mikroorganisme tanah yang secara alami mampu menyerang jamur-jamur patogen dan bersifat menguntungkan bagi tanaman.
koloni berwarna hijau muda sampai hijau
tua, hifa bersekat, berukuran (1,5-12 µm), dan percabangan hifa membentuk sudut siku pada cabang utama.
Trichoderma spp. dapat menghambat
pertumbuhan patogen melalui mekanisme mikroparasit, antibiosis dan persaingan ruang dan nutrisi,
secara mikroparasit terdiri dari tiga macam
yaitu menempel, membelit dan menembus hifa jamur.
Trichoderma spp. mempunyai kemampuan
menghasilkan enzim kitinase yang dapat merusak dinding sel.
Antibiosis adalah mekanisme antagonisme
yang melibatkan hasil metabolit penyebab lisis, enzim, senyawa folatil dan non-folatil atau toksin yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme. Bacillus memiliki kemampuan antagonisme bagi jamur patogen melalui senyawa penghambat pertumbuhan yang dihasilkan. Fungsi dari senyawa penghambat adalah mendegradasi dinding sel jamur, memengaruhi permeabilitas membran sel, inhibitor enzim jamur dan menghambat sintesis protein.
Adapun mekanisme bakteri antagonis
dalam menekan pertumbuhan patogen secara fisiologis yaitu dengan menunjukkan zona hambatan yang terbentuk dari aktivitas antibiosis bakteri antagonis pada media tumbuh.
Jika hifa jamur pathogen menyentuh
langsung antibiotik yang dihasilkan bakteri ini, maka hifa akan mengalami kerusakan dan membran hifa akan pecah kemudian tidak akan berbentuk silindris hingga cairan sel akan keluar dan mengalami kematian Ganoderma merupakan cendawan Basidiomycota yang bersifat tular tanah dan sebagai penyebab utama penyakit akar putih pada tanaman berkayu dengan menguraikan lignin.
Penularan penyakit busuk pangkal batang
melalui tiga cara, yaitu kontak akar tanaman dengan sumber inokulum Ganoderma, udara dengan basidiospora, dan inokulum sekunder berupa tunggul tanaman atau inang alternatif.
Ganoderma menularkan ke tanaman sehat
bila akar tanaman ini bersinggungan dengan tunggul-tunggul pohon yang sakit.
karakteristik morfologi isolat Ganoderma
sp. berwarna putih dengan tekstur kasar, tekstur permukaan berombak Metode pengenceran dalam isolasi mikroba 6. Pemurnian Kultur: Setelah periode adalah teknik yang digunakan untuk inkubasi, koloni yang tumbuh di media memisahkan mikroba dari lingkungannya di kultur diidentifikasi dan dipisahkan untuk alam dan menumbuhkannya sebagai biakan mendapatkan kultur murni. Ini bisa murni dalam medium buatan. melibatkan pemindahan koloni ke media baru atau teknik pemisahan lainnya. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mendapatkan kultur murni bakteri agar Umumnya, pengenceran dilakukan secara mempermudah dalam mempelajarinya. serial dengan faktor 10, sehingga diperoleh pengenceran 1/10 untuk setiap tingkat 1. Pengambilan Sampel: Ini adalah pengencerannya1. Misalnya, jika sampel langkah pertama dan sangat penting tanah seberat 1 g dimasukkan ke dalam karena sampel yang diambil harus tabung pengenceran 10-1 secara aseptis, mewakili populasi yang ingin diteliti. pengenceran bertingkat dapat dilakukan 2. Persiapan Sampel: Sampel yang telah sampai 10-8 diambil kemudian dipersiapkan untuk proses pengenceran. Ini bisa melibatkan penimbangan, penghomogenan, atau perlakuan lainnya tergantung pada jenis sampel1. 3. Pengenceran Bertingkat: Sampel yang telah dipersiapkan kemudian diencerkan secara bertingkat dalam akuades steril atau larutan garam fisiologis. Ini dilakukan untuk mengurangi jumlah mikroba dalam sampel sehingga memudahkan isolasi spesies tertentu2. 4. Penanaman pada Media Kultur: Setelah pengenceran, sampel diinokulasikan pada media kultur yang sesuai. Ini bisa dilakukan dengan teknik pour plate atau spread plate, tergantung pada protokol yang diikuti3. 5. Inkubasi: Setelah penanaman, media kultur yang telah diinokulasikan diinkubasi pada suhu dan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba yang diinginkan1.