,
ruang tahanan, gudang penyimpanan barang bukti, ruang
penyimpanan senjata, ruang penyidikan, dan fasilitas
penunjang lainnya.

c. Pengumpulan
Data Aktivitas UPT Pengawasan;
 Rutinitas kegiatan pengawasan,
 Rutinitas kegiatan administrasi UPT pengawasan,
 Lama sandar dan aktivitas kapal pengawas di UPT
pengawasan,
 Lama sandar dan aktivitas kapal perikanan dalam proses
penyidikan,
 Pergerakan sumber daya manusia pengawasan dan ABK
kapal perikanan dalam proses penyidikan,

d. Perbekalan;
 Suplai logistik
I-9
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

 Suplai Air
 Suplai BBM

e. Kriteria Desain;
4. Pengumpulan Data Kondisi Fisik Lokasi, meliputi;

a. Topografi dan bathimetri;


b. Hidrooseanografi meliputi;
c. Pasang surut, arus, dan gelombang,
d. Contoh tanah dasar (bedload).
e. Daya dukung tanah (bor dan sondir dalam, 2 titik di
darat dan 1 titik di laut) untuk keperluan perencanaan
pondasi bangunan;
f. Sarana dan prasarana pendukung yang ada;
g. Muka air tanah (permukaan);
h. Ketersediaan air (jarak dan kondisi sumber air,
debit dan kualitas air);
i. Sumber bahan bangunan/material;
j. Kebijakan pemerintah

1.5. Output Yang Diharapkan


Adapun output yang diharapkan dari pekerjaan penyusunan Detail
Engineering dan Master Plan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai
dijabarkan sebagai berikut :
1. Teraplikasinya desain dermaga kapal pengawas serta desain bangunan
dan fasilitas pengawasan dalam satu kesatuan masterplan
pembangunan.
2. Terlaksananya kajian potensi lahan pembangunan melalui kegiatan
investigasi dan survey teknik detail pada lokasi yang telah ditetapkan.
3. Tersusunnya perencanaan teknik detail pembangunan pangkalan
pengawasan wilayah kerja Ranai – Natuna sesuai dengan hasil kajian
potensi lahan.

I - 10
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

4. Diperolehnya arahan teknik dan pembiayaan pembangunan Pangkalan


Pengawasan di Ranai - Natuna berdasarkan kebutuhan pokok dan
fungsi kelembagaan pengawasan serta berdasarkan pentahapan
prioritas pembangunan.

1.6. Sistematika Penyusunan Laporan


Sistematika penyusunan laporan antara ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud,
tujuan dan sasaran pekerjaan, ruang lingkup wilayah dan lingkup
pekerjaan, output yang diharapkan serta sistematika penyusunan
laporan.
BAB II GAMBARAN WILAYAH STUDI
Bab ini berisikan tentang Gambaran Umum Wilayah Kabupaten
Natuna dan Wilayah Studi serta kebijakan pemerintah: Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi Riau dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Natuna.
BAB III SURVEY PENYELIDIKAN TANAH
Bab ini berisi tentang survey penyelidikan tanah, sifat – sifat fisik
keteknikan tanah dan susunan batuan atau lapisan tanah yang
berada di bawah permukaan yang meliputi ketebalan serta urut –
urutnya secara vertikal serta daya dukung tanah.
BAB IV SURVEY HIDRO – OCEANOGRAFI
Pekerjaan survey untuk mengetahui konfigurasi dari dasar
perairan, guna keperluan mendesain alur palayaran (arah),
potongan melintang pantai (pelabuhan), bangunan, benda
penghalang (obstacles) navigasi, misal : kapal tenggelam,

I - 11
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa
LAPORAN DRAFT FINAL
Detail Engineering dan Masterplan Satuan Kerja Pengawasan SDKP Ranai

gugusan karang, dll, maupun bangunan sarana navigasi sendiri


dan lain-lain yang ada di perairan rencana alur palayaran.
BAB V SURVEY TOPOGRAFI
Pekerjaan pengukuran dimaksudkan untuk mendapatkan data
mengenai keadaan topographi daerah lokasi survey. Data
topografi ini kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk
Gambar Situasi / Peta Situasi, gambar profil. Peta Situasi ini
nantinya yang akan dipakai sebagai peta dasar perencanaan
untuk site lokasi.

I - 12
PT. Arsekon Khatulistiwa Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai