Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Definisi, sejarah etika akademik dan Urgensi Etika Akademik


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Etika Akademik


Dosen Pengampu : Ibu Suaidah, ME

Disusun Oleh :
Kelompok 2 :

Syauqi Mahdi Nst (0502332200)

Ahmad Faujan Tanjung (0502232050)


Aliful Chairi Nst (0502232119)

AKS KELAS 1B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana atas segala rahmat dan hidayah-Nya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya . Shalawat serta salam tak lupa pula
kita ucapkan kepada kepada junjungan kita baginda Nabi besar Muhammad SAW, semoga
kita semua termasuk kepada umatnya yang mendapat syafa’at beliau di yaumil mahsyar
kelak. Aamiin ya rabbal aalamiin.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr. Elida Elfi Barus, SE, MA selaku
dosen mata kuliah Hadis. Besar harapan kami agar makalah ini dapat menjadi sumber
informasi dan wawasan bagi para pembacanya.
Kami yakin masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam maklah ini, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I ........................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Pengertian Etika Akademik .............................................................. 3
B. Sejarah Etika Akademik ................................................................. 10
C. Urgensi Etika Akademik ................................................................ 12
BAB III ...................................................................................................... 18
PENUTUP .................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial
berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Pembentukan etika
melalui proses filsafat sehingga etika merupakan bagian dari filsafat. Sedangkan etika akademik
adalah nilai-nilai luhur yang wajib ditaati insan akademik dalam berpikir, berperilaku, bersikap,
bertindak, baik sebagai seorang intelektual. Jadi sudah seharusnya kita sebagai seorang mahasiswa
dapat memahami dan dapat menerapkan bagaimana seharusnya seorang mahasiswa bersikap atau
beretika.

Apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan etika yang seharusnya terlebih kita adalah
seorang mahasiswa dimana etika atau adab merupakan hal yang sangat penting. Dalam islam
semua hal yang kita lakukan memiliki aturan atau adab termasuk saat berdiskusi, berinteraksi
sesama manusia dan masih banyak lagi.

Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan
pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun
bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa
dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi
mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang
buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam
lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak
mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga bermunculanlah mahasiswa-
mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan
dan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi
obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi
dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian
dianggap hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan makna

1
dari etika. Perlu Anda ketahui bahwa realita banyaknya bermunculan para koruptor di Indonesia
disebabkan oleh seseorang yang tidak memahami arti kata dari iman dan etika. Banyak orang yang
beranggapan dan meyakini para koruptor yang ada sekarang adalah seorang yang dahulunya
terbiasa melakukan tindakan menyontek di saat ujian tanpa merasa bersalah, lebih tepatnya
mencontek memiliki makna yang sama dengan kecurangan. Jadi menyontek diibaratkan dengan
korupsi mengambil hak seseorang tanpa izin dan meraih sesuatu tanpa memikirkan apakah cara
yang digunakannya benar atau salah dan ini semua berhubungan dengan etika.

Apabila mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika di dalam


pembentukan karakter-karakter seorang penerus bangsa dan negara, akankah bangsa Indonesia
untuk di masa yang akan datang di isi oleh penerus-penerus bangsa yang berakhlakul karimah atau
beretika.

B. Rumusan Masalah

Apa itu Etika Akademik?


Bagaimana Sejarah Etika Akademik?
Bagaimana Urgensi etika Akademik bagi sitivas di Perguruan tinggi?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Agar kita dapat mengetahui Definisi secara bahasa dan istilah Etika Akademik.
2. Agar kita dapat mengetahui Sejarah Etika Akademik.
3. Agar kita dapat mengetahui Urgensi dan betapa pentingnya Etika akademik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Akademik

Sudah sering kali kita mendengar istilah etika, etis, dan moral baik di ruang kuliah, maupun
di tempat-tempat umum. Sering kali istilah etika dan moral dipertukarkan dan digunakan secara
serampangan. Ketidakjelasan makna etika dan moral ini membuat perbincangan kita tentang etika
akademik menjadi kabur. Atas dasar itulah, di awal diskusi ini kedua istilah tersebut etika dan
moral dan bentukannya seperti etiket, amoral, immoral perlu dijemihkan kembali. Etika berasal
dari Bahasa Yunani Kuno ethos. Dalam bentuk tunggal kata tersebut mempunyai banyak arti,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha)
artinya adalah adat kebiasaan. Arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya istilah
"Etika" yang oleh filosof Yunani besar Aristoteles (384-322 SM) sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral.

Dalam kamus bahasa Inggris, etika (ethic) mengandung empat pengertian. Pertama, etika
adalah prinsip tingkah laku yang benar atau baik atau kumpulan dari prinsip-prinsip itu. Kedua,
etika, merupakan sistem prinsip-prinsip atau nilai-nilai moral. Ketiga, dalam kata-kata "ethics"
(yaitu "ethic" dengan tambahan "s" tapi dalam penggunaan mufrad (singular), diarti- kan sebagai
kajian tentang hakikat umum moral dan pilihan- pilihan khusus moral. Kempat, "ethics" (yaitu
"ethic" dengan. tambahan "s" dalam penggunaan mufrad (tunggal) dan jamak (plural), ialah
ketentuan-ketentuan atau ukuran-ukuran yang mengatur tingkah laku para anggota suatu profesi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti:

1). Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2). Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3). Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

3
K. Bertens dalam bukunya yang berjudul Etika memilih arti yang ketiga sebagai pengertian
etika yang paling substansial. Menurutnya etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Jika disebut
"etika suku indian", Etika Protestan (ingat bukunya Max Weber, The Protestant Ethic and The
Spirit Of Capitalism), Etika Islam, maka maksudnya bukan ilmu, melainkan dalam pengertian
sebagai nilai mengenai benar salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat. Sampai
disini etika dapat juga disebut sebagai sistem nilai yang dapat berfungsi dalam hidup manusia
perorangan maupun sosial.

Disamping itu etika dapat diartikan sebagai kode etik yang merupakan kumpulan asas atau
nilai moral. Seperti, kode etik dokter, kode etik pers, kode etik pengacara, kode etik dosen dan
lain-lain. Bisa juga etika sebagai ilmu tentang baik dan buruk, etika disini sama artinya dengan
filsafat moral. Adapun moral yang berasal dari bahasa latin mos (jamak- nya mores) secara
etimologis bermakna adat kebiasaan. Jika didefinisikan, moral adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau satu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Dalam batasan ini pengertian moral sama dengan etika dalam pengertian ketiga.s Adalagi
ungkapan amoral. Kamus Concise Oxford Dictio- nary menerangkan kata amoral sebagai, "tidak
berhubungan dengan konteks moral" atau "di luar suasana moral (non moral)". Sedangkan immoral
bertentangan dengan moralitas yang baik atau "secara moral buruk" Kata yang sering
dipertukarkan dengan etika adalah etiket. Etiket secara sederhana berarti sopan santun, atau
menyangkut cara suatu perbuatan dilakukan dalam suatu pergaulan. Jadi etiket lebih menyangkut
perbuatan lahiriah. Sebagai contoh, ketika makan bersama, etiket melarang makan dengan tangan
kiri atau ribut. Namun apabila kita makan sendirian di tempat yang tak ada satu orangpun bersama
kita, tegasnya tidak ada orang yang menyaksikan maka dalam suasana tersebut etiket tidak berlaku.

Di muka telah dijelaskan, ada persamaan antara etika dan moral. Namun keduanya dapat
di bedakan. Amin Abdullah yang menulis desertasi, The idea of universality of ethical Norms In
Ghazali and Kant, menyebut moral adalah aturan-aturan normatif (dalam Islam disebut dengan
akhlak) yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu yang terbatas oleh ruang dan waktu.
Penerapan tata nilai moral dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat tertentu menjadi kajian
antropologi sedangkan etika adalah bidang garap filsafat. Realitas moral dalam kehidupan

4
masyarakat yang terjemihkan lewat studi kritis (critical studies) adalah wilayah yang dibidangi
etika. Jadi studi kritis terhadap moralitas menjadi wilayah etika, sehingga moral tidak lain adalah
objek material dari etika. Dalam pengertian sederhana moral adalah seperangkat tata nilai yang
sudah jadi dan siap pakai sedangkan etika mempertanyakan secara kritis rumusan-rumusan baik-
buruk yang telah mengkristal dalam kehidupan sosial, untuk selanjutnya dirumuskan kembali.
Tegasnya, jika moral lebih condong kepada pengertian "nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan
manusia itu sendiri", maka etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan baik dan buruk (ethics atau 'ilm al-akhlaq)
dan moral (akhlak) adalah praktiknya. 1

Etika akademik adalah nilai-nilai luhur yang harus dijunjung tinggi oleh setiap sivitas
akademika dalam berpikir, berpendapat, dan berperilaku yang benar memenuhi syarat dan
kewajiban ilmiah dalam suatu lembaga pendidikan seperti universitas. Etika akademik didasarkan
pada nilai-nilai agama, kepercayaan, praktik, adat istiadat, prinsip kesusilaan dan standar moral
dan etika Etika akademik dapat dinyatakan sebagai aturan yang menunjukkan perilaku yang baik
atau buruknya diri seseorang ketika berinteraksi dalam kegiatan yang berkaitan dengan hidang
studinya, maka harus diterapkan etika akademik yang meliputi hak, tanggung jawab dan etika
pimpinan fakultas, dosen dan mahasiswa. Kepatuhan terhadap etika akademik bertujuan untuk
menciptakan suasana akademik yang positif mempromosikan sesuai dengan visi dan misi
perguruan tinggi dan bantuan untuk meningkatkan pengembangan dan peningkatan kualitas
lembaga pendidikan tinggi kualitas hasil belajar secara berkelanjutan. Ketika kita melihat etika
akademik, berarti kita sedang mempelajari masalah perilaku manusia yang baik dan buruk serta
benar dan salah. Penyimpangan atau pelanggaran tidak lagi disebabkan oleh faktor ekestemal,
melainkan oleh kesalahpahaman terhadap etika dan moralitas yang mendasari perilaku manusia.

Istilah akademi berasal dari bahasa Yunani Άκαδημία atau Akadēmeia yang berarti tempat
atau taman umum. Kata Academia pertama kali digunakan oleh filsuf Yunani, Plato, pada tahun
385 saat ia membuka sekolah filsafat dengan nama Academia. Lalu, di era modern, masyarakat
Perancis mengadopsi kata Academia menjadi Académie yang juga merupakan kata serapan dari

1
Azhari. 2022. ETIKA AKADEMIK. Medan: FEBI UINSU PRESS
5
bahasa Yunani Achademie atau Akadēmeia. Mulai saat itu, penggunaan kata academia semakin
luas dan berfokus pada suatu tempat untuk melaksanakan kegiatan atau proses transfer
pengetahuan. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akademi memiliki
dua arti. Pertama, akademi merupakan lembaga pendidikan tinggi dengan jenjang kurang lebih 3
tahun lamanya, yang memiliki tujuan untuk mendidik tenaga-tenaga profesional di bidang yang
diambilnya. Lalu, yang kedua, akademi merupakan perkumpulan orang-orang terkenal yang
dianggap arif dan bijaksana untuk memajukan ilmu pengetahuan, kesusastraan atau tata bahasa.

Adapun proses silang atau transfer pengetahuan dalam lingkungan akademi disebut dengan
akademis. Istilah ini merujuk pada sifat-sifat pengajaran ilmiah, seperti pengajaran ilmu
pengetahuan, teori dengan tanpa arti praktis langsung. Selain akademis, proses pengajaran juga
2
kadang disebut dengan akademik. Hal ini merujuk pada sifat akademis di lembaga akademi.

Etika akademik adalah seperangkat nilai dan prinsip moral yang berkaitan dengan benar
dan salah dalam konteks peran dan tugas akademik. Hal ini mencakup berbagai aspek seperti
kepribadian yang khas dalam bidang tertentu, kepatuhan hukum, larangan terhadap plagiarisme,
kebebasan akademik, serta kebijakan terhadap pelecehan

Beberapa poin penting terkait etika akademik :


1. Kepatuhan Hukum: Setiap anggota civitas akademika wajib mematuhi peraturan yang berlaku,
termasuk undang-undang yang mengatur bidang akademik.

2. Plagiarisme: Dilarang keras dalam lingkungan akademik. Baik dosen maupun mahasiswa harus
menjaga agar karya ilmiah mereka bebas dari plagiarisme.

3. Kebebasan Akademik: Mahasiswa diberikan kebebasan dalam menentukan judul, masalah, dan
pembahasan tugas perkuliahan, namun tetap diatur oleh rambu- rambu tertentu.

2
Adinda. 2022. Pengertian Etika: Macam- Macam Etika & Manfaat Etika. Diakses pada 17
Agustus 2022. https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

6
4. Kebijakan Terhadap Pelecehan: Larangan terhadap segala bentuk pelecehan, baik seksual
maupun lainnya, dalam lingkungan akademik.

A. Manfaat dan Tujuan Etika Akademik


Etika akademik menjadi landasan penting dalam menjaga integritas dan kualitas dunia
pendidikan serta menegakkan standar moral yang tinggi di lingkungan akademik. Etika akademik
memiliki manfaat dan tujuan yang penting dalam dunia pendidikan. Berikut adalah beberapa poin
yang menjelaskan manfaat dan tujuan etika akademik :

 Membentuk Citra Mahasiswa yang Unggul: Etika akademik membantu membentuk


citra mahasiswa sebagai individu yang berkarakter, intelek, dan unggul.

 Menjadi Agen Perubahan dengan Integritas: Etika akademik membantu mahasiswa


menjadi agen perubahan yang memiliki integritas.

 Menjadi Anggota Civitas Akademika yang Berdisiplin: Etika akademik membantu


dalam membentuk citra mahasiswa sebagai anggota civitas akademika yang
berdisiplin dan peduli terhadap kesehatan diri serta lingkungan.

 Membentuk Manusia Beradab Mulia: Etika akademik bertujuan untuk membentuk


manusia beradab mulia.

 Mengarahkan Perkembangan Menuju Keharmonisan: Tujuan etika adalah untuk


mengarahkan perkembangan warga menuju suasana yang serasi, tertib, teratur,
damai, dan sejahtera.

 Mendorong Sikap Kritis dan Rasional: Etika akademik mendorong orang untuk
bersikap kritis dan rasional dalam pengambilan keputusan secara otonom.

7
 Memberikan Orientasi pada Kehidupan Manusia: Etika memberikan orientasi pada
kehidupan manusia, membantu mereka memiliki kedalaman sikap, kemandirian,
serta tanggung jawab terhadap hidupnya.

 Menciptakan Nilai Moral yang Baik: Studi etika bertujuan untuk membentuk nilai
moral yang baik, menjadi modal utama moralitas dalam kehidupan masyarakat.

Dengan memahami dan menerapkan etika akademik, mahasiswa dan akademisi dapat
menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis, menjunjung tinggi integritas, serta
menghasilkan individu yang berkualitas baik secara intelektual maupun moral. Etika akademik
menjadi landasan penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan bermartabat.
Etika Akademik dapat berupa etika dalam berperilaku, berkomunikasi dan beriteraksi dsb.
B. Contoh Etika Akademik yang Harus Dimiliki oleh Mahasiswa
Etika akademik merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam
lingkungan perkuliahan. Berikut adalah beberapa contoh etika yang harus dimiliki oleh
mahasiswa.

1. Berpakaian Rapi dan Sopan: Mahasiswa diharapkan untuk berpakaian rapi dan sopan sebagai
simbol bahwa mereka adalah kaum terpelajar. Hal ini mencerminkan pola pikir dan sikap yang
baik.

2. Menunjukkan Sikap dan Perilaku Sopan: Etika antar siswa meliputi sikap saling menghargai,
bersopan santun dalam pergaulan, serta saling membantu.

3. Menggunakan Kebebasan Akademik dengan Bertanggung Jawab: Mahasiswa diharapkan


menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu
sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik

4. Menjunjung Tinggi Kejujuran Ilmiah : Mahasiswa diharapkan menaati kaidah keilmuan yang
berlaku, seperti menghindari tindakan menyontek, plagiat, atau tindakan tercela lainnya. Kejujuran
ilmiah menjadi prinsip penting dalam lingkungan akademik.

8
5. Berperilaku Sopan dan Santun Mahasiswa ditampilkan berperilaku sopan dan santun dalam
bergaul di lingkungan kampus dan masyarakat umum sebagai wujud dari kedewasaan dalam
berpikir dan bertindak.

6. Berfikir Kritis dan Rasional: Mahasiswa diharapkan mampu berfikir kritis, rasional, dan ilmiah
dalam menerima ilmu pengetahuan baru serta memiliki prinsip yang jelas dalam berpendirian.

7. Membangun Karakter Beretika : Etika yang diterapkan pada siswa tidak hanya mempengaruhi
dirinya sendiri tetapi juga lingkungan sekitar. Dengan membangun karakter beretika, siswa dapat
menjadi bagian dari pembangunan negara yang lebih maju dan beradah.

Etika akademik merupakan landasan penting bagi mahasiswa untuk menjalani kehidupan
perkuliahan dengan baik, mencerminkan integritas, tanggung jawab, dan sikap yang baik dalam
interaksi dengan orang lain di lingkungan akademik.
C. Adapun Contoh Etika Akademik Dosen
Etika akademik merupakan prinsip-prinsip moral dan perilaku yang harus dijunjung tinggi
oleh dosen dalam menjalankan tugas akademiknya. Berikut adalah beberapa poin penting terkait
etika akademik dosen :

1. Kepatuhan Hukum: Setiap elemen civitas akademika wajib mematuhi seluruh peraturan yang
berlaku, termasuk undang-undang kepegawaian, undang-undang guru dan dosen, serta undang-
undang pidana.

2. Plagiarisme: Dilarang keras melakukan plagiat. Dosen dan mahasiswa harus menjamin
lingkungan akademis bebas dari plagiat dalam penulisan tugas perkuliahan dan tesis.

3. Kebebasan Akademik: Dosen memberikan kebebasan akademik kepada mahasiswa dalam


proses belajar, termasuk menentukan judul, masalah, dan pembahasan tugas perkuliahan.
Sementara itu, staf pengajar juga memiliki kebebasan akademik yang luas.

9
4. Kebijakan Terhadap Pelecehan: Dilarang melakukan segala bentuk pelecehan, baik seksual
maupun lainnya. Lingkungan kerja harus bebas dari diskriminasi.

5. Santun dan Menghormati: Dosen harus bersikap santun terhadap teman sejawat, membangun
kreativitas, menghormati hak dan kebebasan akademik antar dosen, serta tidak melupakan
penelitian dan peneliti terdahulu.

6. Tata Pakaian: Pakaian dosen harus disesuaikan dengan peran yang diemban serta mencerminkan
citra profesional dan modern.

7. Kode Etik Terhadap Diri Sendiri: Dosen harus mengatur segala pikiran dan tindakan dengan
baik, menjaga hubungan harmonis dengan sesama dosen, serta bekerja sama dalam melaksanakan
Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Etika akademik dosen merupakan landasan penting dalam menjaga integritas,


profesionalisme, dan kualitas pendidikan di lingkungan akademik.

B. Sejarah Etika Akademik

Bertens (2007) menyatakan kata etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
ethos yang berarti sifat, watak kebiasan, karakter, tempat yang biasa, padang mmput, kebiasaan,
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir (Wantoro et al., 2021), (Munandar & Assuja,
2021)(Oktaviani, 2021), (Permatasari, 2019). Dalam bentuk jamak ta etha yang berarti adat
kebiasaan (Phelia, Pramita, Susanto, et al., 2021) (Novita & Husna, 2020a) (Yusuf, 2021) (Ribhan
& Yusuf, 2016) (Anggarini, Putri, et al., 2021). Inilah yang mendasari latar belakang terbentuknya
istilah etika yang digunakan filsuf Yunani Aristoteles (384-322SM), Sutarsih (2009) menyatakan
secara filosofis, konsepsi etika mempakan cabang filsafat yang membahas nilai dan norma, moral
yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok
(Banjarsari & Tanggamus, 2022), (Febrian & Ahluwalia, 2020). (Phelia et al., 2021) Sedangkan,
Soemowinoto (2010) menyatakan secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik
dan buruk atau kata. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa etika

10
merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata
cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat (Putri, 2021), (Endah
Wulantina et al., 2019), (Ismatullah & Adrian, 2021), (Budiman et al., 2021).

Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain,
yang dibuat dalam bentuk kaidah, aturan atau norma yang di sebarluaskan, dikenal, dipaharni, dan
diajarkan secara lisan dalam masyarakat (ANGGARINI & PERMATASARI, 2020) (Lina &
Permatasari, 2020) (Kiswardhani & Ayu, 2021) (Larasasati & Natasya, 2017) (Permatasari, n.d.).
Kaidah, norma atau aturan ini pada dasamya, menyangkut baik dan buruk, benar dan salah perilaku
manusia sehingga manusia menggunakan akal dan hati nuraninya untuk mencapai tujuan hidup
yang diharapkan dengan baik dan benar (Nabila et al., 2021). (Aguss & Yuliandra, 2021). (Ulinuha
& Widodo, 2018), (Octavia et al., 2020).

Etika dapat dipaharni sebagai ajaran yang lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam teori nilai
mengenal lima kategori baik buruk, yaitu baik sekali, baik, netral buruk dan buruk sekali. Nilai
ditentukan oleh Tuhan. karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya
(Defia Riski Anggarini, 2020) (Permatasari & Anggarini, 2020) (Jayadi et al., 2021) (Ahluwalia
et al., 2021). Dengan demikian, etika berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
buruk atau baik (Patmawati, 2016), (Dan, 2021), Dengan kata lain, etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada
masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
lain. Begitu juga dengan munculnya Etika akademik yang muncul karena kebiasaan dan tata cara
dalam lingkungan akademik yang baik. Etika muncul sebagai konsep penilaian sifat kebenaran
atau kebaikan dari tindakan sosial berdasarkan tradisi yang dimiliki oleh individu. Permasalahan
etika seringkali muncul karena kegiatan yang berhubungan dengan legalitas atau belum diatur
dalam hukum yang ada. Isu-isu etika telah menjadi perhatian masyarakat sebelum teknologi
informasi hadir, tetapi teknologi informasi telah mempertinggi perhatian terhadap etika, memberi
tekanan pada pengaturan sosial yang ada, dan membuat hukum yang sudah ada menjadi kuno atau

11
tidak sepenuhnya berlaku.3

Etika juga berkaitan erat dengan budaya, di mana nilai kebenaran etika harus disesuaikan
dengan kebudayaan karena sifatnya yang tidak absolut dan memiliki standar moral . Etika diartikan
sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan apa yang benar dan salah, dan merupakan
bidang normatif yang menentukan dan menyarankan apa yang seharusnya dilakukan atau dihindari
Etika dan budaya saling terkait dalam membentuk lingkungan masyarakat yang aman dan nyaman,
di mana penilaian terhadap budaya dan etika selalu diukur berdasarkan baik atau tidaknya.

Dalam konteks sosial, etika memiliki peran penting dalam menjaga hubungan
antarmanusia. Etika sosial memberikan norma tentang bagaimana bertindak dengan tepat dalam
pergaulan sosial, sementara etiket bersifat relatif dan berlaku ketika ada orang lain. Hak asasi
manusia juga menjadi bagian penting dalam ranah etika sosial, melindungi setiap individu dari
penggunaan kekerasan oleh orang lain serta menjamin kebebasan pribadi seperti kebebasan
berbicara atau hidup secara damai. Dengan demikian, etika akademik muncul sebagai landasan
moral yang mengatur perilaku setiap sitivas akademik di perguruan tinggi. 4

C. Urgensi Etika Akademik

Etika merupakan dasar dari pembentukan karakter seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa
yang berkarakter juga memiliki etika yang baik. Mahasiswa harus menerapkan etika dengan baik
seperti ber-komunikasi dan menghormati dosen sebagai pendidik.

Dalam kitab ta’limul mu­ta’alim, kitab kuning yang membahas tentang hubungan murid
dan guru, pernah dise-butkan, seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan
ilmunya tidak ber-manfaat, jika tidak menghor-mati ilmu itu sendiri, ahli ilmu, dan menghormati
kemuliaan gurunya. Ali bin Abi Thalib mengumpamakan seorang mu-rid itu sebagai hamba sahaya

3
Fazqi Nanda Fahira (2022) SEJARAH PERKEMBANGAN DAN LANDASAN ETIKA. 2(10),
5-14
4
Bella Manoban. 2023. Akademi Adalah: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya. Di akses pada 04
April 2023. https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/akademi-adalah

12
orang yang telah mengajarinya walau satu huruf. Orang yang mengajarinya bisa menjualnya
maupun memerdekakannya atau tetap menjadi hambanya.

Sebagai mahasiswa, beretika tak hanya menghormati guru, namun dalam etika akademik.
Ada prinsip-prinsip dasar yang menjadi pegangan menjalani kehidupan di kampus. Setiap
perguruan tinggi memiliki kode etik yang tidak boleh dilanggar. Seseorang akan tercela sebagai
civitas ak-ademik apabila dia melakukan hal tersebut. Tanggungjawab ilmiah ci-vitas akademik
seperti berfikir berlandaskan kebenaran, ra-sional, objektif dan kritis serta enam sikap akademik
terma-suk dalam etika akademik. Hal tersebut menjadi acuan bagi mahasiswa untuk beretika di
dalam kehidupan akademik. Penyimpangan dari etika ak-ademik bisa berdampak ke-pada
masyarakat luas. Ketika seorang akademisi mempub-likasikan penelitiannya yang tidak obyektif,
bisa menjadi dampak negatif bagi mas yarakat. Oleh karena itu, mahasiswa seharusnya mampu
beretika dalam kehidupan akademik, baik sikap dan tanggungjawab ilmiah, maupun menghormati
dosen sebagai pendidik. Karena dengan beretika yang baik mampu menciptakan sumber daya
manusia yang baik.

Dunia perguruan tinggi adalah dunia ilmiah. Ilmu digali dan dikembangkan di perguruan
tinggi. Oleh karena itu tri dharma perguruan tinggi adalah sesuatu yang senantiasa harus menjadi
landasan sebagai tugas pokoknya. Di dalam pengembangan keilmuan di perguruan tinggi harus
berpedoman kepada etika akademik. Seorang warga kampus harus berpegang teguh dengan prinsip
itu, sehingga tidak terjadi penggadaian prinsip-prinsip ilmiah, diantaranya seperti kejujuran,
obyektivitas, rasionalitas, terbuka, dan berpegang teguh kepada nilai- nilai ilmiah.5

Etika adalah pembahasan tentang baik dan buruk. Apa yang seharusnya dan selayaknya
dilakukan dan apa pula yang tidak, Lillie menggolongkan etika sebagai ilmu pengetahuan normatif
yang bertugas memberikan pertimbangan perilaku manusia dalam masyarakat apakah baik atau
buruk (Zubair, 1995: 16).. Jika itu dikaitkan dengan akademik, maka berkenaan dengan sikap peri-
laku warga kampus terhadap apa yang harus dilakukan dan apa pula yang tidak. Ada prinsip-
prinsip dasar yang menjadi pegangan mereka di dalam menjalankan perannya di kampus. Dunia

5
ABDURRACHMAN. 2012. URGENSI ETIKA BISNIS ISLAM. 02 februari 2012. https://rohman-
utm.blogspot.com/2012/02/urgensi-etika-bisnis-islam.html?m=0

13
akademik adalah dunia yang memiliki kekhasan. yang di dalamnya ada aturan-aturan main yang
tidak boleh dilanggar. Seseorang akan tercela sebagai warga kampus apabila dia melakukan hal
tersebut.

Secara umum kaedah etik dan moral berlaku bagi siapa saja dan di mana saja tanpa melihat
profesinya seperti mencuri, merampok, serta korupsi di mana saja dan profesi apa saja perbuatan
itu tetap tercela. Selain dari itu ada hal-hal khusus yang berlaku di lingkungan profesi tertentu yang
apabila seseorang melakukannya sangat tercela. Misalnya di dunia perguruan tinggi seorang dosen
plagiator dikatakan sangat tidak beretika.

Oleh karena persoalan etika ini amat urgen di perguruan tinggi, maka biasa sebuah
perguruan tinggi itu membentuk sebuah badan yang bertugas mem- bahas dan mengkaji tentang
etika warganya, mungkin disebut namanya dengan "Dewan Kehormatan etika Akademik".

Tak hanya mahasiswa tapi juga dosen. Di pandang dari sudut hakikat manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi baik dan buruk, maka sangat wajarlah bila ada
aturan- aturan etik yang menjadi landasan di mana sesorang itu bertugas. Karena itulah muncul
berbagai etika profesi. Etika profesi kedokteran, etika profesi hakim, dan lain-lain. Urgensinya
etika itu bagi manusia adalah didasari atas bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai
kelebihan dan keistimewaan dari makhluk lainnya. Keistimewaan itu terletak pada berbagai
kelebihan yang dimiliki manusia baik dari segi potensi lahir maupun bathin manusia. Dari kedua
potensi itu lahir berbagai produk peradaban manusia. Peradaban manusia itu pada dasarnya adalah
meningkatkan derajat dan posisi manusia di dunia ini. Pening- katan derajat manusia itu tidak lepas
dari apabila mereka berpegang kepada kaedah-kaedah etik, moral, atau akhlak. Di pandang dari
sudut bahwa manusia itu adalah makhluk sosial, maka agar terjadi keharmonisan hidup manusia
di dunia ini ada aturan yang dipatuhi yang menyangkut tentang nilai (value) yaitu tentang baik dan
buruk. Berbicara tentang baik dan buruk maka hal itu adalah bidang etika. 6

6
Rifqy. 2016. Pentingnya Etika ketika Menjadi Mahasiswa. Di akses pada Sabtu 3 September
2016.
https://lpmperspektif.com/2016/09/03/pentingnya-etika-ketika-menjadi-mahasiswa/

14
A. Pentingnya Etika Akademik bagi kalangan Akademis
Akademisi adalah orang yang berpendidikan dengan tingkat pemikiran tinggi yang
berperan sebagai agent of change untuk membawa bangsa Indonesia menjadi acuan bagi negara
lain karena kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya adalah mahasiswa. Selain
memiliki kecerdasan dalam berpikir juga diperlukan etika pada diri seorang mahasiswa. Etika tidak
hanya berlaku bagi mahasiswa saja, tetapi juga kepada semua orang karena berkaitan dengan nilai-
nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok untuk mengatur
perilaku (K. Bartens 2005). Dengan kata lain, etika memberikan penegasan mengenai bagaimana
cara bersikap seseorang terhadap aturan yang berlaku sehingga mendapatkan perspektif positif.

Etika memiliki keterkaitan yang sangat kuat di lingkup akademisi sehingga muncul istilah.
etika akademik. Etika akademik adalah nilai atau aturan tertentu yang meliputi hak dan kewajiban
mahasiswa, dosen, dekan, dan civitas academica lain yang berlaku pada institusi pendidikan
dengan tujuan menciptakan keharmonisan, ketertiban, dan kelancaran pada segala aspek yang
berkaitan dengan para akademisi. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan pihak satu
dengan pihak yang lain. Beberapa bentuk pelanggaran etika akademik antara lain menyontek,
pemalsuan, diskriminasi, perjokian, penyuapan, dan plagiarisme. Salah satu bentuk pelanggaran
yang sering terjadi di perkuliahan, yaitu plagiarisme.

Secara etimologi, plagiarisme berasal dari bahasa inggris, yaitu plagiarism yang berarti
pencurian karya tulis. Dengan kata lain, plagiarisme adalah suatu pencurian terhadap karya
seseorang dengan menyebarluaskan kembali kepada publik tanpa mencamtumkan sumbernya dan
menjadikan seolah-olah karya tersebut murni pemikiran sendiri. Plagiarisme disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya ialah penulis malas untuk berpikir nalar terhadap suatu topik
sehingga mengambil pemikiran dari karya orang lain secara instan. Plagiarisme inilah yang
menyebabkan adanya penilaian yang tidak sesuai, pengurangan nilai integritas akademik,
lunturnya moral, menurunnya kepercayaan diri, dan lain sebagainya.

Plagiarisme merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak cipta, yaitu hak spesial yang
muncul secara otomatis setelah seseorang menciptakan karya atau objek dalam bentuk nyata.
Menurut UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa hak cipta mengatur
kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan karya sastra yang dituangkan dalam
bentuk khas dan diberikan pada ide, prosedur, metode atau konsep yang telah dituangkan dalam

15
wujud tetap. Perlindungan terhadap hak cipta ini dimaksudkan untuk tumbuh berkembangnya di
bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Berdasarkan lingkupnya, hak cipta dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu ciptaan yang dilindungi dan ciptaan yang tidak diberi hak cipta. Sebagaimana yang
tertuang pada pasal 1 ayat (1) UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta yang melindungi suatu
ciptaan seperti buku, pamflet, fotografi, sinematografi, dan lain sebagainya. Sedangkan, contoh
dari ciptaan yang tidak diberi hak cipta seperti hasil rapat terbuka lembaga negara, putusan
pengadilan, dan keputusan badan arbitrase.

Pesatnya digitalisasi di zaman modern seperti sekarang ini, memberikan kemudahan bagi
manusia dalam mengakses informasi. Salah satunya membantu akademisi yang sering terlibat.
dalam ruang diskusi ilmu pengetahuan. Hal ini memiliki tujuan untuk menyebarluaskan ilmu
sehingga bermanfaat bagi banyak orang. Kondisi ini menjadi potensi meningkatnya kualitas
pendidikan di Indonesia sehingga dapat mencetak generasi agent of change seperti yang
diharapkan sebelumnya. Akan tetapi, kemudahan dalam mengakses informasi tersebut sering
disalahgunakan oleh sebagian orang, bahkan seorang yang memiliki jabatan dan peran penting di
lingkungan akademisi juga turut terlibat dalam praktik penyalahgunaan digitalisasi, seperti
plagiarisme. Terdapat beberapa alasan yang mendorong hal tersebut dapat terjadi, yaitu
pemahaman yang kurang terhadap suatu topik, beban kerja berlebih, adanya tekanan dari
lingkungan sekitar, dan lain sebagainya. Semua ini disebabkan pada suatu hal yang mendasar,
yaitu minimnya kesadaran, kejujuran, dan tanggung jawab dalam mengemban amanah yang
diberikan. Oleh karena itu, sebagai seorang akademisi sudah seharusnya memperhatikan etika
akademik guna menjaga kualitas integritas pendidikan di Indonesia sehingga akan tercipta suasana
akademik yang kondusif dan tentunya ilmu yang disebarluaskan akan menjadi berkah dan
bermanfaat bagi orang lain.

Di dalam etika akademik, ada hakikat yang perlu diperhatikan, di mana sikap seorang
akademisi dalam kegiatan ilmiah dilakukan secara jujur, tanggung jawab, rendah hati, berkeadilan,
memiliki kemandirian dan keberanian moral. Sifat-sifat tersebut harus melekat pada diri seorang
akademisi sehingga membuatnya dapat dipercaya oleh publik baik dari segi perkataan maupun
perbuatan. Bentuk kejujuran ini akan tampak menjadi suatu kebenaran setelah adanya pembuktian
karya yang disajikan dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai keabsahannya. Tentunya, hal
ini membutuhkan tekad dan ketulusan dari seorang akademisi untuk menghindari adanya

16
kecurangan akademik. Hanya orang bermoral dan memiliki kepribadian mandirilah yang dapat
melakukan hal tersebut sehingga dapat dikatakan dengan sebenar-benarnya orang yang berjiwa
akademisi. 7

Hingga saat ini, plagiarisme masih menjadi salah satu kecurangan akademik yang telah
menyebar luas dan masih banyak orang yang melakukannya dengan sengaja maupun tidak sengaja
secara berulang-ulang. Sangat tidak etis jika seorang akademisi yang terpelajar dan memiliki peran
mulia dalam pengajaran ilmu pengetahuan tetapi melanggar etika akademik itu sendiri.
Kecurangan tersebut tentu akan menghambat perkembangan kualitas pribadi seseorang dan
dikhawatirkan sebagai pengajar pendidikan akan mencetak generasi yang tidak berintegritas
sebagaimana pengajar tersebut. Jika hal itu terjadi, maka akan sulit untuk mencapai apa yang
dicita-citakan bangsa sesuai yang tertera dalam pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, diperlukan perhatian khusus
dan adanya upaya dari semua pihak dalam memberantas adanya plagiarism. Karena secara tidak
langsung, hal ini berkaitan dengan keadaan bangsa Indonesia kedepannya. Untuk menanggulangi
plagiarisme dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara melakukan
parafrasa. Parafrasa merupakan upaya untuk mengangkat intisari suatu kalimat dan menuliskan
kembali dalam bentuk kalimat yang baru. Selain itu, memberikan dua tanda kutip jika mengambil
secara langsung satu kalimat dengan menyertakan sumbernya. Untuk memastikan apakah kita
telah terhindar dari plagiarisme dapat menggunakan software seperti Turnitin. Wcopyfind, vyper.
dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk memeriksa kebenaran penulisan daftar Pustaka dapat
menggunakan software seperti Zotero, Mendeley, dan EndNote.

Oleh karena itu, hendaknya selalu memperhatikan adanya etika akademik untuk
menumbuhkan kesadaran kita dalam bersikap. Sehingga kita menjadi pribadi yang lebih peka dan
bijak dalam betindak dan mengambil keputusan. Dengan demikian, integritas pendidikan akan
semakin berkualitas dan masa depan cerah untuk Indonesia ke depan. 8

7
Bella Manoban. 2023. Akademi Adalah: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya. Di akses pada 04
April 2023. https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/akademi-adalah
8
Kholila Wati' Dr Ira Suryani M.Si² Nurazizah Siregar³ Fatinadelyaputri Rahma Maulidarambe
Nada Syivasalsabila Raja Siregar' (2023) DAMPAK PELANGGARAN ETIKA AKADEMIK.
Jurnal pendidikan, 1(2), 3-6

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika akademik merupakan norma dan aturan yang membimbing dan mengarahkan tingkah
laku akademik yang harus ditaati oleh seluruh sivitas akademika. Dalam konteks akademik, etika
akademik melibatkan perilaku yang baik dan benar, seperti kepatuhan hukum, plagiarism,
kebebasan akademik, dan kebijakan terhadap pelecehan. Para akademisi harus mengingat dan
didasarkan pada ciri-ciri masyarakat ilmiah dalam menggeluti bidang keilmuannya. Etika
akademik juga meliputi pelanggaran seperti plagiat dan kecurangan, yang harus dihindari oleh para
akademisi. Akademisi adalah orang yang berpendidikan dengan tingkat pemikiran tinggi yang
berperan sebagai agent of change untuk membawa bangsa Indonesia menjadi acuan bagi negara
lain karena kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satunya adalah mahasiswa. Selain
memiliki kecerdasan dalam berpikir juga diperlukan etika pada diri seorang mahasiswa. Etika tidak
hanya berlaku bagi mahasiswa saja, tetapi juga kepada semua orang karena berkaitan dengan nilai-
nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok untuk mengatur
perilaku. Dengan kata lain, etika memberikan penegasan mengenai bagaimana cara bersikap
seseorang terhadap aturan yang berlaku sehingga mendapatkan perspektif positif.

Etika memiliki keterkaitan yang sangat kuat di lingkup akademisi sehingga muncul istilah.
etika akademik. Etika akademik adalah nilai atau aturan tertentu yang meliputi hak dan kewajiban
mahasiswa, dosen, dekan, dan civitas academica lain yang berlaku pada institusi pendidikan
dengan tujuan menciptakan keharmonisan, ketertiban, dan kelancaran pada segala aspek yang
berkaitan dengan para akademisi. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan pihak satu
dengan pihak yang lain. Oleh karena itu, hendaknya selalu memperhatikan adanya etika akademik
untuk menumbuhkan kesadaran kita dalam bersikap. Sehingga kita menjadi pribadi yang lebih
peka dan bijak dalam betindak dan mengambil keputusan. Dengan demikian, integritas pendidikan
akan semakin berkualitas dan masa depan cerah untuk Indonesia ke depan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adinda. 2022. Pengertian Etika: Macam- Macam Etika & Manfaat Etika. Diakses pada 17 Agustus
2022. https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

Azhari. 2022. ETIKA AKADEMIK. Medan: FEBI UINSU PRESS

ABDURRACHMAN. 2012. URGENSI ETIKA BISNIS ISLAM. 02 februari 2012.


https://rohman-utm.blogspot.com/2012/02/urgensi-etika-bisnis-islam.html?m=0

Bella Manoban. 2023. Akademi Adalah: Pengertian, Sejarah, dan Fungsinya. Di akses pada 04
April 2023. https://www.idntimes.com/life/education/seo-intern/akademi-adalah

Rifqy. 2016. Pentingnya Etika ketika Menjadi Mahasiswa. Di akses pada Sabtu 3 September 2016.
https://lpmperspektif.com/2016/09/03/pentingnya-etika-ketika-menjadi-mahasiswa/

Kholila Wati' Dr Ira Suryani M.Si² Nurazizah Siregar³ Fatinadelyaputri Rahma Maulidarambe
Nada Syivasalsabila Raja Siregar' (2023) DAMPAK PELANGGARAN ETIKA AKADEMIK.
Jurnal pendidikan, 1(2), 3-6

Fazqi Nanda Fahira (2022) SEJARAH PERKEMBANGAN DAN LANDASAN ETIKA. 2(10),
5-14

19

Anda mungkin juga menyukai