NPM : 2151040484
KELAS : K
Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong mempunyai
landasan yang kuat dalam Al-Qur'an dan Hadits. adapun dasar hukum ijarah ialah (Dewan
Syariah Nasional (DSN) MUI, 2003, hal, 54)
A. Al-Qur'an
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Hai ayahku, ambilah ia sebagai orang
yang bekerja pada (kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu
ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang kuat lagi dapat dipercaya"
B. Hadits
1) HR. Ibnu Majah
"Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: Berikanlah upah kepada
pekerja sebelum keringatnya kering"
2)HR. Abdur Razaq
"Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu mengangkat
pekerja maka beritahukanlah upahnya"
A. Rukun
1) Penyewa (musta'jir) yaitu pihak yang menyewa objek sewa. Dalam perbankan,
penyewa adalah nasabah.
2) Pemilik barang (mua'ajjir) yaitu pemilik barang yang digunakan sebagai objek sewa.
3) Barang/ objek sewa (ma'jur) adalah barang yang disewakan.
4) Harga sewa/ manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang diterima oleh
mu'ajjir.
5) Ijab Kabul, adalah serah terima barang.
B. Syarat
1) Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad.
2) Ma'jur memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan dalam islam, dapat dinilai
atau diperhitungkan, dan manfaat atas transasksi Ijarah
Muntahiya Bitamlik harus diberikan oleh musta'jir kepada mua'ajjir. (Ismail,
2011, hal. 164)
Kesimpulan
Ijarah Muntahiya Bi Al-Tamlik adalah perjanjian sewa-menyewa antara pemberi sewa
(mu'ajir) dan penyewa (musta'jir) yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan atas suatu
barang (ma'jur) yang menjadi objek sewa setelah selesai masa sewa. Dalam transaksi Ijarah
Muntahiya Bittamlik tidak dimungkinkan barang yang di sewa dibalik nama atas nama
penyewa sejak awal sebelum sewa berakhir.
Referensi: