Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI KLINIS

STUDI KASUS OBAT DIARE

NAMA KELOMPOK 6:

ROSA DIANA LASMINI


SARAH WULANDARI
WINDY DAMAYANTI ISMUN
YENI KARLINA
ZULIKHO AULIA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2022
A. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan
melakukan pelayanan obat-obat diare
B. Dasar Teori
1. Definisi
Penyakit merupakan suatu keadaan tidak normal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, fungsi terhadap orang yang mengalaminya salah
satunya adalah penyakit diare yang sering terjadi pada anak anak. Diare adalah suatu
kondisi seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali sehari atau lebih) dalam
satu hari.
Diare merupakan penyakit umum yang masih menjadi masalah kesehatan utama
pada anak terutama pada balita di berbagai negara-negara terutama di negara
berkembang. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan
cair (Suriadi & Yuliana, 2006). Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2005).
Diare adalah pengeluaran feses cair atau seperti bubur berulang kali (lebih dari
tiga kali). Pada penyakit usus halus atau usus besar bagian atas akan diekskresikan feses
dalam jumlah banyak dan mengandung air dalam jumlah besar, penyakit pada kolon
bagian distal menyebabkan diare dalam jumlah sedikit (Mutschler, 1999).
Jenis-jenis diare yaitu :
1) Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau
penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang
demam dan muntah, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
2) Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama,
berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
3) Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lendir (Abdul, 2006).
Berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan beberapa jenis diare sebagai berikut:
1) Diare akibat virus, misalnya influenza perut dan travellers diarrhea yang disebabkan
antara lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada mukosa usus, merusak,
sehingga kapasitas resorpsi menurun. Diare yang terjadi bertahan sampai beberapa hari,
sesudah virus lenyap akan sembuh dengan sendirinya, biasanya 3-6 hari.
2) Diare bakterial (invasif), agak sering terjadi tetapi mulai berkurang berhubung semakin
meningkatnya derajat higiene masyarakat. Bakteri tertentu pada keadaan tertentu,
misalnya pada bahan makanan yang terinfeksi kuman menjadi invasif dan menyerbu ke
dalam mukosa. Penyebab terkenal dari jenis diare ini ialah bakteri Salmonella, Shigella,
Campylobacter, dan jenis Coli tertentu.
3) Diare parasiter, seperti protozoa Entamuba histolytica, Giardia lambia, dan
Cyclospora yang terutama terjadi di daerah subtropis. Diare ini biasanya bercirikan
mencret cairan yang intermiten dan bertahan lebih lama dari satu minggu.
4) Diare akibat enterotoksin, diare jenis ini lebih jarang terjadi. Penyebabnya adalah
kuman yang membentuk enterotoksin, yang terpenting adalah E.coli dan Vibrio cholerae,
jarang terjadi oleh Salmonella dan Shigella. Diare jenis ini juga bersifat self limiting yang
akan sembuh dengan sendirinya lebih kurang 5 hari.
Penyebab diare lainnya diantaranya alergi makanan atau minuman, gangguan gizi,
kekurangan enzim tertentu, dan dapat pula pengaruh psikis (diare non spesifik), (Tjay dan
Rahardja, 2002).
2. Patofisiologi
Menurut Ngastiyah (2005), faktor yang menyebabkan penyakit diare dibagi
menjadi 3 meliputi :
1. Infeksi
Bakteri yang berkembang di saluran pencernaan mengakibatkan terjadinya
peradangan sehingga meningkatkan sekresi air dan elektrolit, dapat terjadi
meningkatnya suhu tubuh karena daya tahan tubuh menurun, isi usus yang berlebihan,
dan penyerapan makanan juga ikut menurun, sehingga mengakibatkan terjadinya
diare.
2. Stress
Stress memberikan impuls-impuls ke usus untuk meningkatkan gerakan
peristaltik. Keadaan ini juga bisa mengakibatkan diare. Stress juga meningkatkan rasa
cemas dan takut yang dapat mengakibatkan psikologi menurun.
3. Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein mengakibatkan tekanan osmotik meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus, sehingga terjadi diare.
3. Gejala Klinis
Menurut Suratun & Lusianah (2010), gambaran klinis diare yaitu sebagai berikut:
 Muntah/muntah dan/atau suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang.
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair, tenesmus,
hematochezia, nyeri perut atau kram perut.
 Tanda-tanda dehidrasi muncul bila intake lebih kecil dari outputnya.
Tanda-tanda tersebut adalah perasaan haus, berat badan menurun, mata
cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun,dan suara
serak.
 Frekuensi nafas lebih cepat dan dalam (pernafasan kussmaul). Bikarbonat
dapat hilang karena muntah dan diare sehingga dapat terjadi penurunan pH
darah. pH darah yang menurun ini merangsang pusat pernafasan agar
bekerja lebih cepat dengan meningkatkan pernafasan dengan tujuan
mengeluarkan asam karbonat, sehingga pH darah kembali normal.
Asidosis metabolic yang tidak terkompensasi ditandai oleh basa excess
negative.
 Anuria karena penurunan perfusi ginjal dan menimbulkan nekrosis tubulus
ginjal akut, dan bila tidak teratasi, klien/pasien beresiko menderita gagal
ginjal akut.
 Demam, Pada umumnya demam akan timbul jika penyebab diare
mengadakan invasi ke dalam sel epitel usus. Demam dapat terjadi karena
dehidrasi, demam yang timbul akibat dehidrasi pada umumnya tidak tidak
tinggi dan akan menurun setelah mendapat hidrasi yang cukup. Demam
yang tinggi mungkin mungkin diikuti kejang demam
4. Algoritma Terapi

5. Terapi Farmakologi
Umumnya diare nonspesifik dapat sembuh dengan sendirinya, namun untuk
mengurangi gejala diare dapat digunakan beberapa obat, antara lain antimotilitas,
antisekretori, adsorben dan obat-obat lainnya seperti probiotik, enzim laktase dan
zink (Berarrdi et al., 2009; Spruill and Wade, 2008).
Tujuan dari terapi diare ini adalah untuk mengatur diet, mencegah pengeluaran
air berlebih, elektrolit dan gangguan asam basa, menyembuhkan gejala, mengatasi
penyebab diare dan mengatur gangguan sekunder yang menyebabkn diare.

C. Deskripsi Kasus
Dita (5 Tahun) dibawa ibunya ke tempat praktek dokter B, Dita mengalami
diare sudah 2 hari, demam, tidak mau makan, dan lemas. Oleh dokter B, Dita diberi
resep sebagai berikut:
R/ Tetradex tab1⁄4
Paracetamol 100mg
Primperan tab1⁄4
Luminal 10mg
M.f. pulv. Dtd No XV
StddpI

R/ Imodium

tab1⁄4 Norit 50mg

M.f. I.a. caps dtd No X


S t d d caps 1

R/ Pedialyte fl 1
Suc

Pro : Dita 5th

D. Analisa Pengobatan
N Nama obat Dosis Mekanisme kerja Indikasi Dosis Keterang
o obat pada an
literatur
1. Tetradex tab1⁄4 menghambat eksaserbasi Dewasa:
sintesis protein bronkitis 250–500
bakteri pada kronis, mg
ribosomnya. bruselosis dikonsum
(lihat juga si setiap
keterangan 6 jam
di atas), sekali.
klamidia, Anak
mikoplasma usia ≥ 8
dan riketsia, tahun:
efusi pleura 25–50
karena mg/kgBB
keganasan dikonsum
atau sirosis, si setiap
akne 6 jam
vulgaris. sekali.
2. Paracetamol 100mg menghambat kerja Meringanka Anak 1-5
COX pada sistem n rasa sakit tahun:
syaraf pusat yang kepala, 1⁄ -1⁄
4 2

tidak efektif dan sakit gigi tablet tiap


sel edothelial dan dan 4-6 jam.
bukan pada sel menurunka Anak 6-
kekebalan dengan n demam. 12 tahun:
peroksida tinggi.
1⁄
2 - 1
tablet tiap
4-6 jam.
Anak 13
tahun-
dewasa:
1-2 tablet
tiap 4-6
jam.
3. Primperan tab1⁄4 menghambat Gangguan Dewasa :
dopamine yang saluran 10 mg 3
dihasilkan tubuh. cerna, mual kali/hari .
dan muntah Sirup :
akibat obat, Dewasa :
anoreksia, 1-2
kembung, sendok
ulkus takar 3
peptikum, kali/hari.
stenosis Anak 5-
piloris 15 tahun
(ringan), : 0.5
dispepsia, mg/kg
epigastralgi berat
a, badan/har
gastroduode i dalam
nitis, travel dosis
sickness, terbagi
morning
sickness,
endoskopi,
dispepsia
pasca
gastektomi,
dan intubasi
4. Luminal 10mg penurun ambang epilepsi, oral : 60-
stimulasi sel saraf semua jenis, 180 mg
di korteks motorik kecuali petit (malam).
sehingga terjadi mal, status ANAK 5-
hambatan epileptikus 8 mg/kg
penyebaran bb/hari.In
aktivitas listrik jeksi
(lepas muatan) dari intramus
fokus aktivitas kular/intr
epilepsi di otak. avena 50-
membatasi 200 mg,
penjalaran ulang
aktivitas, bangkitan setelah 6
dan menaikkan jam bila
ambang rangsang perlu,
maksimal
600 mg/
hari.
5. Imodium tab1⁄4 memperlambat pengobatan diare
gerakan usus. Jika simptomati akut,
gerakan usus k diare akut dosis
berkurang, feses sebagai awal 4
yang dihasilkan tambahan mg
pun akan terapi diikuti
mengandung rehidrasi dengan 2
sedikit air sehingga pada mg setiap
teksturnya lebih dewasa setelah
padat. dengan buang air
diare akut besar
dan anak- hingga
anak lebih 4 maksimal
tahun 5 hari;
ANAK di
bawah 4
tahun,
tidak
dianjurka
n, 4-8
tahun 1
mg 3-4
kali
sehari
hingga
maksimal
3 hari, 9-
12 tahun
2 mg 4
kali
sehari
hingga
maksimal
5 hari.
Diare
kronik
pada
dewasa,
dosis
awal 4-8
mg,
diikuti 2
mg setiap
buang air
besar.
6. Norit 50mg Norit berisi karbon Membantu 5-7 tablet
aktif atau arang mengurangi per dosis.
aktif. Karbon aktif frekuensi Dosis
di dalam Norit buang air maksimu
bekerja dengan besar dan m, 20
cara mengikat gas, menyerap tablet per
bahan kimia, dan racun pada hari.
racun dalam usus penderita Tablet
agar tidak terserap diare. diminum
oleh tubuh. Bukan dengan
Selanjutnya, sebagai air.
kombinasi dari pengganti
Norit dan zat
tersebut akan oralit
dibuang bersama
dengan feses

7. Pedialyte untuk mengatasi Menanggul Usia 1


dehidrasi pada angi tahun: 3
anak-anak yang dehidrasi jam
mengalami diare ringan pertama
dan muntah- sampai 300 ml,
muntah sedang pada selanjutn
bayi dan ya tiap
anak-anak kali
akibat diare. kehilanga
n cairan
100 ml.
Usia 1-5
tahun: 3
jam
pertama
600 ml,
selanjutn
ya tiap
kali
kehilanga
n cairan
200 ml.
Usia 5-12
tahun: 3
jam
pertama
1200 ml,
selanjutn
ya tiap
kali
kehilanga
n cairan
300 ml.
Usia
diatas 12
tahun: 3
jam
pertama
2400 ml,
selanjutn
ya tiap
kali
kehilanga
n cairan
400 ml.

E. Analisa SOAP
Masalah Terapi S O A P
Medik
Diare sejak Imodium ¼ - Imodium Kedua obat ini
2 hari tablet memiliki dibuat dalam
indikasi sebagai sediaan bentuk
pengobatan kapsul.
simpomatik Sebanyak 10
diare akut kapsul, di
Diare sebagai konsumsi 3 x
tambahan terapi sehari 1 kapsul.
rehidrasi pada
dewasa dengan
diare akut dan
anak-anak lebih
dari 4 tahun.

Norit 50 mg Untuk
mengurangi
frekuensi buang
air besar dan
menyerap racun
pada penderita
diare.
Tetradex Demam. .- Memliki
Tidak kandungan obat
mau yaitu tetrasiklik.
makan Tetrasiklin
dan memiliki
lemas indikasi sebagai

Memiliki
Demam. Paracetamol Berdasarkan
indikasi nyeri
Tidak mau literatur
ringan sampai
makan dan (pionas) untuk
lemas sedang. usia 1-5 tahun
paracetamol
digunakan
120mg – 250
mg.

Metoclopramide
Priimperan bekerja dengan
Primperan memiliki cara
kandungan meningkatkan
metoclopramide gerakan
lambung dalam
mengolah
makanan
sehingga
mempercepat
pengosongan
lambung.
Dengan begitu,
rasa mual dan
muntah dapat
dicegah.

Luminal atau
fenobarbital Keempat obat
Luminal
ini dibuat
10mg memiliki
sediaan
indimasi
pulveres.
epilepsi atau
kejang.

PEDIALYTE
Pedialyte adalah
minuman
isotonik atau
larutan
elektrolit yang
di gunakan
untuk
menanggulangi
dehidrasi ringan
sampai sedang
pada bayi dan
anak-anak
akibat diare

F. Monitoring dan Follow Up


Obat Efikasi ESO
Kondisi Klinis TTV dan Lab Kondisi TTV dan
Klinis Lab
F. PEMBAHASAN

Dita (5th) dibawa ibunya ketempat praktek dokter B, dita mengalami diare sudah
2 hari, demam, tidak mau makan, dan lemas. Oleh dokter B dita diberi resep sebagai
berikut tetradex sebagai antibiotic yang dapat mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
parasite dan bakteri, terapi primperan digunakan untuk mengurangi gastropresis akut
yang menyebabkan mual dan muntah namun terapi ini seharusnya tidak diberikan
karena pada pasien tidak mengalami mual dan muntah.
Terapi Imodium dan norit digunakan untuk membantu menyerap racun toksin
yang beerada didalam tubuh dan norit untuk mengurangi frekuensi buang air besar
dan memadtkan feses. Sedangkan pedialyte digunakan sebagai pengganti cairan dan
elektrolit yang terlalu banya dikeluarkan oleh tubuh agar tidak terjadi dehidrasi,
pemberian pct digunakan untuk terapi antipiretik yang dapat menurunkan suhu tubuh
pasien.

G. KIE

 Hindari konsumsi minimum bersoda atau ringan atau minuman lain yang banyak
mengandung glukosa karena glukosa/gula dapat menyebabkan air terserap ke usus
sehingga memperberat kondisi diare meminimalkan gangguan gizi yang terjadi
 Hindari membeli dan mengonsumsi makanan atau minuman dari took/penjual yang
tidakterjamin kesehatannya.
 Biasakan untuk mencuci seluruh bagian tangan secara cermat dengan sabun dan air tiap
kali sesudah buang air besar atau kecil, dan sebelum menyiapkan makanan, untuk
mencegah penularan diare
 Banyak minum air, terutama jika ia megalami demam
 Hindari konsumsi produk susu dan makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Berardi, R.R., et al. 2009. Handbook of Nonprescription Drugs : An Interactive


Approach to Self Care 16th Edition. Washington DC : American Pharmascist
AssociationISO Indonesia, 2019. Vol.52. Jakarta

ISO Indonesia, 2019. Vol.52. Jakarta

Mutschler, E., 1999, Dinamika Obat : Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
diterjemahkan oleh Widianto, M.B., dan Ranti, A.S., Edisi Kelima, Penerbit ITB,
Bandung.

Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit. Edisi II. Jakarta : EG

Spruill W. J., Wade W. E., 2008. Diarrhea, Constipation, and Irritable, in Dipiro, T.,
(eds) Pharmacotheraphy a Phathophysiologic Approach. New York: The McGraw-
Hill Companies

Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya, Edisi Kelima, 270-279, Efek Media Komputindo, Jakarta.

Pionas

Anda mungkin juga menyukai