Anda di halaman 1dari 2

STUDI AGAMA-AGAMA

KELOMPOK III
Elsina Yarutenan Dein Toisuta
Jean Sinay Dilan Leterulu
Febe Faubun Elfira Tuapattinaya
Jeni Hukunala Stevy Lekatompessy

* Pandangan Mircea Eliade & Emile Durkheim

Menurut Mircea Eliade, seorang ahli agama dan sejarah keagamaan, dalam
pemikirannya tentang "sacred and profane" (sakral dan profan), yang sacral (sakral)
merujuk pada realitas yang dianggap suci, suci, atau memiliki nilai spiritual, sedangkan
yang profane (profan) adalah yang biasa, dunia sehari-hari yang tidak memiliki nilai
spiritual yang khusus. Baginya, keberadaan manusia di dunia ini melibatkan upaya untuk
mencari dan memahami realitas yang sacral, yang memberikan arti dan makna kehidupan,
sehingga menurutnya sacred and profane tidak bisa dipisahkan karena saling
berhubungan namun tetap bisa untuk dibedakan.

Menurut Durkheim seorang ahli sosiolog, karakteristik paling mendasar dari setiap
kepercayaan agama tidak terletak pada elemen supernatural, tetapi pada konsep tentang
yang sakral (Sacred). Baginya, baik keyakinan agama sederhana maupun kompleks,
memisahkan yang sakral dan yang profan adalah hal umum. Hal-hal yang sakral dianggap
superior dan dihormati, sementara yang profan adalah bagian keseharian yang biasa.
Durkheim menekankan bahwa fokus utama agama adalah pada yang sakral, karena
memiliki pengaruh yang luas terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun, dia juga
menekankan bahwa pemisahan antara yang sakral dan yang profan tidak harus diartikan
sebagai pembagian moral. Menurutnya, baik kebaikan maupun keburukan dapat
ditemukan dalam keduanya. Yang sakral tidak dapat berubah menjadi profan dan
sebaliknya.
*Pendapat Kelompok terhadap Pandangan Mircea Eliade & Emile Durkheim

Eliade dan Durkheim memiliki pandangan yang berbeda namun komplementer


tentang sacred and profane. Eliade menekankan pentingnya realitas sacral dalam mencari
makna kehidupan dan menyoroti hubungan yang erat antara keduanya, sementara
Durkheim menyoroti peran yang sakral dalam membentuk struktur sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Keduanya sepakat bahwa pemisahan antara yang sakral dan
yang profan adalah hal umum dalam keyakinan keagamaan, meskipun Durkheim
menekankan bahwa tidak ada pembagian moral mutlak di antara keduanya. Pendapat
kelompok adalah bahwa kedua pandangan ini memberikan wawasan yang berharga
tentang kompleksitas dan relevansi sacred and profane dalam kehidupan manusia dan
masyarakat.

Pandangan Mircea Eliade dan Émile Durkheim tentang sacred and profane
memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas dan relevansi konsep ini
dalam kehidupan manusia dan masyarakat. keberadaan manusia di dunia ini melibatkan
upaya untuk mencari dan memahami realitas yang sacral, yang memberikan arti dan
makna kehidupan. Walaupun Eliade menganggap bahwa sacred and profane tidak bisa
dipisahkan secara mutlak karena keduanya saling terkait, meskipun memiliki
karakteristik yang berbeda. Walaupun keduanya memiliki fokus yang berbeda ,namun
kontribusi yang lebih besarnya itu untuk mendalami agama dalam kehidupan manusia
Kedua pandangan ini memberikan wawasan tentang kompleksitas dan relevansi sacred
and profane dalam kehidupan manusia dan masyarakat, menunjukkan bahwa
pemahaman tentang hubungan antara realitas spiritual dan dunia sehari-hari membentuk
bagian penting dari pengalaman manusia secara keseluruhan, dan saling
berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai