Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERBANDINGAN SENYAWA KONVALEN DAN IONIK

Dinda Bectari
M1B120012

Asisten Laboratorium
1. Khairil Mar Ati (F1C117022)

Dosen Pengampu
1. Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D.
2. Restina Bemis, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
PERCOBAAN IX
PERBANDINGAN SENYAWA KONVALEN DAN IONIK

I. Tujuan Percobaan

1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.


2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi
senyawa secara langsung.
3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer.
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.

II. Landasan Teori


Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik
menarik antar partikel-partikel yang berikatan. Atom-atom yang sangat
elektroporitif dapat melepaskan satu atau dua elektron yang terdapat pada
kulit terluarnya dan atom unsure yang elektron negatif dapat menerima satu
atau dua elektron yang dilepaskan oleh atom unsur yang elektroporitif. Istilah
polar-polar kadang dipergunakan sebagai pengganti istilah elektronvalen.
Menurut lagmuri, senyawa yang terbentuk karena adanya serah terima
elektron pada atom-atom pembentuknya disebut senyawa elektrovalen atau
senyawa ionis dan ikatan pada senyawa tersebut dinamakan ikatan
elektrovalen atau ikatan ionis. Pada suhu kamar senyawa ionis terdapat dalam
bentuk kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion-ion positif dan ion-ion
negatif (Syarifuddin, 1994).
Perbedaan fisik yang paling mencolok antara senyawa konvalen ionik
terdapat pada titik leleh, kelarutan dan hantaran listriknya. Ketiga perbedan
ini umumnya disebabkan oleh kekuatan ikatan ionic yang lebih besar dari
pada ikatan konvalen. Senyawa ionik sebagian besar larut dalam air karena
molekul yang polar membentuk ikatan yang kuat dengan ion-ion. Bagian
negatif dri oksigen pada molekul air berinteraksi dengan anion. Sejalan dengan
bertanbahnya interaksi antara molekul air dengan ionnya dalam struktur
tingkat kristal semakin lemah dan akhirnya ion hidrat terlepas ke dalam
larutannya. Senyawa konvalen larutan dalam pelarut non polar, tetapi tidak
dalam air kecuali apabila membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa
organik mengandung oksigen dengan 4 atm karbon atau kurang biasanya
larut dalam air karena terbentuk ikatan hidrogen. Unsur karbon sngat unik,
karena adanya ikatan y berulangn dengan sesamanya, membentuk senyawa
berantai lurus atau lingkaran y stabil-n-heksana. C6H12 merupakan contoh-
contoh dari molekul rantai lurus dan lingkaran beranggotakan G atom C.

CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3

n-heksana satu senyawa rantai lurus.

Isomer adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi berbeda
struktur molekulnya (maksudnya padatan atom-atom dalam molekulnya)
denganikatan kimia (Jhon, 2009).
Ikatan kimia dapat dibagi menjadi kategori besar : ikatan ion dan
ikatan konvalen. Disebut terbentuk ikatan ion jika terjadinya perpindahan
elektron diantara ion, jika terjadinya perpindahan elektron diantara atom
untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-
menarik. Daya tarik menarik diantara ion-ion yang bermuatan berlawanan
merupakan suatu ikatan ion. Ikatan konvalen terbentuk dari terbaginya
(sharing) elektron diantara atom-atom. Dengan perkataan ini, daya tarik
menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antar elektron itu merupakan
suatu ikatan konvalen (Brady, 1999).
Ikatan ion adalah ikatan ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
terjadi ikatan karena partikel yang muatannya berlawanan sling tarik menarik.
Ion positif dan negatif dapat terbentuk bila terjadi serah terima elektron antara
atom. Atom yang melepas elektron akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang
terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk
molekul raksasa dan akan mempunyai sifat tertentu. Sifat-sifat itu diantara
lain adalah kebanyakan menunjukan titik leleh tinggi, pada umumnya
senyawa ion larut dalam pelarut polar (seperti air dan amoniak). Senyawa ion
berwujud padat tidak menghantaarkan listrik, karena ion positif dan negatif
terikat kuat satu sama lain. Akan tetapi senyawa cairan ion akan
manghantarkan listrik bila dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air karena
terionisasi. Karena kuatnya ikatan antara ion positif dan negatif, maka
senyawa ion berupa padatan dan berbentuk kristal. Permukaan kristal itu
tidak mudah digores atau digeser. Selain dari sifat-sifat yang disebutkan
diatas, senyawa ion juga memiliki sifat hamper tidak terbakar (Wilbraham,
1992).
Ikatan ionik terbentuk karena adanya perpindahan elektron antara
sebuah atom logam dengan sebuah atom. Dalam perpindahan ini ataom
menjadi logam ion yang bermuatan positif (kation) dan bukan menjadi ion
bermuatan negatif (Petrucci, 1987)
Ikatan konvalen adalah ikatan yang terjadi antara dua ataom dengan
pemakaian bersama sepasang elektron atau lebih. Ikatan konvalen dapat
terjadi antara atom yang sama dengan atom yang berbeda. Sifat-sifat senyawa
konvalen antara lain kebanyakan titik leleh rendah, larut dalam pelarut non
polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, pada suhu
kamar berbentuk cairan atau gas, mudah terbakar dan banyak yang berbau
(Syukri, 1999).
Isomer adalah beberapa molekul dengan rumus molekul yang sama
tetapi berbeda struktur molekulnya (maksudnya, penataan atom-atom
molekulnya berbeda). Keisomeran umumnya terdapat pada senyawa karbon
tetapi tidak ada senyawa konvalen lainnya maupun senyawa ionik. Perbedaan
sifat fisis dan kimia senya isomer akan bersifat sama (Brady, 2003).
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya,
ikatan konvalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan kuat, sedangkan
ikatan hidrogen dan ikatan van der walls dianggap sebagai ikatan lemah
(Jhon, 2009).
Ikatan kovalen sendiri terbentuk karena atom-atom yang berikatan
(secara kimia) memiliki elektronegativitas yang sama/hampir sama dan jika
berinteraksi akan terjadi pemakaian elektron secara bersama-sama oleh atom-
atom yang berikatan. Bentuk dalam ikatan kovalen tak terkecuali hidrocarbon,
unsur-unsur penyusunnya merupakan unsur-unsur non logam. Tapi ada juga
beberapa ikatan kovalen yang tidak sepenuhnya bersifat kovalen, dimana
ikatan ini memiliki sifat ionic karena memiliki beda elektronegativitas yang
tinggi; contoh adalah HCl. Ikatan ini biasa disebut ikatan kovalen polar. Ikatan
pada bensin (senyawa bensin) merupakan ikatan kovalen non polar. Dimana
ciri-ciri dari ikatan kovalen non-polar adalah : bentuk molekul yang terjadi
simetris, beda keelektronegatifan antar atom yang berikatan sangat kecil dan
mendekati nol, tidak terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom pusat.
Memiliki titik didih yang rendah sehingga secara fisika mudah berubah bentuk
tapi secara kimia ikatannya tidak putus, Sebagian besar senyawa ini mudah
menguap. Senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus
listrik. Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak mengandung ion-ion sehingga
posisi molekulnya tidak berubah (stabil). Kebanyakan senyawa kovalen tidak
dapat melarut dalam air, tetapi mudah melarut dalam pelarut organik. Pelarut
organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah, alkohol,
dan aseton, sehingga dapat disimpulkan sementara diketahui bahwa bensin
tidak terpengaruh oleh listrik dan karena tidak mengandung ion (Pranoto,
2013).
III. Prosedur percobaan
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Thermometer 100
- Gelas piala 100 mL
- Gelas piala 150 mL
- Erlenmeyer 150 mL
- Batang pengaduk
- Spatula
- Kaca arloji

b. Bahan
- Akuades
- n-heksan
- Sikloheksan
- n-dekana
- o-diklorobenzen
- p-diklorobenzen
- n-butil alkohol
- t-butil alkoho
- Naftalen
- C10H8
- p-dikorobenzen
- C6H4Cl2
- NaCl
- KI
- MgSO4
- (CH3)2CHOH
III.2 Skema kerja
1. Perbandingan Titik Leleh
a. Senyawa – senyawa kovalen

naftalen, C10H8, p-diklorobenzena, C6H4C12.

Siapkan tabung kapiler


Dimasukkan serbuk dari senyawa tersebut
Ditekankan ujung yang terbuka dari kapiler
Dibalikkan kapiler
Diketuk perlahan – lahan hingga turun ke dasar kapiler
(3 mm)
Diikatkan pipa kapiler pada termometer dengan karet
gelang
Disejajarkan ujung pipa kapiler dengan ujung air raksa
thermometer
Dipanaskan penangas air hingga Hg naik sekitar
10°C/menit sambil diaduk-aduk
Diamati dan dicatat suhu mulai meleleh
Dibandingkan dengan titik leleh senyawa dari handbook

Hasil

b. Senyawa Ionik

Senyawa Ionik

Digunakan senyawa ionik berupa NaCl (garam dapur),


kalium iodida, KI (aditif dalam garam dapur), dan
MgSO4 (obat pencahar)
Digunakan handbook
Dicatat titik lelehnya

Hasil
2. Perbandingan Kelarutan

alkohol, (CH3)2CHOH, dan lima senyawa

Disediakan enam tabung reaksi

Diisi masing – masing keenam senyawa kira – kira 0,5 g

Dimasukkan 1 ml air

Diaduk dan diamati

Diulangi percobaan dengan menggunakan karbon


tetraklorida sebagai pelarut

Digunakan tabung reaksi kering

Diaduk dan diamati

Hasil

3. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)

n-heksana, sikloheksana, n-dekana dan minyak bumi

Dibandingkan sifat fisis (kenampakan dan bau) senyawa


n-nheksana dan sikloheksana

Dibandingkan kekentalan n-heksana, n-dekana dan


minyak bumi

Dengan diteteskan masing-masing senyawa


menggunakan pipet tetes.

Hasil
4. Isomer

o-diklorobenzena, p-diklobenzena,

n-butil alkohol dan t-butil alkohol

Dibandingkan dan dicatat bau dan wujud


Ditetaskan senyawahingga tidak lebih dari 15 tetes ke
dalam masing-masing tabung reaksi yang mengandung
1 ml air
Digoyangkan tabung reaksi hingga larut
Dicatat berapa jumlah alkohol yang telah diteteskan
saat larutan keruh
Dibandingkan sifat kimia n-butil alkohol dengan t-butil
alcohol
Dimasukkan 1 ml n-butil alkohol dan t-butil alcohol
kedalam dua tabung reaksi kering yang terpisah
Ditambahkan sepotong kecil logam natrium
Diamati dan dicatat laju pembentukan gelembung
hydrogen
Dituangkan alkohol dan natrium yang tidak bereaksi ke
dalam gelas piala yang sudah disediakan
Dicatat bau dietil eter dan bandingkanlah dengan bau
alcohol
Diteteskan eter pada sudip dan bakar dengan jalan
mendekatinya menggunakan n-butil alkohol dan t-butil
alkohol.
Diamati sifat kimianya

Hasil
VI. Hasil dan Pembahasan
Dari praktikum yang telah dikalukan pada percobaan perbandingan
senyawa kovalen dan ionic didapatkan hasil untuk masing-masing percobaan,
mulai dari perbandingan titik leleh, perbandingan kelarutan, senyawa karbon
berantai lurus dan lingkar (cincin) dan isomer. Hasil tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

4.1 Hasil
A. Perbandingan titik leleh
a. Senyawa Kovalen

Senyawa Kovalen Titik Leleh °C Titik Leleh Pustaka °C

Naftalen, C10H8 70°C – 81 °C 79 °C – 81 °C

p- Dikloro benzene - 52 °C – 54 °C

C6H4Cl

b. Senyawa Ionik

Senyawa Ionik Titik Leleh Pustaka °C

Garam dapur, NaCl 801°C- 804 °C

KI 681 °C

MgSO4 1124 °C

B. Perbandingan Kelarutan

Senyawa Kovalen Kelarutan

Isopropil alcohol, Air Tetraklorida Karbon


(CH3)2CHOH

C18H8 X -
C6HCl2

NaCl X -

KI X -

MgSO4 X -

Naftalein - X

C. Senyawa Karbon berantai lurus dan lingkar (Cincin)

Senyawa Warna Bau

n-heksana Tidak bewarna Tiner (alcohol)

sikloheksana Tidak bewarna Tinta pena (alcohol)

Senyawa Warna Bau

n-heksana Tidak bewarna Tiner (alcohol)

n-dekana Tidak bewarna alcohol

Minyak bumi kuning Minyak tanah

D. Isomer

Senyawa Warna Bau

O-dikloro benzene - -

F-dikloro benzene - -

n-butil alkohol Tidak bewarna Sangat menyengat

t-butil alkohol Tidak bewarna Menyengat

Sifat kelarutan

Senyawa Kejenuhan larutan


n-butil alcohol Jenuh

t-butil alcohol Tidak jenuh

Sifat kimia

Senyawa Laju pembentukan gelembung (jumlah


gelembung/detik)

n-butil alcohol Penyebaran api lambat, api padam lambat.

t-butil alcohol Penyebaran api cepat,api padam cepat

Senyawa Bau Kecepatan


tertukar

Dietil eter Seperti kopi hitam Cepat terbakar,


lama padam

n- butil alcohol Seperti bau spidol Lambat terbakar,


lama padam.

t-butil alcohol Seperti bau spidol Cepat terbakar dan


cepat padam.

4.2 Pembahasan
A. Perbandingan Titik Leleh
Pada perbandingan titik leleh mengujikan 5 bahan uji. 2 bahan uji dari
senyawa kovalen dan 3 bahan uji dari senyawa ionic. Bahan ujinya yakni : Naftalen
(C10H8), p-Dikloro benzene (C6H4Cl), Garam dapur (NaCl), KI, MgSO4.
a. Senyawa Konvalen
Titik leleh adalah temperature dimana zat padat berubah wujud menjadi zat
cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu
ketika fase padat dan cair sama-sama dalam keadaan setimbang. Perubahan
tekanan tidak mempengaruhi titik leleh suatu zat mengalami perubahan yang
berarti.
Daya tarik vanderwalls yang ada diantar molekul senyawa konvalen jauh
lemah dibandingkan dalam senyawa ion, karena itu hanya sedikit energi (kalor
lebih rendah) yang diperlukan oleh molekul dari senyawa konvalen untuk merusak
keadaan padatnya yang teratur dan berubah menjadi keadaan cair yang lebih acak.
Dengan kata lain, senyawa konvalen meleleh pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan ion. Polimer berstruktur molekul tinggi (plastic, protein, pati) yang
mengandung ikatan konvalen. Tentunya memiliki titik lebih tinggi yang sangat
tinggi tetai kenyataanya terurai menjadi molekul yang lebih kecil jauh sebelum titik
didih tercapai. Kelarutan dari senyawa konvalen dalam air adalah sifat lain yang
dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Suatu senyawa yang dapat membentuk ikatan
dengan air cendrung untuk dapat lebih larut dalam air. Hanya sedikit senyawa
konvalen yang larut dalam air.

b. Senyawa ionik
Senyawa ionik dakam bnetuk padat tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena ion positif dan negatif terikat kuat satu sama lain. Akan tetapi, satu dalam
wujud cairan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik karena terionisasi.
Berdasarkan buku referensi, titik leleh urea sebesar 37-62°C, 37-51°C, 37-59°C
titik leleh naftalena sebesar 37-53°C, 37-44°C, 37-46°C.
Berdasarkan percobaan suhu pada saat urea mulai mendidih yaitu
sebesar 66°C dan suhu urea mulai meleleh sempurna yaitu sebesar 85°C. Dari saat
urea mulai meleleh sampai urea melelh sempurna disebut dengan kisaran titik
leleh sebesar 66-85°C. Seadangkan suhu naftalena sebesar saat mulai leleh sebesar
67°C. Untuk senyawa ion tidak dapat dilakukan karena titik leleh senyawa ion
sanggat tinggi, Hal ini disebabkan ikatan antar molekulnya sangat kuat, sehingga
perlu energi yang besar untuk dapat merenggangkan kerapatan molekulnya.
Dari perbandingan senyawa konvalen dan senyawa ion ini terlihat bahwa
senyawa konvalen mempunyai titik leleh yang lebih rendah dibandingkan senyawa
ion. Oleh karena itu, hanya diperlukan sedikit energi oleh molekul atau senyawa
konvalen untuk merusak keadaan padatnya yang tertaur dan berubah menjadi
keadaan cair yang lebih acak. Dengan kata lain senyawa konvalen meleleh pada
suhu yang lebih rendah dibandingkan senyawa ion.

B. Perbandingan Kelarutan
Pada percobaan ini selain untuk mengetahui kelarutanya. Dalam hal ini kita
menggunakan dua macam pelarut yaitu air yang memiliki sifat polar dan pelarut
CCl4 yang merupakan pelarut non polar.
Secara umum dan dilihat dari literaturnya senyawa konvalen larut dalam
non polar seperti senyawa naftalena, sedangkan senyawa ion pada umumnya larut
dalam pelarut polar (seperti air dan ammonia) karena sebagian molekul pelarut
menghadapkan kutub negatifnya ke ion positif dan sebagian lagi menghadapkan
kutub positifnya ke ion negatif. Akhirnya ion-ion terpisah satu sama lain.
Pada senyawa naftalen tidak larut dalam air, sedangkan pada senyawa
NaCl, Kl dan MgSO4 larut dalam air. Pada umumnya senyawa konvalen yang
ditambah dengan air tidak larut, sedangkan apabila ditambah dengan CCl 4
merupakan pelarut non polar, senyawa tersebut akan larut.
Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar
karena dipolarnya tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam CCl 4 sebagai
pelarut non polar dan sedikit yang larut dalam air. Pada senyawa ini kami hanya
menggunakan senyawa isopropildikohol, C10H8 dan M9SO4. Isopropil alcohol dan
M9SO4 larut dalam air. Sedangkan senyawa C10H8 tidak larut dalam pelarut air
karena pelarut air bersifat polar sedangkan senyawa C10H8 bersifat nonpolar.
Pada percobaan yang menggunakan pelarut karbon tetraklorida M9SO4
tidak larut dalam karbon tetraklorida, sedangkan isopropil alcohol dan C10H8 larut
dalam tetraklorida. Namun berdasarkan literature pada air (CH3)2 CHOH, NaCl, KI
dan M9SO4 larut, dan pada karbon tetrakliroda (CH3)2 CHOH, C10H8, propanol
larut.

C. Senyawa Karbon berantai lurus dan lingkaran (cicin)


Berikut disajikan table perbedaan antara heksana dan sikloheksana.
No Faktor Pembeda n-heksana sikloheksana
1 Golongan Termasuk alkana Termasuk alkana rantai
(hidrokarbon alitatif, rantai melingkar (hidrokarbon,
lurus, dan bercabang) siklik, rantai tertutup dan
bercabang)
2 Titik Didih (650 – 700) C Di atas (2000 – 3000) C

3 Reaksi Kimia Dapat bereaksi dengan Br2 Dapat bereaksi dengan Br2,
membentuk sikloheksana membentuk 1,2
dibromosikloheksana
4 Struktur molekul Berupa gas ikatan Berupa ikatan yang
terbentuk kursi
5 Jumlah Isomer Ada 5 : n-heksana, 2-metil Ada 3 : heksana, 2 metil
pentana, 3 metil pentana, siklopentana, 3 metil
2.2 dimetil butana siklopentana

6 Fungsi Umumnya sebagai pelarut Umumnya digunakan untuk


organic yang baik bagi mengidentifikasi senyawa
senyawa kovalen dalam reaksi adhesi

D. Isomer
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus
strukturnya berbeda. Pada praktikum kali ini, kita dapat mengetahui sifat fisik dan
sifat kimia, yakni sebagai berikut :
Sifat fisik :
- Warna jernih
- Bau khas obat bius (obat anestesi)
- Memiliki titik didih yang tinggi
- Dapat menyebabkan kulit terasa dingin (reaksi endoterm)
- Alcohol suhu rendah, wujudnya cair dan dapat larut dalam air
- Alcohol suhu tinggi, semakin sukar larut dalam air, titik didih semakin
tinggi

Sifat kimia :
- Bersifat polar
- Memiliki ikatan hydrogen
- Bersifat netral
- Mudah menguap
- Mudah terbakar (oksidasi)
- Pada umumnya larut dalam air, dan
- Alcohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida, lalu aldehida dapat
dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat, dan
Contoh :
CH3 – CH2 – CH2 – OH (1 propanol)
CH3 – CH2 – C – H (propanol)
CH3 – CH2 – C – OH (asam propanoat)
- Dapat bereaksi dengan Na

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Senyawa kovalen merupakan suatu snyawa yang bisa terbentuk dari dua
maupun lebih unsur non-logam misalnya seperti hidrogen dan karbon.
2. Senyawa ionik adalah senyawa yang partikelnya berupa ion. Salah satu
contohnhya adalah kalium klorida (gabungan ion K+ dan Cl-) yang
merupakan senyawa ionik.
3. Terdapat dua jenis senyawa kovalen yaitu senyawa kovalen nonpolar dan
senyawa kovalen polar.
4. Senyawa ionik dapat berada dalam fasa padat, cair, dan gas.
5. Beberapa perbedaan antara senyawa kovalen dan senyawa ionik seperti
kemudahan menguap (volatile), daya hantar listrik, dan kelarutan.

5.2 Saran

Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan sebaiknya mengetahui atau


mempelajari apa saja perbedaan dari senyawa kovalen dan ionik karen untuk
memperlancar kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, E. J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binaputra


Aksara.

Brady, E. J. 2003. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 1. Jakarta : Binaputra
Aksara.

Jhon. 2009. Reaksi dan Ikatan Kimia. Jakarta : Erlangga.

Petrucci, Ralph. H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Syarifuddin, N. 1994. Ikatan Kimia. Bandung : Gadjah Mada University Press.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung : ITB

Wilbraham. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB

Aji Pranoto. 2013. “ Analisis pemasangan alat ionisasi sebagai upaya mengurangi
konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang pada sepada motor”. Jurnal
ReTII. Vol.8(2) : 175-180
LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktek :
1.Apa sebabnya air disebut molekul polar? Jelaskan dwikutub air berdasarkan
bentuk molekulnya!
Jawaban:
Karena air dapat melarutkan senyawa ionik, air membentuk ikatan yang kuat
dengan ion-ion.

2.Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen!


Jawaban:
Senyawa ionik = mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi, pada suhu kamar
berwujud padat, dalam keadaan murni bersifat konduktor, larutan dalam pelarut
polar, dan terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.

Senyawa kovalen = mempunyai titik didih dan titik leleh rendah, mempunyai tiga
wujud (padat, cair, dan gas), dalam keadaan murni bersifat isolator, larutan dalam
pelarut nonpolar, dan terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.

3. Gambarkan struktur isomer dari C3H6Cl2 ( gambarkan setiap ikatan denan


garis). Apakah setiap isomer mempunyai jumlah dan ikatan yang sama? berapa
umlahnya?
Jawaban : Jumlah Isomer C3H6Cl2 ada 4 isomer.

 CH3 CH2 CH Cl , 1,1- dikhloro propana

Cl
 CH3 C Cl CH3 , 2,2- dikhloro propana
Cl

 CH3 CH CL CH CL , 1,2- dikhloro propana

 CH2 CL CH2 CH2 Cl 1,3- dikhloro propana

4.Di antara senyawa-senyawa berikut ini : MgCl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3,
HCl, tentukan mana yang senyawa ionik dan mana senyawa kovalen?
Jawaban :
ionik : MgCl2 dan Li2O
kovalen : C4H10, SO3, C3H8, PCl3, dan HCl

5.Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8 (setiap ikatan digambarkan
dengan garis)!
Jawaban :
CH3 C CH2 CH3

Evaluasi :
1.Mana yang lebih tinggi titik didihnya kalsium, klorida, CaCl2, asetil klorida ?
jelaskan !
Jawaban :
Yang lebih tinggi adalah CaCl2, Hal ini karena CaCl2 adalah senyawa ionik dimana
antara ikatan molekul kuat. Sedangkan pada senyawa asetil klorida, senyawa
kovalen memiliki gaya vanderwall yang lemah dan menyebabkan ikatan antar
molekul demikian lemah pula.

2.Mengapa naftalena tidak larut dalam air ?


Jawaban :
Karena nafalena senyawa kovalen nonpolar, sedangkan air adalah senyawa-
senyawa polar yaitu air hanya dapat melarutkan senyawa polar saja.

3.Mengapa senyawaionik tidak larut dalam heksana?


Jawaban :
Senyawa ionik seperti HCl, KI, dan MgSO4 tidak larut dalam heksana karena
perbedaan keelektronegatifan sangat besar. Pada heksana daya kepoalrannya lebih
kecil dari senyawa ionik karena hekasana adalah kovalen non polar sehingga
senyawa-senyawa ion akan mengendap.

4.Dieter sedikit larut dalam air, jelaskan peranan air dalam pelarutan eter !
Jawaban :
Dieter sedikit larut dalam air karena daya polarisasinya kecil dari air, tidak ada
ikatan hidrogen, air sukar melarutkan dietil eter karena daya polarisasinyakecil
dan kurang reaktif.

5.Gambarkan 2 isomer eter dan dietil !


Jawaban :
1.CH3-CH2-O-CH2-CH2

2.CH3 -O-CH2-CH2-CH3

3.CH3-O-CH-CH2
CH3

Anda mungkin juga menyukai