Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

GERAKAN BEDAH JAMBAN UNTUK BEBAS DARI BUANG AIR BESAR


SEMBARANGAN DI KELURAHAN MULYOHARJO PEMALANG
Diajukan sebagai salah satu syarat Program Kreativitas Mahasiswa cabang Pengabdian kepada
Masyarakat (PKM-M)

Dosen Pembimbing:
Mitoriana Porusia S. KM., M.
Sc.
NIDN. 0610109101

Disusun Oleh:

Shesa Ratna Suryaning Putri (J410180037)


Sarsa Shahila Dwinanda (J410180020)
Yuyun Bekti Yuliawati (J310170215)
RA. Annisa Allifian Tiara Sardi (J410180024)
Zhahra Syafilla (J410190075)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA KOTA SURAKARTA
2020
Abstrak
Sanitasi yang memadai adalah hak asasi manusia. Namun, 25 milyar orang (atau sekitar 64%
penduduk dunia) yang tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik pada akhir
2011. Sanitasi yang tidak layak menjadi faktor penyebab penularan berbagai penyakit seperti
diare, kolera, disentri, hepatitis A, tifus, polio dan terhambatnya pertumbuhan serta penyebab
kematian pada Balita. Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang
menetapkan tarcapainya akses universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100%
stop bebas buang air besar sembarangan (SBS). Oleh sebab itu, perlu adanya stimulus kepada
masyarakat yang berkelanjutan agar bisa mendorong masyarakat untuk merubah perilaku dari
yang melakukan BABS menjadi masyarakat yang ODF. Hal tersebut mendorong pengusul
untuk melakukan suatu Gerakan Bedah Jamban demi terwujudnya program pemerintah daerah
yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS).
Kata kunci: sanitasi, disentri, tifus, ODF
Abstract
Adequate sanitation is a human right. However, 25 billion people (or around 64% of the world's
population) did not have access to better sanitation facilities at the end of 2011. Inadequate
sanitation is a factor in the transmission of various diseases such as diarrhea, cholera, dysentery,
hepatitis A, typhoid, polio. and stunted growth and causes of death in children under five.
Currently, Indonesia is still facing the challenge of completing the 2015-2019 National Medium
Term Development Plan (RPJMN) target which sets the target of achieving 100% universal access
to drinking water, 0% slum settlements and 100% cessation of open defecation (SBS). Therefore,
it is necessary to have a stimulus to the community that is sustainable in order to encourage people
to change their behavior from those who practice open defecation to become people who are ODF.
This prompted the proposer to carry out a Toilet Surgery Movement for the realization of the local
government program, namely Stop Open Defecation (Stop Open defecation).
Keywords: sanitation, dysentery, typhoid, ODF
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................1
Perumusan Masalah............................................................................3
Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran.....................................3
Kondisi dan Potensi Wilayah.............................................................4
Luaran.................................................................................................4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN.............................5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN....................................................................6
Tahap Persiapan.................................................................................6
Tahap Pelaksanaan.............................................................................6
Tahap Evaluasi...................................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................9
Anggaran Biaya..................................................................................9
Jadwal Kegiatan.................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Dosen Pendamping.............................................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..........................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..................20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana....................................................22
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra.............................................23
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja......................................................24

i
1

BAB I
PENDAHULUAN

Latar
Belakang
Sanitasi yang memadai adalah hak asasi manusia. (COHRE, 2008).
Namun, 25 milyar orang (atau sekitar 64% penduduk dunia) yang tidak
memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang lebih baik pada akhir 2011 (WHO,
2008). Masalah tersebut menjadi salah satu tujuan pembangunan yang
belum tercapai dan masuk dalam tujuan MDG’s. Selain hygiene, sanitasi
yang tidak memadai merupakan faktor risiko penyakit diare (WHO, 2009).
Diperkirakan 337.476 kematian pada 2010 disebabkan oleh air dan sanitasi
yang tidak lebih baik (Lim, 2012). Memperbaiki hygiene dan sanitasi dapat
mencegah sekitar 10% dari seluruh beban penyakit di dunia (Prüss-Ustün,
2008). Tinjauan sistematis memperlihatkan bahwa meningkatkan sanitasi
merupakan cara yang efektif untuk menanggulangi penyakit diare. (Fewtrell,
2005). Akan tetapi, orang yang dicekik kemiskinan dan berada di daerah
sulit air, sulit memiliki fasilitas sanitasi yang lebih baik (Blakely, 2004).
Sanitasi yang tidak layak menjadi faktor penyebab penularan
berbagai penyakit seperti diare, kolera, disentri, hepatitis A, tifus, polio dan
terhambatnya pertumbuhan serta penyebab kematian pada Balita (Depkes,
2016). Urgensi penyediaan akses sanitasi yang layak khususnya bagi
masyarakat pedesaan di Indonesia kian mendesak. Saat ini Indonesia masih
menghadapi tantangan untuk menuntaskan target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan
tarcapainya akses universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan
100% stop bebas buang air besar sembarangan (SBS). Berdasarkan data
yang dirilis oleh sekretariat STBM, hingga 2015 sebanyak 34 juta dari 62
juta diantaranya masih melakukan praktik buang air besar sembarangan.
Diperlukan percepatan 100% untuk mencapai target Indonesia stop buang
air besar sembarangan (SBS) pada tahun 2019 (Depkes, 2016).
Melalui keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 yang kemudian diperkuat menjadi Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 tahun 2014, Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) dikukuhkan sebagai strategi nasional
pembangunan sanitasi di Indonesia. Pada Permenkes ini, dalam Bab II pasal
3 ayat (2) huruf a, salah satu pilar dalam menyelenggarakan STBM secara
mandiri yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan untuk memutus mata
rantai penularan dan keracunan. Hal tersebut kemudian ditegaskan kembali
dalam pasal berikutnya yaitu pasal 4 ayat (1) yang intinya perilaku Stop
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) tersebut diwujudkan melalui
kegiatan membudayakan perilaku buang air besar sehat serta menyediakan
2

dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi standar dan
persyaratan.
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS/Open defecation)
termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat. BABS/Open
defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang,
hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan
menyebar mengontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air (Murwati,
2012). Kotoran manusia mengandung organisme pathogen yang dibawa air,
makanan, lalat menjadi penyakit seperti salmonella, vibriokolera, disentri,
diare dan lainnya. Kotoran mengandung agen penyebab infeksi masuk
saluran pencernaan (Tarigan, 2008). Program pemberian jamban oleh
pemerintah Indonesia sudah dilakukan, hanya saja kegiatan ini belum
merata di seluruh daerah terpencil salah satunya Kelurahan Mulyoharjo,
Pemalang. Beberapa program ini juga kurang berhasil di beberapa tempat
karena kurangnya sosialisasi, pendekatan kepada masyarakat serta
persediaan air di jamban yang dibangun.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang pada data
hasil verifikasi ODF tahun 2019, terdapat sebanyak kurang lebih 72.898 KK
sudah terverifikasi melakukan ODF. (Open Defecation Free). Namun
ternyata, masih banyak masyarakat yang melakukan BABS. Terbukti
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, sebanyak
kurang lebih 32.690 KK tidak memiliki jamban sehat dan masih melakukan
BABS, sedangkan di Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang,
Kabupaten Pemalang, berdasarkan data dari Puskesmas Mulyoharjo,
sebanyak 4.649 KK sudah terverifikasi melakukan ODF. Namun, ternyata
masih banyak warga yang melakukan BABS. Menurut data Puskesmas
Mulyoharjo, kurang lebih sebanyak 295 KK masih melakukan BABS di
sungai, 212 KK belum mempunyai jamban keluarga, dan 472 KK sudah
memiliki jamban namun belum memiliki septic tank (pembuangannya
masih di sungai).
Berdasarkan survei pendahuluan di masyarakat RW 3 tersebut,
masih banyak warga yang melakukan BABS disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu faktor ketidaktahuan dan ekonomi masyarakat
yang masih tergolong menengah ke bawah. Hal tersebut tentu dapat
mempengaruhi perilaku dan taraf kesehatan masyarakat setempat. Dari
pihak Kelurahan Mulyoharjo dan Puskesmas Mulyoharjo pun sudah
melakukan beberapa upaya pemberantasan BABS, namun tingkat kesadaran
masyarakat mengenai ODF pun masih sangat kurang. Sebagian besar warga
memilih untuk BAB di sungai karena keterbatasan jamban, air, dan
ketidatahuan tentang dampak BAB di sungai. Bidan desa Mulyoharjo
mengatakan setiap bulan ada lebih dari 10 orang yang mengeluhkan diare
baik pada orang tua maupun Balita. Bahkan beberapa pernah dirawat di
3

rumah sakit karena mengalami diare. Masyarakat belum sadar bahwa hal ini
dapat diatasi dengan tidak buang air sembarangan. Beberapa warga
mengajarkan anak-anak mereka untuk BAB di sungai, hal ini merupakan
kebiasaan buruk yang bisa diubah. Oleh sebab itu, perlu adanya stimulus
kepada masyarakat yang berkelanjutan agar bisa mendorong masyarakat
untuk merubah perilaku dari yang melakukan BABS menjadi masyarakat
yang ODF. Hal tersebut mendorong pengusul untuk melakukan suatu
Gerakan Bedah Jamban demi terwujudnya program pemerintah daerah yaitu
Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) khususnya di Kelurahan
Mulyoharjo, Pemalang.
Dengan adanya program ini, pengusul berinisiatif melakukan
kegiatan Bedah Jamban ini karena masih banyak masyarakat apalagi di
daerah pedesaan yang masih sembarangan buang air besar. Pengusul
memfokuskan kegiatan Bedah Jamban ini di Kelurahan Mulyoharjo,
Pemalang tepatnya di RW 3 Kelurahan Mulyoharjo, Pemalang dimana
masih banyak masyarakat yang melakukan BABS di sungai. Kegiatan
Bedah Jamban akan ditekankan pada edukasi berkala pada masyarakat dan
anak, peningkatan kemampuan kader kesehatan tentang kegiatan ini serta
percontohan Jamban umum dengan sumber air bersih.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana metode pelaksanaan yang akan dilakukan untuk mengurangi


buang air besar sembarangan melalui program Gerakan Bedah Jamban?
2. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi masyarakat terhadap
penggunaan fasilitas jamban umum melalui program Gerakan Bedah
Jamban?

Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran


Masyarakat Kelurahan Mulyoharjo yang menjadi target atau
sasaran dari kegiatan ini yaitu masyarakat lokal asli wilayah Pemalang.
Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pedagang dan
buruh. Tim PKM-M mendapatkan informasi dari narasumber terkait bahwa
di RW 3 terdapat aliran sungai yang mana warga menggunakan sungai
tersebut menjadi tempat pembuangan air besar. Berdasarkan hasil
wawancara dari narasumber tersebut juga diantara 24 RW yang ada di
Kelurahan Mulyoharjo, RW 3 lah yang masih melaksanakan buang air besar
di sungai. Warga RW 3 juga tercatat memiliki kasus diare paling banyak
setiap bulannya sehingga pengusul memfokuskan kegiatan pengusul di RW
3 untuk mengajak mengurangi perilaku buang air besar sembarangan di
sungai.
4

Kondisi dan Potensi Wilayah


Adapun beberapa alasan pengusul dalam memilih warga di
Kelurahan Mulyoharjo khususnya di RW 3 sebagai target dalam program
kegiatan ini adalah pertama karena daerah tersebut bagian dari Kabupaten
Pemalang yang kesadaran masyarakatnya masih kurang mengenai
pentingnya buang air besar sesuai dengan tempatnya. Kedua, menurut data
Kelurahan Mulyoharjo, dari 24 RW yang ada di Kelurahan Mulyoharjo,
yang masih melakukan buang air besar sembarangan yaitu berada di RW 3
dibandingkan RW lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh terdapat beberapa
rumah yang ada di daerah setempat tidak memiliki jamban, serta tidak
adanya fasilitas jamban di sekitar daerah tersebut.
Luaran
Luaran program ini adalah jamban yang dapat digunakan
masyarakat Kelurahan Mulyoharjo, Pemalang sehingga dapat terbebas dari
buang air besar sembarangan, tepatnya di RW 3. Selain itu, luaran dari
program ini adalah laporan kemajuan, laporan akhir dan artikel yang dimuat
dalam jurnal pengabdian kepada masyarakat UGM.
5

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Masyarakat Kelurahan Mulyoharjo yang menjadi sasaran dari kegiatan
ini yaitu masyarakat lokal asli wilayah Pemalang. Sebagian besar masyarakatnya
bermata pencaharian sebagai pedagang dan buruh. Kondisi geografis di RW 3
tersebut yang dekat dengan tempat pasar membuat sebagian besar penduduk
memilih untuk berdagang seperti menjual sayur, buah, ikan, daging, dan lain
sebagainya. Selain itu, mereka juga bermata pencaharian sebagai buruh, misalnya
yaitu buruh pemungut sampah. Menurut beberapa informasi dari narasumber
terkait, didapatkan fakta bahwa di RW 3 Kelurahan Mulyoharjo, Pemalang,
kesadaran masyarakat mengenai bahaya BABS masih tergolong sangat rendah.
Perilaku BABS tentu akan menimbulkan berbagai macam penyakit pada tubuh
dirinya dan keluarganya, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Ketika dalam suatu tempat terdapat kemunculan angka penyakit yang cukup
signifikan akibat perilaku buang air besar sembarangan, maka tentu akan
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Hal tersebut
mendorong pengusul untuk melakukan suatu Gerakan Bedah Jamban demi
terwujudnya program pemerintah daerah yaitu Stop Buang Air Besar
Sembarangan (Stop BABS) yang tergetnya pada tahun 2021, dapat mencapai
prosentase hingga 100% masyarakat bebas buang air besar sembarangan. Menurut
narasumber dari pihak Kelurahan Mulyoharjo, hal yang mendasari masyarakat di
RW 3 tersebut tidak melakukan buang air besar sesuai dengan tempatnya yaitu
karena kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar yang cenderung berada pada
range menengah ke bawah. Sebagian besar masyarakat tidak memiliki jamban
pribadi yang ada di dalam rumahnya. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor
pendorong pengusul untuk melakukan kegiatan Bedah Jamban di daerah tersebut
agar dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan masayarakat mengenai perilaku
tersebut. Harapannya agar masyarakat dapat meningkatkan motivasinya dan
kesadarannya untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan hasil wawancara tim PKM-M dengan pihak terkait, jamban
yang terdapat di sungai tersebut atau yang biasa mereka sebut dengan sebutan
“helikopter”, digunakan oleh hampir keseluruhan warga, termasuk anak berusia di
bawah 5 tahun, terutama digunakan oleh warga yang tidak memiliki jamban
pribadi di rumahnya. Menurut hasil wawancara dengan pihak Kelurahan
Mulyoharjo, ternyata sudah ada upaya untuk menangani kasus tersebut, yaitu
dengan cara pengedukasian oleh kader kesehatan kepada masyarakat tentang
bahaya melakukan BABS. Namun, ternyata kesadaran masyarakat masih kurang
tentang bahaya tersebut. Oleh karena itu, dengan adanya kerjasama antara tim
PKM-M, pihak Kelurahan Mulyoharjo, para kader, dan tokoh masyarakat
setempat, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menyadari, dan
mengubah perilaku buang air besar sesuai dengan tempat yang telah disediakan.
6

BAB III
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan PKM-M ini bekerjasama dengan pihak Kelurahan Mulyoharjo,
ketua RW 3, dan para kader di daerah setempat. Kerjasama dengan pihak
Kelurahan Mulyoharjo berupa perizinan untuk diadakannya kegiatan Bedah
Jamban. Setelah itu, pengusul akan melakukan perizinan kepada ketua RW 3
untuk dilaksanakannya program tersebut. Kemudian pengusul akan melakukan
kerjasama dengan para kader di daerah setempat. Kerjasama dengan kader di
daerah tersebut berupa kolaborasi penyusunan materi penyuluhan tentang
pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak melakukan buang air besar
sembarangan dan dampak yang ditimbulkan dari buang air besar sembarangan,
serta pendampingan kegiatan Bedah Jamban setelah rangkaian kegiatan PKM-M
selesai.

Tahap Persiapan
Persiapan kegiatan PKM-M meliputi persiapan eksternal dan
internal. Persiapan eksternal diantaranya yaitu perizinan pelaksanaan
kegiatan kepada pihak Kelurahan Mulyoharjo. Perizinan tersebut juga
meliputi penentuan sasaran atau target RW yang akan dilaksanakan kegiatan
Bedah Jamban. Setelah mendapatkan izin dari pihak kelurahan, kemudian
menemui key person dari sasaran, yaitu ketua RW 3 guna permohonan izin
untuk dilaksanakannya program Bedah Jamban di daerah tersebut. Selain
itu, pengusul juga akan melakukan pemilihan jadwal pelaksanaan kegiatan
Bedah Jamban yang tepat bagi warga dengan dibantu oleh pihak yang
terkait, serta penyebaran informasi kegiatan dan undangan. Sedangkan tahap
persiapan internal berupa penyatuan persepsi, peningkatan komitmen
terhadap pelaksaan PKM-M sampai selesai, pembagian tugas dan tanggung
jawab setiap anggota tim PKM-M, pendalaman materi bebas buang air
besar sembarangan. Seluruh tahap persiapan ini dilakukan dengan terus
berkonsultasi dengan dosen pendamping dan berkoordinasi dengan pihak
kelurahan.
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari pembentukan program
Bedah Jamban di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan berupa
penyuluhan dan pelatihan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Pembangunan jamban umum
Pelatihan Kader
Edukasi ke masyarakat Pemantauan perkembangan
Pembangunan jamban keluarga
7

Pembangunan Fasilitas Jamban Umum


Pembangunan fasilitas jamban umum dilaksanakan
terlebih dahulu sebelum rangkaian kegiatan Bedah Jamban tersebut
dimulai. Hal tersebut dikarenakan untuk pembangunan jamban
membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama dalam pembuatan
septic tank. Rencana pembangunan jamban umum dibangun pada 1
titik yang telah ditentukan di RW 3 dengan luas jamban umum yaitu
2 x 2 meter. Pembangunan jamban tersebut menggunakan bangunan
semi permanen jenis galvalum dan baja ringan. Rencana jenis
pengairan yang akan pengusul gunakan yaitu pompa air listrik.
Pembayaran listrik tersebut tentunya menggunakan uang iuran warga
yang telah dikoordinir oleh ketua RW 3. Jumlah pekerja yang
dikerahkan untuk membangun jamban umum di titik tersebut kurang
lebih 2 orang. Tentunya rangkaian acara di atas selalu akan tim
PKM-M lakukan pendampingan.
Setelah fasilitas jamban umum tersebut sudah jadi, lalu
pengusul akan menyerahkan kepada ketua RW untuk dibentuk piket
mingguan secara rutin 2 minggu sekali dalam rangka untuk
melakukan perawatan terhadap jamban umum tersebut. Dengan
adanya pembangunan fasilitas jamban umum di RW 3 Kelurahan
Mulyoharjo ini, diharapkan masyarakat di daerah tersebut dapat
memanfaatkan dan merawatnya dengan sebaik mungkin.
Pembangunan jamban umum di daerah tersebut juga dimanfaatkan
agar masyarakat tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan,
khususnya di sungai.
Pelatihan Kader dan Edukasi ke Masyarakat
Sub-tema yang diangkat pada saat melaksanakan
penyuluhan antara lain pola hidup bersih dan sehat, dampak
melakukan buang air besar sembarangan, pencegahan penyakit yang
ditimbulkan akibat buang air besar sembarangan, dan manfaat buang
air besar sesuai tempatnya. Adapun metode yang akan tim PKM-M
gunakan yaitu ceramah, tanya jawab, dan hiburan.
Pada hari pertama, tim PKM-M akan melakukan
kerjasama dengan kader dalam 1 kali pertemuan. Kerjasama dengan
kader di daerah tersebut berupa kolaborasi penyusunan materi
penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak
melakukan buang air besar sembarangan dan dampak yang
ditimbulkan dari buang air besar sembarangan.
Pada pertemuan berikutnya, dilaksanakannya kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat yang akan dilakukan oleh para kader
di daerah tersebut. Acara awal yang pengusul lakukan yaitu
memberikan pre-test mengenai perilaku buang air besar
8

sembarangan terhadap para warga di daerah tersebut. Pre-test yang


tim PKM-M berikan sebagai indikator keberhasilan tim PKM-M
dalam melaksanakan kegiatan Bedah Jamban. Hasil dari pre-test
tersebut kemudian akan tim PKM-M bandingkan dengan post-test
yang dilakukan setelah materi mengenai Stop BABS telah diberikan
oleh pembicara. Oleh karena itu, keberhasilan dari program ini dapat
dilihat. Disamping itu, pengusul melakukan pendampingan saat para
tokoh masyarakat dan para kader di daerah setempat melakukan
edukasi kepada masyarakat. Indikator keberhasilan ini apabila 90%
peserta mampu menjawab 90% pertanyaan benar dan terjadi
peningkatan pengetahuan.
Pembangunan WC Keluarga
Selain itu, tim PKM-M juga berinisiatif untuk memberikan
pembangunan jamban keluarga bagi salah satu warga yang selalu
rutin menggunakan dan memanfaatkan fasilitas jamban umum
tersebut dengan baik, mampu merawat fasilitas jamban umum
tersebut dengan baik, dan tidak lagi melakukan BABS di sungai. Hal
tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan motivasi masyarakat
dalam menggunakan dan merawat fasilitas jamban umum tersebut
secara maksimal. Pembangunan tersebut dilaksanakan setelah
adanya pemantauan perkembangan yang dilaksanakan selama
kurang lebih 2 bulan. Untuk kelancaran hal tersebut, tim PKM-M
meminta bantuan kepada salah satu warga RW 3 untuk melakukan
pemantauan masyarakat sekitar mengenai pemakaian dan perawatan
fasilitas jamban umum tersebut.
Tahap Evaluasi (Pemantauan Perkembangan)
Setelah serangkaian acara tersebut telah selesai, hal selanjutnya
yang dilakukan yaitu melakukan tahap pengecekan atau pemantauan
perkembangan kelanjutan dari pendirian fasilitas jamban umum tersebut.
Pemantauan perkembangan ini dilakukan selama 2 bulan ke depan. Pada
tahap ini, pengusul melakukan pemantauan kepada masyarakat setempat
dengan cara bekerjasama dengan salah satu masyarakat setempat yang mana
jarak rumahnya berdekatan dengan bangunan jamban umum tersebut guna
dilakukan pemantauan kepada masyarakat yang menggunakan jamban
umum tersebut sebaik mungkin. Pemantauan perkembangan ini digunakan
agar tim PKM-M dapat mengetahui sejauh mana warga dapat
memanfaatkan fasilitas tersebut dengan maksimal dan bagaimana antusias
warga dalam melakukan buang air besar tidak sembarangan lagi. Kegiatan
ini dikatakan berhasil apabila 90% masyarakat RW 3 mampu memanfaatkan
dan merawat fasilitas jamban umum tersebut digunakan secara maksimal.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Anggaran Biaya
NO Jenis Pengeluaran Biaya
1. Perlengkapan yang diperlukan Rp 10.521.000
2. Bahan habis pakai Rp 744.000
3. Perjalanan Rp 250.000
4. Lain – lain Rp 985.000
Jumlah Rp 12.500.000
Jadwal Kegiatan
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No. Kegiatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Perizinan ke
Kelurahan
1.
Mulyoharjo dan
Ketua RW 3
Pembangunan
2. fasilitas jamban
umum
Melakukan
3. pelatihan ke
kader
Melakukan
4. penyuluhan ke
masyarakat
Tahap evaluasi
5. (pemantauan
perkembangan)
Pembangunan
jamban keluarga
6.
bagi masyarakat
yang terpilih
10

DAFTAR PUSTAKA

Blakely, T., S. Hales, C. Kieft, N. Wilson and A. Woodward. 2004. Distribution


of Risk Factors by Poverty. In Comparative Quantification of Health
Risks: Global and Regional Burden of Disease Attribution to Selected
Major Risk Factors, Eds., Ezzati, M., A. D. Lopez & C. J. L. Murray
(Eds.),. World Health Organization, pp: 1943-2127.
COHRE, WaterAid, SDC and UN-HABITAT. 2008. Sanitation: A Human Rights
Imperative. Geneva : Centre on Housing Rights and Evictions.
Fewtrell, L., R.B. Kaufmann, D. Kay, W. Enanoria, L. Haller and J.M. Colford Jr.
2005. Water, Sanitation, and Hygiene Interventions to Reduce Diarrhoea
in Less Developed Countries: A Systematic Review and Meta-Analysis.
The Lancet Infectious Diseases, 5(1), 42-52.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Menuju 100% Akses Sanitasi Indonesia 2019.
http://www.depkes.go.id/article/print/16060100003/menuju-100-akses-
sanitasi-indonesia-2019.html, diakses tanggal 23 Oktober 2019
Lim, S.S., T. Vos, A.D. Flaxman, G. Danaei, K. Shibuya, H. Adair-Rohani, et al.
2012. A Comparative Risk Assessment of Burden of Disease and Injury
Attributable to 67 Risk Factors and Risk Factor Clusters in 21 Regions,
1990-2010: A systematic analysis for the Global Burden of Disease
Study 2010. The Lancet, 380(9859), 2224-2260.
Murwati. 2012. Faktor Host Dan Lingkungan Yang Mempengaruhi Perilaku
Buang Air Besar Sembarangan. [Tesis]. Semarang : Program
Pascasarjana Undip.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. PerMenKes No.3/MenKes/Per/2014
Prüss-Ustün, A., R. Bos, F. Gore and J. Bartram. 2008. Safer Water, Better
Health: Costs, Benefits and Sustainability of Interventions to Protect and
Promote Health. Geneva: World Health Organization.
Tarigan, Elisabeth, 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Keluarga Dalam Penggunaan Jamban Di Kota Kabanjahe Tahun 2007.
[Tesis]. Medan : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara.
UNICEF. 2017. Air, Sanitasi, dan Kebersihan
(WASH). https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-
kebersihan-wash, diakses tanggal 23 Oktober 2019
WHO/UNICEF. 2013. Progress on Sanitation and Drinking Water - 2013
Update. Geneva: World Health Organization.
WHO. 2009. Global Health Risks: Mortality and Burden of Disease Attributable
to Selected Major Risks. Geneva: World Health Organization.
11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Biodata Ketua Pelaksana

Biodata Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Shesa Ratna Suryaning Putri
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. NIM J410180037
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 18 Mei 2000
6. E-mail shesa.ratna18@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085325591545

B. Kegiatan Kemahasiswaan yang sedang/ pernah diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Tahun
Gerakan Mahasiswa Anggota Divisi Informasi
1 2018 – 2019
Peduli HIV/AIDS dan Komunikasi
Gerakan Mahasiswa Kepala Divisi Informasi
2 2019 – sekarang
Peduli HIV/AIDS dan Komunikasi

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi,


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada
Masyarakat.
Surakarta, 5 November 2019
Pengusul,

Shesa Ratna S.P


12

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Sarsa Shahila Dwinanda
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. NIM J410180020
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 28 Oktober 2000
6. E-mail sarsa_shahila@yahoo.com
7. Nomor Telepon/HP 087733551028

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


Status dalam
No. Jenis Kegiatan Tahun
Kegiatan
1
2

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi,


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada
Masyarakat.

Surakarta, 5 November 2019


Pengusul,

Sarsa Shahila D.
13

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Yuyun Bekti Yuliawati
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Ilmu Gizi
4. NIM J310170215
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 27 Juli 1999
6. E-mail yuyunbekti99@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 089692197735

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


Status dalam
No. Jenis Kegiatan Tahun
Kegiatan
Himpunan Mahasiswa
1 Program Studi Gizi Sekretaris Umum 2 2017 – 2018
FIK
UMS
Himpunan Mahasiswa
2 Program Studi Gizi Sekretaris Umum 1 2018 – 2019
FIK UMS

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi,


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada
Masyarakat.
Surakarta, 5 November 2019
Pengusul,

Yuyun Bekti Yuliawat


14

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama lengkap RA. Annisa Allifian Tiara Sardi
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. NIM J410180024
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 23 Agustus 2000
6. E-mail tiaratara00@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 089635241566

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


Status dalam
No. Jenis Kegiatan Tahun
Kegiatan
1
2

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi,


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada
Masyarakat.

Surakarta, 5 November 2019


Pengusul,

RA. Annisa Allifian T.S


15

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1. Nama lengkap Zhahra Syafilla
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. NIM J410190075
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pemalang, 9 Januari 2001
6. E-mail zhahrasyafilla@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 085225157247

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Tahun
Anggota Divisi
Gerakan Mahasiswa
1 Pengembangan Sumber 2019 – sekarang
Peduli HIV/AIDS
Daya Manusia
2

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi,


atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada
Masyarakat.

Surakarta, 5 November 2019


Pengusul,

Zhahra Syafilla
16

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas diri
1 Nama Lengkap Mitoriana Porusia S.KM, M.Sc
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program studi Kesehatan Masayrakat
4 NIDN 0610109101
5 Tempat Tanggal Lahir Pontianak, 10 Oktober 1991
6 E-mail Mp781@ums.ac.id
7 No Telepon/HP 085640166341

B. Riwayat pendidikan
Sarjana S-2 S-3
Nama Instansi Universitas University of -
Diponegoro Birmingham
Jurusan Kesehatan Public and Environment -
Masyarakat Health
Tahun Lulus 2009-2013 2015-2016 -

C. Rekam Jejak Tri Dharma


PT Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Pengantar Vektor dan Wajib 2 (1 teori & 1
Reservoir Penyakit praktek)
2 Tehnik Entomologi Wajib 3 (2 teori & 1
praktek)
3 Kesehatan Lingkungan Wajib 2
Pemukiman dan
Perkotaan

Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Tahun
Dana
1. The bait preference of American LPDP 2016
cockroach (Periplaneta
americana):
field and laboratory strains
2. Toxicity of Commercially Pribadi 2018
Available Body Soap on American
Cockroaches, Periplaneta americana
3.
17

Pengabdian Kepada Masyarakat


18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Harga
1. Perlengkapan yang diperlukan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)

Tandon 2 800.000 1.600.000


Gayung 2 5.000 10.000
Ember 2 24.500 49.000
Kran 2 45.000 90.000
Lampu 2 46.000 92.000
Pompa air listrik 2 900.000 1.800.000
Kloset duduk 2 500.000 1.000.000
Septic tank 2 1.500.000 3.000.000
Peralon 3 500.000 1.500.000
Keramik 3 60.000 180.000
Galvalum 3 200.000 600.000
Baja ringan 4 100.000 400.000
Pintu 2 100.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 10.521.000
Harga
2. Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
Semen 1 64.000 64.000
Pasir 1 300.000 300.000
Batako 1 180.000 180.000
Batu 1 200.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 744.000
Harga
3. Perjalanan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
Perjalanan ke Kelurahan
4 10.000 40.000
Mulyoharjo
Perjalanan ke RW 3 5 10.000 50.000
Uang Perjalanan untuk Pembicara 2 30.000 60.000
19

Perjalanan lainnya 5 20.000 100.000


SUB TOTAL (Rp) 250.000
Harga
4. Lain - Lain Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
Cetak Proposal 2 20.000 40.000
Surat undangan 150 500 75.000
Pamflet 150 5.000 750.000
Banner 4 30.000 120.000
SUB TOTAL (Rp) 985.000
TOTAL KESELURUHAN (Rp) 12.500.000
(Terbilang dua belas juta lima ratus ribu rupiah)
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


Program Alokasi Waktu
No. Nama/NIM Fakultas Uraian Tugas
Studi (jam/minggu)
Mengoordinir
dan bertanggung
jawab atas
berjalannya
PKM-M dengan
Shesa Ratna Kesehatan Ilmu pihak – pihak
1. 10 jam
Suryaning Putri Masyarakat Kesehatan terkait kegiatan
(Kampus,
Kelurahan
Mulyoharjo, dan
pihak yang
terkait lainnya)
Menyusun
serangkaian
acara yang
dilaksanakan
Sarsa Shahila Kesehatan Ilmu terkait
2. 10 jam
Dwinanda Masyarakat Kesehatan penyusunan
materi agar
dapat
tersampaikan
dengan baik
3. Yuyun Bekti Ilmu Gizi Ilmu 10 jam Menyusun
Yuliawati Kesehatan serangkaian
acara yang
dilaksanakan
terkait
penyusunan
materi agar
dapat
tersampaikan
dengan baik
Menyiapkan
perlengkapan
RA. Annisa administrasi
Kesehatan Ilmu
4. Allifian Tiara 10 jam PKM (proposal,
Masyarakat Kesehatan
Sardi surat menyurat,
mengelola
keuangan).
21

5. Zhahra Syafilla Kesehatan Ilmu 10 jam Menyiapkan


Masyarakat Kesehatan perlengkapan
administrasi
PKM (proposal,
surat menyurat,
mengelola
keuangan).
22

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


23

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra


24

Lampiran 6. Denah Lokasi Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai