Anda di halaman 1dari 1

Soal:

Peraturan Pemerintah sebagai turunan Pasal 4 ayat 2 UU PPh terkait objek PPh Final.

Jawab:
Penghasilan dikenai PPh Final yg menjadi Objek Pemotongan:
1. Uang Pesangon dan Tebusan Pensiun Sekaligus (PP Nomor 68 Tahun 2009);
2. Dividen (PP Nomor 19 Tahun 2009);
3. Deposito (PP Nomor 131 Tahun 2000);
4. Sewa tanah dan bangunan (PP Nomor 34 Tahun 2017);
5. Jasa Kontruksi (PP Nomor 51 Tahun 2008 stdd PP Nomor 40 Tahun 2009);
6. Bunga Obligasi dan Diskonto Obligasi seperti diatur dalam (PP Nomor 16 Tahun 2009
stdd PP Nomor 100 Tahun 2013);
7. Penjualan Saham di Bursa (PP Nomor 41 Tahun 1994 stdtd PP Nomor 14 Tahun
1997);
8. Bunga simpanan koperasi (PP Nomor 15 Tahun 2009);
9. Usaha Pelayaran dan Penerbangan Luar Negeri (KMK Nomor: 417/KMK.04/1996);
10. Usahaan Pelayaran Dalam Negeri (KMK Nomor: 416/KMK.04/1996).

No. 4, 9 dan 10, jika pemberi penghasilan bukan pemotong, maka PPh Final disetor sendiri.
No. 5 bila nilai kontrak lebih besar dari pemotongannya, selisih PPh Final disetor sendiri
oleh kontraktor.

Penghasilan dikenai PPh Final yg Disetor Sendiri:

1. Pengalihan Tanah dan Bangunan (PP Nomor 34 Tahun 2016);


2. Keuntungan Revaluasi Aktiva Tetap (PMK-79/PMK.03/2009 jo. PER-12/PJ/2009 stdd
PMK-191/PMK.010/2015 jo. PER-37/PJ/2015);
3. Pengenaan PPh atas Penghasilan WP yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (PP
Nomor 23 Tahun 2018 jo. PMK-99/PMK.03/2018 jo. jo. S-421/PJ.03/2018)
4. Harta Bersih terkait tax amnesty/kurang diungkap dalam surat pernyataan/tidak
diungkap dalam SPT Tahunan (PP No. 36 Tahun 2017).

Anda mungkin juga menyukai